Home / CEO / Salah Ranjang / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Salah Ranjang: Chapter 91 - Chapter 100

164 Chapters

Ranjang Vila

           Shassy dan Keen yang baru membuka pintu pun terdiam, mereka menatap ke arah Danur yang sedang berdebat dengan seorang anak kecil di depan pintu rumah itu. "Maaf Tuan," ucap Danur ketika sadar kalau Keen dan Shassy sedang menatap dirinya. "Ya tidak apa-apa," sahut Keen dengan cepat. "Siapa anak ini?" tanya Shassy sambil maju beberapa langkah dan mengusap pipi mungil anak laki-laki di depannya itu. "Namaku Miko," sahut anak yang berusia tiga tahunan itu dengan lantang. "Maaf Nyonya dia adalah keponakanku, dia tadi membuat keributan," sahut Danur dengan cepat. Shassy lalu menatap  Danur dan mulai tersenyum hangat. "Tak apa, dia kan hanya anak kecil," sahutnya.
Read more

Tukang Urut(Konflik Santai)

 15 menit kemudian.              Shassy yang baru selesai membersihkan diri pun segera keluar dari kamar mandi. "Gila, dia itu manusia apa boneka," gumam Shassy sambil memegangi pinggangnya yang terasa seperti mau patah. Shassy pun segera menatap sebuah pakaian di atas meja rias yang ada di kamar itu. "Dia sudah dapat pakaian,"—Shassy  lalu mengangkat kain berbentuk segitiga—"Bahkan pakaian dalam juga," ucapnya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya menatap pakaian dalam tersebut.  Shassy pun segera memakai pakaian itu dan keluar dari kamar setelahnya. "Mas," panggil Shassy yang belum tahu letak ruang makan di dalam vila itu. 
Read more

Jadi, Kenal Atau Tidak?

           Setelah menolong wanita itu, kemudian Keen mengajak Shassy masuk ke dalam restoran dan memesan makanan. Mereka berdua duduk di bagian paling pinggir di lantai dua restoran, tempat yang Shassy pilih agar puas menikmati suasana pegunungan di daerah itu.   Saat menunggu pesanan mereka datang ... "Kamu kenal dengan wanita itu?" tanya Shassy pada Keen yang baru saja selesai menelepon kliennya. "Wanita mana?" taya Keen. "Wanita yang tadi ditendang oleh suaminya," sahut Shassy sambil mengarahkan pandangannya pada langit cerah siang itu. "Kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Keen yang masih menatap layar ponselnya. "Ya, sepertinya
Read more

Piknik Atau Kencan

"Siapa Mas??" tanya Shassy yang kini mengikuti Keen keluar melewati pintu tersebut. "Dia sudah pergi," sahut Keen yang terlihat ada di ujung taman. Shassy pun segera menatap ke arah Keen dan melihat Keen menatap ke arah pinggiran taman itu. "Ada apa?" tanya Shassy yang berjalan ke arah Keen. "Tak apa, hanya saja aku tak sadar kalau ada jalan di sini," ucap Keen dengan tenang. "Jalan?" tanya Shassy dan mempercepat langkahnya lalu menatap ke arah jalan yang dimaksud Keen. "Aku tidak sadar jika ada celah kecil di sini," imbuh Keen. "Nanti suruh Danur mencari orang tuk perbaiki saja," ujar Shassy sambil terus menatap ke arah jalan tersebut. Keen pun menyahut, "Kenapa harus Danur?"
Read more

Panasnya Kolam Renang

"Am-ampun Tuan, saya hanya disuruh oleh Nyonya Tiara," jawab orang itu yang masih berlutut. "Apa yang dia inginkan?" tanya Keen  sambil menatap tajam ke arah orang itu. Orang Itu pun segera mengambil sesuatu dari dalam sakunya. Ia lalu memberikan ponselnya pada Keen. "Berikan mereka lebih banyak kesempatan, dan—" Keen tak meneruskan kalimatnya saat membaca surat itu karena ada beberapa kalimat yang tak bisa ia ucapkan. Keen lalu menghela napas dalam. "Baiklah, siapa nama kamu kemarin?" tanya Keen karena lupa, padahal Shassy sudah sering menyebut nama orang itu. "Danur, Tuan," jawab orang itu. "Baiklah, kalau begitu apa kamu bekerja sama dengan orang lain?" tanya Keen dengan lebih tenang karena tahu jika Danu
Read more

Sosok Putih

          Setelah perintah itu, Keen membantu Shassy membersihkan diri dan membawanya ke ruang tamu. Satu jam berlalu, tak lama kemudian para anak buah Keen pun berkumpul kembali dari berbagai arah ke hadapan Keen dan Shassy. "Bagaimana?" tanya Keen sambil menatap ke arah para anak buahnya. "Tuan, kami menemukan beberapa benda mencurigakan di salah satu ruangan," ucap anak buahnya itu. Lalu anak buah Keen yang lainnya membawa benda-benda itu ke hadapan Keen. "Kurang ajar!" teriak Keen setelah melihat benda-benda yang ada di atas meja tersebut. "Periksa CCTV! Cari, apakah ada sambungan ke perangkat lain!" peritahnya. Para anak buah Keen pun segera pergi dari ruangan itu, mereka melakukan apa yan
Read more

Rosemaria

           Sosok itu pun berkali-kali menghujamkan pisau ke arah ranjang. Iya menarget gundukan yang ada dirancang tersebut. "Apa sudah mati," gumam sosok tersebut. Lalu … Klak! Lampu pun menyala. BRAKK! Shassy dengan cepat menendang sosok tersebut, hingga membuat sosok itu terjungkal dan menabrak meja yang ada di sampingnya. "Hantu sialan!" Teriak Shassy yang sangat kesal. Sosok itu pun berbalik dengan topeng yang masih menempel di wajahnya. Sosok itu pun mengangkat pisaunya lagi, tapi dengan cepat Shassy menendang tangan sosok tersebut hingga pisau tersebut terlempar. "Sialan!" teriak sosok tersebut lalu mengambil sebuah vas bunga y
Read more

Bukti Yang Mana?

        Saat mendengar suara kendaraan tersebut, para anak buah Keen pun langsung bergerak. Tapi dengan cepat Gilsa menghentikan orang-orangnya. "Jangan kejar, bawa orang-orang ini dengan cepat! Bersihkan semuanya!" perintah Keen. Anak buah Keen pun berhenti, dan dengan cepat melakukan apa yang di perintah oleh Keen. "Kenapa tidak dikejar Mas?" tanya Shassy yang penasaran dengan perintah Keen tersebut. "Kamu tenanglah, aku punya pemikiran lain," jawab Keen dengan tenang. "Ya baiklah," sahut Shassy sambil menatap ke arah Danur yang tergeletak dengan darah yang membasahi bagian dadanya. "Apa dia mati?" tanya Shassy. "Mungkin. Kamu jangan melihatnya jika takut
Read more

Kangen, Itu Konyol

     Shassy yang tersentak karena bentakan Keen pun langsung menyahut. "Itu waktu di Bali, aku kan jadi model," ujar Shassy dengan santai. Keen mengerutkan dahinya. "Model apa?" tanyanya. "Ya model biasalah … majalah atau sejenisnya, aku juga gak begitu tahu," sahut Shassy dengan santai. Keen lalu melepaskan cengkeramannya, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Kamu difoto tapi tidak tahu akan di bawa ke mana foto itu." "Ya, tapi aku yakin dia tidak akan sembarangan karena dia itu teman sekolahku dulu," tukas Shassy dengan santai. "Teman sekolah?" ucap Keen yang berubah menjadi penasaran. "Iya. Dia itu sahabat aku saat sekolah, seperti tidak terpisahkan waktu itu," ujar Shassy sambil te
Read more

Impas

Malam harinya …           Seperti yang sudah di jadwalkan, Keen pun pergi ke sebuah gedung tempat pameran dan pertunjukan perhiasan diadakan. Ia pun masuk ke dalam gedung bersama dengan Manila, wanita yang ditemuinya di restoran pagi tadi. Semua berjalan lancar, pertunjukan yang memamerkan rancangannya pun berjalan dengan  mulus tanpa ada masalah sedikit pun. Tapi saat acara masih berlangsung Keen terlihat tak berkonsentrasi pada pertunjukkan dan  berkali-kali mengecek ponselnya. "Ada apa Keen?" tanya Manila yang penasaran dengan tingkah Keen, karena baru kali ini ia melihat Keen gelisah seperti itu. "Tak apa," sahut Keen yang terdengar kesal. "Tap
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status