*** Tiga tahun kemudian. “Sayang, bisakah kamu temani Rafael sebentar?” Teriakan dari luar kamar terdengar nyaring, aku masih bersantai di atas kasur empuk ditemani oleh Rafael yang asik bermain dengan mainan miliknya. “Iya,” balasku singkat. Pagi itu, Misa berencana memasak sarapan untukku dan juga untuk Rafael. Benar! Dia adalah anak pertama kami, ia tumbuh menjadi lelaki yang gagah dan tampan di usianya yang beranjak dua tahun. “Papa….” Aku melirik sambil menepikan tab yang tengah kupegang, terlihat Rafael mengangkat sebuah mainan dinosaurus dan perlahan menuntun benda itu berjalan di kakiku. “Itu T-Rex,” jawabku sambil tersenyum, mendengar T-Rex, Rafael malah mengaum dengan kencang hingga seisi kamar cukup bising karenanya. “T-Rex Papa memang hebat,” sambungku, kututup telinga kiriku yang sakit mendengar teriakan dari Rafael, tetapi itu bagus untuknya, itu berarti responnya begitu baik dan cepat belakangan i
Read more