Home / Romansa / Imperfect Love / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Imperfect Love: Chapter 91 - Chapter 100

126 Chapters

Menagih Janji

“Ingat, selama hamil nggak boleh makan sushi,” kata Bira yang lebih cerewet daripada sang istri, ketika memberi nasihat pada Yasmen. “Kalau makan steak, harus yang welldone, di luar itu nggak boleh. Ngerti Sayangnya Papi?”“Ngerti!” Yasmen mengangguk, dan menjawab dengan mulut yang masih penuh. Sepulang dari memeriksakan diri, Yasmen benar-benar menagih janji Bira untuk pergi makan di mana pun yang ia mau. Entah mengapa, malam itu tiba-tiba mulut Yasmen ingin sekali memakan masakan Padang. Hingga tibalah mereka di sebuah restoran Padang yang cukup terkenal, atas permintaan Yasmen. “Pokoknya, semua yang diomongin sama dokter tadi, dituruti aja,” timpal sang mami. “Nggak usah ngeyel, demi yang di dalam perut.”Yasmen kembali mengangguk, dan sudah berniat sepenuh hati untuk menjaga kehamilan yang sudah ditunggu-tunggunya. Tidak mungkin, kan, Yasmen menyia-nyiakan dan bersikap sembarangan hingga membahayakan janin di dalam perutnya.“By! Kalau ada apa-apa cepat kabari,” pinta Bira dengan
last updateLast Updated : 2023-02-22
Read more

Nggak Mau

“Bee, aku besok siang mau jalan, cari daster hamil, ya!” Yasmen berdiri di depan meja rias, seraya mengusap perutnya yang masih terlihat rata. Sebenarnya, ada kekhawatiran bila nasibnya akan sama seperti sang mami dahulu kala. Yang harus menunggu hingga bertahun-tahun, sampai akhirnya mengandung seorang Yasmen.Byakta yang baru saja menghempaskan tubuhnya di tempat tidur menoleh. Melihat Yasmen yang mengangkat ujung blousenya sampai ke atas, hingga menampakkan perut ratanya. Perut Yasmen bahkan belum tampak membulat sedikit pun, tapi istrinya itu sudah ingin membeli daster hamil.“Memangnya, baju-baju di walk in closet sudah nggak ada yang bisa dipake?” tanya Byakta seraya mengingat banyaknya koleksi pakaian di miliki Yasmen. Bahkan, pakaian milik Byakta tida ada separuh dari seluruh isi dari walk in closet. “Perutmu masih rata, jadi belum perlu yang namanya daster hamil.”“Tapi aku mau beli!” Yasmen melepas ujung blouse yang sedari ia tahan untuk melihat perutnya. Kakinya menghentak
last updateLast Updated : 2023-02-23
Read more

Pilihan

“Pagi Rara cantiiik.” Begitu masuk ruang keluarga di kediaman Pras, Yasmen melihat keponakan perempuannya itu sudah duduk manis di pangkuan opanya. Karena itu, ia bergegas menghampiri Pras, kemudian berjongkok di depan pria itu untuk menyapa Rara sekali lagi.Akan tetapi, tangan Yasmen yang baru hendak menyentuh wajah Rara segera ditepis oleh Pras.“Cuci tangan dulu,” kata Pras datar, lalu melihat Byakta baru memasuki ruang keluarga dan terlihat rapi seperti biasanya. “Ngapain kalian berdua ke sini pagi-pagi begini? Bukannya kamu sudah nggak kerja di sini lagi.”Yasmen yang baru saja merengutkan bibir karena tangannya ditepis, melongo sejenak. “Ayah! Makanya kalau orang nelpon itu jangan langsung dimatiin! Tadi malam aku tanya, tapi nggak dijawab! Makanya aku ke sini pagi-pagi!”“Kamu sudah tahu jawabannya, jadi pulanglah.”Stres.Hari bahkan belum dijalani seperempatnya, tapi Pras sudah membuat hati Yasmen bergemuruh kesal. Yang membuat aneh ialah, meskipun sering teramat kesal terha
last updateLast Updated : 2023-02-25
Read more

Sifat Pras

Dengan santainya, Mai menyantap apel yang sebelumnya sudah dipotong menjadi bagian kecil. Di hadapannya, Yasmen tengah merengek pada Sinar dan mengadu tentang semua hal yang dititahkan oleh Pras. Padahal, Sinar sudah mendengar ucapan Pras, tetapi Yasmen masih saja mengatakannya berulang-ulang.“Nda, itu uangku sendiri, kenapa harus diawasi, sih?”Sinar yang duduk di sofa ratu lagi-lagi menghela. Bukan bermaksud membandingkan. Namun, bila kejadian seperti itu terjadi pada Mai, putrinya itu pasti akan meminta alasan dengan sedetail mungkin pada Pras. Setelah mendapat jawabannya, Mai tidak akan diam, dan tidak merengek seperti Yasmen.“Kamu sudah nikah, sekarang lagi hamil, dan sebentar lagi mau punya anak.” Sinar mencoba bersabar, dan menjelaskan dengan sederhana. Sejenak, matanya memandang Sila yang baru keluar dari lorong yang menuju kamarnya, lalu menghampiri mereka. Duduk di samping Mai, sambil mengusap perut yang belum terlihat besar. “Jadi, dewasalah, Yas. Ayah nyuruh begitu, kare
last updateLast Updated : 2023-02-28
Read more

Seumur Hidup

“Katanya mau sampe sore di rumah ayah?” Byakta menghampiri Yasmen yang tengah menonton televisi di ruang keluarga. Gadis itu berbaring miring di sofa panjang, dengan semangkuk strawberry ada di hadapan. Byakta mengangkat mangkuk bening tersebut, kemudian meletakkannya di side table yang bersebelahan dengan kepala Yasmen. “Makan itu duduk, bukan baring.”Bukannya bangkit, Yasmen justru mengalungkan tangan pada pinggang Byakta yang baru saja duduk di sampingnya. “Ayah sama enda jalan ke Firma, terus langsung ke bandara. Rara tidur sama maminya, Sila dijemput mas Qai siang tadi, mau pulang ke rumahnya karena ayah sama enda mau ke Surabaya. Males jadinya di sana, pulang aja.”Byakta mengusap puncak kepala Yasmen dengan perlahan. “Tadi aku bicara sama papi, beliau lagi nyari orang buat ngurusin semua keuanganmu, termasuk urusan kos-kosan nanti. Papi nggak mau kamu sampai stres gara-gara banyak pikiran.”“Padahal aku, kan, nggak mikir berat,” sahut Yasmen sambil mengurai pelukannya. Ia bang
last updateLast Updated : 2023-03-01
Read more

Peluk

“Hun.”Tidak menemukan Yasmen berada di sisi tempat tidurnya, Byakta yang baru saja bangun itu segera bangkit menuju kamar mandi. Tidak juga menemukan Yasmen di sana, Byakta mencoba beralih menuju walk in closet. Hasilnya sama, istrinya juga tidak berada di sana.Tidak biasanya Yasmen beranjak dari tempat tidur, sebelum Byakta bangkit lebih dulu. Ke mana perginya Yasmen di pagi buta seperti ini. Matahari saja belum muncul dari peraduannya, tetapi Yasmen sudah lebih dulu menghilang dari kamar.Tidak menemukan sang istri di kedua tempat tersebut, Byakta segera keluar kamar lalu menuruni tangga. Ia segera pergi ke belakang, saat tidak melihat Yasmen di ruang keluarga. Sampai akhirnya, Byakta melihat sang istri berdiri di depan kompor dan terlihat sedang mengaduk sesuatu. Di samping Yasmen, sudah ada Susi yang sepertinya tengah memberi arahan pada Yasmen.“Ehm.” Byakta mencoba mengalihkan fokus kedua wanita yang berdiri bersisian dengan deheman kecilnya. Benar saja, keduanya langsung meno
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Jangan Sampai Lupa

“Hei! Princess!”Yasmen yang tengah berjalan menuju lift segera menoleh pada arah asal suara. Ia melihat Endy baru saja memasuki lobi Casteel High, melalui pintu parkiran basement. Tidak ada yang berubah dari pria itu, tetap rapi dan penampilannya memang lebih terlihat lugas daripada Byakta.“Mas Endy!” Langkah Yasmen terhenti. Ia menunggu Endy menghampirinya lalu kembali berkata, “Apa kabar?”“Sedihlah,” jawab Endy lalu terkekeh sebentar. Tatapannya sedikit turun ke bawah, melihat sebuah rantang susun yang dibawa Yasmen dengan kedua tangan. Isinya pasti makan siang untuk Byakta, karena sebentar lagi waktunya makan siang akan tiba. “Tiap ke sini, sudah nggak bisa lihat kamu lagi.”Yasmen balas terkekeh sambil melanjutkan kembali langkahnya menuju lift. “Gombal, ih!”“Nggak gombal! Aku serius!” Endy menunjuk rantang yang yang dibawa Yasmen. “Tiap hari bawa makan siang buat Byakta?”“Nggak.” Yasmen menggeleng dan sedikit mengangkat rantang di tangan. “Baru ini aku bawa makan siang. Aku,
last updateLast Updated : 2023-03-05
Read more

Tetap Sayang

“Kalau cewek, nanti mau aku kasih nama Melati, biar sama kayak namaku.” Yasmen kembali membuka mulut, saat Byakta sudah mengangkat satu sendok nasi ke ujung bibirnya. Sebenarnya, Yasmen sudah makan lebih dahulu saat baru datang ke ruangan Byakta. Namun, karena tidak tega melihat Byakta yang masih bekerja dan belum makan, maka Yasmen hanya makan sedikit saja.Yasmen menunggu sang suami selesai dengan pekerjaannya, baru melanjutkan makan siangnya bersama.“Hm.” Terserah Yasmen saja, Byakta hanya mengikuti kemauan ibu hamil yang selalu saja ngambek, dan semakin manja belakangan ini. Yang penting nama anaknya kelak memiliki arti baik, itu saja sudah lebih dari cukup. Tidak ada yang perlu diperdebatkan. “Kalau anaknya laki-laki?”Yasmen menunggu kunyahannya selesai lebih dulu. Selama itu, yang dipandangi Yasmen hanyalah wajah Byakta yang baru saja menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya. Mau ditengok dari sudut mana pun, suaminya itu selalu saja terlihat tampan di mata Yasmen, dan tidak ada t
last updateLast Updated : 2023-03-07
Read more

Jangan Ganggu

“Air, listrik, internet, dan lain-lainnya udah aku bayar.” Yasmen menatap layar laptopnya dengan serius. Menghitung semua pengeluaran rutin, yang kerap ia bayar setiap bulan setelah menjadi istri Byakta. Terbiasa memegang uang dengan jumlah tanpa batas, membuat Yasmen cukup mengerut dahi ketika melihat gaji Byakta setiap bulannya.Bagi orang seperti Byakta, menerima gaji dengan nominal standar pendapatan jabatan direktur, mungkin sudah lebih dari cukup. Bahkan, Byakta bisa membangun kosan mewah dengan target dari kalangan menengah ke atas.Akan tetapi, beda lagi ceritanya dengan Yasmen. Melihat nominal yang masuk ke dalam rekening Byakta setiap bulan, kala itu langsung membuatnya sakit kepala. Yasmen harus menekan gaya hidup hedonnya, untuk bisa menyatukan tujuan pernikahan mereka. Ditambah, saat awal pernikahan, Pras mencabut semua fasilitas keuangan Yasmen hingga tidak bisa berkutik sama sekali.Sebenarnya, Yasmen masih bisa bernapas lega karena memiliki back up finansial dari Nando
last updateLast Updated : 2023-03-09
Read more

Ayam Geprek

“Yakin habis ini langsung pulang?” Pertanyaan tersebut sudah tiga kali Byakta, ajukan sebelum mereka menuju ke meja kasir untuk membayar barang belanjaan. Untuk ketiga kalinya pula, istrinya itu mengangguk dan tidak ingin pergi ke mana pun setelah berbelanja barang keperluan rumah.“Dari tadi nanya itu mulu, padahal udah aku jawab,” gerutu Yasmen mulai mendahului Byakta menuju meja kasir, untuk berdiri di belakang antrean yang tidak terlalu panjang. Namun, mau secepat apapun Yasmen berjalan, tetap saja Byakta bisa dengan cepat menyusulnya.“Ya, maksudku, kamu nggak mau mampir makan dulu?” Semenjak hamil, istrinya itu jarang sekali makan di luar atau membeli makanan seperti biasa lalu di bawa pulang. Yasmen lebih sering menghabiskan waktunya memasak, dan akan memakan makanan hasil masakannya sendiri.Apa Yasmen tengah berhemat hingga tidak ingin pergi ke mana pun? Jika hanya pergi ke restoran, Byakta masih sangat-sangat sanggup untuk memenuhi keinginan istrinya itu. Bahkan, bila diinga
last updateLast Updated : 2023-03-12
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status