Share

Bab 94. Jiwa Pemimpin

"Asalkan cintamu tidak palsu. Tidak masalah kalaupun hidungmu palsu," ucap Leon.

Jessi melirik Leon dengan sinis. "Cintaku dan hidungku, semuanya asli," ketusnya.

"Saya percaya." Leon terkekeh sambil merangkul bahu kekasihnya, lalu mencium kening wanita cantik itu dengan mesra.

Leon dan Jessi yang sedang dimabuk cinta, tidak peduli dengan pegawainya yang memerhatikan tingkah mereka.

"Nona dan Tuan Leon begitu mesra." Wanita berambut ikal itu menyatukan tangannya di depan dada sambil menggigit bibirnya. "Melihat mereka, jiwa jomloku meronta-ronta."

"Bekerjalah dengan keras. Jika kamu sudah kaya, pasti banyak laki-laki yang ingin menjadi kekasihmu," sahut rekan kerjanya yang berperawakan jangkung itu.

"Aku menginginkan laki-laki yang tulus mencintaiku bukan karena hartaku," sahut sang wanita.

"Di zaman sekarang mana ada wanita miskin jatuh cinta kepada laki-laki kaya kalau tidak mengincar hartanya, begitu pun sebaliknya.”

&

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Husna Amri Jihan A
up.. nyai.. up ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status