Home / Romansa / Imperfect Love / Menagih Janji

Share

Menagih Janji

Author: Kanietha
last update Last Updated: 2023-02-22 19:07:46

“Ingat, selama hamil nggak boleh makan sushi,” kata Bira yang lebih cerewet daripada sang istri, ketika memberi nasihat pada Yasmen. “Kalau makan steak, harus yang welldone, di luar itu nggak boleh. Ngerti Sayangnya Papi?”

“Ngerti!” Yasmen mengangguk, dan menjawab dengan mulut yang masih penuh. Sepulang dari memeriksakan diri, Yasmen benar-benar menagih janji Bira untuk pergi makan di mana pun yang ia mau. Entah mengapa, malam itu tiba-tiba mulut Yasmen ingin sekali memakan masakan Padang. Hingga tibalah mereka di sebuah restoran Padang yang cukup terkenal, atas permintaan Yasmen.

“Pokoknya, semua yang diomongin sama dokter tadi, dituruti aja,” timpal sang mami. “Nggak usah ngeyel, demi yang di dalam perut.”

Yasmen kembali mengangguk, dan sudah berniat sepenuh hati untuk menjaga kehamilan yang sudah ditunggu-tunggunya. Tidak mungkin, kan, Yasmen menyia-nyiakan dan bersikap sembarangan hingga membahayakan janin di dalam perutnya.

“By! Kalau ada apa-apa cepat kabari,” pinta Bira dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Santiest
ayo semangat Yasmen... tagih janji ayah Pras
goodnovel comment avatar
Yienz Karnys
Lahh ..koq sama kyk kerja ya dari pagi sampe sore d rmh ayah
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
Yasmen Yasmen. mw jdi ibu kok kelskuannya kek bocil
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Imperfect Love   Nggak Mau

    “Bee, aku besok siang mau jalan, cari daster hamil, ya!” Yasmen berdiri di depan meja rias, seraya mengusap perutnya yang masih terlihat rata. Sebenarnya, ada kekhawatiran bila nasibnya akan sama seperti sang mami dahulu kala. Yang harus menunggu hingga bertahun-tahun, sampai akhirnya mengandung seorang Yasmen.Byakta yang baru saja menghempaskan tubuhnya di tempat tidur menoleh. Melihat Yasmen yang mengangkat ujung blousenya sampai ke atas, hingga menampakkan perut ratanya. Perut Yasmen bahkan belum tampak membulat sedikit pun, tapi istrinya itu sudah ingin membeli daster hamil.“Memangnya, baju-baju di walk in closet sudah nggak ada yang bisa dipake?” tanya Byakta seraya mengingat banyaknya koleksi pakaian di miliki Yasmen. Bahkan, pakaian milik Byakta tida ada separuh dari seluruh isi dari walk in closet. “Perutmu masih rata, jadi belum perlu yang namanya daster hamil.”“Tapi aku mau beli!” Yasmen melepas ujung blouse yang sedari ia tahan untuk melihat perutnya. Kakinya menghentak

    Last Updated : 2023-02-23
  • Imperfect Love   Pilihan

    “Pagi Rara cantiiik.” Begitu masuk ruang keluarga di kediaman Pras, Yasmen melihat keponakan perempuannya itu sudah duduk manis di pangkuan opanya. Karena itu, ia bergegas menghampiri Pras, kemudian berjongkok di depan pria itu untuk menyapa Rara sekali lagi.Akan tetapi, tangan Yasmen yang baru hendak menyentuh wajah Rara segera ditepis oleh Pras.“Cuci tangan dulu,” kata Pras datar, lalu melihat Byakta baru memasuki ruang keluarga dan terlihat rapi seperti biasanya. “Ngapain kalian berdua ke sini pagi-pagi begini? Bukannya kamu sudah nggak kerja di sini lagi.”Yasmen yang baru saja merengutkan bibir karena tangannya ditepis, melongo sejenak. “Ayah! Makanya kalau orang nelpon itu jangan langsung dimatiin! Tadi malam aku tanya, tapi nggak dijawab! Makanya aku ke sini pagi-pagi!”“Kamu sudah tahu jawabannya, jadi pulanglah.”Stres.Hari bahkan belum dijalani seperempatnya, tapi Pras sudah membuat hati Yasmen bergemuruh kesal. Yang membuat aneh ialah, meskipun sering teramat kesal terha

    Last Updated : 2023-02-25
  • Imperfect Love   Sifat Pras

    Dengan santainya, Mai menyantap apel yang sebelumnya sudah dipotong menjadi bagian kecil. Di hadapannya, Yasmen tengah merengek pada Sinar dan mengadu tentang semua hal yang dititahkan oleh Pras. Padahal, Sinar sudah mendengar ucapan Pras, tetapi Yasmen masih saja mengatakannya berulang-ulang.“Nda, itu uangku sendiri, kenapa harus diawasi, sih?”Sinar yang duduk di sofa ratu lagi-lagi menghela. Bukan bermaksud membandingkan. Namun, bila kejadian seperti itu terjadi pada Mai, putrinya itu pasti akan meminta alasan dengan sedetail mungkin pada Pras. Setelah mendapat jawabannya, Mai tidak akan diam, dan tidak merengek seperti Yasmen.“Kamu sudah nikah, sekarang lagi hamil, dan sebentar lagi mau punya anak.” Sinar mencoba bersabar, dan menjelaskan dengan sederhana. Sejenak, matanya memandang Sila yang baru keluar dari lorong yang menuju kamarnya, lalu menghampiri mereka. Duduk di samping Mai, sambil mengusap perut yang belum terlihat besar. “Jadi, dewasalah, Yas. Ayah nyuruh begitu, kare

    Last Updated : 2023-02-28
  • Imperfect Love   Seumur Hidup

    “Katanya mau sampe sore di rumah ayah?” Byakta menghampiri Yasmen yang tengah menonton televisi di ruang keluarga. Gadis itu berbaring miring di sofa panjang, dengan semangkuk strawberry ada di hadapan. Byakta mengangkat mangkuk bening tersebut, kemudian meletakkannya di side table yang bersebelahan dengan kepala Yasmen. “Makan itu duduk, bukan baring.”Bukannya bangkit, Yasmen justru mengalungkan tangan pada pinggang Byakta yang baru saja duduk di sampingnya. “Ayah sama enda jalan ke Firma, terus langsung ke bandara. Rara tidur sama maminya, Sila dijemput mas Qai siang tadi, mau pulang ke rumahnya karena ayah sama enda mau ke Surabaya. Males jadinya di sana, pulang aja.”Byakta mengusap puncak kepala Yasmen dengan perlahan. “Tadi aku bicara sama papi, beliau lagi nyari orang buat ngurusin semua keuanganmu, termasuk urusan kos-kosan nanti. Papi nggak mau kamu sampai stres gara-gara banyak pikiran.”“Padahal aku, kan, nggak mikir berat,” sahut Yasmen sambil mengurai pelukannya. Ia bang

    Last Updated : 2023-03-01
  • Imperfect Love   Peluk

    “Hun.”Tidak menemukan Yasmen berada di sisi tempat tidurnya, Byakta yang baru saja bangun itu segera bangkit menuju kamar mandi. Tidak juga menemukan Yasmen di sana, Byakta mencoba beralih menuju walk in closet. Hasilnya sama, istrinya juga tidak berada di sana.Tidak biasanya Yasmen beranjak dari tempat tidur, sebelum Byakta bangkit lebih dulu. Ke mana perginya Yasmen di pagi buta seperti ini. Matahari saja belum muncul dari peraduannya, tetapi Yasmen sudah lebih dulu menghilang dari kamar.Tidak menemukan sang istri di kedua tempat tersebut, Byakta segera keluar kamar lalu menuruni tangga. Ia segera pergi ke belakang, saat tidak melihat Yasmen di ruang keluarga. Sampai akhirnya, Byakta melihat sang istri berdiri di depan kompor dan terlihat sedang mengaduk sesuatu. Di samping Yasmen, sudah ada Susi yang sepertinya tengah memberi arahan pada Yasmen.“Ehm.” Byakta mencoba mengalihkan fokus kedua wanita yang berdiri bersisian dengan deheman kecilnya. Benar saja, keduanya langsung meno

    Last Updated : 2023-03-02
  • Imperfect Love   Jangan Sampai Lupa

    “Hei! Princess!”Yasmen yang tengah berjalan menuju lift segera menoleh pada arah asal suara. Ia melihat Endy baru saja memasuki lobi Casteel High, melalui pintu parkiran basement. Tidak ada yang berubah dari pria itu, tetap rapi dan penampilannya memang lebih terlihat lugas daripada Byakta.“Mas Endy!” Langkah Yasmen terhenti. Ia menunggu Endy menghampirinya lalu kembali berkata, “Apa kabar?”“Sedihlah,” jawab Endy lalu terkekeh sebentar. Tatapannya sedikit turun ke bawah, melihat sebuah rantang susun yang dibawa Yasmen dengan kedua tangan. Isinya pasti makan siang untuk Byakta, karena sebentar lagi waktunya makan siang akan tiba. “Tiap ke sini, sudah nggak bisa lihat kamu lagi.”Yasmen balas terkekeh sambil melanjutkan kembali langkahnya menuju lift. “Gombal, ih!”“Nggak gombal! Aku serius!” Endy menunjuk rantang yang yang dibawa Yasmen. “Tiap hari bawa makan siang buat Byakta?”“Nggak.” Yasmen menggeleng dan sedikit mengangkat rantang di tangan. “Baru ini aku bawa makan siang. Aku,

    Last Updated : 2023-03-05
  • Imperfect Love   Tetap Sayang

    “Kalau cewek, nanti mau aku kasih nama Melati, biar sama kayak namaku.” Yasmen kembali membuka mulut, saat Byakta sudah mengangkat satu sendok nasi ke ujung bibirnya. Sebenarnya, Yasmen sudah makan lebih dahulu saat baru datang ke ruangan Byakta. Namun, karena tidak tega melihat Byakta yang masih bekerja dan belum makan, maka Yasmen hanya makan sedikit saja.Yasmen menunggu sang suami selesai dengan pekerjaannya, baru melanjutkan makan siangnya bersama.“Hm.” Terserah Yasmen saja, Byakta hanya mengikuti kemauan ibu hamil yang selalu saja ngambek, dan semakin manja belakangan ini. Yang penting nama anaknya kelak memiliki arti baik, itu saja sudah lebih dari cukup. Tidak ada yang perlu diperdebatkan. “Kalau anaknya laki-laki?”Yasmen menunggu kunyahannya selesai lebih dulu. Selama itu, yang dipandangi Yasmen hanyalah wajah Byakta yang baru saja menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya. Mau ditengok dari sudut mana pun, suaminya itu selalu saja terlihat tampan di mata Yasmen, dan tidak ada t

    Last Updated : 2023-03-07
  • Imperfect Love   Jangan Ganggu

    “Air, listrik, internet, dan lain-lainnya udah aku bayar.” Yasmen menatap layar laptopnya dengan serius. Menghitung semua pengeluaran rutin, yang kerap ia bayar setiap bulan setelah menjadi istri Byakta. Terbiasa memegang uang dengan jumlah tanpa batas, membuat Yasmen cukup mengerut dahi ketika melihat gaji Byakta setiap bulannya.Bagi orang seperti Byakta, menerima gaji dengan nominal standar pendapatan jabatan direktur, mungkin sudah lebih dari cukup. Bahkan, Byakta bisa membangun kosan mewah dengan target dari kalangan menengah ke atas.Akan tetapi, beda lagi ceritanya dengan Yasmen. Melihat nominal yang masuk ke dalam rekening Byakta setiap bulan, kala itu langsung membuatnya sakit kepala. Yasmen harus menekan gaya hidup hedonnya, untuk bisa menyatukan tujuan pernikahan mereka. Ditambah, saat awal pernikahan, Pras mencabut semua fasilitas keuangan Yasmen hingga tidak bisa berkutik sama sekali.Sebenarnya, Yasmen masih bisa bernapas lega karena memiliki back up finansial dari Nando

    Last Updated : 2023-03-09

Latest chapter

  • Imperfect Love   Give Away ~~

    Haluu Mba beb tersaiank … Saia langsung aja umumin daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak Imperfect Love : ArPi Kim : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Mulya Purnama : 750 koin GN + pulsa 150 rb Elin land : 500 koin GN + pulsa 100 rb Miss Ziza Ziza S : 350 koin GN + pulsa 50 rb Ziza Ziz S : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeeh @kanietha_ . Jangan lupa follow saia duluuuh .... Saia tunggu konfirmasi sampai hari Minggu, 2 April 2023, ya, jadi, saia bisa setor datanya hari Senin ke pihak GN. Daaan, kiss banyak-banyak atas dukungan, juga atensinya untuk Bee and Hunny ~~ Kita ketemu lagi di GN, Insya Allah habis lebaran yaaa .... Kissseeess …..

  • Imperfect Love   Bon~Bira 5

    Apa ini? Asisten nyonya besar keluarga Sagara tiba-tiba menelepon dan meminta Arista datang ke kediaman atasannya. Bukan di rumah jabatan yang ditempati saat ini, tetapi di rumah pribadi kediaman Sagara. Bahkan, Arista dijemput langsung oleh salah satu sopir keluarga tersebut. Arista seperti di sidang. Duduk seorang diri dan menghadapi empat orang yang mentapnya dalam diam. “Maaf, Bu Aida.” Daripada hanya didiamkan, Arista akhirnya membuka mulut. “Kenapa saya dipanggil ke sini? Apa ada masalah, atau butuh bantuan saya?” Tatapan Arista tertuju sekilas pada Bira yang duduk paling ujung, di samping Pras. Jangan-jangan, pertemuan kali ini adalah buntut dari pembicaraan Arista dan Bira malam itu. Jangan-jangan, semua ucapan yang dikatakan Bira saat itu bukan hanya gurauan belaka. Jangan-jangan … Semakin dipikirkan, Aristas semakin sakit kepala karena takut menebak-nebak jawabannya. “Saya minta maaf kalau harus minta kamu datang mendadak seperti sekarang.” Aida berujar dengan sikap ang

  • Imperfect Love   Bon~Bira 4

    Arista mengerjap dengan mulut yang terbuka. Berdiri mematung pada celah pintu mobil yang sudah dibuka Vincent sebelumnya. Mendengar perkataan Bira dan wajah serius pria itu, Arista jadi tidak bisa mengeluarkan kata-kata. “Becanda, Ris.” Bira spontan tertawa saat melihat Arista membeku dengan wajah tegang. Wanita itu mungkin syok akibat mendengar ucapan Bira barusan. “Buruan masuk, aku sudah lapar.” “Ahh …” Mulut Arista ikut melempar tawa, garing. Ia mengangguk, kemudian masuk ke dalam mobil dan menggeser bokongnya ke sisi pintu yang lain, karena Bira jelas akan duduk di sebelahnya. “Jangan terlalu tegang,” kata Bira setelah menutup pintu. “Kerja sama aku memang harus serius, tapi santai aja.” “Iya, Mas.” Arista kembali tertawa, terkesan dipaksakan. “Lagian, masa’ buaya dipercaya.” Bira tertawa. “Eh, tapi aku serius masalah yang tadi. Aku memang lagi nyari istri, soalnya lagi pusing disuruh nikah terus sama nyonya besar.” Arista berdecak. “Cewek-cewek di Casteel High, kan, banyak

  • Imperfect Love   Bon~Bira 3

    “Kenapa belum pulang?” Bira menatap layar komputer yang dipandang Arista. Wanita itu memandang situs web yang berisikan berbagai video, yang bisa diunggah oleh penggunanya di berbagai belahan dunia manapun asal memiliki akses internet.“Hujan deras, Mas,” kata Arista sembari mengangkat wajah, menatap Bira yang berdiri di sampingnya. Dari pria itu datang ke kantor di pagi hari, sampai pulang di sore hari, atau malam sekali pun ketika mereka lembur, wangi parfum Bira tetap setia menempel di tubuh pria itu. Intensitas wanginya tidak berubah sedikit pun. “Saya nggak bawa jas hujan.”“Terus kenapa belum pulang?” ulang Bira kembali mempertanyakan hal yang sama. “Kita nggak lembur, dan kamu sebenarnya bisa pulang duluan.”“Hujan deras, Mas.” Arista juga mengulang jawaban yang sama, dan mulai menahan kekesalannya.“Aku tahu sekarang hujan deras, tapi kenapa kamu belum pulang?” tanya Bira sekali lagi. “Pesan taksi, kek! Gajimu di sini lebih besar dari Firma Sagara, masa’ bayar taksi buat pulan

  • Imperfect Love   Bon~Bira 2

    Pagi itu, Bira berhenti di depan meja sekretarisnya sebelum memasuki ruang kerja. Perangkat komputer di meja Arista tampak belum menyala, pun dengan kursi kerja yang masih rapi menempel rapat dengan sisi meja.Bira mengeluarkan ponsel. Melihat notifikasi yang masuk di dalamnya. Tidak ada nama Arista di sana. Itu berarti, wanita itu tidak memberi info sama sekali tentang ketidakhadirannya, atau mungkin keterlambatannya. Kalau begitu, biarlah Bira menunggu kabar dari wanita itu sembari melakukan pekerjaannya.Saat Bira baru membuka pintu, hawa sejuk pendingin udara langsung menerpa wajahnya dengan suhu seperti biasa. Itu artinya, sudah ada seseorang yang menyalakan pendingin ruangannya lebih dulu, dan itu pasti Arista.“Mas Bira!”Bira terkejut mendengar seruan yang dilontarkan dengan nada kesal padanya. Namun, entah mengapa seruan tersebut juga terdengar sedikit manja. Sedikit mengusik indra pendengarannya.“Arista? Kamu kenapa?”“Mas Bira pasti tahu kalau pak Lex sudah nikah sama bu

  • Imperfect Love   Bon~Bira 1

    Bira berhenti melangkah di depan meja sekretaris barunya. Ia bersedekap, lalu menghela saat melihat paras manis itu memanyunkan bibirnya.“Pagi, Mas Bira.” Arista tidak mengerti, mengapa ia harus dipindahkan dari Firma Sagara ke Casteel High seperti sekarang. Sejak awal menginjakkan kaki di dunia kerja, Arista sudah berada di firma hukum tersebut dan semua karyawan yang ada di sana sudah seperti keluarga baginya.Namun, perintah tiba-tiba dari Pras membuatnya tidak bisa mengajukan protes. Memangnya, karyawan mana yang berani membantah titah seorang Pras? Arista mungkin masih bisa bernegosiasi bila Lex yang memberinya perintah. Akan tetapi, sayangnya orang tersebut adalah Pras.Pria arogan yang selalu saja bertindak sesuka hati.“Pagi.” Bira berdecak, karena Pras benar-benar mengganti sekretaris lamanya dengan Arista. Apapun alasan yang ada di balik itu, Bira harus tetap menutup mulut dan tidak boleh membocorkannya pada siapapun. Jika Arista bertanya, maka Bira cukup mengatakan semua i

  • Imperfect Love   Bulan Madu yang Tertunda

    “Rajaaa.” Hari masih terbilang masih pagi, tapi Yasmen mulai mengeluarkan “tanduknya” karena baru saja menginjak sebuah lego yang membuat telapak kakinya nyeri seketika. Padahal, Yasmen sudah berulang kali memberitahu putranya, agar selalu membereskan semua mainannya ketika sudah selesai bermain. Namun, berapa kali pun Yasmen berujar dan memberi perintah, hasilnya tetap saja sama. Setelah bermain, bocah yang sudah berusia lima tahun itu, langsung meninggalkan semua mainannya begitu saja. Alhasil, Susilah yang akan membersihkan semuanya seperti biasa dan Yasmen hanya bisa mengelus dada. Anehnya, Raja akan selalu bersikap patuh bila sudah berada di rumah Pras. Mana berani bocah itu menghambur mainannya yang ada di sana. Seusai bermain, Raja akan selalu membereskan semua barangnya pada tempatnya, walaupun dalam keadaan yang tidak sempurna. Ternyata, merawat dan mendidik anak tidak semudah bayangan Yasmen. Keinginan untuk memiliki banyak anak pun Yasmen urungkan seketika, karena itu sem

  • Imperfect Love   Biarin

    Ternyata, semua tidak seperti yang ada di bayangan Yasmen. Setelah sebulan tinggal di rumah Bira, akhirnya Yasmen mengerti bagaimana perasaan Byakta. Mungkin hampir sama seperti yang dirasakan Yasmen saat ini, ketika memutuskan tinggal di rumah Mario.Bukan … kedua mertua Yasmen bukanlah sosok mertua kebanyakan, yang ada di sinetron maupun novel-novel online yang bertebaran di jagat maya. Justru sebaliknya. Mario dan Miskah bahkan terlalu baik, hingga membuat Yasmen semakin merasa tidak nyaman berada di rumah tersebut. Ditambah, tidak adanya asisten rumah tangga di rumah Mario, membuat Yasmen yang terbiasa memerintah jadi semakin segan berada di rumah mertuanya.Tidak mungkin, kan, Yasmen menyuruh mertuanya untuk membuatkannya ini dan itu? Belum lagi, Yasmen mau tidak mau harus tahu menempatkan diri. Ia harus berusaha bangun lebih pagi, walaupun, semalam hanya tidur beberapa jam karena putranya yang terus meminta ASI. Dan masih banyak hal lain yang membuat Yasmen semakin tidak enak ha

  • Imperfect Love   Siapa Namanya

    Akhirnya, Yasmen bisa pulang dari rumah sakit dan langsung menuju ke rumah orang tuanya. Yasmen sudah menetapkan hati, untuk tidak menambah anak lagi. Ditambah dengan proses menyusui yang penuh dengan drama, semakin membuat Yasmen enggan untuk hamil, dan melahirkan di masa mendatang. “Apa itu, Bu?” Yasmen melihat Susi membawa sebuah nampan ketika memasuki kamarnya. “Sayur bening, tapi pake daun katuk,” jawab Susi meletakkan satu mangkok sayur di nakas. Setelahnya, ada sebuah piring yang sudah berisi nasi dan ayam goreng bagian dada dengan potongan besar di atasnya. Susi juga meletakkan segelas air putih, dan segelas susu. “Di suruh makan sama ibu. Pelan-pelan aja, yang penting dihabisin.” “Tapi aku sudah makan tadi di rumah sakit, Bu.” Yasmen melihat boks bayi yang letaknya tidak sampai satu meter dari tempat tidurnya. “Mbak Yasmen sekarang menyusui, jadi makannya harus banyak dan bergizi biar ASInya juga lancar,” terang Susi kemudian bergeser ke samping boks bayi untuk melihat bay

DMCA.com Protection Status