“Ngapain kamu di sini?” tanya Amara dengan ketus. Bima tersenyum. “Ra kamu lucu deh pas lagi marah gitu. Ngingetin aku sama waktu-waktu dulu kita pacaran.” Amara mendengus kesal. Lelaki di depannya memang tidak tahu diri. Dulu meninggalkannya. Dia juga dulu dengan enaknya berselingkuh dengan wanita lain. Kini dia duduk di depan Amara tanpa basa basi, kemudian menceritakan nostalgia lama mereka. “Pergi sana!” bentak Amara. “Aku udah gamau ketemu kamu lagi!” Bima tertawa mengejek. “Ga mungkin Ra, mana mungkin kamu ngelupain aku semudah itu. Kita pacaran bertahun-tahun loh”. “Kenyataannya bisa!” ketusnya. “Kamu aja yang kepedean”. “Aku ga percaya,” ucapnya. “Mending kamu urusin Gita aja sana!” Mendengar nama Gita, urat Bima sedikit menegang. Memang benar beberapa hari ini dia tidak bertemu dengan gadis itu. Meskipun dia sudah berjanji dengan Gita, namun entah mengapa dia merasa tidak puas. Bagi Bima, Gita hanyalah anak SMA
Baca selengkapnya