“Tidak usah! Aku tidak mungkin pergi dari sini begitu saja. Lagi pula, kamu tidak akan menetap di sana, kan?” Violet membutuhkan sebuah penegasan. Meski dia tak tahu untuk alasan apa. Dia lega saat melihat Quinn menggeleng.“Tidak. Cuma enam bulan. Maksimal delapan bulan,” sahut Quinn.“Nah, kalau kamu di sana cuma sementara, untuk apa aku ikut ke Yogyakarta? Makanya usulmu itu kusebut lucu,” respons Violet, menutupi kegugupannya. Quinn membuka mulut, hendak mengucapkan sesuatu tapi membatalkannya di saat-saat terakhir.Violet membeku karena sebuah kesadaran mengangkat layar berkabut di depan matanya. Dia seketika merasa malu karena merasa cemas hanya untuk rencana kepergian Quinn. Memangnya dia siapa sehingga harus merasa terganggu dengan keputusan Quinn itu?“Violet, aku ingin bertanya padamu. Tapi kuharap kali ini bebas marah. Kita bicara sebagai manusia dewasa dengan akal sehat. Karena menurutku yang ingin kub
Last Updated : 2021-05-26 Read more