Home / CEO / Melahirkan anak untuk CEO / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Melahirkan anak untuk CEO: Chapter 141 - Chapter 150

346 Chapters

(S2) 65. Kau Menikahi Lelaki Yang Tepat.

Ada yang tidak beres di sini, Alena yakin itu. Dia bisa menyimak  dari perkataan papanya Ezra, bahwa Amanda memberitahu Julia tentang penculikan yang membuat Ezra datang ke sana. Alena menatap mertua perempuannya, seakan menunggu penjelasan dari wanita itu."Tuan Raves, jangan berpikiran buruk terhadapku. Benar aku meminta istri Anda menyampaikan pada putra kalian tentang penculikan yang dilakukan Serena, tapi kalian apa tahu kenapa aku memberitahunya? Sebab Ezra lah yang tahu di mana Serena menyekap Alena. Aku hanya meminta bantuan istri Anda untuk membantu kami untuk tahu di mana alamat itu, tak ada tujuan lain." Amanda mengelak tuduhan Tuan Raves yang seakan menyudutkannya.Semua orang kini menatap wajah Julia meminta penjelasan kenapa Ezra ada di sana."Aku mencintai putraku, tentu saja. Tapi aku pun tahu dia melakukan kesalahan. Raves, apakah salah aku menyuruh putramu menebus kesalahannya dengan menolong menemukan Alena? Aku hanya tak menyangka dia ak
Read more

(S2) 66. Melepas Lukas.

"Ini laporan perusahaan, Tuan."Lukas meletakkan tabletnya di depan Harry, memberi tuannya waktu untuk memeriksa semuanya berjalan lancar. Selama dia dirawat di rumah, Harry menugaskan Lukas lah yang mengurus segala sesuatu di kantor. Tuan Borisson sibuk mengurus Harel, setelah menyelesaikan urusan dengan keluarga Serena. Pria tua yang dulunya sangat pekerja keras, sekarang hanya menjadi pengasuh yang sangat menyayangi cucunya."Kau sudah mengambil bagian di Raves Group?" tanya Harry, membaca setiap laporan di layar tablet. Lukas mengangguk sangat cepat seperti lehernya diberi batterai. "Sudah, Tuan. Tuan Raves menyerahkan 20% dari sahamnya untuk mengganti semua kerugian yang mereka buat," sahut Lukas penuh semangat.Melihat betapa antusiasnya Lukas, Harry sampai tersenyum melihat pria tua itu."Hanya 20%?" tanya Harry, menatap Lukas dengan serius. "Kau tau berapa kerugian kita dari ulah mereka? Seharusnya kau meminta 50%!"Pria tua ya
Read more

(S2) 67. Mengulang Sejarah.

"Kau tidur, Alen?" bisik Harry di telinga istrinya. Alena yang tengah menutup mata, lantas menata Harry di sebelah kanan. "Tidak."Dua mata indah itu terbuka untuk melihat Harry. Bulu mata tebal dan hitam itu bagaikan surai merak, melambaik indah mengikuti geraknya berkedip. Harry selalu bisa terpaku melihat keindahan Alena, meski sudah beberapa tahun ini mereka selalu bersama. Baginya, Alena seperti sebuah keajaiban yang bisa dia sentuh."Ada apa? Kenapa kau menatapku sangat lama?" tanya Alena, merasa dirinya jadi pusat perhatian lelaki itu."Karena kau sangat indah. Aku selalu terlena setiap kali melihatmu seperti ini."Dia merasa pipinya mulai memanas mendengar godaan dari suaminya. Alena tersipu malu, seakan mereka masih di masa-masa awal jatuh cinta."Kau berlebihan, Harry. Kau penggoda ulung," sahutnya malu-malu.Sebelah alis Harry naik ke atas. Gombalannya untuk Alena selalu berfungsi kapan pun, membuat lelaki itu semakin
Read more

(S2) 68. Hari Bahagia

Dia bersemu, tapi berusaha menyembunyikan rasa di hatinya. Alena membalik tubuh untuk menghindari beradu tatap dengan suaminya yang nakal. Alena merasakan pipinya memanas, menanti apa yang akan dilakukan lelaki itu selanjutnya. Dan tidak seperti pemikiran Alena, Harry tidak berlaku lembut seperti biasa, lelaki itu dengan garang membalik tubuh Alena dan menindih dari atas."Kau menghindariku, Alen?"Siapa yang menghindar? Mata Alena terbelalak mendengar pertanyaan suaminya. Apalagi cara bertanya Harry juga terdengar menuduh, seakan dia sedang tidak senang."Aku tidak. Kau yang terlalu berpikir salah," sahutnya, mencoba mengabaikan debaran di dalam dada.Mungkin karena mereka sudah berbulan-bulan tidak melakukan sentuhan intim, Alena me
Read more

(S2) 69. Berpuasa Lah 2 Bulan Lagi!

Resepsi pernikahan itu masih  berlangsung hingga malam. Tamu dari berbagai kota dan negara tak ingin melewatkan peresmian rumah tangga putra dari orang yang sangat terkenal dalam dunia bisnis. Apalagi nama Harry sendiri pun sudah sangat terkenal bahkan menyaingi papanya. Semua orang tampak bergembira melihat pasangan yang menjadi pusat perhatian. Apalagi dengan adanya Zoe yang lucu dan menggemaskan. Gadis kecil yang sangat cantik itu membuat suasana peresmian ini menjadi sangat berbeda dari pernikahan pada umumnya. Zoe memiliki bibir kecil yang tidak hentinya berceloteh, dan menjadi daya tarik orang-orang untuk menggodanya.Sekarang Alena tengah berdiri di antara para tamu wanita. Amanda memperkenalkannya pada para istri pejabat dan orang yang berpengaruh di kota itu, dan mereka menyambut Alena sangat hangat. Zoe juga berada di sana menggenggam tangan Amanda, sebab Harry dan Borisso
Read more

(S2) 70. Kejahatan Akan Kalah Oleh Kebaikan

Dua wanita yang sudah lama tidak bertemu, kini duduk berhadapan di sebuah meja yang terbilang sepi. Alena sengaja mengambil tempat yang tidak tidak terlalu mencolok dari perhatian banyak orang. Sebuah gelas berisi sampanye dia mainkan di tangannya, sedangkan Nitty tersenyum miring memperhatikan lawan bicaranya."Hai, lama tidak bertemu, Nitty," sapa Alena berbasa-basi.Nitty menggerdik bahu acuh. Dia tenggak isi gelasnya sekali tarikan napas dan kembali melihat Alena."Tampaknya kau sudah terpelajar mengikuti kehidupan kalangan elit, ya. Kuakui, cukup banyak perubahan di dirimu, Alena.""Tentu saja. Suamiku seorang yang sangat berpengaruh, sudah sepantasnya aku mengikuti gaya hidupnya, bukan begitu?" Tak mau kalah Alena menyahut.
Read more

(S2) 71. Aku Lah Yang Berkuasa, Sayang.

Harry yang melihat kejadian itu hanya tertawa kecil melihat istrinya. Baru satu tamparan saja Nitty sudah tidak berkutik? Padahal dia masih ingin melihat Alena mengeluarkan seluruh kekesalannya pada gadis itu."Harry, bawa istrimu ke atas," kata Amanda. Tanpa rasa bersalah Harry menjawab, "Padahal baru saja permulaan. Sangat jarang Alena seperti ini."Alena yang dipengaruhi alkohol lantas membulatkan matanya pada Harry. "Benar, aku memang jarang seperti ini. Sayang, boleh aku menutup mulut Nitty? Aku bosan melihat orang seperti dia. Terlalu licik."Jika tidak mengingat di sini tamu masih sangat ramai, ingin Harry membiarkan Alena melepaskan semua amarah tertahannya pada Nitty. Tapi dia hanya tersenyum melihat Alena, lalu merangkul pundak istrinya itu. "Dia sudah menutup mulutnya, Sayang. Mari, kau pasti sangat lelah sejak siang." Tak membuang waktu dia menggiring Alena meninggalkan tempat ini. Tak lupa dia berbisik ke telinga Alena. "Ka
Read more

(S2) 72. Aku tak Ingin Melihatmu

Alena meletakkan dua gelas orange juice dan sepiring camilan di atas meja. Matanya menatap Harel, anak kecil yang tengah duduk di taman belakang bersama Harry. Anak itu menatap Zoe, putri kecil Alena yang tengah bermain di taman dengan Tiffa. Pandangannya kosong seakan pikiran tidak di badan. "Harel, kau ingin bermain dengan adikmu?" tanya Alena membuka pembicaraan.Harel memutar kepala menatap Alena, kepalanya menggeleng lemah sedang bibir anak itu terkunci rapat. Tidak akan mudah memang mendekati seorang anak yang masih baru kehilangan mamanya. Alena cukup memahami anak ini sedang butuh perhatian khusus. Dia berusaha tersenyum, mengabaikan sikap Harel yang acuh."Atau mungkin ingin bermain dengan aku?""Tidak, tapi aku ingin bertanya," sahut Harel. Akhirnya dia membuka mulut itu, membuat Alena tersenyum senang. Lantas dia duduk di sebelah Harel dan memberi anak itu waktu."Baik lah, aku akan menjawab pertanyaanmu. Katakan apa itu."M
Read more

(S2) 73. Ke mana Zoe?

"Jauh-jauh datang ke sini, tapi ini lah keinginanmu, Alen? Kau memang gadis teraneh yang pernah aku temukan." Harry menatap malas air sungai di bawah mereka, dia terus mengoceh dengan berbagai kata sedangkan istrinya sedang sibuk oleh benda di tangannya. Bagaimana Harry tidak mengoceh? Dia menawarkan akan menemani Alena pergi berbelanja . Harry juga sudah menyebutkan nama berbagai brand fashion terkenal di negaranya, dan ingin Alena memborong mereka semua sampai puas. Tapi di sini lah mereka berada sekarang, di atas jembatan  Ponts des Arts Bridge. Jembatan yang berada di atas sungai Seina yang di sisinya dipenuhi dengan ... mungkin jutaan gembok. Ya, orang bilang namanya gembok cinta."Kau sudah lama tahu aku aneh, Harry, jangan teruskan lagi," sahut Alena, dan masih terus fokus dengan gembok yang dibawanya. "Apa itu?" Harry membungkukkan tubuhnya untuk melihat apa yang sedang Alena kerjanya."Aku sedang mengukir nama kita." Gadis itu me
Read more

(S2) 74. Boleh Aku Memelukmu, Bibi?

"Zoe! Harel!"Semua orang memanggil nama kedua anak itu. Harry sudah memeriksa kamar Zoe baik pun Harel, tapi mereka sama sekali tidak menemukannya di sana. Tuan Borisson dan Amanda berlari dari ruang bermain yang ada di lantai tiga."Kalian menemukan mereka?" tanya Tuan Borisson, mata tuanya terlihat sangat khawatir."Belum. Harel mau pun Zoe tidak ada di kamarnya."Amanda mengusap kedua tangan dan mendasah lemah sembari berkata, "Harel ... dia belum bisa menerima kematian Serena. Aku takut Harel melakukan sesuatu yang ..." katanya menahan kalimat. Amanda tidak tega mengatakan mungkin Harel menyakiti Zoe, tapi juga tidak menepis kemungkinan."Sudah, jangan terlalu mengkhawatirkan banyak hal. Mari berpencar untuk menemukan anak-anak." Harry menengahi perkataan mamanya untuk menghilangkan kekhawatiran di pikiran mereka semua. Lantas mereka kembali berpencar. Harry dan Alena menuju taman luar rumah, sedangkan Tuan Borisson dan Amanda men
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
35
DMCA.com Protection Status