Share

54. Obat Aborsi

Tuutttt... tutttt.... tuttt.....

Sudah ketiga kalinya Gita mencoba menelpon Bima. Namun sepertinya lelaki itu terlalu sibuk sampai mengabaikan panggilannya. Gadis itu menjadi resah. Dilempar handphone ke kasur.

“Kakak kemana sih!” ucapnya kesal.

Saat ini perutnya memang tidak terlihat membesar. Hanya emosinya saja yang menjadi lebih tidak stabil. Biasanya umur kandungan muda memang harus didampingi oleh suami. Tetapi Gita pun belum memberitahukan apapun kepada Bima.

Setelah mempertimbangkan banyak hal. Gita merasa sudah saatnya Bima tahu. Tentu saja dia yakin itu adalah anaknya, karena Gita hanya menjalin kasih kepada seorang saja.

Tuutttt tuutttt tuttttt

Dia kembali mencoba menghubungi Bima. “Ayo dong angkat!” ucapnya dengan nada penuh emosi.

“Halo!” sebuah suara dari sebrang telepon terdengar.

Gita tidak langsung menjawab. Dia mempertimbangkan semua yang akan dia ucapkan. “Bisa ketemu ga ka?”

“Aku sibuk Git!”

Rainfall

Halo semua. Rai harap kalian bisa bijak ketika membaca tentang bab ini. Novel ini aku tulis sebagai bahan pembelajaran. Terutama buat kalangan anak sekolah dan kampus. Karena ga bisa dipungkiri kasus kaya gini banyak terjadi. Jadilah siswa yang bertanggung jawab. Ingat orangtua kalian ketika membuat keputusan apapun yang berhubungan dengan diri sendiri.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status