Home / Romansa / Frozen in Love / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Frozen in Love: Chapter 221 - Chapter 230

313 Chapters

Keresahan [4]

“Aku rindu padamu, Wyn. Dan aku nggak pengin kita bertengkar,” kata David setelah hening selama puluhan detik. “Kita sudah tak bertemu selama seminggu penuh, kan? omong-omong, apa kabarmu selama aku keluar kota?” tanya David lagi.Oh ya, Wynona baru ingat sekarang tujuan mereka bertemu di sini. David baru saja kembali dari Palangkaraya, untuk tugas kantor yang harus dijalani selama seminggu. Selama itu pula mereka berdua tidak bertemu. Wynona tentu saja merinduinya, tapi pertengkaran terlanjur pecah. Diam-diam Wynona mengeluh dalam hati.Dia mulai bertanya-tanya sendiri, apakah seharusnya Wynona diam saja dan tak meributkan apa pun? Tak perlu mengajukan protes apa-apa meski dia kesal dengan sikap David? Entahlah. Kalau saja David tak menyinggung tentang rencana pernikahan kakaknya tadi, tentu saat ini mereka tidak akan adu mulut.“Bagaimana pekerjaanmu, Vid? Apakah semuanya lancar-lancar saja?” Wynona  berusaha mengendali
last updateLast Updated : 2021-08-11
Read more

Keresahan [5]

Wynona menolak keras saat David ingin mengantar gadis itu pulang. Dia masih marah pada lelaki itu. Pertengkaran keduanya di Koffee belumlah usai. Berada di tempat umum, membuat Wynona dan David tidak leluasa sama sekali. Wynona harus menjaga emosinya agar tidak sampai meledak. Sungguh, dia merasa benar-benar konyol karena adu mulut untuk hal yang sama berkali-kali.“Ayolah Wyn! Jangan kekanakan begitu! Biar aku mengantarmu pulang,” bujuk David. “Tapi aku tidak akan mampir ke rumahmu karena sudah lumayan malam.”“Aku bukan bersikap kekanakan! Rumahku sangat dekat dari sini. Jadi, aku lebih suka kalau tidak perlu menyusahkanmu!” Wynona membela diri.David akhirnya mengalah setelah keluhan panjang yang dilontarkannya kepada Wynona. Ya Tuhan, betapa Wynona merasa lelah berpura-pura bahwa hubungan mereka baik-baik saja. Dia juga capek meributkan sesuatu yang seharusnya menjadi hal sepele. Akan tetapi, mau bagaimana lagi? Nyatanya W
last updateLast Updated : 2021-08-11
Read more

Keresahan [6]

“Apa kamu malu kalau ada yang tahu bahwa aku yang selama ini jadi pacarmu?” kata Wynona, marah. Kadangkala kalimat mengerikan seperti itu yang lolos dari bibirnya jika sudah tak bisa menahan kesal. “Kenapa kita harus meributkan masalah ini lagi dan lagi?”David sudah pasti kian murka mendengarnya.“Apa aku nggak cukup pantas untuk menggandeng tanganmu di depan keluarga dan teman-temanmu? Lama-kelamaan aku merasa mirip penderita kusta saja. Seolah cuma bisa membuatmu merasa malu.”David pun bereaksi kian keras.Keinginan Wynona sangat sederhana. Mengenal keluarga dan teman David. Sebagaimana dia masuk secara total dalam kehidupan gadis itu. Namun sepertinya keinginan Wynona ini sangat sulit untuk dikabulkan. Yang membuat gadis itu kian kesal, ini bukan kali pertama David tak mengajaknya menghadiri acara resepsi teman atau keluarga lelaki itu. Mungkin sebaiknya David tak pernah menyebut-nyebut tentang rencana pesta apa pu
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Keresahan [7]

Wynona baru akan membantah tebakan ibunya, ketika ponsel gadis itu berbunyi. Tebakannya, David yang menghubunginya. Namun nama yang tertera di layar ternyata berbeda. Ini bukan telepon dari kekasih gadis itu melainkan dari sang kaka, Zeus.“Halo kakak yang paling menyebalkan di dunia? Apa kabarmu?” sapaku girang.Suara tawa bergema di telingaku. Aku dan tiga orang kakakku memiliki hubungan yang mesra. Namun sejak dulu memang aku termasuk paling dekat dengan Zeus.“Sepertinya adikku ini sudah semakin kaya. Suaranya sangat beda,” goda Zeus.“Tentu saja. Kalau tidak, untuk apa aku bekerja keras membanting tulang?” balas Wynona sambiil tertawa. Zeus adalah kakak Wynona satu-satunya. Hubungan mereka cukup dekat dan hangat. Sayang, sejak tamat SMA mereka sudah hidup terpisah. Zeus tinggal di Jakarta untuk kuliah dan sekarang bekerja di sana.Kemala kembali menekuri daftar panjang di tangannya. Wynona menjauh menuju ter
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Leon [1]

Wynona menata makanan di meja dan menatap hasilnya dengan puas. Hidangan yang sengaja disiapkannya untuk teman-teman Zeus, sudah lengkap. Dua buah meja makan ukuran besar sudah dipindahkan ke halaman belakang. Dalam sekali pandang, gadis itu merasa tidak ada yang kurang. Maksudnya, kekurangan yang fatal, tentu saja. Dan dia sangat yakin bahwa Zeus pun akan bersyukur karena memiliki adik bernama Wynona Lillian.“Apa menunya nggak terlalu banyak?” tanya Kemala kemarin, saat Wynona mendiskusikan makanan yang akan disiapkannya.“Nggak apa-apa, Ma. Nggak setahun sekali, kan? Mumpung Zeus lagi mendapat hidayah, mengundang teman-temannya makan di sini,” respons Wynona santai. “Lagi pula, untuk jaga-jaga saja. Siapa tahu tamunya lebih dari sepuluh orang. Zeus kan selalu begitu. Bilang sekian tahunya malah lebih. Jarang yang jumlahnya kurang dari yang dia sebutkan. Anak sulung Mama itu ada bakat melakukan mark-up,” imbuhnya sambil te
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Leon [2]

 Sepanjang yang bisa diingat Wynona, sejak dulu Zeus memang sangat sering membawa teman-temannya ke rumah. Entah untuk menginap, sekadar menghabiskan waktu bersama, atau melakukan belajar kelompok. Itulah sebabnya mengapa Wynona bisa dibilang mengenal semua teman sepermainan sang kakak. Begitu juga dengan Kemala. Rumah keluarga mereka ini mirip tempat penampungan untuk teman-teman Zeus yang tak henti datang tiap kali lelaki itu berada di Cipanas. Itulah alasannya mengapa Wynona tidak bisa mengalihkan perhatian pada  seorang lelaki jangkung yang wajahnya benar-benar sangat asing. Wynona memperhatikan pria itu sambil mengingat-ingat kapan dan di mana mereka pernah bertemu. Hingga hampir dua menit setelah kedatangan Zeus dan teman-temannya, Wynona pun tiba pada keyakinan bahwa dia belum pernah bertemu teman kakaknya yang satu ini.Untungnya Zeus berinisiatif memperkenalkan adik dan temannya itu. “Leon, ini adikku satu-satunya, Wynona.”
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Leon [3]

“Yuk, Leon! Kita makan dulu,” ajak Zeus pada tamunya. Leon mengangguk sopan ke arah Wynona ebelum mengekori Zeus yang sudah berjalan lebih dulu menuju salah satu meja. Wynona tetap berdiri di tempatnya, menyaksikan semua tamu kakaknya mulai mengerubungi meja yang dipenuhi makanan. Gadis itu tersenyum puas saat melihat ekspresi teman-teman Zeus yang menunjukkan bahwa mereka menikmati makanan yang dihidangkan.“Kayaknya masakanku dianggap enak dan mendapat penilaian positif,” kata Wynona pada dirinya sendiri. Gadis itu tersenyum lebar. Dia menikmati saat itu. Wynona selalu suka saat melihat orang-orang terlihat puas tatkala menyantap hasil olahan tangannya.Seharusnya, setelah SMA dia melanjutkan sekolah untuk mendalami dunia memasak. Akan tetapi, entah mengapa dia malah menimba ilmu di fakultas ekonomi dan sempat bekerja di perusahaan manufaktur. Ibu dan kakaknya sempat melarang tapi Wynona begitu keras kepala saat itu. Mungkin, itu caranya untuk
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Leon [4]

Selama beberapa detik, Wynona benar-benar terperangah karena mendengar kata-kata Leon. Lalu tiba-tiba tawa gadis itu pun meledak.“Menikah denganmu, ya? Tolong beri aku satu alasan agar aku bersedia melakukan itu,” candaku.Leon bergeser sehingga kini dia berdiri menjulang di depan Wynona. Kening lelaki itu berkerut, seolah ada yang dipikirkannya selama beberapa detik. Wynona mendongak agar bisa menatap wajah Leon dengan leluasa.“Apakah cukup satu alasan saja? Kamu yakin?” tantang Leon dengan wajah serius.“Ya, cukup satu saja,” sahut Wynona seraya mengangguk. Bibirnya masih mengukir senyum geli.“Baiklah. Aku nggak akan memberi satu, tapi beberapa alasan sekaligus. Supaya kamu bisa mempertimbangkan dengan serius. Anggap saja aku sedang melakukan pendekatan persuasif,” Leon menyeringai. “Poin utamanya, aku masih lajang. Selain itu, aku juga memiliki pekerjaanku yang cukup bagus. Aku juga orang
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Leon [5]

Wynona akhirnya memberi jawaban untuk memuaskan rasa penasaran Leon.“Aku memang sudah suka memasak sejak kecil. Kalau nggak salah ingata, sejak masih kelas satu SD. Atau kelas dua. Kira-kira begitu.” Wynona terdiam sejenak, mengingat-ingat lagi masa lalu. Saat keluarga mereka masih lengkap dan ibunya belum mengelola katering. “Mungkin karena aku terbiasa melihat Mama memasak. Kalau nggak salah ingat, sejak dulu Mama rutin mencoba resep baru setiap minggunya. Entah berupa cake, puding, masakan. Pokoknya, sejak kecil, aku dan Zeus memang dimanjakan untuk urusan makanan. Kini, setelah aku dewasa, aku menggantikan mamaku untuk mengurus katering,” urai Wynona dengan nada bangga yang tak bisa disembunyikan.Selama Wynona bicara, dia menangkap kesan bahwa Leon memperhatikan setiap kata-kata gadis itu dengan saksama. Entah mengapa, Wynona bahkan merasa jika lelaki itu tidak ingin kehilangan konsentrasi supaya tidak gagal menangkap maksud ucapa
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

Leon [6]

Leon menampilkan ekspresi tersiksa yang menggelikan sekaligus menghibur. Wynona mustahil mencegah dirinya tertawa geli karena ulah Leon. Gadis itu benar-benar betah  mengobrol dengan teman baru kakaknya ini.“Sekarang kamu bekerja di mana? Apa kamu juga menjalaninya dengan penuh keterpaksaan?” Wynona tak bisa mencegah rasa ingin tahu yang bergulung di kepalanya.“Aku bekerja di sebuah perusahaan minuman ringan di Cianjur,” ujar Leon seraya menyebutkan satu nama populer. “Setiap hari aku pulang-pergi Cipanas-Cianjur, itu yang paling menyiksa. Sementara soal pekerjaan, tak membuatku terlalu menderita,” guraunya.“Berarti kuliahmu yang menyiksa itu memberi hasil yang oke juga,” seloroh Wynona.Leon mengangguk dengan senyum terkulum. “Ya, itulah yang bikin aku tidak bisa terlalu menyesali masa-masa itu. Ada hikmahnya juga semua penderitaanku,” selorohnya.Sebuah pertanyaan mendadak melint
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status