"Asalkan cintamu tidak palsu. Tidak masalah kalaupun hidungmu palsu," ucap Leon.
Jessi melirik Leon dengan sinis. "Cintaku dan hidungku, semuanya asli," ketusnya.
"Saya percaya." Leon terkekeh sambil merangkul bahu kekasihnya, lalu mencium kening wanita cantik itu dengan mesra.
Leon dan Jessi yang sedang dimabuk cinta, tidak peduli dengan pegawainya yang memerhatikan tingkah mereka.
"Nona dan Tuan Leon begitu mesra." Wanita berambut ikal itu menyatukan tangannya di depan dada sambil menggigit bibirnya. "Melihat mereka, jiwa jomloku meronta-ronta."
"Bekerjalah dengan keras. Jika kamu sudah kaya, pasti banyak laki-laki yang ingin menjadi kekasihmu," sahut rekan kerjanya yang berperawakan jangkung itu.
"Aku menginginkan laki-laki yang tulus mencintaiku bukan karena hartaku," sahut sang wanita.
"Di zaman sekarang mana ada wanita miskin jatuh cinta kepada laki-laki kaya kalau tidak mengincar hartanya, begitu pun sebaliknya.”
&
“Oh ….” Wanita itu tertawa terpaksa saat menyadari ucapannya. “Lupakan ucapanku.""Ya sudah, ayo kita meeting.” Julie berjalan lebih dulu menuju ruang meeting.“Baik, Nona Julie.” Ketiga orang itu mengikuti sekretaris CEO ke ruang meeting.Mereka membicarakan tentang rangkaian acara peluncuran produk baru perusahaan tempatnya bekerja. Ada sedikit perubahan dalam rangkaian acara itu karena kondisi kesehatan sang nona menurun.Satu jam mereka merangkai kembali susunan acara peluncuran produk baru. Dalam acara itu tidak akan terlalu sering melibatkan sang CEO karena kondisi kesehatannya.Leon hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada kekasihnya, mengingat kondisi kesehatan Jessi tiba-tiba menurun, lalu dengan cepat membaik tanpa berobat. Untuk itu ia meminta Julie untuk mengurangi kegiatan sang kekasih saat acara peluncuran produk baru."Baiklah, terima kasih. Semoga acaranya berjalan lancar."
Leon tersentak dari lamunannya saat mendengar suara Jessica. Wanita itu menjadi sangat pencemburu pada pengawal hatinya.Sang pengawal menoleh pada kekasihnya dan berujar. “Bagaimana bisa saya mempunyai wanita lain selain dirimu. Siang malam saya selalu bersamamu, Liebe."“Lalu kenapa kamu senyum-senyum sendiri?” tanya Jessi masih terlihat mencurigai Leon.“Saya sedang mengenang masa kecil bersama adik perempuan saya, tapi sekarang saya tidak tahu keberadaannya.”“Kamu mempunyai adik? Kenapa sebelumnya kamu tidak pernah bilang?”“Saya ini datang padamu sebagai pengawal, apa saya juga harus menceritakan semua yang terjadi pada saya dan keluarga, sejak saya masih bayi? Dulu 'kan kamu tidak pernah bertanya tentang keluarga saya,” jawab Leon dengan kesal.“Kenapa kamu marah? Saya kan hanya bertanya.”“Liebe, saya tidak marah. Saya … baiklah, maafkan
Leon segera meluncur ke rumahnya dengan menggunakan mobil Jessica. Ia ingin mencurahkan hatinya kepada satu-satunya orang yang ia percaya.Mobil hitam itu melesat membelah dinginnya malam. Leon mengendarai kendaraannya dengan kecepatan penuh supaya cepat sampai di rumah.“Itu seperti mobil Nona Jessi. Apa ada kerabat Nona yang tinggal di situ?” gumam Julie saat mobil hitam itu masuk ke dalam kawasan perumahan elit. “Mungkin saya hanya salah lihat, mungkin juga itu mobil orang lain yang mirip dengan mobil Nona.” Julie dan keluarganya baru saja diundang makan malam di rumah calon mertuanya.Leon segera keluar dari kendaraan sang kekasih setelah mobil mewah itu parkir di depan rumahnya.Beberapa pengawal yang berjaga di depan rumahnya menunduk hormat saat tuannya pulang.“Daniel, cepat pesankan beberapa makanan ringan untuk kekasih saya!” titah Leon sambil berjalan mendekati asistennya yang sedang sibuk dengan ponse
“Ya sudah bawa seperlunya saja, Tuan," usul Daniel.Baru saja Daniel akan memerintahkan dua pelayan itu untuk membawa sebagian makanan yang mereka beli. tapi seruan Leon mengurungkan niatnya untuk menghampiri pelayan itu.“Saya akan membawa semuanya,” sahut Leon dengan tegas. "Masukan semuanya ke dalam mobil!” titah laki-laki itu sambil berjalan keluar dari rumahnya.Dua pelayannya membawa semua makanan ke mobil yang dibawa sang tuan.“Apa ada lagi yang bisa saya bantu, Tuan.” tanya dua pelayan itu setelah selesai dengan pekerjaannya.“Tidak ada,” jawab Leon.Daniel mendekati sang tuan. Kemudian bertanya. "Apa ada lagi yang Tuan butuhkan?"“Tolong tanyakan kepada Jacob, vitamin yang bagus untuk tubuh, akhir-akhir ini Liebe sering pusing di pagi hari, tapi setelah itu dia akan berubah menjadi manusia yang rakus seperti tidak makan selama bertahun-tahun.”
‘Saya pikir dia akan marah melihat makanan begitu banyak,’ gumam Leon dalam hatinya.“Makanlah, saya mau ganti baju dulu.” Leon pergi ke kamarnya, namun baru beberapa langkah, Jessi sudah berteriak memanggilnya.“Leon …!”Laki-laki itu berbalik sambil bertanya. “Ada apa, Liebe?”“Kamu jangan mandi ya, jangan ganti baju!” balas Jessi dengan tegas.“Kenapa?” Alis Leon bertaut hingga terlihat beberapa kerutan di keningnya.“Ini perintah!” jawab Jessi sambil membawa beberapa bungkus makanan ringan dan duduk kembali di sofa, lalu melanjutkan menonton televisi.“Baik, Nona.” Leon menunduk hormat, lalu kembali menghampiri kekasihnya sambil membuka jaket dan melemparkannya ke sofa.“Leon, duduklah di sini, aku ingin bersandar padamu!" titah Jessi sambil menepuk sofa di belakangnya.“Siap, Nona.” Leon duduk di
"Leon, ayo kita tidur!" Jessi bangun dari duduknya, lalu menarik tangan Leon yang sudah terlihat sangat mengantuk."Akhirnya," gumam Leon sambil bangun dari duduknya. Ia berjalan menuju kamar Jessi.Leon naik ke tempat tidur dan langsung memejamkan matanya karena sejak tadi ia sudah sangat mengantuk.Jessi segera menyusul kekasihnya dan tidur sambil membenamkan wajah pada ketiak sang kekasih.Seminggu sudah sejak kekasihnya bersikap aneh, pengawal itu tidak bisa tidur dengan leluasa karena Jessi tidak mau bergerak dari tempatnya."Liebe, bangunlah, sekarang adalah hari yang paling penting untukmu."Leon membelai pipi kekasihnya dengan lembut supaya wanita cantik itu segera bangun."Sebentar lagi, Leon," gumam Jessi tanpa membuka matanya.Padahal ini hari yang ia nantikan sebelumnya, tapi entah kenapa Jessi merasa tidak bersemangat."Sekarang hari peluncuran produk baru Beauty Corporation. Kamu sudah bekerja keras u
"Tidak. Saya sedang memujimu, Liebe. Kamu terlihat berbeda dan bertambah seksi.” Leon semakin mengeratkan pelukannya.“Lepaskan! Aku mau pakai baju dulu.” Jessi mencoba melepas pelukan Leon, tapi laki-laki itu tidak mau melepasnya.Laki-laki itu sangat erat memeluk kekasihnya, ia mencumbui wanita itu tanpa henti.Aura kecantikan sang CEO semakin terpancar, walau tubuhnya sedikit berisi dari sebelumnya.“Saya tidak mau melepasmu,” jawabnya sambil memejamkan mata.‘Entah apa yang terjadi pada hati ini, ketakutan tidak bisa memelukmu lagi seketika melintas dalam benak,’ batin Leon.“Aku akan memberimu hadiah, jika kamu melepaskanku.”Leon melepas pelukannya sambil tersenyum bahagia. “Saya sangat menyukai hadiahmu.”Jessi melempar paper bag itu ke sofa. Ia menarik kearah kemeja kekasihnya, lalu membuka dasi berwarna hitam itu, kemudian melemparnya ke sembarang
Jessi tertawa, lalu menggulingkan Leon ke sampingnya. Kemudian, menduduki tubuh laki-laki itu.“Aku yang akan mengendalikanmu.”Jessi kembali membungkam Leon dengan ciuman yang hangat dan penuh gairah.“Aku sangat mencintaimu dan baru kali ini aku menginginkan pernikahan setelah mendapat kenyamanan darimu, Leon.”Jessi melakukan apa yang biasanya ia lakukan untuk memuaskan kekasihnya.“Diamlah dan nikmati permainanku. Entah kenapa, hari ini aku ingin membuat kenangan indah yang tidak akan pernah bisa kamu lupakan, Pengawal tampan.”‘Saya tidak yakin kamu akan tetap menginginkan pernikahan setelah tahu apa yang sudah saya lakukan padamu,’ ucap Leon dalam hati. ‘Penyesalan ini akan terus menghantui hidup saya, betapa bodohnya saya.’“Saya yang akan mengukir kenangan indah itu, hingga kamu tidak akan pernah bisa membenci saya." Leon memutar posisi. Kini i