Nicko kembali melirik ponselnya saat mendapati email dari Russell. Josephine yang tengah bersandar di dada bidang sang suami pun terpaksa bangun dan membiarkan suaminya fokus pada benda pipih di tangannya.
"Tuan Muda, saya sudah mengatur pertemuan Anda dengan Tuan Archie Harrison selaku direktur sekaligus pemilik dari TVC. Beliau saat ini sedang berada di kantornya," tulis Russell.Garis lengkung pun terkembang di wajah Nicko saat mendapat pesan dari Russell. Ia cukup puas dengan kerja pengawalnya.Tak perlu Nicko tahu bagaimana Russell melakukan semua permintaannya, termasuk mengatur pertemuan dengan seseorang yang ia inginkan. Nicko hanya mau tahu semua beres."Baik, kita akan bertemu di kantor mereka saja," balas Nicko.Pemuda bertinggi diatas 180cm itu pun memandang ke arah istrinya yang memandangnya dengan perasaan tidak rela. Sepertinya Jo sudah tahu tentang apa yang akan terjadi."Apa kau mau pergi?Kedua petugas keamanan itu tertawa setelah menendang bagian belakang mobil Nicko dengan keras. Lagi-lagi pemuda yang berpura-pura tak berharta ini harus mengalami penolakan yang kesekian kali karena penampilannya."Hei gembel! Apa kau tahu gedung apa ini?" tanya salah seorang petugas sambil mengayun-ayunkan tongkatnya ke arah Nicko.Pemuda bertubuh tinggi ini hanya diam dan tak menanggapi mereka. Ia justru sibuk memeriksa mobilnya yang habis ditendang."Syukurlah mobilku baik-baik saja," gumamnya sambil menepuk-nepuk bagian belakang mobil yang selalu setia menemaninya kemanapun.Apa yang dilakukan oleh Nicko jelas memancing emosi kemanan yang tengah bertugas. Mereka menganggap tamu gembel mereka tengah mencari masalah disini."Hei apa kau tuli? Aku sedang bicara denganmu gembel busuk!" teriak salah seorang petugas yang sudah terpancing emosinya.Lagi-lagi Nicko bergeming dan nekad melangkah melewati mereka
Hup!Ponsel yang terlepas dari genggaman itu pun berhasil ditangkap oleh tangan kiri Nicko hingga tak perlu membentur lantai marmer yang keras. Yang mungkin saja mampu memecahkan layar pipih itu, dan membuatnya tak lagi berfungsi. Meskipun tubuhnya harus berjongkok untuk menjaga keseimbangan tubuh agar tidak jatuh.Posisi Nicko yang berjongkok dan lebih rendah dari penjaga keamanan itu jelas membuat mereka makin meremehkan Bos Richmond. Tanpa belas kasih, petugas keamanan itu pun mendorong tubuh Nicko hingga terjungkal ke belakang."Hei kasar sekali kalian!" seru Nicko sambil mencoba untuk berdiri.Namun tampaknya petugas ini tak menyukai kalau Nicko mencoba untuk berdiri. Penjaga yang bertubuh lebih ramping pun bersiap mengayunkan tangannya untuk menampar Nicko."Kau mau apa?" tanya Nicko yang berhasil menangkap pergelangan tangan petugas itu, dan mencengkeramnya cukup kuat.Napas suami Josephine mulai me
Archie Horisson bukanlah pemain baru dalam dunia bisnis. Ia mengembangkan TVC dari nol. Dimulai dari bangunan kontrak, siaran yang hanya berisi informasi, sampai bisa mendapatkan iklan dan menciptakan acara TV dengan rating yang tinggi.Mendapati perusahaan yang dibangun dengan susah payah ini semakin berkembang. Ia pun mulai memberanikan diri untuk mendatangi group Lloyd melalui perantara Kyle Brenan untuk mendapatkan investasi. Mengetahui kinerjanya, tentu group Lloyd pun menerima tawaran investasi pada perusahaan TVC.Sayangnya kegigihan yang membawa kesuksesan pada diri Archie Horisson tidak diimbangi dengan perilaku yang baik. Pria berkacamata ini ternyata gemar mencari sensasi.Bukan tanpa alasan baginya untuk menunjukkan gambar Nicko yang tengah menoleh. Meskipun sempat mendapat peringatan dan ancaman agar tak menunjukkan foto sang Tuan Muda, tapi Archie sama sekali tak mengindahkan.Ia berniat menjadikan Nicko sebagai obyek
"Kau tahu, kehidupanmu akan jadi lebih baik saat dirimu bekerja padaku, kau tak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa mencapai puncak popularitas. Asal, yah itu ... Kau tahu kan?" tanya Archie yang mencoba menyentuh dada Nicko yang bidang.Segera pemuda ini menepiskan tangan Archie dengan kasar. Ia merasa jijik dengan pria paruh baya yang ada di hadapannya. Rasanya, ia ingin meludahi wajah pria di hadapannya.Dua orang anak buah Russell sedang mengurus penjaga arogan di luar ruangan, sementara Russell masih berada di sana. Sama halnya dengan Nicko, pria berambut merah itu juga jijik pada tingkah laku Archie yang sepertinya memeliki kecenderungan untuk menyimpang.Jika saja Tuan Muda tak memberinya tanda untuk tidak bertindak dulu, mungkin kepala Archie sudah hancur oleh tangannya."Apa maumu?" tanya Nicko.Archie hanya tersenyum penuh misteri kemudian merangkul Nicko untuk sedikit menjauh. Merasa semakin tak nyaman, N
Sejenak Archie tak berkutik saat merasakan benda keras menempel di belakang tengkoraknya. Kemudian pria ini pun mendengus kesal lalu membulatkan mata dan menatap ke arah pemuda di depannya.Pria kisaran empat puluh tahunan ini sama sekali tak takut akan apa yang mengancamnya kali ini. Sepertinya kemarahan telah menguasai diri secara keseluruhan. Sampai-sampai senjata api di belakangnya pun tak ia pedulikan."Apa kau bermaksud mengancamku dengan membawa laki-laki bertubuh besar dan berpistol ini? Apa kau kira aku takut?" tanya Archie yang sama sekali tidak takut akan ancaman dan memilih untuk menantang.Russell yang mendengar tantangan Archie pun menjadi semakin geram. Pimpinan kelompok jubah hitam ini mendorong pistol dan memberi tekanan yang lebih pada belakang kepala Archie."Jangan kurang ajar pada Tuan Muda. Cepat kau turuti perintahnya sebelum benda kesayanganku meledakkan isi kepalamu!" seru Rusell dengan tegas.
"Ha ha kau kenapa anak muda? Mau mencoba menelepon siapa? Ayah Ibumu? Memangnya kau masih punya? Atau jangan-jangan kau ingin menghubungi teman jalananmu yang lain?" ejek Archie.Bugh!Russell yang mendengar ocehan Archie sudah tak mampu lagi menahan emosinya. Ia langsung melayangkan pukulan pada rahang Archie.Archie yang tak siap pun langsung terhuyung. Melihat posisi lawannya yang tak memiliki kuda-kuda sempurna, pengawal keluarga Lloyd ini pun kembali melayangkan tinju pada perut pria di hadapannya."Apa kau masih berani menghina Tuan Muda?" tanya Russell yang baru saja berhenti memukul Archie.Sementara Russell berusaha keras untuk tidak memukul Archie lagi, Nicko terlihat sibuk berbicara di telepon."Kyle, kuperintahkan kau untuk menarik semua investasi pada TVC!""Menarik Investasi Tuan Muda, tapi kenapa?" tanya Kyle."Apakah pantas seorang Direktur Perusahaan menghina kelu
Saking lemasnya, Archie langsung jatuh bersimpuh. Lututnya terasa perih karena benturan keras dengan lantai marmer.Bos dari TVC itu mulai mengacak-acak rambutnya sambil meracau terus-terusan seperti orng tidak waras."Tidak ini tidak mungkin ... Bagaimana bisa?" tanyanya terus meracau.Melihat keadaan Bos mereka yang kacau, delapan petugas keamanan yang mengelilingi Russell dan Nicko pun hanya saling pandang. Mereka semua tak mengerti akan perubahan yang terjadi pada Bosnya.Sementara Nicko dan Russell tampak tenang sambil melipat tangan di depan dada."Ha ha kau terlihat seperti orang gila," sindir Nicko."Benar Tuan Muda, dia tampak sangat berbeda dengan beberapa menit sebelumnya. Tadi terlihat begitu sok jago, sampai tak takut akan pistol yang kuarahkan pada kepalanya," tanggap Russell."Ya, dia rampak begitu kuat sebelumnya, tapi ternyata ia tak lebih dari anak-anak yang hanya bisa mereng
Prang!Vas bunga dari kristal itu pun pecah berkeping-keping. Bunga indah berwarna yang ada di dalamnya pun ikut terjatuh berserakan di atas lantai.Suasana lobi yang awalnya sedikit sibuk pun mendadak berubah mencekam. Beberapa pegawai wanita, tallent yang kebetulan ada di sana menjerit histeris. Sementara petugas keamanan dan Archie sama-sama mematung."Bagaimana? Apa kalian masih mengira kalau aku bermain-main? Atau menganggap pistol ini adalah korek api?" tanya Russell dengan sengit dan tangan yang masih menggenggam senjata mengarah pada pengawal-pengawal itu."Ja ... Jadi itu senjata betulan?" tanya seorang pengawal."Ya, apa kau masih ragu, dan ingin mencobanya? Katakan padaku bagian mana dari tubuhmu yang ingin kutembak? Jantung, kepala?" tanya Russell.Nicko yang baru saja meniup kepalan tangannya dan menempelkan pada telinga untuk meredam bising pun mulai angkat bicara."Kalian semua