Leon tersentak dari lamunannya saat mendengar suara Jessica. Wanita itu menjadi sangat pencemburu pada pengawal hatinya.
Sang pengawal menoleh pada kekasihnya dan berujar. “Bagaimana bisa saya mempunyai wanita lain selain dirimu. Siang malam saya selalu bersamamu, Liebe."
“Lalu kenapa kamu senyum-senyum sendiri?” tanya Jessi masih terlihat mencurigai Leon.
“Saya sedang mengenang masa kecil bersama adik perempuan saya, tapi sekarang saya tidak tahu keberadaannya.”
“Kamu mempunyai adik? Kenapa sebelumnya kamu tidak pernah bilang?”
“Saya ini datang padamu sebagai pengawal, apa saya juga harus menceritakan semua yang terjadi pada saya dan keluarga, sejak saya masih bayi? Dulu 'kan kamu tidak pernah bertanya tentang keluarga saya,” jawab Leon dengan kesal.
“Kenapa kamu marah? Saya kan hanya bertanya.”
“Liebe, saya tidak marah. Saya … baiklah, maafkan
Leon segera meluncur ke rumahnya dengan menggunakan mobil Jessica. Ia ingin mencurahkan hatinya kepada satu-satunya orang yang ia percaya.Mobil hitam itu melesat membelah dinginnya malam. Leon mengendarai kendaraannya dengan kecepatan penuh supaya cepat sampai di rumah.“Itu seperti mobil Nona Jessi. Apa ada kerabat Nona yang tinggal di situ?” gumam Julie saat mobil hitam itu masuk ke dalam kawasan perumahan elit. “Mungkin saya hanya salah lihat, mungkin juga itu mobil orang lain yang mirip dengan mobil Nona.” Julie dan keluarganya baru saja diundang makan malam di rumah calon mertuanya.Leon segera keluar dari kendaraan sang kekasih setelah mobil mewah itu parkir di depan rumahnya.Beberapa pengawal yang berjaga di depan rumahnya menunduk hormat saat tuannya pulang.“Daniel, cepat pesankan beberapa makanan ringan untuk kekasih saya!” titah Leon sambil berjalan mendekati asistennya yang sedang sibuk dengan ponse
“Ya sudah bawa seperlunya saja, Tuan," usul Daniel.Baru saja Daniel akan memerintahkan dua pelayan itu untuk membawa sebagian makanan yang mereka beli. tapi seruan Leon mengurungkan niatnya untuk menghampiri pelayan itu.“Saya akan membawa semuanya,” sahut Leon dengan tegas. "Masukan semuanya ke dalam mobil!” titah laki-laki itu sambil berjalan keluar dari rumahnya.Dua pelayannya membawa semua makanan ke mobil yang dibawa sang tuan.“Apa ada lagi yang bisa saya bantu, Tuan.” tanya dua pelayan itu setelah selesai dengan pekerjaannya.“Tidak ada,” jawab Leon.Daniel mendekati sang tuan. Kemudian bertanya. "Apa ada lagi yang Tuan butuhkan?"“Tolong tanyakan kepada Jacob, vitamin yang bagus untuk tubuh, akhir-akhir ini Liebe sering pusing di pagi hari, tapi setelah itu dia akan berubah menjadi manusia yang rakus seperti tidak makan selama bertahun-tahun.”
‘Saya pikir dia akan marah melihat makanan begitu banyak,’ gumam Leon dalam hatinya.“Makanlah, saya mau ganti baju dulu.” Leon pergi ke kamarnya, namun baru beberapa langkah, Jessi sudah berteriak memanggilnya.“Leon …!”Laki-laki itu berbalik sambil bertanya. “Ada apa, Liebe?”“Kamu jangan mandi ya, jangan ganti baju!” balas Jessi dengan tegas.“Kenapa?” Alis Leon bertaut hingga terlihat beberapa kerutan di keningnya.“Ini perintah!” jawab Jessi sambil membawa beberapa bungkus makanan ringan dan duduk kembali di sofa, lalu melanjutkan menonton televisi.“Baik, Nona.” Leon menunduk hormat, lalu kembali menghampiri kekasihnya sambil membuka jaket dan melemparkannya ke sofa.“Leon, duduklah di sini, aku ingin bersandar padamu!" titah Jessi sambil menepuk sofa di belakangnya.“Siap, Nona.” Leon duduk di
"Leon, ayo kita tidur!" Jessi bangun dari duduknya, lalu menarik tangan Leon yang sudah terlihat sangat mengantuk."Akhirnya," gumam Leon sambil bangun dari duduknya. Ia berjalan menuju kamar Jessi.Leon naik ke tempat tidur dan langsung memejamkan matanya karena sejak tadi ia sudah sangat mengantuk.Jessi segera menyusul kekasihnya dan tidur sambil membenamkan wajah pada ketiak sang kekasih.Seminggu sudah sejak kekasihnya bersikap aneh, pengawal itu tidak bisa tidur dengan leluasa karena Jessi tidak mau bergerak dari tempatnya."Liebe, bangunlah, sekarang adalah hari yang paling penting untukmu."Leon membelai pipi kekasihnya dengan lembut supaya wanita cantik itu segera bangun."Sebentar lagi, Leon," gumam Jessi tanpa membuka matanya.Padahal ini hari yang ia nantikan sebelumnya, tapi entah kenapa Jessi merasa tidak bersemangat."Sekarang hari peluncuran produk baru Beauty Corporation. Kamu sudah bekerja keras u
"Tidak. Saya sedang memujimu, Liebe. Kamu terlihat berbeda dan bertambah seksi.” Leon semakin mengeratkan pelukannya.“Lepaskan! Aku mau pakai baju dulu.” Jessi mencoba melepas pelukan Leon, tapi laki-laki itu tidak mau melepasnya.Laki-laki itu sangat erat memeluk kekasihnya, ia mencumbui wanita itu tanpa henti.Aura kecantikan sang CEO semakin terpancar, walau tubuhnya sedikit berisi dari sebelumnya.“Saya tidak mau melepasmu,” jawabnya sambil memejamkan mata.‘Entah apa yang terjadi pada hati ini, ketakutan tidak bisa memelukmu lagi seketika melintas dalam benak,’ batin Leon.“Aku akan memberimu hadiah, jika kamu melepaskanku.”Leon melepas pelukannya sambil tersenyum bahagia. “Saya sangat menyukai hadiahmu.”Jessi melempar paper bag itu ke sofa. Ia menarik kearah kemeja kekasihnya, lalu membuka dasi berwarna hitam itu, kemudian melemparnya ke sembarang
Jessi tertawa, lalu menggulingkan Leon ke sampingnya. Kemudian, menduduki tubuh laki-laki itu.“Aku yang akan mengendalikanmu.”Jessi kembali membungkam Leon dengan ciuman yang hangat dan penuh gairah.“Aku sangat mencintaimu dan baru kali ini aku menginginkan pernikahan setelah mendapat kenyamanan darimu, Leon.”Jessi melakukan apa yang biasanya ia lakukan untuk memuaskan kekasihnya.“Diamlah dan nikmati permainanku. Entah kenapa, hari ini aku ingin membuat kenangan indah yang tidak akan pernah bisa kamu lupakan, Pengawal tampan.”‘Saya tidak yakin kamu akan tetap menginginkan pernikahan setelah tahu apa yang sudah saya lakukan padamu,’ ucap Leon dalam hati. ‘Penyesalan ini akan terus menghantui hidup saya, betapa bodohnya saya.’“Saya yang akan mengukir kenangan indah itu, hingga kamu tidak akan pernah bisa membenci saya." Leon memutar posisi. Kini i
"Julie, maaf, aku sedikit terlambat, tapi sebentar lagi juga sampai.”Merasa tidak enak hati dengan sang sekretaris yang sudah mengatur jadwalnya, Jessi meminta maaf melalui sambungan telepon saat mereka berada dalam perjalanan.“Anda tidak perlu minta maaf, Nona. Acaranya baru akan dimulai satu jam lagi," jawab Julie dengan sopan. "Tuan Leon meminta acaranya sedikit diundur karena kalau di pagi hari anda suka mendadak pusing.”“Baiklah, Julie, terima kasih banyak. Kamu dan Leon sangat mengerti keadaanku.”“Sama-sama, Nona.”Setelah selesai berbicara, Jessi memukul lengan kekasihnya berkali-kali. “Kenapa kamu tidak bilang padaku kalau acaranya baru akan dimulai satu jam lagi?”Jessi terus saja memukuli laki-laki yang sedang tertawa sambil menyetir kendaraannya dengan kecepatan sedang.“Kamu tidak pernah bertanya padaku kapan acaranya dimulai,” elak Leon sambil tertawa.“Tapi sejak pagi kamu terus saja mengingatkanku ten
Leon terdiam mendengar ucapan Tuan Jason. ‘Apa yang dimaksud Tuan Jason?’ batin Leon sambil berdiri tegak di belakang Jessica.Pengawal CEO itu tetap bersikap tenang, walau ia sedikit khawatir Tuan Jason mengetahui rahasianya.“Saya tahu, selama Jessi kurang sehat, kamulah yang mengerjakan pekerjaannya. Saya ucapkan terima kasih banyak karena sudah menjaga dan membantu anak saya.” Tuan Jason tersenyum tulus pada Leon.Laki-laki yang jarang sekali tersenyum itu menyungingkan sudut bibirnya kepada sang pengawal.'Saya pikir, Tuan Jason mengetahui rahasia saya,' gumam Leon dalam hati.‘Baru kali ini aku melihat Papi tersenyum begitu tulus kepada Leon,’ batin Jessi. 'Bahkan dia jarang sekali tersenyum untukku.'Wanita itu merasa cemburu kepada Leon, tapi ia juga merasa senang papinya bisa menerima laki-laki yang ia cintai.Ia sangat bahagia mendapat restu dari kedua orang tuanya. Awalnya wanita itu mengira akan sulit meyakin