Home / Romansa / Little Seducer / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Little Seducer: Chapter 11 - Chapter 20

182 Chapters

Things that are up

"Apa yang kau lakukan?!" pekik gadis itu murka setelah dia mampu bangun dan duduk. Manik hazel miliknya bisa memancarkan laser untuk membor kepala Edward hingga bolong."Menunjukkan padamu kalau aku tidak main-main." "Sial!" umpat Rosie sembari berusaha bangkit.Tapi, Edward menahannya. Pemuda itu memegangi kedua tangan Rosie di atas kepalanya, tubuhn besarnya sendiri melayang di atas gadis itu. Rosie benci tempat ini. Baunya seperti Edward Quin. Aroma mint bercampur dengan, entahlah sesuatu yang manis."Kau akan tidur di sini malam ini. Dan renungkan kesalahanmu supaya mulai besok kau bisa menjadi gadis baik,"Edward selesai bicara, tapi penganggannya di tangan Rosie masih mengungci erat. Dia menunggu Rosie berhenti menggerak-gerakkan tangannya dan menggeliat tak sabar di bawahnya."Kenapa aku harus dikurung di sini?" Rosie masih saja mencari-cari alasan, tak t
Read more

Low background

Ada sesuatu yang mengganjal. Alice menarik kain hitam dari balik selimut. Sebuah mini dress yang sangat seksi.Gemuruh di hatinya kembali lagi. Lebih dahsyat dari ketika dia menyaksikan Rosie memakai kaos Edward. Pikiran negatif tentang Rosie dan Edward terbentuk di benaknya, membuatnya sedikit marah. Alice bangkit dari kasur, berjalan menghampiri Edward yang sedang mengacak-acak laci meja."Edward, apa ini?" dia mengangkat dress itu.Edward berhenti mencari-cari dan berbalik. Pupil matanya membesar melihat benda yang ada di genggaman kekasihnya. Alice bisa melihat itu, pria itu sedang kaget.Pikiran di benak Alice makin liar. Gadis itu mencoba tetap tenang meski rasanya ingin berteriak."I-tu jangan salah paham, Alice. Semalam terjadi sesuatu yang mengharuskan Rosie tidur di sini. Tapi aku tidur di ruang keluarga kok. Kami t-tidak tidur sekamar," Edward berkata deng
Read more

Hated more and more

"Edward, kapan kau akan menikahi gadis cantik ini? Kalian sudah cukup lama menjalin kasih. Apa lagi yang di tunggu?" canda Bibi Faye disambung dengan kikikan palsu."Edward harus menyelesaikan kuliah dulu. Nanti kalau kami sudah lulus kuliah baru akan membicarakan masalah itu,"Alice kembali bicara sembari meremat genggamaan tangannya dengan Edward."Ya. kami sepakat menyelesaikan pendidikan lebih dulu," jawaban Edward terdengar setengah hati tapi tak ada yang menghiraukan."Betul-betul. Pendidikan itu memang penting. Karena akan menjadi penilaian untuk keluarga calon pasangan kalian nantinya."''Aku setuju denganmu, Kak Marsha. Untung saja Edward pandai memilih calon istri, tidak seperti Ayahnya." perempuan yang dipanggil Bibi Jane melirik Rosie dari sudut matanya dengan sinis.Sejak tadi Rosie sudah muak mendengarkan orbrolan penuh kepalsuan. Tapi kalimat terakhir yang dia de
Read more

Holy Sok

Setelah kejadian tidak mengenakkan yang menyudutkan anak bungsu mereka, Tuan dan Nyonya Quin memperlakukan Rosie jauh lebih baik. Mereka sangat amat menyesal setelah tahu alasan sebenarnya Rosie berlaku kasar pada orang yang lebih tua, itu semua semata untuk membela ibunya.Nyonya Quin merasa telah jadi ibu yang buruk, jadi dia meminta maaf sambil mengangis memeluk putri kesayangannya beberapa jam setelah meneriaki gadis malang itu.Tuan Lewis juga meyakinkan Rosie untuk mengatakan apapun perasaan yang dia rasa tanpa sungkan. Pria itu tidak mau Rosie merasa terasing atau bahkan merasa bukan bagian dari keluarga ini.Hubungan mereka lebih dekat dan erat berkat kejadian buruk itu. Seperti keluarga normal dan bahagia pada umumnya. Tapi, tidak demikian dengan hubungan Rosie dengan kakak tirinya tersayang. Kedua kakak beradik masih tidak akur. Mungkin mereka terlihat baik-baik saja, tapi keduanya tahu bah
Read more

Temptation begins

Rosie sudah sampai ke titik di mana dia mampu membunuh Edward. Ah, lihat saja nanti. Tunggu saja tanggal mainnya kau, Edward!"Cih! Kau ini sok suci sekali! Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau dan kekasih lugu-mu itu lakukan di balik pintu kamarmu?! Apa yang aku lakukan kotor dan yang kau lakukan tidak?!" Rosie tersenyum menang mendapati keterkejutan di wajah sangar kakak tirinya.Ah, rasanya Rosie Wilkins ingin memanipulasi keadaan dan membenarkan perbuatannya? Jelas saja mereka berbeda. Edward tidak akan membiarkan gadis itu lolos lagi kali ini. Dia sudah terlalu banyak mengalah untuk menghormati ayah dan ibunya."Aku dan Alice sudah bertunangan. Kami bahkan akan menikah. Hubungan kami dilandasi cinta. Dan, apa yang kami lakukan jelas berbeda dengan yang kau lakukan dengan banyak pria. Jangan jadi gadisgila lalu menyamakan keadaanku dan Alice dengan hal rendah yang kau lakukan, Rosie Wilkins! Jelas itu berbeda."
Read more

Going through the plan

"Memikirkan apa sih? Kok serius sekali sampai aku dihiraukan?" Mata hitam bening milik Alice menatapnya penuh rasa ingin tahu, pipi pucatnya berhiaskan lesung alami yang selalu menghasilkan debaran di dadanya, semua yang ada pada diri Alice merupakan daya tarik yang membuat Edward mencintai perempuan itu. Mustahil rasanya membayangkan dia bisa mengkhianati malaikat seperti Alice.Kalau dipikir-pikir lagi omongan Rosie sangat konyol dan tidak masuk akal. Tapi, yang lebih tidak masuk akal justru dirinya sendirilah yang mengkuatirkan omong kosong itu. Sampai tidak bisa tidur pula?Betapa anehnya dirinya. Benar! Tidak ada yang perlu dicemaskan.Edward mengenal dirinya sendiri dan dia tidak akan goyah apalagi sampai mengkhianati kekasihnya yang sudah setia padanya selama bertahun-tahun. Terlebih, hanya untuk jatuh pada godaan perempuan murahan macam Rosie. Edward pasti sudah gila kalau itu sampai terjadi.
Read more

David's acting weird

"Jujur padaku. Kau hanya alasan saja membuat rencana untuk menggoda kakak tirimu yang tampan, kan? Katakan saja kalau kau memang suka dengan dia dan mau dekat-dekat dengan dia,"Claire berucap sembari berselonjoran di atas rumput lapangan. Keringatnya sudah berkali-kali dia lap dengan sapu tangan tapi masih saja bocor. Maklum. Dia, Rosie, dan Annette baru selesai mengitari lapangan dua puluh kali."Aku masih mikir itu rencana yang buruk," komentar David lalu minum dari botol yang dia bawa. Pemuda jangkung itu menghabiskan isi botol yang tinggal setengah kemudian kembali bicara. "Bukannya kakak tirimu sudah punya tunangan, kan? Bagaimana dengan tunangannya?""Cih! Masa bodo! Salah sendiri dia mau saja bertunangan dengan orang brengsek macam Edward. Lagi pula Alice hanya akan tersakiti kalau tunangannya benar berkhianat. Kalau, Edward berhasil menahan godaanku, ya Alice aman."Rosie memijat pela
Read more

His step sister's cunning seduction

Lucu.Tingkah Edward yang Rosie maksud. Pemuda itu terus saja menghindar dari adik tirinya. Rosie yakin itu karena 'sapaan sopan' Rosie di dapur tempo hari. Edward langsung berinisiatif membatasi interaksi dengan Rosie.Contohnya, mulai keesokan hari setelah Rosie menggodanya, Edward selalu menjemput Alice dulu dengan alasan ingin sarapan bersama, lalu baru kembali ke rumah dan mengantar Rosie ke sekolah. Lucu bukan?Edward sungguh naif berpikir diabbisa lepas dari ancaman Rosie dengan pertahanan buruk seperti itu. Memang itu bisa mencegah Rosie berbuat macam-macam padanya ketika mereka berangkat atau pulang sekolah-ya, Edward juga memaksa untuk pulang dengan Alice sebelum menjemput Rosie.Dia kira dengan adanya Alice di antara mereka Rosie akan kehilangan kesempatan menggodanya? Sungguh lucu, Edward Quin. Sayangnya dia salah. Salah besar.Rosie hanya berbaik hati sambil menikmati raut gugup yang ka
Read more

Torture but enjoy

Edward dan Alice hampir menyelesaikan tugas mereka sore itu. Semuanya berjalan lancar, mereka tidak menemukan kesulitan berarti dalam mengerjakan tugas-yang cukup sulit itu.Sampai Rosie muncul di ambang pintu. Gadis itu baru pulang dari apartemen Claire dan masuk ke ruang keluarga tempat Edward dan Alice masih berkutat dengan laptop masing-masing."Kak Alice! Halo!" sapa si pendatang baru dengan senyum cerah ceria. Tangannya ia lambaikan berkali-kali tanda gadis itu sedang bersemangat-entah karena apa."Halo, Rosie? Kau baru pulang?" balas Alice juga tersenyum manis. Sudah beberapa hari sejak kejadian canggung di mobil. Alice yang memang pada dasarnya pemaaf telah melupakan kekesalannya atas insiden itu."Eum, aku baru selesai main dari tempat Claire," kata Rosie sembari masih berjalan mendekat. Dengan alami, Rosie duduk di sebelah Edward yang duduk berhadapan dengan Alice. "Halo, Kak Edward.
Read more

The other sad side

"Sepertinya aku harus mandi. Sudah sore. Aku ke atas dulu, Kak Alice, Kak Edward." Si gadis cantik penuh muslihat bangkit untuk mulai keluar dari ruang keluarga. Alice tersenyum lalu bergumam, "Eum..."Lalu, Edward berusaha menahan amarahnya dan membalas, "Baiklah."Rosie berbalik untuk mulai keluar tapi dua detik kemudian dia kembali berbalik. Sang adik tiri memberikan sorot mata paling innocent yang dia punya, "Kak Edward, terima kasih atas penjelasannya. Lain kali aku mau belajar bersama lagi."Ketika pemuda itu bertemu tatap dengan Rosie, dia menyaksikan gadis itu tersenyum menang dengan maksud mencemoohnya. Ada gelombang kuat berisi amarah yang berkobar di dadanya. Edward membuat janji untuk membalas anak itu segera. Rosie akan menyesal telah bermain-main dengannya. Tunggu saja pembalasannya! Dia akan membuat Rosie yang menuntut lebih dengan permainannya. Anak nakal seperti gadis itu harus di beri pelajar
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status