Semua Bab Nikah Kontrak: Bab 111 - Bab 120
203 Bab
Kemesraan di Kelas Senam Prenatal
Tak ada yang lebih membahagiakan daripada memiliki seorang suami yang sangat perhatian dalam masa-masa kehamilan. Angela merasa hidupnya sempurna, memiliki Verrel yang selalu mencintainya. Hari ini Verrel sudah berjanji mau menemani Angela di kelas senam prenatal. Angela sudah tidak sabar untuk menghadirinya. Dia hanya perlu bersabar menunggu sebentar lagi sampai Verrel pulang dari kantor. Mata Angela tidak lepas melirik penunjuk waktu yang melingkar di tangannya. Waktunya sebentar lagi tetapi kenapa Verrel belum memberikan kabarnya.Tiba-tiba ponselnya berbunyi, Angela langsung mengambil ponselnya dari dalam tas dengan terburu-buru. Sebuah panggilan tak terjawab dari Verrel dan pesan singkat untuknya."Maaf, sayang sepertinya aku tidak bisa datang karena tiba-tiba ada rapat penting. Maaf, lain kali aku pasti akan datang," pesan Verrel.Angela meletakkan ponselnya di dalam tas lagi. Ia agak kecewa dengan sikap Verrel. Tapi mau bagaimana lagi. Ia jug
Baca selengkapnya
Sebuah Kebenaran Baru
Verrel membopong tubuh Angela masuk ke dalam kamarnya. Miliknya masih menegang, meskipun di dalam mobil sudah menyusup masuk. Tetapi rasanya kurang puas jika tidak bergulingan di ranjang empuk."Kau harus bertanggung jawab, lihatlah milikku masih berdiri," kata Verrel parau. Ia melorotkan sendiri celana kerjanya, lalu melemparnya ke segala arah. Tak sabar ia juga membuka kancing kemejanya. Tubuhnya yang sixpack terlihat sempurna. "Bukankah kita sudah melakukannya di mobil?" tanya Angela. Ia membiarkan Verrel mengendus lehernya. Ada rasa sedikit geli saat Verrel mulai menghisap puncak dadanya satu persatu."Aku tidak bisa bayangkan jika bayi kita lahir, aku pasti akan memperebutkan ini," kata Verrel mengulum benda kenyal itu. "Owh!" Angela mendesah. Ia belum sempat menjawab perkataan Verrel, lelaki itu sudah membuat seluruh tubuhnya terserang listrik."Bagaimana sayang, katakan bagian mana yang ingin ku sentuh. Katakan saja, aku akan mem
Baca selengkapnya
Kecelakaan
"Langsung saja, kenapa Anda menyuruhku datang?" tanya Clara dingin.Amber berusaha menyentuh punggung tangan Clara, namun Clara menariknya mundur. Wajahnya menatap dengan tatapan tidak suka. Amber mengundangnya di sebuah restoran. Sebenarnya Clara enggan, tapi alasan Amber mengajaknya bertemu mengenai urusan pekerjaan mereka di perusahaan Angela. Mau tidak mau Clara tidak bisa menolaknya. "Langsung saja pada intinya, apa keperluan Nyonya mengundang saya kemari?" tanya Clara."Maaf, aku menggunakan dalih pekerjaan. Tapi, sebenarnya mama sangat merindukanmu," ucap Amber lembut. "Cih, merindukanku! Sejak kapan?""Bertahun-tahun kau sudah membuangku seperti anak kucing, sekarang dengan seenaknya kau mengatakan rindu," kata Clara sinis."Mama memang pantas menerima semua kebencianmu, tapi mama sangat menyayangimu. Percaya atau tidak, selama bertahun-tahun mama selalu di hantui rasa bersalah," ungkap Amber sedih."Itu urusan Nyo
Baca selengkapnya
Kedatangan Burhan Dan Kamila
Berita kecelakaan Angela viral masuk sosial media. Verrel mendapatkan kabar dari pelayan rumahnya yang menelepon setelah mendapatkan kabar jika Angela kecelakaan mobil. Verrel langsung bergegas menuju ke rumah sakit yang di tuju sambil menyimpan kotak cincinnya di saku. Setelah musibah dulu bertubi-tubi, apakah akan ada musibah yang lebih besar dari ini? Verrel tidak dapat membayangkan apa yang terjadi selanjutnya. Yang ia pikirkan hanya ingin bertemu Angela dan melihat keadaannya secara langsung.Sesampainya di rumah sakit, Verrel langsung menuju ke ruangan di mana Angela di rawat. Ia kaget karena ada Yohan duduk di ruang tunggu. Tak mungkin kebetulan saja Yohan ada di sana. Pasti ada sesuatu yang terjadi sebelumnya. Tak sabar Verrel langsung menarik kerah Yohan tiba-tiba, dan mau menonjok mukanya."Lepaskan aku! Apa kau gila!" Yohan mendorong tubuh Verrel kemudian mereka di lerai oleh para perawat yang ada di sana."Tenang, Tuan. Ini adalah rumah
Baca selengkapnya
Mark Menyelinap
"Lebih baik kamu istirahat saja, biar mama yang menjaga Angela," kata Kamila."Tapi, Ma ... Verrel tidak mau jauh darinya," jawab Verrel.  "Kau juga perlu istirahat, untuk sementara papamu akan menyuruh orang kepercayaan menangani perusahaanmu," kata Kamila."Setidaknya, pulanglah dan bersihkan dirimu agar lebih segar. Setelah itu, kau bisa datang ke sini lagi," lanjut Kamila.Verrel mengendus kemejanya, ya sudah seharian dia belum mandi. Ia tidak ingin saat Angela sadar nanti dirinya terlihat kucel di hadapan Angela. "Vaik, Ma. Aku pulang dulu, nanti aku akan kemari lagi. Tolong haga Angela, Ma," pinta Verrel."Tentu, sekarang pergilah," kata Kamila menepuk bahu putranya. Burhan mengantar Verrel sampai depan pintu. Ia ingin bicara dengan Verrel.Sesampainya di depan pintu Burhan menghentikan langkah Verrel. "Kau tidak ada masalah kan, dengan Angela?" selidik Burhan.Verrel menggeleng. "Tidak ada, Pa. Bahkan kami sa
Baca selengkapnya
Amnesia
Mark bersama Clara menjenguk Angela, ia melihat Angela masih dalam posisi sama. Matanya terpejam dan selang terpasang di pergelangan tangannya. "Tante, sudah makan belum?" tanya Clara.Kamila menggeleng pelan. “Bagaimana tante bisa makan jika melihat Angela masih seperti ini," jawab Kamila."Tante harus makan, ini saya bawakan sedikit makanan. Kita semua harus jaga kesehatan agar bisa bergantian menunggui Nyonya Angela," bujuk Clara.Kamila menerima makanan dari Clara. Ia tidak ingin mengecewakan wanita muda itu. "Terima kasih, kau baik sekali," kata Kamila."Sama-sama, Tante," jawab Clara.Pandangan mereka kembali tertuju pada Angela. Verrel masih duduk di samping Angela dan memegang tangan istrinya. Dalam hatinya ia berharap jika Angela segera sadar dari komanya."Yang sabar, Tuhan sedang mengujimu. Ingat, hidup memang tidak selalu berjalan mulus. Akan selalu ada halangan dan rintangan dalam cerita cinta kalian," nasehat
Baca selengkapnya
Tidak Boleh Tertekan
Suasana kembali memanas di rumah sakit. Angela selalu menjawab ketus perkataan Verrel. Hubungannya kembali seperti dulu saat awal pertemuan mereka. Tapi kali ini Verrel lebih banyak mengalah.  "Kenapa kau masih saja berdiri di situ? Pergilah ke kantor, aku bisa sendiri di sini," kata Angela. "Kau masih lemah, aku bisa membantumu di sini," kata Verrel lembut. "Aku tidak perlu bantuanmu, di sini ada perawat ada juga dokter. Mereka semua bisa membantuku," tolak Angela. Verrel hampir saja marah melihat sikap Angela. Tapi di tahannya, ia sadar Angela yang di hadapi sekarang bukan Angela yang biasanya. Angela berusaha menggapai ponselnya di atas nakas, Verrel mengetahuinya lalu ia membantu mengambilkannya. "Mau telepon siapa?" tanya Verrel.  "Yohan, aku ingin ia datang ke sini," ucap Angela menempelkan ponselnya di telinganya. Verrel langsung merebut ponsel yang di pegang Angela. "Tidak boleh, kau tidak boleh menelepon lela
Baca selengkapnya
Rindu Sentuhanmu
Angela melihat-lihat kamarnya, Verrel masih berdiri di tengah pintu sambil melihat Angela. Lelaki itu tidak berani terlalu dekat dengan istrinya takut kena amarah Angela. "Aku mau istirahat, jadi keluarlah," pinta Angela. "Baiklah, akan ku suruh pelayan untuk mengantarkan makanan ke kamar ini," ucap Verrel."Tidak usah aku mau tidur," tolak Angela."Setidaknya kasihanilah bayi dalam perutmu. Sedari tadi ia belum makan," kata Verrel lembut. Angela mengusap perutnya ia lupa jika dirinya tengah hamil."Ya sudah tolong suruh pelayan membawa makanannya ke sini," ucap Angela.Verrel tersenyum ia lalu keluar dari pintu kamarnya Angela. Ada sedikit semangat di hatinya untuk mendekati Angela lagi. Dalam hatinya ia berharap percikan api cinta di hati Angela masih tersisa untuknya.Tak lama kemudian Verrel sudah datang bersama pelayannya membawa makanan dan minuman di atas nampan. Lalu Verrel mengambilnya dari tangan pelayan. 
Baca selengkapnya
Alasan Saja
Angela melihat-lihat kamarnya, Verrel masih berdiri di tengah pintu sambil melihat Angela. Lelaki itu tidak berani terlalu dekat dengan istrinya takut kena amarah Angela. "Aku mau istirahat, jadi keluarlah," pinta Angela. "Baiklah, akan ku suruh pelayan untuk mengantarkan makanan ke kamar ini," ucap Verrel."Tidak usah aku mau tidur," tolak Angela."Setidaknya kasihanilah bayi dalam perutmu. Sedari tadi ia belum makan," kata Verrel lembut. Angela mengusap perutnya ia lupa jika dirinya tengah hamil."Ya sudah tolong suruh pelayan membawa makanannya ke sini," ucap Angela.Verrel tersenyum ia lalu keluar dari pintu kamarnya Angela. Ada sedikit semangat di hatinya untuk mendekati Angela lagi. Dalam hatinya ia berharap percikan api cinta di hati Angela masih tersisa untuknya.Tak lama kemudian Verrel sudah datang bersama pelayannya membawa makanan dan minuman di atas nampan. Lalu Verrel mengambilnya dari tangan pelayan. 
Baca selengkapnya
Ketahuan
Tak ada yang berbeda dari hari biasanya, Angela lebih suka di kamarnya ketimbang keluar rumah. Perutnya yang makin membesar membuatnya malas untuk ke mana-mana. Sementara Verrel sudah mulai sibuk dengan aktivitasnya di kantor.Angela duduk mengunyah buah apel yang telah di potong-potong di atas mangkuk. Ia melamun menatap ke luar balkon. Tiba-tiba ia melihat seorang pria yang tengah berdiri di depan pintu gerbang rumahnya. Angela mengenal laki-laki itu yang tak lain adalah Yohan.Angela langsung meletakkan mangkuk yang berisikan potongan apel itu di atas meja. Ia bergegas bangkit dari kursinya dan keluar dari kamar. Hatinya berbunga-bunga mendapati Yohan mengunjunginya. Sesampainya di pintu pagar ia langsung menyuruh security untuk membukakan pintunya. Heran dengan tingkah laku nyonya mudanya  yang tidak seperti biasa, security itu tidak bisa berbuat banyak. Ia membiarkan Angela masuk."Kenapa tidak meneleponku?" tanya Angela ramah.Yoha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
21
DMCA.com Protection Status