Home / Lain / TEARS of WITNESS / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of TEARS of WITNESS: Chapter 1 - Chapter 10

18 Chapters

LAST DUTY

Udara malam yang dingin menyatu dengan gumpalan kental dari hembusan napas Eden, yang siap membidik target dari jarak 800 meter berada satu garis lurus di atas atap gedung 45 lantai. Sebuah senjata laras panjang yang terkenal dengan sebutan one shoot one kill, menghunus ke arah target dari celah-celah besi pembatas. Dari lubang scope 8x maksimum, Eden dapat melihat sasaran dengan jelas. Sementara jari sudah siaga, siap menekan pemicu tembak. Eden menghembuskan napas kembali, membuat dirinya tenang agar lesatan peluru tidak meleset."Mahal sekali harga kepalamu, Tuan Rey," gumam Eden.Sebagai pembunuh bayaran yang dingin dan profesional, Eden tidak pernah gagal dalam melakukan misinya. Dan Eden, tidak pernah tersentuh oleh pihak penanganan tindak kriminal yang sudah dibuat pusing karena ulahnya. Dia sangat licin, cerdas dan juga pandai menyamarkan dirinya di a
last updateLast Updated : 2021-03-18
Read more

KAU INGIN MELIHATKU BUANG AIR KECIL

Tatapan matanya seperti Elang, sangat tajam dan teliti sekali. Dia sudah membuka pintu, sambil menggandeng Katnis. Nampak dua petugas penjaga keamanan lantai sedang berpatroli. "Tuan, anda mau kemana?" Mereka menahan langkah pria itu. "Anda tidak boleh membawa perempuan ini ke luar." Tak menghiraukan, pria asing itu tetap bergerak. Tidak terima diacuhkan, para penjaga menarik tangan pria itu untuk melepaskan Katnis. Dengan cepat, pria itu mengelak lalu melepaskan timah panas ke masing-masing tubuh mereka. Hingga mereka jatuh terkapar. Gerakanya sangat cepat, brutal dan tak kenal kompromi. Dia bergerak cepat, menuju pintu darurat tanpa melepaskan Katnis dari genggamanya. Tangga demi tangga dia turuni. Kejadian tadi, membuat suasan ricuh. Semua petugas kocar-kacir, menyebar ke seluruh area untuk mencari Katnis yang dibawa lari oleh tamu misterius. "Ayo." Suara dingin milik pria dengan wajah dat
last updateLast Updated : 2021-03-18
Read more

TOLONG JANGAN LAKUKAN ITU

Sudah lebih dari 15 menit, Eden membelakangi Katnis. Tak ada suara. Sehingga membuat Eden berkeinginan untuk menoleh. Dan benar saja, Katnis sudah tidak ada. "Sial! Pandai sekali dia," ucap laki-laki yang dikenal sebagai Ghost Assasin itu kesal.Eden menyusuri tanah lapang yang luas mencari Katnis. Sepanjang pinggiran jalan sejauh mata memandang, yang nampak terlihat hanya rerumputan tanpa ada rumah penduduk di sekitaran. Mau lari kemana dia, pikir Eden sambil menebarkan pandanganya keseluruh area. Dan akhirnya, jejak Katnis tercium. Dia melihat Katnis sedang berusaha menuruni sungai kecil yang ada di bawah sana. Kemudian, Eden memutari jalan. "Gadis bodoh! Kau pikir kau bisa lari dariku!" Umpatnya. Sementara itu, Katnis berusaha payah menyebrangi sungai kecil yang airnya tidak terlalu deras, namun cukup membuat langkah Katnis tidak dapat bergerak cepat. 
last updateLast Updated : 2021-03-18
Read more

BAKU TEMBAK

"Buka bajumu," ucap Eden, nadanya jelas mengandung perintah. Katnis mendelik. "Nggak!" balasnya, sambil memegangi kedua belah dadanya. "Tidak perlu aku yang membuka paksa bajumu, bukan! Cepat buka!" "Nggak! kau mau apa?" Eden mendekati Katnis, Katnis pun bergerak mundur, dan Eden semakin dekat. "Tolong!" teriak Katnis pecah, sambil menutup mata. Eden geleng-geleng kepala. Dia menahan wajahnya ketika tepat berjarak lima senti dari wajah Katnis. Eden menatap Katnis, lalu dia mengambil tas ransel dan membukanya. Eden mengeluarkan selembar baju dari dalam tas. "Pakai ini. Aku tidak mau kau sakit lalu merepotkanku akibat bajumu yang basah," ujarnya, sambil memberikan kaos itu untuk Katnis. Katnis menjadi canggung. Dahinya mengerut. Aku kira dia akan menciumku lalu ... batinnya. Katnis berpikiran yang bukan-bukan. "Aku akan membuka ikatan di tanganmu. Aku harap kau tidak berp
last updateLast Updated : 2021-03-18
Read more

KAU MEMBUATKU SUSAH

"Apa yang kau lakukan!" Eden menatap kesal Katnis. "Tugasku sudah selesai. Kau boleh pergi dari sini," usirnya. "Tolong aku ... paling nggak antar aku sampai ke kota xxx," pinta Katnis dengan wajah melas. Eden geleng-geleng kepala. "Menyusahkan saja." Merasa sudah membuang waktu karena berdebat kusir dengan Katnis, Eden pun menjalankan mobilnya. Namun, belum sampai di perbatasan kota, mobil Eden berasap. Mungkin karena baku tembak tadi yang membuat mesin mobil rusak. BRUAK! Eden membanting tutup kap mesin dengan keras setelah melihat keadaan mesin yang tidak mungkin diperbaiki kembali. Dan kemudian dia mengambil koper uang lalu pergi, membiarkan mobilnya begitu saja di jalan. "Hei tunggu! Kau kenapa meninggalkanku?" Katnis pun gegas keluar dari dalam mobil. Eden tak memperdulikan
last updateLast Updated : 2021-03-21
Read more

TERPISAH

"Hei tunggu! apa kau nggak bisa berjalan sedikit pelan?" Katnis berusaha mengejar Eden dengan berjalan cepat. Sore yang indah, di kota yang baru dia jajaki. Katnis menebar pandanganya ke sekeliling sambil berjalan. Dia nampak kagum dengan dekorasi kota yang sedang merayakan hari kebesaran. Ribuan massa turun kejalan dengan kostum kebanggan mereka. Nampak indah dengan warna-warni juga karakter pakaian adat itu tersendiri. "Waaaao bagus sekali," ungkap Katnis kagum. Pawai berirama musik khas daerah berdendang keras sepanjang jalan. Tanpa sadar, dia sudah tertinggal jauh dengan Eden yang sudah lebih dulu di depan. Katnis menambah kecepatanya berjalan, mengejar Eden. "Hei tunggu, apa kau tidak menikmati hari ini yang begitu indah?" Eden tak menghiraukan. Dia terus berjalan tanpa peduli ada perempuan cantik bak model Miss Universe sedang mengajaknya berbicara. "Wuaaaaah bagussss baaaanget," un
last updateLast Updated : 2021-03-21
Read more

INGATAN MASA LALU

Katnis mematung di depan cermin sementara kedua pelayan sibuk mendandaninya sehingga tampil maksimal. Gaun cantik berbahan sutera serta manik-manik yang terbuat dari mutiara, terlihat sempurna di tubuh Katnis. Rambut lurus terurai dengan pola gelombang kecil di bagian bawahnya, nampak seperti putri kerajaan. Sebenarnya apa yang ingin mereka lakukan kepadaku, pikir Katnis. "Kau cantik sempurna Nona," ungkap salah seorang pelayan dengan tersenyum. Akan tetapi pujian itu tidak berpengaruh apa-apa terhadap dirinya. Buat apa berpenampilan cantik kalau nantinya akan mati dibunuh oleh mereka, atau diperkosa secara bergantian, atau ... Argh, batin Katnis bergejolak. "Sudah Nona, mari ikut kami," ajaknya. Katnis berat melangkah dari tempatnya. Penampilanya yang sempurna seakan adalah momok yang menakutkan. Dengan didampingi dua pelayan yang berdiri di samping kanan dan kiri, Katnis berjalan menuju lantai satu. Di mana di sana sudah ada Tuan
last updateLast Updated : 2021-03-21
Read more

SAVE MY LIFE

Gerry menghunuskan tatapan licik. Membuat bulu kuduk Katnis merinding. Tidak ada satu makanan pun disentuhnya. Seakan perut Katnis sudah terisi penuh. Bersamaan dengan itu, letupan keras menembus tengkorak kepala salah seorang pengawal Tuan Almond. Darah merah kental berceceran, sebagian menciprat ke hidangan. Keadaan menjadi panik seketika. "Berlindung," seru Tuan Almond, yang sudah lebih dulu melindungi dirinya dibalik sofa. Semua orang berlindung, menghindari jendela kaca dekat meja makan mencari tempat aman. Katnis sangat ketakutan. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sementara dirinya sudah dibawa ke tempat yang lebih aman. Tuan Almond bersama Gerry dan anak buahnya, bersiap diri menghadapi serangan selanjutnya dari seseorang. "Siapa dia?" tanya Gerry. "Penembak runduk. Aku sepertinya tau siapa dia," sahut Tuan Almond. "Siapa pa?" tanya Gerry penasaran. "Orang yang akan merebut gadismu."
last updateLast Updated : 2021-03-21
Read more

MANISNYA SIKAP DIA

Eden kecil menepati janjinya. Dia sudah menunggu lebih dari 1 jam gadis kecil yang berkata, "Aku akan memberitahu namaku esok hari di sini." Di pinggir sungai yang airnya tenang, Eden duduk di bawah pohon kelapa. Sambil memperhatikan arus air dengan tanganya yang sibuk menepuk-nepuk rumput dengan sebilah kayu tipis. Eden menoleh ke kanan lalu ke kiri, mencari gadis kecil itu. Namun, hatinya bertudung kecewa, gadis kecil itu tak kunjung datang. "Dia mengingkari janjinya," gumam Eden dengan perasaan kecewa. Tidak lama kemudian, gadis kecil itu pun muncul. Dari kejauhan terlihat, Eden sudah menopang tubuhnya berdiri. Setelah gadis kecil itu mendekat, Eden melihat wajahnya berselimut kesedihan. "Kau menangis?" tanya Eden. Gadis kecil itu menutup wajahnya dengan kedua tangan. Dia terisak. Eden haru melihatnya. "Siapa yang telah menyakitimu?" tanya Eden. Dia tidak menjawab, hanya menggelengkam
last updateLast Updated : 2021-03-21
Read more

TRAGEDI

Kereta pun tiba di stasiun terakhir. Sebuah kota di mana Katnis berasal. Katnis membuka matanya perlahan sambil menguap. "Kita sudah di mana?" tanyanya. Tak ada jawaban. Katnis mengucek mata dengan cepat. "Kemana dia?" Bola mata berpindah-pindah, menebar ke sana sini, namun tak menemukan Eden. "Aaaregh! Paling suka banget hilang dan datang tanpa suara. Memang laki-laki jelmaan hantu," ocehnya. Dan kemudian, Katnis pun beranjak. Tatapanya menyapu sekitaran. Hanya kerumunan orang ramai pada lalu-lalang. "Pergi nggak bilang-bilang, menyebalkan!" Dia pun melangkahkan kakinya. Sambil garuk-garuk kepala yang tak gatal, Katnis berpikir, "Aku mau pulang kemana? Tempat tinggal pun nggak ada. Uang cuma segini-segininya. Heeuufsss!" keluhnya. Dan di saat yang bersamaan, dia merasa perutnya lapar. "Aisshhhh ... lengkap sudah penderitaanku." "Taxi Non?" "Taxi Non." Ramai memang
last updateLast Updated : 2021-03-21
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status