Home / Romansa / Imperfect Love / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Imperfect Love: Chapter 111 - Chapter 120

126 Chapters

Khawatir

Dengan berat hati, malam itu Byakta ikut makan malam di kediaman Pras atas titah Sinar. Duduk satu meja dengan Mai, yang tampak tidak peduli dengan semua hal seperti biasa. Tidak ada Raj, karena pria itu ternyata sedang berada di luar kota, dan karena itulah Mai berada di rumah orang tuanya.Rasa canggung itu ternyata masih ada, tetapi Byakta berusaha bersikap biasa. Bagaimanapun juga, mereka saat ini sudah menjadi satu keluarga besar. Mai sudah membuang masa lalunya, begitupun dengan Byakta. Mereka sudah hidup berbahagia dengan pasangan masing-masing, dan tidak perlu lagi menyinggung ataupun mengingat masa lalu.“Ayah, aku mau pulang.” Yasmen menghampiri Pras yang sedang duduk bersila di ruang tengah, bersama Rara yang belum juga beranjak tidur. Pria itu sedang menemani cucunya bermain dengan buku bantalnya. Dengan perlahan, Yasmen ikut duduk di atas karpet, lalu bersila di samping Rara. “Kamu kenapa belum tidur, siiih!” Ketika kedua tangan Yasmen hendak mencubit gemas pipi Rara, Pra
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

Cuma Kamu

Byakta memandang Yasmen yang sudah tertidur pulas. Setelah sedikit drama kram perut, akhirnya Byakta dan Yasmen menginap di kediaman Sagara. Sinar tidak memperbolehkan Byakta pulang, karena khawatir terjadi sesuatu dalam perjalanan. Sebenarnya, sempat terbersit pikiran untuk menelepon sopir pribadi Yasmen dan menjemput mereka. Namun, rasa sungkan Byakta untuk memberi perintah terhadap orang yang bekerja dengannya, terlebih yang usianya lebih tua, membuatnya mengurungkan niat.Byakta mengusap sisi wajah Yasmen dengan perlahan. Lampu kamar memang belum dimatikan, sehingga ia bisa melihat setiap guratan sempurna yang terlukis pada wajah cantik itu. Sangat cantik, dan Byakta tidak bisa mengingkarinya. Bahkan tanpa melakukan perawatan wajah selama kehamilan, istrinya masih tetap begitu sempurna di mata Byakta.Hampir tengah malam dan Byakta tidak juga bisa tertidur. Ia pun bangkit, mematikan lampu kamar kemudian keluar menuju dapur. Melihat lampunya yang menyala, Byakta memelankan langkah.
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

Kesepakatan

Sejak keterbukaan yang terjadi malam itu, Yasmen akhirnya sudah tidak lagi memendam curiga pada Byakta. Ia sudah memberi kepercayaan pada Byakta 100 persen tanpa keraguan sedikit pun. Hari-hari yang dijalani Yasmen pun semakin berwarna, karena tidak ada lagi hal yang disembunyikan di antara keduanya.“Bee! Kalau lahirannya dimajuin pas tahun baru aja gimana?” Yasmen tengah melihat kalender di ponsel, sambil memikirkan proses kelahiran anaknya nanti. Yasmen masih maju mundur, antara melahirkan normal atau caesar.Mengingat bagaimana kondisi Sila dengan banyak jahitan, membuat Yasmen ngilu sendiri ketika memikirkannya. Akan tetapi, bila memutuskan untuk operasi, nyali Yasmen juga belum cukup besar meskipun saat ini semuanya sudah lebih canggih.“Jadi, mau caesar?” Setelah dipikir lagi, Byakta merasa keberatan bila Yasmen harus melakukan operasi caesar. Ia meletakkan ponsel di nakas, kemudian membaringkan diri. Memiringkan tubuh, lalu meraih guling untuk dipeluk.“Entar, kontrol terakhir
last updateLast Updated : 2023-03-28
Read more

Ayo

“Bee, perutku mules.” Yasmen meletakkan sendoknya di piring. Memundurkan sedikit kursinya, lalu mengelus-elus perutnya dengan kedua tangan secara teratur. Hari perkiraan lahir masih sekitar seminggu lagi, tetapi Yasmen sepertinya mulai merasakan mulas yang teratur sejak siang tadi.Yasmen mengira, hal tersebut hanyalah sakit perut biasa. Namun, saat rasa mulasnya datang dan datang lagi, akhirnya Yasmen memutuskan untuk mengatakannya pada Byakta.“Dari siang tadi, datang, nggak, datang, nggak, mulesnya,” tambah Yasmen lalu menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. Setelah berpikir dan sempat berkonsultasi dengan sang mami, akhirnya Yasmen memutuskan untuk melahirkan secara normal.“Bu Susi.” Byakta segera berdiri. Meninggalkan makan malamnya untuk mencari Susi di ruang belakang dengan tergesa. “Tunggu di sini, biar aku siap-siap.”“Bee—” Yasmen menghela. Pria itu sudah tenggelam ke ruang belakang, dan menghilang. Akhirnya Yasmen tetap duduk, dan menuruti perintah sang suami. Tida
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Keluar

“Habis ini … aku nggak mau hamil lagiii ...” Yasmen menahan napas. Mencengkram tangan Byakta yang hanya bisa pasrah, dengan sekuat tenaga. Semakin lama, rasa mulas yang dirasakan Yasmen sungguh tidak bisa tertahankan. Bagian pinggul dan sekeliling pinggangnya seolah ingin copot saja.Sejak berada di rumah sakit hingga jelang subuh, Yasmen belum menidurkan tubuhnya sama sekali. Selain karena mulas yang selalu datang kembali, Yasmen juga merasa tegang karena hendak menyambut putra pertamanya.“Satu ajaaa, cukup,” sambung Yasmen dengan rintihan pilu.“Iya.” Meskipun mulut Byakta mengiyakan, tetapi hatinya masih belum bisa sejalan dengan ucapannya. Byakta tahu rasanya menjadi anak tunggal, karena itu ia tidak menginginkan anaknya bernasib sama. Harusnya, Yasmen juga tahu akan hal tersebut, karena istrinya itu juga merupakan anak semata wayang.Yasmen menghela besar, sedikit lega setelah rasa sakit itu kembali hilang. Mulutnya sampai terbuka lebar, untuk meraup seluruh udara ke dalam dada.
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Nggak Pake Lebih

Mario sibuk mondar mandir di luar ruang persalinan. Sesekali, langkahnya terhenti untuk melihat pintu yang masih tertutup rapat. Belum terdengar suara tangis bayi dari dalam sana, sehingga Mario tidak bisa mendudukkan dirinya dengan tenang. Berkali-kali helaan berat keluar dari mulutnya, karena begitu tidak sabar menantikan kelahiran cucu pertamanya.Tidak seperti Bira, yang sejak tadi terlihat duduk santai sembari menikmati satu gelas es kopi yang ada di tangan. Hari masih terbilang pagi, tetapi pria itu sudah meminum es untuk melegakan tenggorokannya.“Duduklah Pak Mario,” ujar Bira melihat ketegangan di wajah besannya itu. Siapa yang menduga, bila orang yang kerap ia mintai tolong untuk mencari Yasmen saat kabur akhirnya jadi besannya. Entah apa perasaan Mario ketika Bira datang ke rumah pria itu, dan meminta agar menjodohkan anak mereka. “Kita doakan supaya semuanya lancar.”Mario berhenti sebentar. Mengangguk pada Bira dengan senyum yang tidak bisa mengembang sempurna. Masih bany
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Sebulan

Senyum Bira terlukis lebar, menatap cucu pertamanya yang berada dalam gendongan. Dengan bangga, ia memamerkan bayi tampan itu pada Pras yang kini menjenguk Yasmen di rumah sakit bersama Sinar.“Laki-laki ini, Mas!” pamer Bira kemudian duduk perlahan di samping Pras.“Terus?” Mungkin Bira lupa, Pras juga pernah memiliki bayi laki-laki yang diberi nama Qaisar. Bahkan, bayi tersebut kini sudah menjadi pria dewasa yang sangat Pras banggakan.Senyum Bira surut. Harusnya, ia sudah bisa menduga bila respons yang diberikan Pras hanya datar-datar saja. “Aku cuma ngasih tahu.”“Kita semua sudah tahu cucumu itu laki-laki, sejak dia masih di dalam perut.”Bira memilih bungkam. Usahanya untuk memamerkan cucu laki-laki pertama di keluarga Sagara akhirnya musnah sudah. Kakaknya itu, memang tidak bisa bermanis-manis di depan orang lain.“Kemarikan,” titah Pras sudah mengulurkan kedua tangannya untuk menggendong cucu Bira.“Nanti,” tolak Bira. “Aku baru aja gendong, Mas.”“Setelah aku pulang, kamu bis
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Siapa Namanya

Akhirnya, Yasmen bisa pulang dari rumah sakit dan langsung menuju ke rumah orang tuanya. Yasmen sudah menetapkan hati, untuk tidak menambah anak lagi. Ditambah dengan proses menyusui yang penuh dengan drama, semakin membuat Yasmen enggan untuk hamil, dan melahirkan di masa mendatang. “Apa itu, Bu?” Yasmen melihat Susi membawa sebuah nampan ketika memasuki kamarnya. “Sayur bening, tapi pake daun katuk,” jawab Susi meletakkan satu mangkok sayur di nakas. Setelahnya, ada sebuah piring yang sudah berisi nasi dan ayam goreng bagian dada dengan potongan besar di atasnya. Susi juga meletakkan segelas air putih, dan segelas susu. “Di suruh makan sama ibu. Pelan-pelan aja, yang penting dihabisin.” “Tapi aku sudah makan tadi di rumah sakit, Bu.” Yasmen melihat boks bayi yang letaknya tidak sampai satu meter dari tempat tidurnya. “Mbak Yasmen sekarang menyusui, jadi makannya harus banyak dan bergizi biar ASInya juga lancar,” terang Susi kemudian bergeser ke samping boks bayi untuk melihat bay
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more

Biarin

Ternyata, semua tidak seperti yang ada di bayangan Yasmen. Setelah sebulan tinggal di rumah Bira, akhirnya Yasmen mengerti bagaimana perasaan Byakta. Mungkin hampir sama seperti yang dirasakan Yasmen saat ini, ketika memutuskan tinggal di rumah Mario.Bukan … kedua mertua Yasmen bukanlah sosok mertua kebanyakan, yang ada di sinetron maupun novel-novel online yang bertebaran di jagat maya. Justru sebaliknya. Mario dan Miskah bahkan terlalu baik, hingga membuat Yasmen semakin merasa tidak nyaman berada di rumah tersebut. Ditambah, tidak adanya asisten rumah tangga di rumah Mario, membuat Yasmen yang terbiasa memerintah jadi semakin segan berada di rumah mertuanya.Tidak mungkin, kan, Yasmen menyuruh mertuanya untuk membuatkannya ini dan itu? Belum lagi, Yasmen mau tidak mau harus tahu menempatkan diri. Ia harus berusaha bangun lebih pagi, walaupun, semalam hanya tidur beberapa jam karena putranya yang terus meminta ASI. Dan masih banyak hal lain yang membuat Yasmen semakin tidak enak ha
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more

Bulan Madu yang Tertunda

“Rajaaa.” Hari masih terbilang masih pagi, tapi Yasmen mulai mengeluarkan “tanduknya” karena baru saja menginjak sebuah lego yang membuat telapak kakinya nyeri seketika. Padahal, Yasmen sudah berulang kali memberitahu putranya, agar selalu membereskan semua mainannya ketika sudah selesai bermain. Namun, berapa kali pun Yasmen berujar dan memberi perintah, hasilnya tetap saja sama. Setelah bermain, bocah yang sudah berusia lima tahun itu, langsung meninggalkan semua mainannya begitu saja. Alhasil, Susilah yang akan membersihkan semuanya seperti biasa dan Yasmen hanya bisa mengelus dada. Anehnya, Raja akan selalu bersikap patuh bila sudah berada di rumah Pras. Mana berani bocah itu menghambur mainannya yang ada di sana. Seusai bermain, Raja akan selalu membereskan semua barangnya pada tempatnya, walaupun dalam keadaan yang tidak sempurna. Ternyata, merawat dan mendidik anak tidak semudah bayangan Yasmen. Keinginan untuk memiliki banyak anak pun Yasmen urungkan seketika, karena itu sem
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status