“Kamu serius soal yang kemarin?” “Yang mana? Kan banyak yang semalam kita bicarakan,” jawab Ardhi. “Soal kamu sepenuhnya ... milik saya?” Muka Sera memerah saat mengatakannya. “Saya nggak cuma mimpi, kan?" Ardhi memiringkan kepala, menatap Sera dengan senyum tertahan. "Saya cerita sedikit, boleh?" Alih-alih menjawab pertanyaan Sera, Ardhi justru melontarkan pertanyaan yang tak nyambung, membuat Sera mengernyit bingung, tetapi tetap mengangguk. “Jadi, saya punya teman yang cukup dekat, namanya Dru. Dia yang selama belasan tahun ini menjadi satu-satunya teman saya, selain Adi tentu saja,” koreksi Ardhi diikuti kekehan. “Dia sempat bilang ke saya begini 'mencari pengganti sosok yang sudah nggak ada di dunia, itu bukan dosa. Karena jika terus-terusan merindukan sosok yang telah tiada, hatimu akan semakin kebas dan kosong'.” Ardhi menatap Sera dengan senyum tipis terpatri. Lalu melanjutkan, "Dulu, saya selalu mengabaikan perkataan, Dru. Kar
Read more