All Chapters of Nikah Kontrak: Chapter 91 - Chapter 100
203 Chapters
Klien Baru
Semilir angin menyapu wajah Clara, wanita itu mengetuk-ngetuk sepatunya ke paving trotoar. Mark menyentuh bahu Clara, tetapi wanita itu diam tak bergeming."Jika kau ingin menjadi kekasihku, kau harus menuruti semua yang ku inginkan," ucap Mark.Clara menggerakkan tubuhnya mengarahkan pandangannya pada Mark dengan tatapan kurang bersahabat."Setelah kupikir-pikir, aku sudah tidak berminat lagi menjadi kekasihmu. Akan ku jalani hidupku penuh kebebasan," ujar Clara. Tepat di hadapannya telah berhenti sebuah taksi yang menawarkan tumpangan. Ketika Clara berniat masuk ke dalam Mark buru-buru menarik tubuh Clara. "Ini bayaranmu, Pak. Tolong tinggalkan kami," kata Mark mengeluarkan uang lembaran pada sopir taksinya. "Tapi, Tuan?" Sopir itu bingung menerima uang dari Mark. Padahal ia belum mengantarkan penumpangnya. Tatapan mata Mark yang dingin ke arah sopir itu, akhirnya menyurutkan niat sopirnya untuk bertanya lagi. Ia memilih
Read more
Tanpa Bayaran
"Desain baju milikku biasanya mengangkat karya seni dan adat istiadat daerah. Apa kau tertarik dengan karya seperti itu?" tanya Amber. "Kebetulan sekali, saya tertarik dengan karya Anda sudah cukup lama. Tetapi baru sekarang bisa bertemu dengan desainernya," ucap Angela."Silahkan," kata seorang pelayan yang meletakkan secangkir caramel macchiato panas di depan Angela. "Terima kasih," ucap Angela. Sesaat ia menyesap kopi panasnya sedikit lalu meletakkannya kembali dengan hati-hati. "Tolong pelajari proposal dariku. Saya ingin berperan aktif memberdayakan anak-anak dari golongan yang tidak beruntung untuk memakai karya ini. Jadi, lebih tepatnya acara ini seperti amal bagi mereka. Namun, jangan khawatir saya tetap akan memberikan imbalan jasa pada Anda," terang Angela."Hemm, menarik sepertinya," ucap Amber manggut-manggut."Tapi, darimana Anda menemukan anak-anak itu?" tanya Amber."Hemm, secara tidak sengaja aku bert
Read more
Angela Menyetujuinya
 Angela tampak letih setelah pulang dari kantor, hari ini ia memutuskan pulang terlebih dahulu karena tiba-tiba kepalanya pusing. Sebelumnya, ia sudah mengirimkan pesan pada Verrel jika ia pulang terlebih dahulu. Karena, biasanya Verrel selalu mengkhawatirkannya.Dan benar, Verrel sudah berdiri di ambang pintu melihat istrinya yang sudah tertidur pulas di ranjang. Wajah lelah Angela membuatnya kasihan. Ia lalu memilih membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Kucuran air shower gemerciknya air terdengar dari luar. Suara itu membuat Angela terbangun dari tidurnya. Perlahan ia membuka matanya, melihat tas kerja Verrel yang di letakkan di atas kursi ia tersenyum. Pertanda Verrel memang sudah pulang kerja. Tapi kelelahan Angela membuatnya malas untuk bangun dari ranjangnya. Ia memeluk guling empuknya erat dan maranya kembali terpejam.Tiba-tiba ia merasa sesuatu yang dingin dan kenyal menempel di dahinya. Ia tahu jika Verrel yang mencium keningnya. Ke
Read more
Bertemu Orang Tak Di kenal
BRUGH!"Maaf, saya tidak sengaja," kata Clara. Ia langsung merunduk ikut memungut belanjaan yang tercecer di lantai supermarket. "Its okay, no problem," ucap wanita  paruh baya yang di tabraknya."Terima kasih." Amber menerima kembali sekantung plastik belanjaan dari Clara."Sekali lagi, maaf." Clara membungkukkan badannya.Amber merasa tidak asing melihat wajah Clara. Tapi entah di mana ia melihat wajah itu?"Tunggu? Apakah kita pernah saling mengenal sebelumnya?" tanya Amber."Anda mungkin salah orang, Nyonya. Kita baru bertemu hari ini," ucap Clara."Permisi." Clara berpamitan berjalan ke arah lain meninggalkan Amber yang masih terhanyut dengan pikirannya.Clara keluar dari supermarket seorang pria tiba-tiba menepuk pundaknya."Hai, lama tidak bertemu," sapa lelaki itu.Clara menatapnya dan mengangkat sebelah alisnya. "Apa kita pernah saling mengenal?" tanya Clara bingung."Kau mungkin
Read more
Dasar Laki-Laki Brengsek
"Kejam sekali kau, sedari tadi aku menunggumu memberiku minum. Tapi kau tidak kunjung datang," ucap Mark meletakkan gelas minumannya yang telah kosong."Memang aku sengaja membuatmu tidak betah di sini. Kehausan dan kelaparan, supaya kau cepat pulang," kata Clara sinis."Tidak masalah jika kau tidak memberiku makan. Aku bisa memakan tubuhmu sekarang. Jika kau tidak memberiku minum, aku juga bisa meminum ini." Mark mengusap dada Clara.Wanita itu mengerang lirih ketika Mark menyentuhnya. "Dasar otak mesum," balas Clara."Sebentar lagi kau akan menjadi istriku, jadi kau harus terbiasa dengan otak mesumku." Mark tersenyum nakal.Clara memilih menyingkir dari hadapan Mark. Ia mengambil piring-piring sajiannya. Menatanya satu persatu dan meletakkannya di meja. Mark memperhatikan gerak-gerik Clara.Ia malas menanggapi perkataan Mark. Lelaki itu baginya terlalu mudah mengatakan janji-janjinya. "Kau tidak menawarkanku makan?" tanya Mark
Read more
Siapa Yang Memukulmu?
Angela mengutarakan keinginannya menjadikan Clara menjadi sekretarisnya. "Bagaimana, apa kau bersedia?" tanya Angela."Tapi, saya kurang berpengalaman jika menjadi sekretaris. Karena, biasanya saya hanya bekerja sebagai staf biasa," ujar Clara."Tenang, semua bisa di pelajari perlahan," kata Angela."Gajimu akan naik tiga kali lipat dari biasanya. Kamu juga akan mendapatkan fasilitas mobil. Dan mobil itu akan menjadi milikmu jika kau mau bekerja denganku," tawar Angela.Clara berpikir sejenak, ia memang sudah lama ingin memiliki sebuah mobil. Setiap hari berangkat menggunakan bus, terkadang juga taksi membuatnya sedikit repot tidak bisa memburu waktu kerjanya."Bagaimana?" tanya Angela.Clara mengangguk mengiyakan. Lagi pula ia butuh kenaikan gaki itu untuk membayar angsuran apartemennya. Selain itu juga ia ingin hidup lebih layak. Tidak harus selama sebulan terakhir mengonsumsi mie instan untuk penghematan pengeluaran."Bagus, sekara
Read more
Siapa Felix?
Angela tidak habis pikir dengan pemikiran Verrel. Seharusnya ia melaporkan masalah itu pada pihak berwajib. Mengingat nyawa Verrel yang menjadi taruhannya. Angela takut jika masalah ini terulang kembali di luar sepengetahuannya, nyawa Verrel bisa terancam."Kita ke rumah sakit sekarang, untuk mengobati luka-lukamu," ajak Angela."Tidak usah, sebaiknya kita pulang dulu," jawab Verrel."Oke." Angela membantu Verrel berdiri. Ia mengambil kotak obat yang ada di kantor. Lalu mengobati luka-luka Verrel. Baru kali ini melihat Verrel babak belur. Ia merasa kasihan tiap kali Verrel menahan sakit saat dirinya mengoleskan obatnya."Tahan dulu, mungkin ini akan sakit," ucap Angela.Setelah selesai mengoleskan luka Verrel dengan obat, Angela membantu Verrel bersandar di sofa. "Kita tidak usah makan di luar, akan ku pesankan makanan saja," lanjut Angela. Verrel hanya mengangguk pasrah. Badannya masih terasa sakit semua. "Apa benar Felix
Read more
Tangisan Kamila
Clara tidak bisa melepaskan diri dari Mark. Sepulang dari kantor Mark terus saja mengikutinya seperti lem. "Aku mau istirahat, pulanglah," bujuk Clara di depan pintu apartemennya."Bagaimana, kalau aku tidak mau," goda Mark. "Ayolah, kita bisa tidur bersama," bujuk Mark."No ... no ..., kau bisa lepas kontrol jika bersama denganku," jawab Clara."Tidak masalah, ku lihat kau sangat menyukainya jika ku sentuh," imbuh Mark."Pulanglah, kumohon." Clara mendorong tubuh Mark hingga di depan pintu. Lalu ia menutup pintunya dengan cepat. Mark hanya tersenyum melihat tingkah Clara. Ia kemudian pergi dari depan pintu kamarnya. Saat di tengah jalan ia berpapasan dengan seorang wanita paruh baya yang sedikit familiar baginya. Matanya melirik sebentar, tapi Mark kemudian mengabaikannya.Clara mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya. Ia tahu jika itu adalah ulah Mark."Ada apa lagi sih!" kata Clara sambil membuka
Read more
Bertemu Dengan Felix
Setelah Mama Kamila tenang, ia pun berpamitan pergi dari rumah Verrel. Angela melihat Verrel dengan tatapan kasihan. Wajahnya tampak lesu seperti biasanya. Ia cenderung diam dan kurang bersemangat.Tiba-tiba seorang pelayan datang tergopoh-gopoh menghampiri Angela. Ia mengatakan sesuatu yang membuat Angela kaget. Verrel yang duduknya tak jauh dari Angela bisa mendengar apa yang di katakan asisten rumah tangganya."Biar aku saja yang menemuinya," kata Verrel. Terlambat, pria yang mirip wajahnya dengan Verrel sudah menerobos masuk."Apa kau tidak tahu caranya sopan santun masuk ke dalam rumah orang lain tanpa permisi!" ucap Verrel ketus melihat Felix ngeloyor masuk ke dalam rumahnya."Oh, adikku tersayang. Beginikah sambutanmu pada kakakmu ini. Tidakkah kau terharu bertemu denganku, seharusnya kau memelukku sekarang," jawab Felix sinis."Cih, memelukmu! Tidak usah berpura-pura baik padaku. Kamu kan, yang telah mengirim orang-orangmu untuk memukuliku
Read more
Berlibur Di Bali
Mereka sudah tiba di villa, ternyata Verrel mengubah tujuannya. Ia tidak jadi keluar negeri melainkan ke Bali. Di samping program mereka ingin memiliki anak dengan cepat, sepertinya bali sangat cocok menjadi tujuan liburan kali ini. Angela sangat setuju, jadi dia juga bisa liburan bisa juga menggambar desain rancangannya, sesuai dengan Bali kota seni. Banyak inspirasi yang di dapat di sana.Angela duduk sambil melihat pemandangan di luar balkon yang menghadap ke pantai. "Udara di sini cukup dingin, mau masuk sekarang?" tanya Verrel. Angela mengangguk pelan. Tubuhnya juga masih lengket karena baru saja tiba."Sepertinya mandi air hangat cocok buatmu, aku akan membantumu menggosokkan punggungmu dan lainnya," goda Verrel.Tanpa menunggu aba-aba, tiba-tiba Verrel membopong tubuh Angela."Eh, turunkan aku. Bukankah hanya ke kamar mandi saja, tidak perlu menggendongku," kata Angela tersipu malu. Meskipun sudah sering Verrel menyentuhnya, tetap saja semburat mer
Read more
PREV
1
...
89101112
...
21
DMCA.com Protection Status