Beranda / Urban / SKANDAL SANG PENGUASA / Bab 91 - Bab 100

Semua Bab SKANDAL SANG PENGUASA: Bab 91 - Bab 100

235 Bab

Bab 91. Menjadi Sensitif

“Bagaimana dengan pekerjaannya, bukannya peluncuran produk hanya tinggal menghitung hari?” Laki-laki dari seberang sana hanya mengkhawatirkan perusahaannya saja. Tidak sekali pun bertanya tentang kesehatan anaknya.“Tuan tidak perlu khawatir. Selama ini Tuan Leon yang membantu pekerjaan Nona. Tuan Leon bekerja dengan baik. Dia terlihat seperti seorang pemimpin, sangat berwibawa ketika sedang memerintah, tapi dia juga tidak pernah bertindak tanpa persetujuan Nona.”“Baiklah. Kabari saya jika ada masalah!”“Baik, Tuan.”Setelah selesai menelepon, Julie  mengambil berkas-berkas dan laptopnya. Ia masuk ke dalam ruangan sang CEO tanpa mengetuk pintu karena takut mengganggu istirahat sang nona.Julie dan Loen bekerja dengan serius di ruangan sang CEO. Sudah dua minggu terakhir, ia mengerjakan pekerjaan kekasihnya supaya wanita yang dicintainya tidak terlalu lelah.Sesekali laki-laki
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-08
Baca selengkapnya

Bab 92. Keanehan Jessi

Daniel : Saya sudah tidak mempunyai rekaman video kekasih anda, Boss. Semua video yang anda kirimkan sudah saya hapus.Leon : Baguslah!Laki-laki yang mempunyai rambut sedikit gondrong itu memasukkan ponselnya kembali setelah menghapus pesannya bersama Daniel ketika melihat Jessi berjalan ke arahnya.“Apa kamu sudah memesan makanan untukku?” tanya Jessi kepada laki-laki yang menatapnya tanpa berkedip.“Sudah Nona Jessica Anastasya Moris," jawab Leon dengan sopan.Jessica kembali duduk di samping Leon, lalu memeluk tubuh kekasihnya itu dan membenamkan wajahnya di bawah ketiak sang pengawal.“Liebe, kamu sedang apa?” tanya Leon kepada kekasihnya yang sedang mengendus ketiaknya.“Bau badanmu membuatku terasa segar setelah menciumnya,” jawab Jessi sambil mengendus aroma tubuh Leon. "Aku sangat menyukai aroma tubuhmu. Ini sangat menyegarkan."‘Menyegarkan? Kenapa hari ini dia aneh seka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-08
Baca selengkapnya

Bab 93. Seorang Pembohong

“Leon kenapa kamu senyum-senyum sendiri?” Jessi menatap curiga kepada laki-laki yang sedang duduk di hadapannya dengan santai sambil menumpangkan kakinya.“Saya sedang bahagia, Nona cantik,” jawab Leon sambil tersenyum. “Kamu mau makan apa lagi?” tanya Leon meledek kekasihnya, tapi bagi Jessi itu penawaran yang sangat menarik.Jessi tersenyum, lalu bertanya. "Apa kamu serius?"Leon menyilangkan tangannya di depan dada sambil menyondongkan wajahnya. "Apa saya terlihat seperti pembohong?""Kalau seorang pembohong bisa dikenali dari raut wajahnya, tidak akan ada yang menjadi korban penipuan." Jessi mencubit hidung kekasihnya.Ucapan Jessi benar-benar menyentil dirinya. 'Kamu benar,  Liebe. Buktinya kamu tidak tahu kalau aku seorang pembohong.'“Ayo kita pulang! Aku ingin makan es krim di rumah sambil duduk santai menonton televisi. Sepertinya sangat menyenangkan.” Leon menegakkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-08
Baca selengkapnya

Bab 94. Jiwa Pemimpin

"Asalkan cintamu tidak palsu. Tidak masalah kalaupun hidungmu palsu," ucap Leon.Jessi melirik Leon dengan sinis. "Cintaku dan hidungku, semuanya asli," ketusnya."Saya percaya." Leon terkekeh sambil merangkul bahu kekasihnya, lalu mencium kening wanita cantik itu dengan mesra.Leon dan Jessi yang sedang dimabuk cinta, tidak peduli dengan pegawainya yang memerhatikan tingkah mereka."Nona dan Tuan Leon begitu mesra." Wanita berambut ikal itu menyatukan tangannya di depan dada sambil menggigit bibirnya. "Melihat mereka, jiwa jomloku meronta-ronta.""Bekerjalah dengan keras. Jika kamu sudah kaya, pasti banyak laki-laki yang ingin menjadi kekasihmu," sahut rekan kerjanya yang berperawakan jangkung itu."Aku menginginkan laki-laki yang tulus mencintaiku bukan karena hartaku," sahut sang wanita."Di zaman sekarang mana ada wanita miskin jatuh cinta kepada laki-laki kaya kalau tidak mengincar hartanya, begitu pun sebaliknya.”&
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-09
Baca selengkapnya

Bab 95. Kondisi Jessi

“Oh ….” Wanita itu tertawa terpaksa saat menyadari ucapannya. “Lupakan ucapanku.""Ya sudah, ayo kita meeting.” Julie berjalan lebih dulu menuju ruang meeting.“Baik, Nona Julie.” Ketiga orang itu mengikuti sekretaris CEO ke ruang meeting.Mereka membicarakan tentang rangkaian acara peluncuran produk baru perusahaan tempatnya bekerja. Ada sedikit perubahan dalam rangkaian acara itu karena kondisi kesehatan sang nona menurun.Satu jam mereka merangkai kembali susunan acara peluncuran produk baru. Dalam acara itu tidak akan terlalu sering melibatkan sang CEO karena kondisi kesehatannya.Leon hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada kekasihnya, mengingat kondisi kesehatan Jessi tiba-tiba menurun, lalu dengan cepat membaik tanpa berobat. Untuk itu ia meminta Julie untuk mengurangi kegiatan sang kekasih saat acara peluncuran produk baru."Baiklah, terima kasih. Semoga acaranya berjalan lancar." 
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-10
Baca selengkapnya

Bab 96. Bahagia Karena Orang Lain

Leon tersentak dari lamunannya saat mendengar suara Jessica. Wanita itu menjadi sangat pencemburu pada pengawal hatinya.Sang pengawal menoleh pada kekasihnya dan berujar. “Bagaimana bisa saya mempunyai wanita lain selain dirimu. Siang malam saya selalu bersamamu, Liebe."“Lalu kenapa kamu senyum-senyum sendiri?” tanya Jessi masih terlihat mencurigai Leon.“Saya sedang mengenang masa kecil bersama adik perempuan saya, tapi sekarang saya tidak tahu keberadaannya.”“Kamu mempunyai adik? Kenapa sebelumnya kamu tidak pernah bilang?”“Saya ini datang padamu sebagai pengawal, apa saya juga harus menceritakan  semua yang terjadi pada saya dan keluarga, sejak saya masih bayi? Dulu 'kan kamu tidak pernah bertanya tentang keluarga saya,” jawab Leon dengan kesal.“Kenapa kamu marah? Saya kan hanya bertanya.”“Liebe, saya tidak marah. Saya  … baiklah, maafkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-10
Baca selengkapnya

Bab 97. Obat Cinta

Leon segera meluncur ke rumahnya dengan menggunakan mobil Jessica. Ia ingin mencurahkan hatinya kepada satu-satunya orang yang ia percaya.Mobil hitam itu melesat membelah dinginnya malam. Leon mengendarai kendaraannya dengan kecepatan penuh supaya cepat sampai di rumah.“Itu seperti mobil Nona Jessi. Apa ada kerabat Nona yang tinggal di situ?” gumam Julie saat mobil hitam itu masuk ke dalam kawasan perumahan elit. “Mungkin saya hanya salah lihat, mungkin juga itu mobil orang lain yang mirip dengan mobil Nona.” Julie dan keluarganya baru saja diundang makan malam di rumah calon mertuanya.Leon segera keluar dari kendaraan sang kekasih setelah mobil mewah itu parkir di depan rumahnya.Beberapa pengawal yang berjaga di depan rumahnya menunduk hormat saat tuannya pulang.“Daniel, cepat pesankan beberapa makanan ringan untuk kekasih saya!” titah Leon sambil berjalan mendekati asistennya yang sedang sibuk dengan ponse
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-10
Baca selengkapnya

Bab 98. Takut Kehilangan

“Ya sudah bawa seperlunya saja, Tuan," usul Daniel. Baru saja Daniel akan memerintahkan dua pelayan itu untuk membawa sebagian makanan yang mereka beli. tapi seruan Leon mengurungkan niatnya untuk menghampiri pelayan itu.“Saya akan membawa semuanya,” sahut Leon dengan tegas. "Masukan semuanya ke dalam mobil!” titah laki-laki itu sambil berjalan keluar dari rumahnya.Dua pelayannya membawa semua makanan ke mobil yang dibawa sang tuan.“Apa ada lagi yang bisa saya bantu, Tuan.” tanya dua pelayan itu setelah selesai dengan pekerjaannya.“Tidak ada,” jawab Leon. Daniel mendekati sang tuan. Kemudian bertanya. "Apa ada lagi yang Tuan butuhkan?"“Tolong tanyakan kepada Jacob, vitamin yang bagus untuk tubuh, akhir-akhir ini Liebe sering pusing di pagi hari, tapi setelah itu dia akan berubah menjadi manusia yang rakus seperti tidak makan selama bertahun-tahun.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-10
Baca selengkapnya

Bab 99. Menyelidik Jessi

‘Saya pikir dia akan marah melihat makanan begitu banyak,’ gumam Leon dalam hatinya.“Makanlah, saya mau ganti baju dulu.” Leon pergi ke kamarnya, namun baru beberapa langkah, Jessi sudah berteriak memanggilnya.“Leon …!”Laki-laki itu berbalik sambil bertanya. “Ada apa, Liebe?”“Kamu jangan mandi ya, jangan ganti baju!” balas Jessi dengan tegas.“Kenapa?” Alis Leon bertaut hingga terlihat beberapa kerutan di keningnya.“Ini perintah!” jawab Jessi sambil membawa beberapa bungkus makanan ringan dan duduk kembali di sofa, lalu melanjutkan menonton televisi.“Baik, Nona.” Leon menunduk hormat, lalu kembali menghampiri kekasihnya sambil membuka jaket dan melemparkannya ke sofa.“Leon, duduklah di sini, aku ingin bersandar padamu!" titah Jessi sambil menepuk sofa di belakangnya.“Siap, Nona.” Leon duduk di
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-11
Baca selengkapnya

Bab 100. Hari Penting

"Leon, ayo kita tidur!" Jessi bangun dari duduknya, lalu menarik tangan Leon yang sudah terlihat sangat mengantuk."Akhirnya," gumam Leon sambil bangun dari duduknya. Ia berjalan menuju kamar Jessi.Leon naik ke tempat tidur dan langsung memejamkan matanya karena sejak tadi ia sudah sangat mengantuk.Jessi segera menyusul kekasihnya dan tidur sambil membenamkan wajah pada ketiak sang kekasih. Seminggu sudah sejak kekasihnya bersikap aneh, pengawal itu tidak bisa tidur dengan leluasa karena Jessi tidak mau bergerak dari tempatnya."Liebe, bangunlah, sekarang adalah hari yang paling penting untukmu."Leon membelai pipi kekasihnya dengan lembut supaya wanita cantik itu segera bangun."Sebentar lagi, Leon," gumam Jessi tanpa membuka matanya.Padahal ini hari yang ia nantikan sebelumnya, tapi entah kenapa Jessi merasa tidak bersemangat."Sekarang hari peluncuran produk baru Beauty Corporation. Kamu sudah bekerja keras u
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-03-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status