Home / Romansa / Frozen in Love / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Frozen in Love: Chapter 231 - Chapter 240

313 Chapters

Undangan Tak Terduga [1]

Rumah terasa berbeda tiap kali Wynona dan Zeus berada di rumah saat bersamaan. Sebelum Wynona kembali ke Cipanas, Kemala hanya ditemani satu asisten rumah tangga dan satu orang pegawai katering yang menginap di rumah. Wynona pulang dua minggu sekali, kadang malah sebulan sekali. Tergantung kesibukan pekerjaan yang mengadangnya. Zeus mampu membuat rumah terasa lebih ramai dan semarak. Kehadiran lelaki itu membuat Wynona kadang merindukan kondisi keluarganya saat sang ayah masih ada. Sungguh, keluarga yang lengkap itu adalah segalanya. Namun, waktu selalu menjadi musuh bagi semua orang tanpa kecuali, kan?Jika sudah begini, biasanya terselip penyesalan di dada gadis itu. Karena dia dulu pernah bertahun-tahun meninggalkan rumah untuk idealisme yang bahkan bukan miliknya sendiri. Namun, tentu saja tak ada gunanya merasa menyesal. Cuma membuat rasa bersalah kian menghunjam dada gadis itu.“Kapan kamu akan menikah, Zeus?” tanya Wynona iseng dua hari
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Undangan Tak Terduga [2]

Katakata Zeus itu menarik perhatian Kemala juga. Perempuan itu pun ikut buka suara.“Mama sudah bilang, lebih baik Wyn mulai melepas pekerjaan yang skalanya besar. Seperti katering untuk pernikahan atau acara-acara dengan undangan di atas seribu dan harus disiapkan dengan matang. Itu semua kan menyita waktu dan tenaga. Bukan karena Mama tidak mau usaha ini maju, cuma memang sumber dayanya terbatas. Mama juga tidak mungkin selamanya bisa membantu.” Kemala menoleh ke arah Zeus. “Dan adikmu ini sangat sulit percaya pada seseorang. Terlalu perfeksionis. Kadang Mama harus memaksanya untuk belajar mendelegasikan tugas kepada yang lain. Tapi sepertinya Wyn lebih suka menyiksa dirinya sendiri.”Wynona memandang ibunya dengan tatapan tak berdaya. Kemala memang sudah menyarankan hal itu berkali-kali. Wynona bukannya tidak mempertimbangkan usul ibunya. Keterbatasan sumber daya memang menghalangi langkahnya. Gadis itu sudah sangat kewalahan menghadapi pesan
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Undangan Tak Terduga [3]

“Leon?” Wynona tak menutupi rasa heran karena mendapati lelaki itu bertandang ke rumahnya sepeninggal Zeus. Apakah Leon tidak tahu jika kakak Wynona sudah kembali ke Ibu Kota? Yang disebut namanya malah tersenyum tipis.Lalu, Leon merespons sambil tertawa kecil. “Kamu masih ingat aku, ternyata. Tadinya aku cemas kalau kamu sudah lupa siapa aku.”Meski begitu, ucapan Leon itu sama sekali tak memberi petunjuk tentang alasan kedatangan lelaki itu. Alis dan glabela Wynona berkerut.“Tentu saja aku masih ingat kamu, Leon. Kita bertemu belum terlalu lama, kan? Tapi, Zeus sudah pulang ke Jakarta beberapa hari yang lalu. Apa kamu tidak tahu itu? Eh, Jimmy tahu dan sempat datang sehari sebelum Zeus kembali ke Jakarta.”Leon tertawa kecil, membuat guncangan lembut di bahunya. “Aku tahu kalau Zeus sudah pulang ke Jakarta. Aku datang ke sini bukan untuk bertemu Zeus,” akunya.Wynona makin keheranan. “Oh, ya
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

Undangan Tak Terduga [4]

Sejak kembali ke rumah, Wynona bukan orang yang sering menerima tamu. Orang yang rutin datang hanyalah David, itu pun tanpa jadwal khusus karena berkaitan dengan kesibukan masing-masing. Jadi, duduk berhadapan dengan Leon membuat Wynona merasa agak aneh. Namun bukan sesuatu yang berkonotasi negatif. Sejak awal, dia cukup nyaman berada di dekat lelaki ini.“Aku juga memaklumimu,” imbuh Leon. “Ya, aku memang orang yang pengertian.”Wynona buru-buru merespons, “Itu karena kamu tidak mengenalku dengan baik. Teman-teman Zeus memilih menghindar dariku. Kita mereka, aku sangat menakutkan. Mereka selalu bilang semoga tidak punya istri sepertiku.”Tawa Wynona pecah seketika, mengingat gurauan teman-teman Zeus yang kadang kelewatan. Namun dia tidak merasa terganggu, karena Wynona pun sering menggoda mereka. Dia kadang mengatai teman-teman Zeus sebagai bangsa barbar yang mengerikan.Leon tidak berkomentar, dia hanya menatap Wynona
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

Hari Istimewa? [1]

Alasan Leon mengajak Wynona makan malam itu, sungguh tak terbayangkan. Selama beberapa saat, gadis itu cuma membatu di tempat duduknya. Wynona sungguh kebingungan untuk memberikan respons. Dia tak tahu apakah harus merasa senang atau sebaliknya. Sekaligus bertanya-tanya, mengapa lelaki yang baru ditemuinya satu kali, malah mengajaknya merayakan hari spesial pria itu? Ulang tahun, meski tanpa perayaan yang melibatkan kue, lilin, dan balon, tetap saja hari yang istimewa.“Kamu berulang tahun hari ini dan ingin mengajak Wynona makan malam?” tanya Kemala. Seperti halnya Wynona, tentulah ibunya pun keheranan mendengar kata-kata Leon.“Betul, Tante,” respons Leon.Kemala menatap putrinya sebelum berdiri dari tempat duduknya. “Kalau begitu, silakan mengobrol berdua dengan Wynona. Tante sih, tidak keberatan sama sekali. Asal pulangnya tidak sampai terlalu malam.”Kemala langsung menuju dapur, meninggalkan Wynona dan Leon berdua
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

Hari Istimewa? [2]

Bahu Wynona berguncang karena tawa kencang. Dia sungguh merasa geli karena ucapan Leon tadi. Sementara si pengemudi melirik sekilas ke kiri seraya mengukir senyum tipis. Tampaknya Leon tidak berniat menjelaskan dengan detail tentang alasannya mengajak Wynona untuk merayakan hari ulang tahunnya.“Maafkan aku,” pinta Wynona dengan napas agak terengah. “Aku bukan perempuan sopan yang tertawa dengan anggun. Aku agak me... berantakan. Aku suka tertawa dan kadang melakukan hal-hal bodoh jika merasa geli. Kamu bisa lihat bagaimana tidak sopannya sikapku barusan, kan?” katanya dengan cepat. Pipi gadis itu terasa pegal karena terlalu lama tertawa. “Pokoknya, maaf kalau kamu jadi tidak nyaman.”Leon memberi jawaban yang tak terduga. “Kenapa harus minta maaf? Aku merasa nyaman-nyaman saja, kok! Jadi, tidak ada yang salah kalau kamu tertawa sekencang apa pun di dekatku. Sungguh, aku suka melihatmu tertawa.”“Oh ya? Apa a
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

Hari Istimewa? [3]

Hati kecil Wynona tiba-tiba meneriakkan peringatan keras. Wynona tidak seharusnya berada di tempat itu bersama orang selain David. Namun sebagian dirinya justru sangat ingin menikmati suasana di tempat itu bersama orang lain. Dan Leon adalah pilihan yang sangat tepat. Jika ditanya, Wynona sendiri tidak tahu apa alasannya. Mungkinkah karena lelaki ini merupakan sosok yang menyenangkan dan mampu membuatnya merasa nyaman?“Wyn, silakan duduk,” kata Leon. Lelaki itu menarik sebuah kursi dan mempersilakan gadis itu menempatinya.Wynona tidak menjawab dan memilih mengikuti saran dari Leon. Seorang pramusaji perempuan mendatangi meja mereka dan menyapa dengan ramah. Dia kemudian menyodorkan buku menu ke arah Wynona dan Leon. Gadis itu menatap beragam menu yang tertulis di sana dan tidak bisa mencegah bibirnya ternganga. Tidak akan berlebihan jika menilai restoran ini adalah surga bagi Wynona.Betapa tidak? Semua hidangan yang tersedia dan namanya tertulis d
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

Hari Istimewa? [4]

“Tolong buat aku senang, Wyn,” pinta Leon sembari tersenyum tipis. “Aku tambahkan pesananmu lagi, ya? Hari ini aku berulang tahun. Dan salah satu kesenangan terbesarku adalah melihat teman makan malam yang menyantap makanan dengan lahap.”Wynona ingin menolak tapi akhirnya berubah pikiran. Leon sedang berulang tahun, sudah sepantasnya dia sedikit menyenangkan hati lelaki itu. “Baiklah. Tapi kamu harus janji satu hal.”“Apa?” Leon memajukan tubuhnya. Mata sayunya bersinar lembut. Entah megnapa, pemandangan itu menghangatkan hati Wynona.“Jangan minta kado apa pun! Karena sepertinya kamu tidak membutuhkan hadiah dariku,” seloroh Wynona.“Kamu sudah memberiku hadiah yang sangat berarti, kok! Apa kamu tidak menyadarinya?” tanyanya. Leon tersenyum simpul. Sebagai jawaban, gadis itu menggeleng.“Padahal, aku nggak memberimu apa pun,” kata Wynona.Leon menggeleng. U
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

Hari Istimewa? [5]

“Aku sepakat denganmu,” komentar Leon. “Aku pun paling menyukai ikan dori. Tiap kali mampir ke sini, hampir pasti aku akan memesan menu itu,” akunya. “Tapi, buatku, rasanya tidak lebih enak dibanding masakanmu.”Komplimen itu membuat Wynona tergelak. “Oh ya? Kamu benar-benar membuat perasaanku lebih baik, Leon. Hasil olahan koki profesional di restoran ini kamu samakan dengan masakanku. Bagaimana mungkin aku tidak merasa tersanjung? Kamu yang salah kalau aku bisa tidak tidur selama seminggu gara-gara pujian konyokmu ini,” celotehnya geli.Leon meletakkan gelas berisi jus melon yang baru diminumnya dan nyaris tersedak karena kata-kata Wynona.“Kamu yang  ternyata sangat berlebihan,” kelakar Leon dengan wajah memerah karena menahan batuk. Aku memohon maaf lewat kedua telapak tangan yang disatukan, prihatin dengan apa yang dialami lelaki itu barusan.“Kenapa kamu mengajakku makan malam? H
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

Hari Istimewa? [6]

Leon mengusap dagunya perlahan dengan tangan kanan. Ada kerutan samar di galabelanya, menunjukkan bahwa lelaki itu sedang berpikir.Ucapnya, “Masalah hati bukan persoalan sederhana. Dan sudah seharusnya aku berhati-hati untuk urusan ini. Aku tidak mau asal-asalan memilih kekasih. Apalagi hanya karena sudah lama tak punya pucar. Tapi bukan berarti aku memilih dengan standar tinggi yang kelewatan dan tidak masuk akal, lho!”Kata-kata pria ini memicu rasa penasaran baru di dalam benak Wynona. Dia pun mengajukan pertanyaan tanpa sungkan. “Leon, aku boleh tahu seperti apa kriteria perempuan idamanmu?”Leon menukas cepat dengan satu kata yang membuat Wynona terpana, “Kamu.”Entah siapa yang lebih terkejut saat mendengar kata itu, Wynona atau Leon? Jelas-jelas lelaki itu keceplosan. Selama beberapa saat, keheningan menggantung di udara dan membuat percikan rasa aneh di dada Wynona..“Aku benar-benar tersanjung,&rd
last updateLast Updated : 2021-08-14
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status