All Chapters of Nikah Kontrak: Chapter 131 - Chapter 140
203 Chapters
Kemesraan Dalam Rintik Hujan
Setelah Mark dan Clara pergi berpamitan dari rumahnya, Angela  melihat ke arah Verrel. "Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Verrel. "Tidak, aku hanya berpikir sepertinya kau sangat dekat dengan Mark," kata Angela. "Tentu saja, dia saudara angkatku. Kami di besarkan bersama-sama, jadi wajar jika kami sangat dekat," terang Verrel. "Mereka terlihat sangat serasi ya," kata Angela. "Hemm, bagaimana dengan kita?" ucap Verrel sembari melirik Angela. "Ki ... kita ... tentu saja," jawab Angela gugup. Verrel melingkarkan tangannya di pinggang Angela. "Kita jauh lebih serasi daripada mereka," ucap Verrel menyombongkan diri. Angela menunduk tersipu malu tidak menjawab perkataan Verrel. "Aku lapar, bisakah kita makan?" tanya Angela mengalihkan perhatiannya. "Bayi kecilku sudah lapar rupanya," kata Verrel mengusap perut Angela. Hati Angela merasakan kasih sayang di tiap sentuhan Verrel. 'Ya, Tuhan apakah benar cinta
Read more
Kembali Terluka
Sinar matahari pagi masuk lewat celah-celah ventilasi udara. Angela sudah terbangun dari tidurnya yang lelap. Baru kali ini ia merasakan tidur yang sangat nyaman tidak seperti biasanya. Angela merentangkan tangannya, ia kaget Verrel tidak ada lagi di sampingnya. Ia baru ingat jika mereka selama ini memang tidurnya terpisah. Dirinya sendiri yang awalnya meminta untuk tidur terpisah, kenapa Angela sekarang menyesalinya.Angela keluar dari kamarnya, ia menengok kamar Verrel yang tidak terkunci, matanya melihat ke semua sudut ruangan namun tidak menemukan Verrel di sudut mana pun. Sentuhan jari di pundak Angela, cukup mengagetkannya."Nyonya cari, Tuan?" tanya seorang pelayan."Iya, Tuan Verrel apa sudah berangkat  kerja?" tanya Angela."Benar, Tuan Verrel sudah berangkat pagi-pagi tadi. Ia terlihat terburu-buru karena ada seseorang yang meneleponnya,” terang pelayan."Oh, ya sudah kalau begitu. Tolong siapkan makanan untukku di
Read more
Angela Jatuh Pingsan
Angela menangis terisak di dalam lift, ia buru-buru menyekanya karena tidak ingin di lihat oleh karyawan lainnya. "Bodoh, kenapa aku menangisi pria brengsek itu, harusnya aku bersyukur karena mengetahui belangnya," kata Angela berusaha menguatkan hatinya.Pintu lift terbuka, Angela bergegas keluar dari lift dan berjalan agak cepat menuju ke parkiran mobilnya. Dadanya sudah sangat sakit mengingat apa yang baru saja di lihatnya. Saat sampai di pintu utama, tiba-tiba tubuh Angela limbung karena rasa sakit di kepalanya. Beberapa karyawan yang melihat langsung berteriak histeris. Untung tiba-tiba Verrel muncul dari belakang dan menahan tubuh istrinya."Tolong, kalian minggirlah!" Beberapa karyawan yang berkerumun langsung memberi jalan. Verrel membopong tubuh Angela dan memasukkannya di jok mobil belakang bersama dirinya. "Cepat!" "Ke rumah sakit sekarang!" perintah Verrel pada sopirnya.Mobil mulai keluar dari park
Read more
Membangunkan Putri Tidur
Angela masih saja terbaring di rumah sakit, Verrel bolak-balik dari kantor ke rumah sakit untuk menjenguk istrinya. Setelah mendapatkan telepon  dari dokter bahwa jari tangan Angela bergerak-gerak, Verrel langsung menuju ke rumah sakit. Ia ingin menjadi orang pertama yang di lihat Angela.Namun, setelah sampai di ruang perawatan, Angela masih memejamkan matanya. Verrel agak kecewa, padahal di tangannya sudah membawa buket mawar putih yang indah. Mawar itu ia tunjukkan pada Angela jika membuka mata. Akhirnya nasib buket mawar itu berakhir di vas bunga, di atas meja yang tak jauh dari brangkar.Verrel menggenggam tangan Angela, menciumi punggung tangan yang memiliki jari-jari lentik itu. Ia sangat merindukan suara istrinya. Jika di suruh memilih lebih baik ia mendengar makian Angela daripada melihatnya tak berdaya seperti ini."Sayang, aku datang lagi membawakan buket bunga mawar putih kesukaanmu. Cepat bangunlah, dan lihatlah ... bunganya sangat cantik seper
Read more
Tespek Clara
Di apartemen Clara, Mark terperanjat kaget saat menemukan bukti tespek Clara yang terjatuh di lantai. Lebih mengejutkan lagi, tespek itu memiliki garis merah dua. Rasanya Mark sudah tidak tahan menunggu Clara keluar dari kamar mandi.Ia membuka pintu kamar mandi sehingga mengagetkan Clara. Wanita itu masih berendam di dalam bathup. "Katakan, ini milik siapa?" tanya Mark. Clara kaget, bagaimana alat penguji kehamilan itu bisa jatuh ke tangan Mark. "I ... itu, milik temanku," kata Clara berbohong."Clara, aku tahu siapa dirimu, kau bukanlah wanita yang lihai dalam berbohong. Jadi, katakan sejujurnya milik siapa ini?" tanya Mark lagi.Clara terdiam, ia bingung antara mengutarakan kebenaran atau menyembunyikannya. Ia takut jika Mark tidak suka anak-anak. "Cepat katakan!" kata Mark lebih tegas."Mi ... milikku," jawab Clara sedikit ketakutan. Wajah Mark tiba-tiba berubah,  sebuah senyuman tersungging di bibirnya.
Read more
Jangan Diamkan Aku
Clara melihat ponselnya menyala ia menerima kabar jika Amber akan berangkat ke luar negeri. Ia meletakkan ponselnya kembali, padahal Amber ingin bertemu untuk terakhir kalinya karena ia akan tinggal di Amerika mengikuti suaminya. Clara meneguhkan hatinya untuk tidak menemui Amber. Lagipula ia masih sangat lelah karena ulah Mark.Mark sudah berpakaian rapi memakai pakaian kantornya, ia lalu mengecup kening Clara. "Sayang, mulai sekarang kamu istirahat saja di rumah tidak usah kerja. Aku ingin bayi kita tumbuh dengan sehat," kata Mark."Tapi, Nyonya Angela belum sepenuhnya pulih, ia juga tengah mengandung. Kasihan jika aku meninggalkannya," kata Clara."Hemm, akan aku bantu cari karyawan yang handal yang mampu mengatasi masalahmu. Di dunia ini banyak sekali orang pintar, kita bisa memilih salah satunya," kata Mark."Baiklah, terserah dirimu saja," jawab Clara."Oke, sekarang aku berangkat kerja dulu. Jika butuh sesuatu minta tolong saja pada pelayan
Read more
Wanita Hamil Sensitif Perasaannya
Sepulang dari rumah sakit, Verrel lebih meluangkan waktu untuk Angela. Ia juga sudah memutuskan kontrak kerja sama dengan Donita. Meskipun ia harus membayar ganti rugi yang cukup besar, tapi kebahagiaannya dengan Angela jauh lebih penting dari segalanya. Angela terkejut dengan surprise yang di berikan Verrel. Sebuah kamar bayi yang indah lengkap dengan mainan dan perabotan serta pakaian bayi sudah tertata rapi di lemari. Angela mengambil satu helai pakaian bayi yang ada di lemari dan mengusap bahan kainnya lalu menempelkannya di pipinya. Ia mencium baju mungil itu dengan penuh kasih sayang."Kaukah yang menyiapkan semua ini?" tanya Angela tak percaya."Mana mungkin sayang, bukankah selama ini aku sibuk di kantor dan rumah sakit menjengukmu," terang Verrel."Lalu siapa?" tanya Angela penasaran."Para pelayan kita dan desainer interior yang aku sewa untuk memperindah kamar ini," kata Verrel."Oh, ya. Terima kasih, pasti kau yang menyuruh
Read more
Senjata Makan Tuan
Donita tersenyum senyum sendiri, ia melihat wajahnya di pantulan cermin.  Wajah yang berbeda tidak seperti biasanya. Ia memakai wig, kacamata dan softlens yang berbeda. Siapa pun yang pernah mengenalnya pasti tidak tahu jika dia adalah Donita.Hari ini ia mendengar jika Verrel akan menghadiri pesta peresmian tempat bisnis baru koleganya. Tentunya di sana pasti akan ramai oleh para tamu undangan dari kelas atas. Dan itulah kesempatan Donita untuk beraksi.Di dalam tasnya ia sudah memasukkan botol kecil yang berisikan serbuk perangsang. Dan obat itulah yang akan membantunya bekerja untuk mengelabui Verrel agar jatuh ke pelukannya. Angan-angan Donita sudah sangat jauh, ia membayangkan berada dalam satu kamar dan bercinta dengan Verrel. Wanita itu tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila.Kini saatnya ia berangkat ke tempat itu. Sebuah mobil berwarna silver meluncur membawa dirinya. Ia tampak percaya diri memakai dress berwarna hitam pekat dengan bawahan gau
Read more
Menghilangkan Hawa Panas
Donita menangis meraung-raung sambil mencengkeram selimut yang menutupi tubuhnya. Ia juga merasakan sakit yang teramat sangat di bagian daerah sensitifnya setelah Alex berhasil meloloskan miliknya.Terdengar kucuran air shower dari kamar mandi, pertanda Alex masih berada di dalam sana. Sementara Donita dengan bersusah payah meraih pakaiannya yang berserakan di lantai. Yang ia pikirkan adalah kabur dari tempat itu sebelum Alex keluar dari kamar mandi dan melampiaskan nafsunya kembali. Dengan langkah tertatih-tatih ia meraih highheelsnya setelah selesai berpakaian, untung saja yang di robek Alex adalah lingerie nya bukan pakaiannya yang masih tergeletak aman.Donita merasa hidupnya sial karena harus bermalam dengan pria tidak di cintainya. Ia ingin merusak kehormatan Verrel, malah kehormatannya yang terenggut. Seluruh tubuh Donita masih terasa lengket, ia terus melangkahkan kaki keluar dari hotel itu. Hari yang sial dahi Donita, lain halnya deng
Read more
Renang di Rooftop
Angela sudah menunggu Verrel di rooftop. Ia melihat pemandangan di sekitarnya yang masih sepi. Kolam renang yang cukup luas hanya untuk mereka berdua, di sekitarnya terdapat taman yang terawat dengan baik. Tidak ada yang menyangka jika taman itu terbentuk indah hidup di atas rooftop.Ada perasaan sedikit takut ketika Verrel membuat janji dengannya. Sama persis ketika mereka merayakan ulang tahun, tapi Angela malahan mengalami kecelakaan hingga kehilangan ingatannya.Hari ini Angela ingin memberitahukan pada Verrel tentang ingatannya. Ia ingin merayakan ulang tahun bersama yang sempat tertunda. Angela sudah menyiapkan segala sesuatunya baik mulai kue ataupun hadiah dan makanan kecil untuk hidangan mereka selama di rooftop.Angela berdiri tegak menatap pemandangan di luar rooftop yang di penuhi dengan rumah-rumah, jalanan dan tata lampu kota. Ia memejamkan matanya sejenak menghirup udara sebebas-bebasnya. Angela memakai baju renang yang cukup seksi dengan punggung
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
21
DMCA.com Protection Status