Beranda / Romansa / TURUN RANJANG / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab TURUN RANJANG: Bab 31 - Bab 40

137 Bab

Kembali Tertunda

Setelah gagal bertemu dengan Sera, Ardhi sudah berniat menemui wanita itu esok harinya. Namun, jadwal pekerjaannya terlalu padat hingga tak ada waktu untuk sekadar mengecek ponsel untuk urusan pribadi. Belakangan ini, Ardhi baru benar-benar bisa bebas dari pekerjaan di atas pukul sembilan malam. Badan dan otaknya sudah tidak sanggup kalau harus diajak bekerja keras. Itulah kenapa sampai hari ini, terhitung sudah empat hari sejak Ardhi terpaksa menunggui Thalia di rumah sakit, laki-laki itu belum juga mempunyai waktu luang untuk mengatur ulang pertemuannya dengan Sera.Dan sayangnya, pertemuan itu harus kembali diundur karena Ardhi ada perjalanan bisnis ke Makassar selama tiga hari.Adi mengusulkan untuk mengajak Sera karena Ardhi terlihat berat hati meninggalkan Jakarta. Laki-laki itu sudah akan menyetujui saran Adi, tetapi kemudian mengurungkan niat begitu mengingat kalau hubungannya dan Sera masih dalam kondisi yang tidak baik."Bagaimana, Pak? Ibu Sera diajak
Baca selengkapnya

Hurt

Meski Sera telah mengatakan dengan gamblang kepada Ardhi bahwa ia tidak akan datang lagi ke kursus dan akan terus menetap di apartemen, pada kenyataannya Sera melanggar ucapannya sendiri.Tiga hari pertama di apartemen tanpa keluar, rasanya sangat membosankan. Sera tidak kuat. Apalagi setelah janji yang mendadak dibatalkan sepihak oleh Ardhi. Sera banyak menghabiskan waktu di luar meski hanya sendirian.Saat ini Sera sedang berada di pusat perbelanjaan untuk melepaskan penat setelah pulang dari panti jompo. Tadinya Sera berniat untuk menghubungi Aila dan mengajak teman barunya itu untuk window shopping berdua. Namun, pada akhirnya Sera mengurungkan niat untuk menghubungi temannya itu karena hari sudah terlalu sore. Aila pernah bercerita kalau ia sudah jarang bepergian keluar tanpa suami di sore dan malam hari. Pagi sampai sore, suami Aila bekerja, sehingga waktu yang tersisa di sore dan malam hari mereka gunakan untuk berduaan. Itu adalah hal yang normal. Sera
Baca selengkapnya

Berpisah Saja

6 Potret Kebersamaan Thalia Tarendra dan Tunangannya saat Berlibur Bersama di Bali Tahun LaluBerbekal Wajah yang Cantik dan Menawan, Thalia Tarendra Berhasil Menggaet Seorang Pengusaha MudaThalia Tarendra dan Ardhi Prasetyo Dijodohkan, Mereka Diam-diam Menyiapkan Pesta Pernikahan MewahKenal Sejak Kecil, Berikut ini Fakta-fakta Menarik Thalia Tarendra dan Ardhi Prasetyo!Dikabarkan Telah Merancang Pernikahan Diam-diam, Ardhi Prasetyo dan Thalia Tarendra Terlihat Semakin Mesra!Thalian Tarendra Kecelakaan, Ardhi Prasetyo Setia Menemani di Rumah SakitKepala Sera seperti mau pecah setelah membaca judul-judul artikel yang mengangkat isu kedekatan Thalia Tarendra dan Ardhi Prasetyo. Ada puluhan artikel yang membahas isu yang sama. Semuanya tidak benar-benar menunjukkan fakta yang valid. Keb
Baca selengkapnya

Karena Kamu Istri Saya

Pada akhirnya, pembicaraan Ardhi dan Sera tertunda lagi. Sera sudah tertidur terlebih dahulu karena terlalu lama menunggu Ardhi selesai mandi.Ardhi juga sudah kepalang lelah. Laki-laki itu pun ikut membaringkan diri di samping Sera. Menatap wajah kuyu Sera yang terlihat gelisah dalam tidurnya itu membuat hati Ardhi sakit.Apa setiap malam Sera mengalami ini?Menuruti naluri, Ardhi mendekat ke arah Sera dan meraih wanita itu ke dalam pelukan. Tidak ada penolakan. Ardhi cukup bersyukur karena itu.Baru beberapa saat kemudian Ardhi sadar kalau posisi yang begitu dekat itu tidak aman untuk dirinya. Jantung Ardhi berkejaran. Sungguh, tadinya, ia hanya ingin langsung tidur dan mengistirahatkan diri setelah menguras tenaga untuk bekerja selama beberapa hari terakhir. Namun, melihat Sera yang kini meringkuk di dalam pelukannya dan bergelung nyaman, membuat Ardhi tidak bisa tidur.Gantian Ardhi yang gelisah karena tanpa ia duga, ia pun merasa nyaman di pos
Baca selengkapnya

Rasa yang Masih Ada

Sera bukan orang yang suka berolahraga berat. Baru lari satu kali putaran saja, Sera sudah ambruk karena kelelahan. Sera langsung menyingkir dari lintasan lari dan mengistirahatkan diri di tempat yang teduh.Tadi, saat dalam perjalanan menuju Senayan, Sera membuat kesepakatan dengan Ardhi. Mereka tidak akan lari bersama-sama untuk menghindari masalah yang kemungkinan akan terjadi jika keduanya benar-benar tanpa sengaja bersua dengan kenalan masing-masing. Dan itu benar-benar terjadi. Setidaknya kepada Sera. Saat Sera sedang meluruskan kaki dan mengatur napas yang terengah, seseorang menyodorkan sebotol air mineral tepat di depan wajahnya.Sera kaget saat mengangkat kepala dan langsung bertemu muka dengan Edo, yang juga sama terengahnya dengan dirinya. Titik-titik keringat membasahi wajah, leher, dan kaus tipis yang dikenakan laki-laki itu."Ambil, Sera. Tanganku pegal," kata Edo sambil menggoyangkan botol air mineral itu di depan wajah Sera.
Baca selengkapnya

Distraksi

Saat sudah dirasa jauh dari Edo, Sera berhenti melangkah untuk mengatur napas yang berkejaran. Ia beberapa kali berbalik menatap ke belakang untuk memastikan bahwa Edo tidak mengikutinya. Sera mendesah lega. Tidak ada Edo. Laki-laki itu sepertinya sudah cukup paham bahwa Sera ingin menjauh dan tidak ingin diikuti.Sera menengadahkan wajah. Membiarkan sinar matahari yang mulai terasa membakar itu menghantam wajahnya yang memerah. Terbebas dari Edo tidak membuat ia lega. Di sudut hatinya yang terdalam, ia pun juga tersiksa, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.Sera sampai di parkiran dalam sepuluh menit. Ardhi masih belum terlihat. Hal ini Sera manfaatkan untuk menenangkan diri. Ardhi tidak boleh melihatnya kacau dan membuat laki-laki itu bertanya-tanya. Sera tidak akan punya jawaban yang cukup aman jika Ardhi menanyakan apa yang terjadi padanya saat mereka berpisah tadi.Sera mendudukkan diri di pembatas jalan di dekat mobil Ardhi. Ia menekuk lutut kemudian meletak
Baca selengkapnya

Memperbaiki Kerusakan

Setelah gagal sarapan bersama, Ardhi kelihatan super badmood. Saat Sera keluar dari kamar, ia mendapati Ardhiㅡmasih dalam balutan pakaian olahragaㅡduduk dengan postur tubuh kaku di ruang makan. Laki-laki itu memasang tampang dingin yang membuat Sera sungkan untuk mendekat."Saya mau mandi dulu, setelah itu kita bicara," kata Ardhi dengan nada yang sangat dingin dan membekukan.Sera belum sempat menjawab, namun Ardhi sudah lebih dulu beranjak pergi. Sera mencoba untuk mengabaikan perubahan mood Ardhi yang merosot drastis itu dan memlilih untuk duduk di kursi yang tadinya diduduki oleh Ardhi untuk sarapan. Sera mengeluarkan wadah pembungkus bubur ayam yang masih terbungkus plastik kemudian membukanya. Aroma gurih langsung menguar begitu wadah terbuka sempurna. Cacing-cacing di perut Sera seperti memanggil-manggil. Sera yang awalnya tidak terlalu berselera itu langsung bereaksi. Ia ternyata cukup lapar lebih dari yang ia kira."Wow, yummy," gumam Sera deng
Baca selengkapnya

Terbukanya Kotak Pandora

"Kenapa diam saja, Ardhi? Apa ini sesuatu hal yang nggak boleh saya tahu?" desak Sera saat Ardhi tidak kunjung menjawab pertanyaannya.Ardhi menatap Sera lama. Namun, Sera tidak bisa menerka apa yang tengah dipikrikan oleh Ardhi saat pertanyaan tentang orang tua Sera itu keluar dari mulutnya."Saya kenal orang tua kamu tahun lalu," ucap Ardhi setelah terdiam cukup lama. "Kami bertemu di Kalimantan," jelasnya singkat.Ardhi bertemu orang tuanya tahun lalu di Kalimantan, batin Sera membeo ucapan Ardhi. Sera langsung memutar otak. Ia mengingat-ingat apakah kedua orang tuanya sempat pergi ke Kalimantan tahun lalu. Saat sebuah ingatan melintas, Sera . Namun, tidak lantas membuat Sera percaya begitu saja."Apa saat itu terjadi sesuatu dengan mereka?" tanya Sera lagi.Ardhi menggeleng. "Tidak terjadi apa-apa. Kami bertemu di Pontianak. Koper saya tidak sengaja tertukar dengan milik orang tua kamu yang kebetulan sama. Karena tepat saat waktu makan siang, s
Baca selengkapnya

Rutinitas

"Sera!" Ardhi terkejut bukan main saat Sera ambruk dan jatuh lemas di pelukannya dalam keadaan tak sadarkan diri.Ardhi tanggap langsung dengan membopong Sera dan membaringkan tubuh wanita itu di atas ranjang. Laki-laki itu menepuk pipi Sera pelan dan memanggil-manggil nama Sera beberapa kali, tetapi Sera tak kunjung sadar."Maafkan saya, Sera, seharusnya saya lebih peka," lirih Ardhi.Tak ada waktu untuk menyesal, Ardhi cepat-cepat mencari kotak P3K yang sempat ia lihat beberapa waktu lalu di dapur. Tidak butuh waktu lama, Ardhi menemukan apa yang ia cari dan langsung kembali ke kamar. Tak ingin terlalu lama meninggalkan Sera sendirian. Sesampainya di kamar, Ardhi duduk di tepi ranjang dengan posisi miring. Ia mendekatkan minyak angin ke hidung Sera setelah membalurkan minyak ke pelipis wanita itu.Setelah lebih dari sepuluh menit Sera masih belum sadar, Ardhi mulai kalang kabut. Ia panik dan khawatir hingga hampir menjatuhkan ponsel yang baru saja ia am
Baca selengkapnya

Sebelum Ditinggal Pergi (21+)

Saat Ardhi kembali dari kantor, Sera sedang melipat baju milik laki-laki itu untuk dimasukkan ke dalam koper."Kamu biasanya selain bawa setelan jas, baju ganti, pakaian dalam, dan peralatan mandi, masih butuh bawa apa lagi?" tanya Sera tanpa basa-basi saat melihat Ardhi masuk ke dalam kamar."Bawa makanan, tapi sepertinya sudah disiapin sama Adi.""Makanan?" Sera menggumam. "Jenis makanan apa yang kira-kira dibawa seorang Ardhi saat bepergian ke luar negeri?""Saya bawa pop mie," jawab Ardhi sambil menjatuhkan badan di atas ranjang."Kamu jangan langsung naik ke kasur, dong. Langsung mandi aja," omel Sera tiba-tiba. Ia kesal melihat Ardhi yang kini tengah telentang di atas ranjang dengan begitu santai. Pagi tadi, ia sudah mengganti bedcover dan ia tidak suka dengan kebiasaan Ardhi yang menurut Sera jorok itu.Sera benar-benar maniak kebersihan. Baginya, mandi adalah hal yang wajib dilakukan setelah kembali dari bepergian."Selesainya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status