Sejenak Archie tak berkutik saat merasakan benda keras menempel di belakang tengkoraknya. Kemudian pria ini pun mendengus kesal lalu membulatkan mata dan menatap ke arah pemuda di depannya.
Pria kisaran empat puluh tahunan ini sama sekali tak takut akan apa yang mengancamnya kali ini. Sepertinya kemarahan telah menguasai diri secara keseluruhan. Sampai-sampai senjata api di belakangnya pun tak ia pedulikan."Apa kau bermaksud mengancamku dengan membawa laki-laki bertubuh besar dan berpistol ini? Apa kau kira aku takut?" tanya Archie yang sama sekali tidak takut akan ancaman dan memilih untuk menantang.Russell yang mendengar tantangan Archie pun menjadi semakin geram. Pimpinan kelompok jubah hitam ini mendorong pistol dan memberi tekanan yang lebih pada belakang kepala Archie."Jangan kurang ajar pada Tuan Muda. Cepat kau turuti perintahnya sebelum benda kesayanganku meledakkan isi kepalamu!" seru Rusell dengan tegas."Ha ha kau kenapa anak muda? Mau mencoba menelepon siapa? Ayah Ibumu? Memangnya kau masih punya? Atau jangan-jangan kau ingin menghubungi teman jalananmu yang lain?" ejek Archie.Bugh!Russell yang mendengar ocehan Archie sudah tak mampu lagi menahan emosinya. Ia langsung melayangkan pukulan pada rahang Archie.Archie yang tak siap pun langsung terhuyung. Melihat posisi lawannya yang tak memiliki kuda-kuda sempurna, pengawal keluarga Lloyd ini pun kembali melayangkan tinju pada perut pria di hadapannya."Apa kau masih berani menghina Tuan Muda?" tanya Russell yang baru saja berhenti memukul Archie.Sementara Russell berusaha keras untuk tidak memukul Archie lagi, Nicko terlihat sibuk berbicara di telepon."Kyle, kuperintahkan kau untuk menarik semua investasi pada TVC!""Menarik Investasi Tuan Muda, tapi kenapa?" tanya Kyle."Apakah pantas seorang Direktur Perusahaan menghina kelu
Saking lemasnya, Archie langsung jatuh bersimpuh. Lututnya terasa perih karena benturan keras dengan lantai marmer.Bos dari TVC itu mulai mengacak-acak rambutnya sambil meracau terus-terusan seperti orng tidak waras."Tidak ini tidak mungkin ... Bagaimana bisa?" tanyanya terus meracau.Melihat keadaan Bos mereka yang kacau, delapan petugas keamanan yang mengelilingi Russell dan Nicko pun hanya saling pandang. Mereka semua tak mengerti akan perubahan yang terjadi pada Bosnya.Sementara Nicko dan Russell tampak tenang sambil melipat tangan di depan dada."Ha ha kau terlihat seperti orang gila," sindir Nicko."Benar Tuan Muda, dia tampak sangat berbeda dengan beberapa menit sebelumnya. Tadi terlihat begitu sok jago, sampai tak takut akan pistol yang kuarahkan pada kepalanya," tanggap Russell."Ya, dia rampak begitu kuat sebelumnya, tapi ternyata ia tak lebih dari anak-anak yang hanya bisa mereng
Prang!Vas bunga dari kristal itu pun pecah berkeping-keping. Bunga indah berwarna yang ada di dalamnya pun ikut terjatuh berserakan di atas lantai.Suasana lobi yang awalnya sedikit sibuk pun mendadak berubah mencekam. Beberapa pegawai wanita, tallent yang kebetulan ada di sana menjerit histeris. Sementara petugas keamanan dan Archie sama-sama mematung."Bagaimana? Apa kalian masih mengira kalau aku bermain-main? Atau menganggap pistol ini adalah korek api?" tanya Russell dengan sengit dan tangan yang masih menggenggam senjata mengarah pada pengawal-pengawal itu."Ja ... Jadi itu senjata betulan?" tanya seorang pengawal."Ya, apa kau masih ragu, dan ingin mencobanya? Katakan padaku bagian mana dari tubuhmu yang ingin kutembak? Jantung, kepala?" tanya Russell.Nicko yang baru saja meniup kepalan tangannya dan menempelkan pada telinga untuk meredam bising pun mulai angkat bicara."Kalian semua
Perlahan orang-orang Archie menjauh dari pria yang harusnya mereka lindungi. Terlebih saat mendapati Bos mereka perlahan bersimpuh di hadapan pemuda yang tadinya akan mereka pukuli.Archie memeluk lutut Nicko begitu erat. Ia telah menyesal telah memanggil dirinya sampah."Maafkan saya ... Saya benar-benar tidak tahu kalau ternyata Anda adalah Bos besar dari Tuan Brenan. Jika saya tahu, pasti saya akan menyambut Anda selayaknya tamu teristimewa di tempat kami," katanya menyesali."Huh aku sudah katakan padamu kalau jangan sampai kau menyesal. Namun ternyata kau malah memilih jalan ini.""Ampuni saya Tuan ... Ampuni saya yang tidak mengindahkan perkataan Anda!" kembali pria ini meminta ampunan Nicko.Namun pemuda 25 tahun ini bergeming. Ia tak ingin memberi respons apapun terhadap permintaan Archie. Semua sudah bisa ditebak olehnya, Archie pasti menginginkan Lloyd untuk berinvestasi lagi."Ha ha kau sekarang
Hanya dengan satu panggilan saja, anak buah Russell yang lain telah datang dan memenuhi kantor televisi TVC. Kesemuanya berwajah garang dan bersiap-siap untuk mengosongkan gedung milik Archie Horisson.Salah seorang anak buah Russell berdiri di dekat meja informasi dan meminta petugas di san mengumumkan untuk mengosongkan kantor."Nona, apakah pengumuman yang kau sampaikan akan bisa menjangkau seluruh ruangan ini?" tanya salah satu anak buah Russell sambil menunjuk microphone yang ada di sana.Resepsionis itu terlihat sedikit ketakutan, tapi ia tetap meladeni pria berpakaian hitam-hitam yang mendatanginya."Ya Tuan, bahkan ini bisa didengar sampai rooftop," katanya.Anak buah Russell pun langsung mengambil alih tempat perempuan di meja informasi. Dengan suara baritonnya, ia pun mulai membuat pemberitahuan."Perhatian untuk semua, dikarenakan stasiun televisi TVC tidak beroperasi lagi, maka silakan kosongka
Daisy mengangguk mendengarkan ucapan Adrian. Wanita paruh baya itu justru merangkul Adrian yang baru datang membawakan hadiah untuk putri bungsunya.Ia sama sekali tak peduli akan keadaan menantunya yang terlihat lelah. Kelelahan yang diakibatkan mencoba menyelamatkan dirinya dari jeratan hukum."Kau dengar apa kata Adrian kan? Menyenangkan perempuan itu tidak dengan kue. Lagipula memberi kue juga hanya satu potong," cibir Daisy."Hmm sepertinya menantu Nyonya yang miskin ini memang hanya mampu membeli sepotong kue. Itu pun hasil mengumpulkan uang saku yang diberikan oleh Istrinya," timpal Adrian.Daisy dan Edmund tertawa mendengar perkataan Adrian. Yah selama ini Nicko memang diberikan uang oleh putrinya untuk kebutuhannya.Nicko yang tak merokok tentu saja bisa menghemat pengeluaran. Dulu, ia menggunakan uang dari Josephine untuk membeli bahan bakar dan Service mobilnya.Namun semenjak ia mengetahui kalau diri
"Kalian!" kata Nicko sambil mengarahkan jari telunjuknya pada Adrian yang telah melemparkan bingkisan untuk istrinya.Sambil berkacak pinggang, Adrian pun mengarahkan pandangan sinis ke arah Nicko."Kenapa memangnya? Kau tidak suka?" balas Adrian sambil menendang cake yang tergeletak dan mengotori lantai."Cih! Pantas Josephine enggan memilihmu. Ternyata karena kelakuanmu yang tak pantas ini ya!" balas Nicko.Melihat Nicko berani menghina Adrian, Daisy pun naik pitam. Ia tak bisa membenarkan tindakan menantunya pada Adrian yang dianggap sosok ideal untuk menjadi bagian dari keluarganya."Jangan dengarkan dia Adrian. Saat ini Josephine belum ingin bersamamu karena dibawah tekanan menantu tak berguna ini!" bujuk Daisy yang tak ingin Adrian tersinggung.Pemuda berambut pirang dan lurus ini pun mengangguk pada Daisy,"Tenang saja Nyonya Windsor, saya sependapat dengan Anda. Mana mungkin putri Anda
Mendengar ucapan sang Ayah, jelas-jelas Jo tersinggung. Ia tak mengira sang Ayah yang sudah ditolong oleh suaminya malah ikut-ikutan merendahkan.Sejenak ia melirik ke arah suaminya dan mendapati perangainya yang tak biasa. Napas Nicko tampak memburu dan garis rahangnya tampak tegas dari biasanya. Suatu pemandangan yang tak biasa dilihat oleh Josephine.Perempuan berparas anggun itu pun menyentuh punggung sang suami dengan lembut. Kedua mata aquanya berkedip ke arah sang suami seolah mengirimkan kode khusus.Perlahan rahang Nicko sedikit mengendur, tangannya pun tak lagi mengepal kuat. Josephine pun melangkah mendekat pada Adrian. Ini pertama kalinya ia menyunggingkan senyum pada keturunan keluarga Law di depannya."Adrian aku ingin bertanya sesuatu padamu," katanya dengan lembut."Tanyakanlah Josephine, atau kau menginginkan sesuatu? Kau tentu bisa mengatakan kepadaku, aku akan menurutinya," katanya dengan suara keras
Matthew tidak berkata apa-apa, bahkan bereaksi terhadap Josephine yang masih keheranan. Ia malah menunjukkan sikap dingin pada Josephine. Saat ini jantung Josephine pun bergetar penuh ketakutan, ia langsung memeluk tubuh Ian yang saat ini sudah tertidur dengan erat.Matthew melirik sejenak dan tak mempedulikan Jo, ia malah melangkah keluar dan kembali dengan membawa kejutan. Matthew langsung menarik tubuh dua penjaga yang sedang pingsan ke dalam dan menggulingkannya pada tumpukan jerami.Tanpa diduga Matthew pun mendekat ke arah Jo dan melepas jaketnya dan memberikan pada Josephine, “Pakai ini di luar akan dingin!”Sedikit ragu Josephine pun menerima dan memakai jaket milik Matthew. Pemuda asing itu pun mengangkat tubuh Ian pada pundaknya dan mengangguk , “Aku akan mengantarmu ke kota, setelah itu hubungi suamimu untuk menjemput! Kita harus cepat sebelum mereka semua bangun!” ajak Matthew.
“Jadi ini perbuatanmu?” tanya Nicko dengan geram. Kali ini wajahnya memerah dan matanya menatap tajam ke depan.“Ha ha ha kenapa? Apa ini terdengar menyakitkan untukmu? Baguslah kalau ini terdengar menyakitkan untukmu. Setidaknya dengan begini kau tahu telah berhadapan dengan siapa, dan kau bisa berpikir ulang untuk menghianati putriku!”“Watson, kau!” amuk Nicko. Kali ini ia benar-benar marah sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tangannya mulai mengepal kuat dan memaki pria yang meneleponnya. Tak ada yang pernaha mengira kalau Robert Watson, ayah Camilla terlibat penculikan istri dan anaknya sekarang.“Brengsek kau Watson, apa maumu! Aku peringaktan kau kalau aku tidak pernah mengkhianati putrimu. Itu hanya sebuah permainan konyol di masa kecil!” balas Nicko.“Permainan konyol masa kecil katamu? Sayang sekali sampai sekarang putriku masih saja
Pria yang dikenal Josephine melipat tangannya di depan dada lalu berjalan mendekati Josephine. “Kau ingin tahu kenapa aku bisa berada di sini? Tentu saja karena aku ingin bertemu denganmu manisku.”Tentu saja pria itu adalah Gerlad Jones, laki-laki paling egois yang pernah dikenal oleh Josephine.“Apa kau tidak bosan menggangguku terus menerus? Bukankah kau sudah tahu kalau aku dan kau tidak lagi ada hubungan apa-apa?” balas Josephine dengan ketus.Gerald langsung berjongkok dan menjajari posisinya dengan Josephine. Kali ini ia menyentuh lembut pipi Josephine dan membuat mantan kekasihnya itu jijik.Josephine tampak menepiskan tangan Gerald yang terus saja berusaha untuk menyentuhnya. Semakin Josephine menghindar semakin ia senang untuk menggodanya.“Kulitmu tetap saja mulus dan lembut, hanya saja sekarang kau sedikit berbeda. Sepertinya kau sedikit
Sore ini Nicko tengah menemani Josephine dan Ian untuk pergi ke taman. Kali ini mereka hanya ditemani oleh Jacklyn dan juga Owen pengawal Ian dan Jo.Sepertinya sudah cukup lama Josephine tidak menghabiskan waktu bertiga seperti sekarang ini. Belakangan, Nicko memang sibuk dengan segala aktivitasnya sendiri dan juga dunia pengobatan yang baru saja didapatkan olehnya. Kini mereka pun berpikir untuk beristirahat sejenak, lagipula semalam Jo berkata kalau ia ingin berbagi.Dengan bantuan Owen dan juga Jacklyn mereka pun menggelar meja dan meletakkan beberapa kotak makanan di sana yang akan diberikan pada siapapun yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kali ini bukan hanya Jo saja yang terlihat begitu senang, tapi juga Ian, karena ia sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama ayah angkatnya itu.Begitu Nicko selesai membereskan meja dan meletakkan beberapa makanan, seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuh pun mendatangi mereka. Dilihat dari pakaian yang dikenakan sepertinya dia adalah
Saat ini Andrew Young benar-benar terdesak. Ia benar-benar tidak menyangka akan mengalami nasib seperti ini.Orang yang dulu pernah dia remehkan tiba-tiba saja membalikkan keadaan hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Dulu ia menganggap remeh keluarga Watson karena mereka memiliki kelas ekonomi di bawahnya.Apalagi dengan Nicko, dia justru tak pernah memperhitungkan pemuda itu sama sekali. Justru menganggap Nicko seperti hama yang harus segera dibasmi. Namun sekarang dialah hama itu. Bahkan Chuck yang jadi sekutunya juga menyalahkan dirinya.“Chuck, kau tidak menganggapku lagi? Apa kau tidak mengingat hubungan baik kita terdahulu?” tanya Tuan Young dengan suara yang terdengar bergetar karena mengandung kesedihan.Chuck menggeleng dan kembali berkata, “Apa kau tidak dengar apa yang telah dikatakan oleh pamanku tadi? Kami keluarga Watson sama sekali tidak menyambut kedatangan seorang pembohong. Sekarang lebih baik kau pergi dari sini!”“Chuck kau,—” Andrew tak lagi melanjutkan ucapa
Tubuh Andrew Young tiba-tiba terasa kaku dan lemas. Sekarang ia sudah tidak punya uang lagi dan itu sangat menyakitkan. Sekarang ia mendengar kabar kalau putra bungsunya mati bunuh diri, hidupnya benar-benar hancur saat ini.Dengan langkah yang gontai ia pun berjalan ke arah panggung kembali. Saat itu ia sudah melihat keadaan yang porak poranda. Semuanya penuh dengan sampah dan tak ada satu orangpun di sana.Ia pun berjalan dengan gontai, tapi seketika seorang pelayan pun datang untuk mengejarnya, “Maaf Tuan Young, ini tagihan untuk acara malam ini!”Saat itulah Andrew Young langsung menepuk dahinya dan bergumam kalau ia hampir lupa dengan tagihan yang harus dilunasinya. Saat menyewa tempat ini memang ia baru membayar setengah dari total layanan banket yang dipesan olehnya.Saat ini ia masih bisa bernapas lega sebab dalam saldo rekeningnya masih tersisa uang untuk biaya pelunasan acara kali ini. Namun untuk setelah itu ia tidak tahu harus bagaimana. Bahkan tidak yakin bisa membeli tik
Andrew Young tersentak dengan pernyataan mantan pengawalnya itu. Apalagi mereka malah menahannya dan membuat dirinya tidak lagi bisa bergerak dan mengumpankan pada orang-orang yang kini memburunya.Sebenarnya sekarang dia sudah benar-benar terjepit, tak ada yang bisa menolongnya. Ingin berteriak dan meminta tolong pada Matthew tapi sekarang anak muda itu sudah tidak bersamanya lagi. Lalu Tuan Watson, seharusnya pria itu bisa diandalkan olehnya. Sementara Chuck, adalah benar-benar sekutu baginya. Namun posisi mereka terlalu jauh dan tak memungkinkan untuknya berteriak.Kalaupun ia berteriak meminta bantuan mereka, sebelum Chuck datang ke sini dirinya pun sudah babak belur.Kini yang bisa dilakukannya hanya menggertak mantan pengawalnya lagi agar mau melindunginya. Pengawal yang telah dipecatnya adalah kumpulan orang-orang bodoh dengan badan yang kekar. Dengan memberikan mereka sedikit harapan saja, mereka pasti akan bergerak melindunginya, tak peduli sesulit apa rintangan yang harus di
Andrew Young mencoba untuk mengejar Nyonya Eleanor yang sekarang sudah menuruni panggung dan mengarah pada jalan keluar. Ia terus saja memanggil wanita itu dan memintanya untuk kembali.Namun sayang saat ia baru saja menuruni panggung ia sudah dihadang oleh beberapa orang yang telah membeli obatnya.Salah satunya adalah Tuan Austin. Ia berdiri merentangkan tangan dan menghalanginya untuk pergi. “Kau mau kemana? Segera bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada kami! Kembalikan uang kami!”Beberapa yang telah membeli obat itu pun ikut membantu Tuan Austin. Mereka semua tampak mengepungnya.“Cepat kembalikan uang kami!” seru orang-orang itu sambil berteriak marah.Andrew Young justru menggelengkan kepala dan mencoba untuk menolak, “Tidak … tidak kalian sudah tahu kan kalau jika barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.”Namun orang-orang tidak mau mengerti dan berkata kepadanya dengan lantang, “Tidak bisa, uang ini harus dikembalikan karena kau telah melakukan penip
Andrew Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Tentu tidak Tuan. Harga itu adalah harga yang sangat sepadan dengan apa yang kalian dapatkan.”“Huh kau pasti ingin merampok kami dengan membayar biaya yang tak sedikit itu! Aku tak mau membeli!” seru salah satu pengunjung.Andrew Young pun tersenyum sinis an berkata, “Aku tidak memiliki niat merampok pada kalian. Aku menetapkan harga yang pantas. Seperti yang kalian lihat pada pesta ulang tahun Tuan Watson, dan juga perubahan pada diriku. Kalian semua bahkan sudah menyentuhku dan merasakan perbedaan yang terjadi. Jadi menurutku 2,5 miliar itu sangat pantas.”Para pengunjung yang mengerubunginya pun berbicara seperti dengung kumbang. Setelah itu ia pun berkata lagi dengan memberikan penjelasan pada semuanya. “Apa kalian semua tidak tahu kalau di masa muda kita banyak menghabiskan waktu untuk bekerja keras, memikirkan banyak hal bahkan membuat kita lupa akan makan dan kurang tidur. Seringkali kita harus memakan makanan cepat saji unt