Semua Bab Happiness is Unwanted: Bab 1 - Bab 10

69 Bab

Chapter 1 Happiness

Jika dalam film atau cerita novel, memiliki ibu tiri yang seumuran dengan kita, pasti respon kita akan membenci mereka. Tapi tidak dengan Audy Stephanie, gadis yang mempunyai wajah semanis gula itu sangat mencintai ibu tirinya. Bagi Audy, ibu tirinya sudah seperti kakaknya sendiri.Audy tidak pernah tahu dari mana Ayahnya, Hendra Gunawan yang kini berusia 49 tahun bisa menemukan wanita yang berusia 25 tahun, lantas menjadikannya seorang istri. Namun, Audy tidak pernah mempermasalahkan. Bagi Audy, kebahagiaan ayah adalah yang utama. Hal itu karena semenjak kepergian istrinya lima tahun yang lalu, Hendra nampak begitu murung dan hidupnya seperti kain kusut yang tidak pernah kena panasnya setrikaan."Pagi Del." Sapa Audy yang melihat Della sedang menyiapkan sarapan pagi."Sayang, panggil dia Bunda. Jangan namanya begitu, kamu nggak sopan." Sahut Hendra yang baru turun dari lantai dua. "Baik, Ayahku te
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-13
Baca selengkapnya

Chapter 2 Past and Future 1

Mobil sedan berwana hitam bermerk BMW itu terpakir rapi di depan rumah Audy. Seorang pria turun dari mobil itu dengan pakaian smart cassual. Dia terlihat sangat keren dengan menggunakan kaus polos berwana putih berpadu dengan celana dan jaket berwana navy.Hendra yang dari tadi sudah tak sabar menunggu, kini mengembangkan senyumnya menyambut kedatangan Gerald. Hendra merasa bangga pada putrinya, saat Audy memberitahu padanya, jika pacarnya itu Gerald Purnama. Anak satu-satunya keluarga Purnama, pembisnis yang sudah melalang buana di bidang property. Dilain sisi, Audy sedang sibuk dipermak oleh sang bunda. Ia bahkan sampai melupakan kegugupan yang tadi melandanya. Karena sang ayah tanpa berpikir panjang ingin menyambut langsung kedatangan Gerald."Oke honey, sudah selesai." Ucap Della yang terlihat puas dengan hasil karyanya. "Apa ini tidak terlalu menor?" tanya Audy tak percaya diri.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-14
Baca selengkapnya

Chapter 3 past and future 2

Gerald menyapukan pandangannya ke seluruh penjuru supermarket. Kaki jenjangnya melangkah tergesa saat matanya telah menemukan sosok yang dicarinya."Entah sampai kapan kau akan membuang penyakit pikun mu itu." Cibir Gerald melipat kedua tangannya ke dada.Della yang sedang memilah cemilan di salah satu rak, tersentak kaget saat sebuah suara bariton yang tak asing menyapa gendang telingannya.Ada desiran aneh di dadanya saat Ia takut-takut memutar tubuhnya kebelangkang."Ka ... u?." Desis Della lirih.Gerald menyorot tajam kedua manik milik Della. Berbagai macam pertanyaan yang menjejali otaknya sejak semalam, kini semakin kuat berputaran di benaknya."Lepaskan aku." Pekik Della saat tangan kekar Gerald tanpa permisi menariknya paksa menuju kasir."Diam." Bentak Gerald tak peduli pada tatapan mata pengunjung lain yang menatap penuh tanya kearah mereka.  D
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-14
Baca selengkapnya

Chapter 4 Nothing's fine 1

Hendra nampak berjalan mondar-mandir di kamar menunggu kedatangan istrinya. Matahari telah berwarna jingga keemasan, namun yang dinantinya tak kunjung pulang.Lelaki paruh baya itu melirik jam dinding berwarna merah muda yang tampak anggun menempel di tembok."Dia pergi kemana?." Gumam Hendra cemas. Tak biasanya Della pulang telat. Sekarang bahkan  sudah dua jam lebih dari waktu jam pulang kantor.Hendra melangkah gusar menuju nakas disamping tempat tidurnya. Ia meraih ponselnya yang tergeletak diatasnya. "Semoga saja sudah ada kabar." Ucap Hendra penuh harap. Ia menggeser layar ponselnya ke atas membuka kunci.Hendra menghela nafas kecewa saat melihat tak ada pesan chat atau panggilan suara apapun dari Della. Ia duduk lemas di tepi ranjang, berharap cemas kedatangan Della. Hendra meletakan kembali ponselnya ke tempat semula. Pyarrr"Astaga." 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-16
Baca selengkapnya

Chapter 5 Nothing's fine 2

Butiran-butiran air hujan turun saat hari mulai petang menuju gelap. Sama seperti tadi pagi, Gerald sekarang juga akan menjemput Audy pulang.Audy berdiri di depan halte kampus menunggu Gerald. Tubuh semampainya kini mulai menggigil karena tidak membawa jaket. Sialnya, Ia bahkan hanya menggunakan mini dress yang kini sudah agak basah karena terkena tampias air hujan.Audy melihat kejalanan yang kini mulai agak sepi. Hujan lebat disertai kilat yang menyambar membuat orang malas untuk keluar. Netranya kembali menatap layar ponselnya, namun nihil. Masih belum ada jawaban atau panggilan balik dari Gerald."Astaga, nyangkut dimana kamu Ger?" ucap Audy lirih sambil mengusap kedua sisi lengannya mengusir hawa dingin yang kini mulai menembus tulang.Lima menit berlalu, akhirnya mobil yang biasa dikendarai Gerald tiba-tiba sudah terlihat di ujung jalan. Audy mengusap wajahnya yang basah kuyup, memastikan jika bola matanya ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-16
Baca selengkapnya

Chapter 6 Memories

Audy menatap nanar air hujan yang lebat itu mengguyur jalanan melalui balik jendela kamar. Seharusnya sekarang dia sedang berkencan menikmati malam minggu bersama Gerald, seperti pasangan pada umumnya. Namun, dia hanya bisa berdiam diri bak patung hidup. Tok...Tok...Tok... Ketukan beruntun yang menggema dari luar kamar, menyadarkan Audy dari lamunannya. "Siapa?" tanya Audy tanpa mengalihkan padangan pada benda transparan di depannya. "Simbok, Non." "Masuk." Seru Audy dari dalam kamar. Mbok Ani perlahann memutar gagang pintu. Ia melangkah hati-hati mendekati Audy. "Kenapa mbok?" Audy merasa heran melihat mbok ani yang kini menunjukan gigi putih yang tertata rapi, sambil tersimpuh malu. "Eh... itu Non, ada yang lagi ngapel." "Siapa mbok?" "Den Gerald, Non." 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-19
Baca selengkapnya

Chapter 7 Tired

Tetesan bening yang luruh ke bumi semakin deras. Siluet kilat yang disusul guntur menambah kesyahduan hujan malam ini. Gerald tersenyum puas penuh kemenangan. Meskipun belum ada tanda-tanda Della akan kembali padanya, namun Gerald yakin mampu membuat Della bernostalgia lagi akan kenangan kebersamaan mereka dulu.  Dengan demikian, sedikit demi sedikit Della akan merana dan memintanya untuk mengulang kembali masa-masa indah mereka. "Kemarin mungkin kamu bisa menolak ku, tapi akan ku pastikan jika esok lusa kau akan menjadi milikku." Ucap Gerald penuh keyakinan. ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐ŸPukul 06.30 pagi. Mentari bersinar cerah beralas awan biru yang membentang di penjuru langit. Weekend merupakan hari yang sangat dinanti. Bukan hanya siswa siswi, pekerja kantor juga menantikan hari itu.  Della menyiapkan sarapan pagi bersama  Mbok Ani yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-23
Baca selengkapnya

Chapter 8 Litle Lie

Waktu terus bergerak maju dan tak akan pernah bisa berhenti. Waktu memiliki detik, menit, bahkan jam yang tak akan berkesudahan. Tak ada peran yang akan menggantikannya.Kini waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Sinar sang surya hampir meredup namun, Gerald belum juga menunjukkan batang hidungnya. Audy terus membuka dan menutup kunci handphonenya. Namun, tidak ada satu balasan atau pun panggilan dari Gerald. Tak selang beberapa lama Audy pun melakukan miss call kembali."Maaf nomor yang anda tuju sedang berada diluar jangkauan."Audy berdecak kesal, dandanan yang tadi begitu cantik dan fresh kini sudah berubah menjadi acak-acakan dan kusut, "kamu kemana Ger?" tanya Audy pada diri sendiri lalu dia membanting tubuhnya di atas kasur meluapkan rasa kesalnya."Audy!!" Panggilan dari luar kamar membuat Audy menggeliat malas. Suara Hendra yang melengking bercampur suara ketukan pintu yang beruntun serta tidak sabaran m
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-26
Baca selengkapnya

Chapter 9 An Explanation

Matahari tenggelam sempurna di garis cakrawala.  Siluet tipis bintang di langit perlahan muncul.Gerald melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, setelah melambaikan tangan sebagai ucapan perpisahan pada Della. Wajah tampannya berseri-seri, pertemuan tak sengaja dengan Della kini membuahkan hasil yang tak dia sangka-sangka. "Della, perlahan tapi pasti aku akan mendapatkan kamu kembali." Bisik suara terdengar di telinga sebelah kiri Gerald, menemani perjalanan menuju pulang ke rumah. "Apa kau senang sekarang Gerald? Ingat di atas kebahagiaan mu, akan ada seorang gadis yang terluka." Suara itu kembali terdengar di telinga Gerald sebelah kanan. Seketika dia baru teringat jika dia melupakan janji yang telah dia buat untuk Audy. "Oh ... astaga aku lupa dengannya." gumam Gerald. Masih dengan konsentrasi menyetir Gerald mencari-cari ponsel miliknya untuk menghubungi Audy. Nam
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-26
Baca selengkapnya

Chapter 10 Broken heart

Gerald menarik nafas lega, saat selesai meeting dengan klien yang memberikan pundi-pundi emas untuk kemajuan perusahaan, yang telah dibangun deddynya hingga mencapai puncak kesuksesan. Perut yang sedari pagi belum terisi kini mulai berdemo, dia memilih untuk makan, makanan cepat saji di mall itu. HokBen menjadi pilihannya. Setelah selesai memesan dia mencari bangku kosong untuk menjadi tempat ia menyantap makanan. Saat dia tengah mencari-cari, matanya tak sengaja tertuju pada bangku pojok dekat jendela kaca dengan view pemandangan jalan Gandaria. Bola matanya berubah menjadi  binar bahagia saat melihat sosok wanita yang telah memenuhi ruang hatinya. "Della!" Sapa Gerald setelah mendekati meja pojok. Dia baru ingat jika perusahaan tempat bekerja Della ada di daerah Gandaria."Hay, Ger! Kamu disini?" 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-03-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status