Leon terdiam mendengar ucapan Tuan Jason. ‘Apa yang dimaksud Tuan Jason?’ batin Leon sambil berdiri tegak di belakang Jessica.
Pengawal CEO itu tetap bersikap tenang, walau ia sedikit khawatir Tuan Jason mengetahui rahasianya.“Saya tahu, selama Jessi kurang sehat, kamulah yang mengerjakan pekerjaannya. Saya ucapkan terima kasih banyak karena sudah menjaga dan membantu anak saya.” Tuan Jason tersenyum tulus pada Leon.Laki-laki yang jarang sekali tersenyum itu menyungingkan sudut bibirnya kepada sang pengawal.'Saya pikir, Tuan Jason mengetahui rahasia saya,' gumam Leon dalam hati.‘Baru kali ini aku melihat Papi tersenyum begitu tulus kepada Leon,’ batin Jessi. 'Bahkan dia jarang sekali tersenyum untukku.'Wanita itu merasa cemburu kepada Leon, tapi ia juga merasa senang papinya bisa menerima laki-laki yang ia cintai.Ia sangat bahagia mendapat restu dari kedua orang tuanya. Awalnya wanita itu mengira akan sulit meyakin“Garry, sedang apa kamu di sini?” tanya Leon kepada sepupunya.“Tentu saja karena aku merindukan saudaraku, tapi ternyata dia sedang jatuh cinta, hingga melupakan rencananya,” cibir Garry.Leon menatap wanita yang pingsan dalam gendongannya, lalu menoleh kepada Garry. “Saya tidak ada waktu untuk menjelaskannya sekarang. Nanti malam datanglah ke rumah, saya menunggunya di sana.”Leon kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil. Ia segera mendudukkan Jessi di kursi depan. Pengawal tampan itu segera masuk ke dalam mobil, lalu melajukan kendaraannya dengan segera.“Kalau kamu tidak bisa melakukannya, biar aku yang melakukannya,” kata Garry sambil memandang mobil Leon yang sudah pergi menjauh.Garry berniat untuk menghancurkan sendiri pimpinan Beauty Corporation tanpa sepupunya, sedangkan Leon sendiri sedang mencemaskan wanita yang diincar Garry karena mendadak pingsan, padahal kondisi sebelumnya sangat baik-baik saja.Leon
“Siapa?” tanya Leon sambil mengedarkan pandangannya, mencari seseorang.“Tunggu saja,” jawab Jessi sambil merogoh ponselnya, lalu mengirimkan pesan kepada Julie dan memohon maaf padanya karena telah merusak rencana yang sudah disusun dengan timnya.Jessi kembali memasukkan ponselnya tanpa menunggu jawaban dari sang sekretaris. Ia sadar kalau Julie pasti sedang sibuk dengan acara itu.Julie memang sedang sibuk di acara itu, terutama sibuk menjawab pertanyaan dari dua laki-laki yang pernah dekat dengan boss-nya.“Nona Julie, di mana Nona Jessi?” tanya Alan kepada sekretaris mantan teman kencannya.“Nona Jessi sedang kurang sehat,” jawab Julie dengan singkat.Sekretaris cantik itu tidak menyukai teman kencan sang nona.Tiba-tiba Jimmy datang setelah berminggu-minggu menghilang. “Sakit apa dia?” tanya laki-laki yang baru muncul ke publik setelah peristiwa pengeroyokan yang menimpa dirinya."Nona Jessi hany
Di restoran, Leon sedang menemani kekasihnya makan. Laki-laki tegap itu hanya diam saja tanpa menyentuh makanannya. Ia terus menatap tak percaya wanita di hadapannya.“Ayo Leon kita makan!” Jessi menyantap makanan itu dengan lahapnya. Ia terlihat sangat kelaparan."Kamu saja yang makan," jawab Leon sambil tersenyum.“Leon, kenapa kamu tidak makan?” tanya Jessi sambil menyingkirkan piringnya yang sudah kosong, lalu menarik piring kedua, kemudian menyantapnya kembali.“Bukankah kamu bilang akan ada tamu yang bergabung dengan kita? Kenapa kamu memakan makanannya?”“Jangan banyak bicara, ayo makan makananmu setelah itu kita pulang.” Jessi kembali menyantap makanannya tanpa ingin menjawab pertanyaan sang pengawal."Saya masih kenyang," jawab Leon.Ya sudah, aku saja yang makan." Jessi kembali menyantap makanannya.Leon merogoh ponselnya yang bergetar di dalam saku jas. Pemimpin GH Corporation menenleponnya, tapi Leon
"Kamu sedang mengingatkan atau sedang mengejekku?" Jessi menatap tajam kekasihnya. "Anggap saja keduanya benar. Ayo kita pulang!"Jessi dan Leon pergi untuk membeli persediaan makanan, lalu keduanya pergi ke pantai untuk bersenang-senang.Jessi terlihat bahagia berjalan-jalan di tepi pantai, tapi tidak dengan Leon. Laki-laki masih penasaran dengan apa yang terjadi pada kekasihnya.Dalam pikirannya terdapat banyak pertanyaan atas perubahan dari wanita yang dicintainya.“Leon, kenapa kamu hanya diam saja? Apa kamu tidak bahagia berjalan-jalan denganku?” tanya wanita yang tidak memakai alas kaki itu.“Saya bahagia melihatmu bahagia, tapi saya penasaran ke mana perginya Jessica Anastasya Moris?” tanya Leon sambil menyunggingkan salah satu sudut bibirnya.“Aku sedang menikmati peranku sebagai Liebe.” Jessi pun membalas senyum kekasihnya. “Bukanya kamu bilang aku harus menikmati hidup? Kenapa sekarang kamu mempertanyakan per
Leon dan Jessi baru sampai di rumah pada jam tujuh malam. Wanita itu benar-benar menikmati liburan sehari dengan kekasihnya.“Leon, hari ini aku sangat bahagia, terima kasih atas semuanya.” Jessica mencium pipi Leon sekilas sebelum masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri.“Saya senang bisa memberimu kebahagiaan walau lebih banyak kesusahan yang saya berikan. Hanya saja kamu belum menyadari semuanya," balas Leon dengan sangat pelan setelah kekasihnya masuk ke dalam kamar.Laki-laki itu segera masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap-siap pulang ke rumah. Dua puluh menit kemudian ia keluar dari kamar dan hendak ke kamar sang kekasih, namun terdengar ketukan di pintu depan.Leon berbalik arah berjalan menuju pintu utama. Ia membuka pintu setelah tahu yang datang mantan teman kencan kekasihnya. “Tuan Jimmy, silakan masuk!” Leon menunduk hormat pada tamu sang nona.“Terima kasih, Leon,” jawab Jimmy dengan sopan.Laki-la
Jessi melirik sinis kekasihnya. "Apa kamu tidak percaya padaku?""Saya percaya, tapi saya hanya sedang cemburu." Leon tertawa pelan sambil menjawil dagu kekasihnya."Lalu, kenapa kamu pergi?""Saya harus pergi, Liebe. Saya percaya kamu tidak akan mengkhianati cinta kita." Jessi memeluk lelaki tegap itu. "Aku sangat mencintaimu, mana mungkin aku berkhianat.""Saya tahu itu." Leon mencium kening wanitanya. "Ayo temui Tuan Jimmy, dia sudah terlalu lama menunggu kita."Leon melepas pelukannya, lalu keluar lebih dulu dari kamar sang nona."Leon, tunggu aku!" Jessi menyusul kekasihnya, lalu menautkan jemarinya pada jemari sang pengawal."Liebe, sebaiknya kita menjaga perasaan Tuan Jimmy." Leon melepas tautan jemarinya. "Tanpa kita tunjukkan pun dia sudah tahu tentang hubungan kita," ucapnya sambil membelai pipi kekasihnya.Wanita itu tersenyum manis pada kekasihnya. "Aku semakin cinta padamu, Leon."
Hans Leonard Karl baru sampai di rumahnya setelah mengendarai mobil Jessica dengan kecepatan penuh.Ia turun dari kendararaannya dan langsung masuk ke dalam rumah untuk menemui Garry yang sudah menunggunya sejak tadi.“Hans, langsung saja pada inti permasalahan ini,” kata Garry setelah Leon duduk. “Kamu telah merusak rencana untuk menyingkirkan perusahaan itu.”“Maafkan saya, Garry.” Hanya itu yang bisa Leon ucapkan pada sepupunya.“Maaf?” Garry menarik salah satu sudut bibirnya ke atas, mencibir Leon. “Setelah menjerumuskanku pada rencana jahatmu sekarang kamu bilang maaf.”“Garry, saya tidak memperhitungkan tentang ini. Saya juga tidak tahu sejak kapan saya menyukai wanita itu.”“Lalu, apa rencanamu sekarang?” Garry menumpangkan kakinya sambil menyilangkan tangan di depan dada.“Kita tidak bisa melanjutkan rencana ini karena saya tidak mungkin menyakitinya.”“Tapi, aku tidak akan menghentikan apa pun yang suda
Leon dan jimmy tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Jessi.Jimmy bangun dari duduknya, lalu berkata. “Jes, aku pulang dulu, terima kasih atas waktunya.”Walaupun Jimmy masih merindukan wanita yang dicintainya itu, tapi ia harus segera pulang untuk menjaga hati orang lain dan terutama hatinya.Ia tidak akan sanggup melihat kedekatan mereka. Walau sudah merelakan Jessi untuk Leon, tapi tidak bisa dipungkiri kalau hatinya pasti terluka melihatnya.“Kenapa anda buru-buru Tuan, saya membeli banyak makanan, mari kita makan terlebih dulu,” ucap Leon dengan ramah.“Terima kasih, Leon,” jawab Jimmy. “Buknanya kekasihmu sudah menjadi penggiling makanan? Kamu tenang saja, makanannya pasti habis tanpa sisa,” lanjutnya sambil terkekeh.“Jimmy …!” Jessi menatap tajam mantan teman kencannya itu sambil melipat tangannya di bawah dada.“Sebaiknya aku harus cepat pulang sebelum aku menjadi korban penggilinganmu, Jessi.” Jimmy pergi set
Hai semuanya. Alhamdulillah Leon dan Liebe udah tamat. Terima kasih untuk kakak semua atas dukungannya. Readerku yang cantik dan yang ganteng terima kasih banyak sudah mampir di karyaku. Aku mohon maaf atas segala kekurangan pada novel ini, terutama pada aku sendiri yang jarang sekali update dikarenakan sedang menyiapkan novel baru. Mohon dimaklumi ya kekurangan pada novel ini, kritik dan sarannya aku ucapkan banyak-banyak terima kasih. Mohon maaf juga jika banyak typo atau eksekusi pada novel ini yang tidak sesuai dengan bayangan kakak semua.🙏🏻🙏🏻🙏🏻Aku akan terus belajar dan belajar untuk bisa menulis lebih baik lagi. Kritik dan saran kakak semua sangat membantuku untuk menjadi lebih baik lagi dari sekarang.Terima kasih sampai jumpa di novel yang baru. Pantengin sosmedku ya untuk info karya-karyaku selanjutnya. Jangan lupa follow igeh aku ya.🤭untuk nama² di bawah ini tolong hubungi saya lewat DM di inst**ram @nyi.ratu_gesrek1. Husna Amri Alfathunissa2. Mythasary3. Joko Le
"Sebelum tahu calon suami saya seperti apa saya sudah menerima pilihan orang tua, tapi maaf, saya tidak mencintai Anda atau laki-laki mana pun.""Tidak masalah kamu mencintai saya atau tidak, yang terpenting saya mencintai kamu," kata Daniel. "Dan besok kita akan menikah." Laki-laki itu kembali ceria saat tahu kalau Julie tidak mempunyai kekasih."Dulu tidak mau disuruh menikah, sekarang malah ingin cepat menikah," kata Tuan Bayden. "Sekarang kamu tahu bagaimana rasanya ditolak." Laki-laki tua yang masih terlihat gagah itu tertawa meledek anaknya."Ayah, apa kamu tidak suka melihat anakmu bahagia?" Daniel melirik sinis pada ayahnya."Saya senang melihat kamu bahagia dan Ayah akan lebih senang lagi melihat kamu dan ibumu berdamai.""Itu sulit, tapi saya akan berusaha untuk bersikap baik padanya.""Itu lebih baik." Tuan Bayden memeluk anaknya. "Berbahagialah, Nak.""Sepertinya kita harus menambah menu makanannya," kata Bibi Delma pada Alexa."Tentu saja, kita akan menyiapkan dua pernik
Pagi-pagi sekali keluarga Morris dan keluarga Karl sudah sampai di rumah Tuan Felix. Tak lama kemudian disusul keluarga Daniel."Selamat datang semuanya. Silakan masuk!" Bibi Delma menyambut para tamunya.Kedua orang tua Daniel sangat terkejut melihat calon menantunya ada di sini."Julie, kenapa kamu ada di sini? tanya seorang wanita yang tak lain adalah calon mertuanya."Iya, Bu, Nona Jessica adalah Bos saya di kantor. Saya diundang di pernikahan ini. Apa Ibu juga kenal dengan Nona Jessica?" tanya Julie setelah bersalaman dengan calon mertuanya."Saya kenal dengan Tuan Hans karena calon suamimu bekerja padanya," kata wanita yang bernama Greta. "Itu dia calon suamimu!" tunjuk Nyonya Greta kepada anaknya. "Daniel, kemarilah!"'Daniel?' ucap Julie dalam hatinya. 'Apa yang Bu Greta maksud adalah Tuan Daniel?'"Aku sangat malas bertemu dengannya," gumam Daniel saat dipanggil ibunya, tapi ia tetap menghampiri wanita yang melahirkannya. "Daniel, ini dia calon istrimu. Dia ini wanita yang b
"Terima kasih, Hans," ucap Alexa dengan tulus. "Sekarang istirahatlah, aku tidak mau nanti kamu pingsan ketika mengucap janji di depan Tuhan." Alexa tertawa pelan mengejek kakaknya."Baiklah, saya memang sangat lelah." Leon bangun dari duduknya. Jessica bangun dari duduknya. "Ayo aku antar."Jessica mengantar Leon untuk beristirahat di kamarnya, sedangkan Alexa, Bibi Delma, dan Paman Timo masih berada di ruang tamu."Alexa, tolong bantu Bibi untuk menyiapkan semuanya." "Apakah pernikahan ini bisa dipercepat?" tanya Alexa. "Maksudku dilakukan dalam beberapa hari ini.""Tunggu sebentar." Paman Timo mengambil ponselnya yang berdering. "Saya jawab telepon dari Tuan Felix dulu."Paman Timo berbincang di telepon dengan serius. Alexa dan Bibi Delma menunggu dengan sabar kabar yang diterima laki-laki tua itu."Tuan Felix berbicara apa?" tanya Bibi Delma setelah suaminya selesai menelepon."Besok lusa pernikahan mereka akan dilaksanakan. Ini perintah Tuan Felix.""Apa kita tidak bertanya leb
"Aku tidak mau Hans, kamu saja yang menelepon Ayah. Aku belum siap berbicara dengan mereka.""Baiklah, saya akan menelepon Ayah." Leon mengeluarkan ponselnya dari saku celana. "Lenora, apakah kamu mau berdamai dengan ibu dan ayah jika bertemu dengan mereka?""Aku akan berdamai dengan mereka jika Ayah dan Ibu merestui hubungan aku dan Victor, tapi jika mereka masih bersikeras seperti dulu, aku akan tetap mempertahankan pernikahanku. Aku tidak butuh kemewahan dan kekayaan orang tua kita, aku hanya butuh kebahagiaan dan dan kasih sayang yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya dari mereka dan semua itu hanya aku dapatkan darimu dan Viktor.""Tunggu!" Bibi Delma menatap Alexa dan Leon, memang ada kemiripan pada wajah mereka. "Alexa, apa dia kakakmu?""Iya, Bibi, inilah kenapa aku dan Viktor menyembunyikan identitas kami karena hubungan kami tidak direstui.""Alexa, kenapa kamu tidak bilang pada Bibi." Bibi Delma mendekati Alexa dan memeluk wanita itu."Maafkan aku, Bi." Viktor yang menjaw
"Apa aku boleh tahu, apa yang kalian bicarakan selama dua jam di dalam rumah bersama dengan kakakku, Renate?" tanya Alexa kepada wanita hamil yang berjalan di depannya sambil bergandengan tangan dengan Leon."Aku tidak bicara banyak dengannya, tadi dia hampir pingsan dan dia melarang aku untuk keluar meminta bantuan kalian," jawab Jessica."Sudah saya bilang panggil dia Jessi atau Kakak ipar." Leon kembali memperingatkan adiknya."Aku sudah terbiasa memanggil dia Renate," jawab Alexa. "Apa ada yang salah dengan nama itu?""Tidak ada," jawab Leon. "Renate nama yang bagus, tapi kini dia sudah kembali menjadi Jessica, jadi kamu harus memanggil dia dengaslinya.""Baiklah kakakku tersayang, aku akan memanggilnya Kakak ipar," balas Alexa sambil tersenyum lalu kembali bertanya kepada Jessica. "Jadi kalian di dalam tidak banyak bicara? Aku pikir kalian berbicara serius.""Tidak perlu berbicara banyak karena hati kami masih bisa merasakan cinta masing-masing kata Leon.""Ya Tuhan, dia terlalu
"Cintamu yang telah menyelamatkan saya dari maut. Saya yakin kamu masih mencintai saya.""Aku memang masih mencintaimu, tapi aku masih membencimu," jawab Renate berbohong. Padahal ia sudah Tidak membenci Leon lagi, ia hanya belum siap bertemu dengan Leon dalam keadaan seperti ini "Liebe, maafkanlah saya." Leon menangkup wajah polos Jessica, lalu mencium di kening wanita itu.Alexa semakin bingung dengan apa yang terjadi di hadapannya"Daniel, apa kamu bisa menjelaskan semuanya?" tanya Lenora."Nona Renate adalah Nona Jessica, kekasih Tuan Hans yang pergi karena kesalahan yang Tuan perbuat," jawab Daniel pelan.Setelah mendengar penjelasan dari Daniel, Alexa menghampiri Renate, ia berdiri di depan wanita hamil itu."Renate, aku mohon dengarkan dulu penjelasan Hans. Aku yakin dia tulus mencintaimu dia sudah menceritakan semua tentang dirimu, tapi aku tidak tahu kalau yang dia cintai itu adalah kamu. Tolong maafkan kakakku, dia laki-laki yang baik." Alexa memohon sambil berlinangan a
Leon kembali masuk ke dalam mobil. "Daniel, kita ke rumah yang itu.""Apa Nona Lenora tinggal di rumah itu?" tanya Daniel seakan tak percaya Nona muda keluarga Karl meninggalkan kemewahan demi cintanya dan rela tinggal di rumah sederhana."Ya, dia tinggal di sana."Daniel segera melajukan kembali mobilnya menuju rumah yang ditunjuk oleh tuannya.Tak butuh waktu lama, mobil mewah itu sudah berhenti di depan rumah sederhana, tapi terlihat asri dan sangat nyaman untuk ditinggali.Lenora berjalan cepat menghampiri Leon saat laki-laki itu keluar dari mobilnya."Hans, aku sangat merindukanmu.""Maafkan saya selama beberapa minggu terakhir tidak bisa menghubungimu karena saya mengalami kecelakaan dan koma." Leon memeluk erat adik perempuannya."Maafkan aku, Hans, aku tidak tahu, tentang itu." Lenora melepas pelukannya, lalu meraba wajah kakaknya." Apa kamu baik-baik saja? Wajahmu masih terlihat pucat.""Tuan Hans baru seminggu lalu sadar dari koma, tapi Tuan memaksakan diri untuk pergi ke si
"Tuan, apa Anda yakin ingin pergi ke sana? Tuan masih sangat lemah." Daniel mengkhawatirkan kondisi tuannya yang baru sadar dari koma."Saya akan segera sembuh, Daniel. Besok juga saya keluar dari sini, saya akan meminum obat sebanyak-banyaknya."'Astaga, kalau dia minum obat banyak-banyaknya, apa dia tidak akan cepat mati?' kata Julie dalam hatinya.Seminggu kemudian setelah Leon bangun dari koma. Laki-laki itu sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya. Ia memaksakan diri untuk pergi, walaupun badannya belum pulih benar, tapi CEO tampan itu berusaha terlihat baik-baik saja di depan semua orang."Daniel, ayo kita berangkat sekarang." Leon berjalan lebih dulu."Baik, Tuan." Daniel berjalan cepat menyusul tuannya untuk membukakan pintu mobil."Mungkin perjalanan kita membutuhkan banyak waktu, apa Tuan yakin akan pergi?" tanya Daniel lagi setelah membukakan pintu mobil untuk Leon."Kamu sedang mengkhawatirkan atau sedang meremehkan saya, Daniel?" Ucapan Leon benar-benar membuat Daniel me