Beranda / Romansa / Frozen in Love / Hari Istimewa? [4]

Share

Hari Istimewa? [4]

Penulis: Indah Hanaco
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-13 23:11:43

“Tolong buat aku senang, Wyn,” pinta Leon sembari tersenyum tipis. “Aku tambahkan pesananmu lagi, ya? Hari ini aku berulang tahun. Dan salah satu kesenangan terbesarku adalah melihat teman makan malam yang menyantap makanan dengan lahap.”

Wynona ingin menolak tapi akhirnya berubah pikiran. Leon sedang berulang tahun, sudah sepantasnya dia sedikit menyenangkan hati lelaki itu. “Baiklah. Tapi kamu harus janji satu hal.”

“Apa?” Leon memajukan tubuhnya. Mata sayunya bersinar lembut. Entah megnapa, pemandangan itu menghangatkan hati Wynona.

“Jangan minta kado apa pun! Karena sepertinya kamu tidak membutuhkan hadiah dariku,” seloroh Wynona.

“Kamu sudah memberiku hadiah yang sangat berarti, kok! Apa kamu tidak menyadarinya?” tanyanya. Leon tersenyum simpul. Sebagai jawaban, gadis itu menggeleng.

“Padahal, aku nggak memberimu apa pun,” kata Wynona.

Leon menggeleng. U

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Frozen in Love   Hari Istimewa? [5]

    “Aku sepakat denganmu,” komentar Leon. “Aku pun paling menyukai ikan dori. Tiap kali mampir ke sini, hampir pasti aku akan memesan menu itu,” akunya. “Tapi, buatku, rasanya tidak lebih enak dibanding masakanmu.”Komplimen itu membuat Wynona tergelak. “Oh ya? Kamu benar-benar membuat perasaanku lebih baik, Leon. Hasil olahan koki profesional di restoran ini kamu samakan dengan masakanku. Bagaimana mungkin aku tidak merasa tersanjung? Kamu yang salah kalau aku bisa tidak tidur selama seminggu gara-gara pujian konyokmu ini,” celotehnya geli.Leon meletakkan gelas berisi jus melon yang baru diminumnya dan nyaris tersedak karena kata-kata Wynona.“Kamu yang ternyata sangat berlebihan,” kelakar Leon dengan wajah memerah karena menahan batuk. Aku memohon maaf lewat kedua telapak tangan yang disatukan, prihatin dengan apa yang dialami lelaki itu barusan.“Kenapa kamu mengajakku makan malam? H

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-13
  • Frozen in Love   Hari Istimewa? [6]

    Leon mengusap dagunya perlahan dengan tangan kanan. Ada kerutan samar di galabelanya, menunjukkan bahwa lelaki itu sedang berpikir.Ucapnya, “Masalah hati bukan persoalan sederhana. Dan sudah seharusnya aku berhati-hati untuk urusan ini. Aku tidak mau asal-asalan memilih kekasih. Apalagi hanya karena sudah lama tak punya pucar. Tapi bukan berarti aku memilih dengan standar tinggi yang kelewatan dan tidak masuk akal, lho!”Kata-kata pria ini memicu rasa penasaran baru di dalam benak Wynona. Dia pun mengajukan pertanyaan tanpa sungkan. “Leon, aku boleh tahu seperti apa kriteria perempuan idamanmu?”Leon menukas cepat dengan satu kata yang membuat Wynona terpana, “Kamu.”Entah siapa yang lebih terkejut saat mendengar kata itu, Wynona atau Leon? Jelas-jelas lelaki itu keceplosan. Selama beberapa saat, keheningan menggantung di udara dan membuat percikan rasa aneh di dada Wynona..“Aku benar-benar tersanjung,&rd

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Frozen in Love   Hari Istimewa? [7]

    Wynona tak tahu jika ucapan Leon itu seolah menjebol tembok pertahanannya begitu saja. Tanpa bisa dikendalikannya, gadis itu mulai berceloteh bermenit-menit nyaris tanpa henti. Wynona berkisah tentang hubungannya dengan David.Meski akal sehatnya melarang karena seharusnya dia tak melakukan ini, Wynona tak kuasa melawan. Sebelum ini, tidak ada satu orang pun yang pernah menjadi teman berbagi Wynona tentang kisah cintanya. Termasuk Kelly dan Violet. Namun hari itu, dorongan untuk membuka mulut sudah begitu merajalela dan terasa menyesakkan. Hingga Wynona kehilangan kontrol dirinya yang biasa. Bagi Wynona, Leon adalah seorang pendengar idaman. Lelaki itu tak berkomentar sama sekali dan hanya memperhatikan setiap kata yang meluncur dari bibir Wynona. Leon tidak pernah menyela atau melontarkan kalimat yang tak pada tempatnya. Sikap seperti itu malah menjadi dorongan tambahan bagi Wynona. Gadis itu baru menyadari bahwa dia sudah kebablasan setelah mengungkapkan terla

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Frozen in Love   Hari Istimewa? [8]

    Wynona tidak pernah benar-benar memiliki teman akrab hingga mengenal Kelly dan Violet. Saat SMA, dia memang sangat dekat dengan Windra dan Melvy. Namun semua berubah sejak mereka menuntaskan pendidikan di bangku SMA dan mulai berkuliah. Kedua temannya memilih Bandung sebagai tempat untuk menimba ilmu sedangkan Wynona lebih nyaman pindah ke Bogor.Kesibukan dan teman-teman baru telah menjauhkan mereka. Saat kuliah, Wynona tak memiliki teman akrab. Begitu juga di kantor. Hanya David yang selama bertahun-tahun meramaikan dunianya dengan konsisten.“Wyn, bolehkah aku mengajukan satu permintaan lagi?”Wynona mengerutkan kening. “Apa?” tanyanya. Dia dan pria yang berulang tahun itu sudah berada di dalam mobil.“Aku ingin melihat bintang. Apa kamu mau menemaniku?” tanya Leon. Dia baru saja menyalakan mesin mobil.Wynona sama sekali tidak menduga jika akan mendengar permintaan semacam itu. Tanpa pikir panjang, Wynona men

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Frozen in Love   Antara Aku, Kamu, dan Pacarku [1]

    Wynona tak mengira jika berbaring di atap sebuah hotel beralas selimut lembut yang lumayan tebal demi memandang bintang, membuatnya betah. Dia dan Leon nyaris tak bicara, hanya menikmati pemandangan itu selama hampir dua puluh menit. Wynona merasakan kedamaian menyelimuti dan menghangatkan hatinya. Meski jika ditanya alasannya berpendapat seperti itu, dia tidak akan tahu jawabannya.Yang jelas, melihat bintang seraya berbaring telentang membuat pandangan Wynona menjangkau area yang lebih luas. Tanpa harus mendongak dan membuat lehernya terasa pegal. Jika bisa diibaratkan, Wynona merasa seakan sedang berbaring di atas awan.Tadi, tangan gadis itu bahkan terulur ke atas, seakan dengan begitu dia akan mampu menjangkau benda langit itu. Untung saja Leon tidak menertawai tingkah Wynona. Pria itu malah melakukan hal yang sama dengan Wynona, mungkin melakukan solidaritas kecil untuk gadis itu.“Bagaimana menurutmu? Bintangnya terlihat berbeda dibanding bias

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Frozen in Love   Antara Aku, Kamu, dan Pacarku [2]

    Pertanyaan spontan dari Wynona itu direspons Leon dengan tawa geli. Padahal, gadis itu sama sekali tak merasa ada yang lucu dengan ucapannya.“Syukurnya aku nggak semalang itu, Wyn! Aku anak bungsu dari tiga bersaudara. Aku memiliki kakak laki-laki dan kakak peremupan. Yang sulung, namanya Bobby. Sementara kakakku yang nomor dua, namanya Trisa. Bobby tinggal bersama keluarganya di Bali. Sedangkan Trisa baru pindah ke Cipanas juga dua tahun lalu. Trisa juga sudah menikah.“Jadi, sudah pasti kedua saudaraku sibuk dengan karier dan keluarga masing-masing. Mana mungkin mereka mau menemaniku melihat bintang sementara punya kesibukan segudang? Bobby bahkan tinggal jauh dari sini. Sementara mama dan papaku pun mustahil diajak ke atap hotel, kan? Yang ada bisa-bisa aku diomelin karena melakukan kegiatan yang membuang-buang waktu mereka.”Ucapan panjang Leon itu membuat Wynona terkenang pada dirinya sendiri. Terutama kondisi di rumahnya sejak dia kembal

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Frozen in Love   Antara Aku, Kamu, dan Pacarku [3]

    Leon tampak puas dengan jawaban yang didengarnya. “Baguslah kalau begitu. Karena itu artinya aku tidak akan membuatmu berada dalam masalah. Karena aku tak mau menyusahkan teman yang sudah begitu baik padaku.”“Tenang saja, aku bisa menjaga diriku. Lagi pula, memiliki pacar tak berarti menghilangkan hakku untuk berteman dengan orang lain, kan? Semua akan baik-baik saja. Percayalah!” balas Wynona lugas.Leon tak menjawab kata-kata gadis itu. Karena pada saat bersamaan, lelaki itu harus berbelok ke kiri, memasuki halaman rumah Wynona yang cukup luas. Saat itu, mata gadis itu langsung mengenali mobil sedan berwarna silver yang sudah terparkir lebih dulu.“Ada David, itu mobilnya. Yuk, aku perkenalkan!” kata Wynona datar. Dia mengernyit diam-diam karena ini sudah cukup malam. Tak biasanya David bertamu di jam seperti ini. Gadis itu buru-buru memeriksa isi tasnya dan mengambil ponsel. Benda itu kehabisan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Frozen in Love   Antara Aku, Kamu, dan Pacarku [4]

    “Seharusnya ada larangan khusus untuk para kekasih yang suka marah-marah,” cetus David. “Jangan terlalu mudah terbawa emosi, Wyn.”Wynona berpura-pura memelotot. “Aku tidak suka marah. Hanya sesekali, tergantung situasi. Dan sepertinya selama ini kamu yang dengan sengaja sering sekali bertingkah menyebalkan. Pokoknya, semua salahmu.”Tawa rendah David terdengar di telinga Wynona. “Baiklah, aku memang penjahatnya. Salahkan saja aku.”Senyum Wynona melebar mendengar “pengakuan” itu. “Tentu saja! Tanpa kamu minta pun, aku akan selalu menyalahkanmu tiap kali kita bertengkar,” sahutnya.“Wyn, untuk acara minggu depan, kamu sudah menyiapkan baju, kan? Aku ingin kamu tampil istimewa,” ucap David, mengejutkan.Minggu depan? Wynona mencoba mengingat-ingat apakah dia memiliki acara yang harus didatangai dengan sang kekasih? Seingatnya tidak. “Memangnya kita mau ke mana?

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14

Bab terbaru

  • Frozen in Love   Epilog

    Wynona memasuki masa berkabung karena patah hati tanpa air mata atau kesedihan yang berlarut-larut. Kendati berpisah dari David setelah hubungan selama sembilan tahun, tetap saja bukan hal yang mudah untuk dihadapi. Akhir hubungan mereka begitu tak menyenangkan karena sikap David dan keluarganya. Namun Wynona makin yakin dia sudah mengambil keputusan yang tepat.Ada beberapa sebab, tak cuma melulu “dosa” David saja, melainkan juga kesalahan Wynona. Sejak malam itu, David bahkan tak berusaha menghubungi Wynona lagi. Lelaki itu seolah menghilang begitu saja. Sembilan tahun yang mereka miliki bersama-sama, tak penting. Wynona pun tampaknya dianggap bukan lagi perempuan yang pantas untuk diperjuangkan.Sementara dari sisinya, Wynona kian yakin bahwa perasaannya pada David sudah benar-benar tawar. Hatinya sudah berubah. Gadis itu tak keberatan disalahkan karena seolah memberi peluang pada Leon untuk masuk dalam hidupnya.Dia tak akan menampik hal itu. Nam

  • Frozen in Love   Mengikuti Kata Hati [3]

    Kata-kata yang dilontarkan orangtua Leon itu membuat Wynona benar-benar merasa dihargai. Dia tak bisa mencegah rasa haru menusuk-nusuk dadanya. Namun. Tentu saja dia tak boleh menangis lagi di sini. Sudah cukup air mata yang ditumpahkannya hari ini.“Wyn, mau main ludo atau halma?” Suara erangan terdengar dari berbagai arah sebagai respon untuk kata-kata Anton. Lelaki itu menunjukkan ekspresi tak berdosa saat membela diri. “Papa kan belum pernah main ular tangga dengan Wynona.”“Tolong Pa, kreatiflah sedikit. Setiap tamu selalu diajak main halma atau ludo. Apa tidak ada yang lain?” gerutu Trisa. Lalu, perempuan itu bicara pada tamunya. “Wyn, kapan kamu bisa mengirim daftar belanjaan untuk minggu depan? Lebih cepat lebih baik, kan?”“Iya Kak, aku akan menyiapkan daftarnya secepatnya. Besok atau paling telat lusa,” janji Wynona.Trisa mengangguk senang. “Mungkin sehari sebelum acara, akan leb

  • Frozen in Love   Mengikuti Kata Hati [2]

    “Tidak apa-apa. Walau sebenarnya aku ke sini cuma ingin bertemu Om, Tante, dan Kakak,” sahut Wynona. “Agak pesimis juga awalnya, karena menurut Leon, Kakak nggak tinggal di sini.”Trisa tersenyum lebar. “Begitulah kalau menjadi anak perempuan satu-satunya. Kalau aku nggak datang selama beberapa hari, pasti ada yang menelepon. Kalau tidak Mama, Papa, kadang asisten rumah tangga. Ada saja alasan yang diajukan. Yang terbanyak sih, Nadya. Padahal, mereka itu merindukanku,” kelakarnya.“Hahah, aku jadi sangat iri. Aku juga anak perempuan satu-satunya tapi tak ada yang merindukanku seperti itu.”Trisa menatap Wynona sungguh-sungguh. “Aku justru yang iri dengan kemampuan memasakmu, Wyn! Aku semur hidup cuma bisa memasak nasi goreng. Itu pun menggunakan bumbu instan. Kemampuan memasakku nol besar. Padahal Mama jago di dapur. Dan kami terbiasa dimanjakan dengan masakannya.”Setelah kembali ke ruang tamu,

  • Frozen in Love   Mengikuti Kata Hati [1]

    Wynona hampir menabrak dada seseorang saat membalikkan tubuh. Sendok kayu yang dipegangnya, jatuh ke lantai. Tangan kanannya memegang dadaku, seakan dengan begitu rasa kaget gadis itu akan berkurang jauh.“Syukurlah kamu baik-baik saja,” gumamnya dengan ekspresi lega tergambar jelas. Leon pasti tidak pernah tahu kalau Wynona pun tak kalah lega melihatnya.“Kamu mengagetkanku,” bibir Wynona cemberut. Dia hendak berjongkok memungut sendok kayu, tapi Leon bergerak lebih cepat dan menaruh benda itu di wastafel.“Dapurnya indah. Aku suka,” puji Wynona. “Sebentar, aku harus memindahkan mi-nya dulu.”“Butuh mangkuk besar?” Leon membuka sebuah pintu kabinet di bagian atas dan mengeluarkan sebuah mangkuk kaca transparan. “Apakah ini cukup?”Wynona mengangguk. Dengan gerakan hati-hati, dia menyusun mi, kol, dan telur rebus yang sudah dipotong-potong. Saat hendak menua

  • Frozen in Love   Keraguan [5]

    David menatap Wynona tak percaya. Kemarahan tergambar di setiap gerak tubuhnya. “Putus? Kenapa kamu terlalu cepat mengambil keputusan?”Gadis itu menggeleng. “Ini bukan keputusan yang terburu-buru. Selama ini, aku hanya tidak berani mengakui kenyataan.”“Wynona!”Gadis itu menatap wajah David dengan perasaan campur aduk. Betapa lelaki ini pernah membuat hati Wynona berpesta karena cintanya. Betapa David pernah menjadi orang terpenting dalam hidup gadis itu. Betapa Wynona pernah sangat ingin mengubah dirinya agar menjadi sosok paling diinginkan dalam hidup lelaki ini. Itulah kuncinya, pernah. Artinya, itu sudah berlalu lama, sebelum gadis itu akhirnya diterpa kesadaran. Terlambat, tapi Wynona tidak menilainya sebagai sebuah kefatalan. Dia tidak menyesali semuanya. Gadis itu hanya menganggap semua ini sebagai proses panjang yang mendewasakan.“Wyn, jangan cuma karena masalah ini, hubungan kita m

  • Frozen in Love   Keraguan [4]

    “Wyn,” David menjajari langkah kekasihnya. Sementara Wynona berusaha berjalan lebih cepat. Dia hampir mencapai pintu gerbang ketika David berhasil meraih lenganku.“Apa kamu tidak mendengarku?” tanyanya marah. Ekspresinya berubah keras.“Aku cuma ingin pulang. Aku tidak mau dihina lagi.”David menggelengkan kepalanya. “Mama hanya ingin tahu tentang kamu.”Wynona menatap David dengan tajam. Andai bisa, dia ingin mengguncang tubuhnya David dan meniupkan kesadaran di benaknya agar lelaki ini melihat fakta yang sebenarnya.“Vid, mamamu tidak menyukaiku. Sampai kapan pun akan tetap seperti itu. Percayalah, tidak akan ada yang berubah. Dan aku tidak nyaman diperlakukan seperti tadi.”David masih memegang lengan Wynona. “Aku tidak mengizinkanmu pulang. Nanti aku akan mengantarmu, Wyn! Sekarang, ayo kita masuk ke dalam lagi,” ajaknya.Wynona menggeleng tegas seraya melepa

  • Frozen in Love   Keraguan [3]

    Wynona tersenyum kecil menanggapi gurauannya. David nyaris tidak pernah antusias menikmati masakanku. Gadis itu mengitari ruang tamu yang luas itu dengan tatapannya. Ada belasan perempuan paruh baya yang bergaya trendi. Juga ada beberapa gadis muda yang usianya tak jauh beda dengan Wynona. Aneka aroma parfum mahal menyengat hidung. Membuat campuran aneh yang memusingkan kepala Wynona. Semua orang sibuk berbincang seraya menikmati aneka makanan yang tampak lezat. Gadis itu tidak melihat kehadiran ayah dan saudara David lainnya.Irene mendekat ke arah Wynona, Sofia, dan David yang duduk di sebuah sofa panjang. Perempuan itu memilih sofa tunggal di depan mereka. Wynona baru ingat, dia sama sekali tidak diperkenalkan dengan tamu yang ada.“Ma, coba cicipi ini.” Sofia menyodorkan sepotong kecil pie yang dibawa Wynona. Irene menggigit ujungnya sedikit. Entah mengapa, Wynona menjadi tegang karenanya.“Enak,” ujarnya. Namun dia menolak m

  • Frozen in Love   Keraguan [2]

    Wynona mendesah. “Kukira kamu akan memberiku usul yang masuk akal. Kamu kan tahu apa yang terjadi padaku saat resepsi? Kenapa kamu masih bisa mengusulkan ini?”“Wyn, aku tidak ingin melihatmu sedih atau terluka. Akan tetapi, ada kalanya kita harus berhadapan dengan kepahitan untuk mengetahui apa sebenarnya kebenaran di baliknya. Kalau kamu tidak mau bertemu mamanya David, apa masalah kalian akan selesai? Bukannya malah membuat semuanya menjadi makin rumit?”Wynona mengerutkan alis. “Aku tidak mengerti maksudmu.”Gadis itu mendengar suara tawa ringan di seberang.“Menghindar pasti lebih mudah. Tapi, apa kamu tidak penasaran ingin tahu bagaimana sebenarnya sikap keluarga David? Maksudku, mamanya. Kamu butuh kesempatan untuk bisa menilai dengan objektif. Dan menurutku, ini saat yang tepat.”Wynona tercenung mendengarnya. Keheningan menyergap selama sesaat.Leon bicara lagi. “Sebenarnya

  • Frozen in Love   Keraguan [1]

    Wynona masih berada di dalam kepungan kabut membingungkan sebagai efek dari kata dan tindakan Leon. Dia masih belum bisa berpikir dengan jernih untuk tahu apa yang sebenarnya diinginkan. Semuanya serba membingungkan. Seakan Wynona berada di sebuah labirin paling rumit di dunia.Lalu, David menghubunginya setelah berhari-hari menghilang tanpa kabar. “Wyn, apa kamu baik-baik saja?” tanyanya penuh perhatian.“Ya,” dusta Wynona sembari menggigit bibir.“Aku minta maaf untuk berbagai masalah di antara kita. Tapi aku ingin menyelesaikannya satu per satu.” Jeda beberapa detik. “Mama ingin bertemu denganmu. Nanti malam bisa?”Wynona benar-benar tak siap dengan permintaan itu. “Nanti malam?”“Iya. Apa kamu tidak bisa? Ada pekerjaan?”“Aku....”Jawaban Wynona belum tuntas tapi sudah menukas dan mendesak. “Tolong luangkan waktu, ya? Aku tidak enak kalau har

DMCA.com Protection Status