Beranda / Young Adult / DERSIK / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab DERSIK: Bab 61 - Bab 70

198 Bab

Chapter 61

Sesampainya di mes mereka mengelar tikar untuk alas tidur. Fia tidur di posisi paling dekat dengan pintu belakang mes. Mes itu memiliki dua pintu, depan dan belakang. Depan menghubungkan jalan sedangkan di belakang ada kebun kosong yang gelap.Fia meletakkan tas ranselnya dengan sembarangan, tubuhnya sudah letih dan lelah. Fia duduk di atas tikar dengan gerakan lesu, dia butuh istirahat untuk mengembalikan kondisi tubuhnya agar kembali pulih. Dia tak mau jika tiba-tiba dirinya pingsan, dia tak suka terlihat lemah di depan orang lain.Fia mulai memejamkan mata dengan posisi badan yang masih duduk dan punggung yang menyender di dinding kayu mes. Hingga ada suara yang memanggil namanya dan membuatnya harus membuka mata.“Fia” panggil seseorang di dekat tubuh Fia.“Hm” balas Fia sambil membuka matanya dengan gerakan pelan.“Kamu baik-baik aja?” tanya Lida dengan raut wajah sedikit khawatir.“Hm, gue baik
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-23
Baca selengkapnya

Chapter 62

Jam sudah menunjukan pukul 00.48 malam dan di dalam Mes yang di tempati oleh regu Fia masih ada beberapa orang yang masih terjaga. Salah satunya Fia, dia sudah berusaha untuk tidur tapi rasa kantuk belum juga datang. Kebiasaan buruk Fia dari dulu, dia tak akan bisa tidur jika di tempat baru yang dia kunjungi.Fia sudah mengganti posisi tidurnya berulang kali tapi tetap saja rasa kantuk belum datang. Bahkan posisi nyaman untuk tidur belum dia dapatkan.Karena bosan Fia memutuskan untuk berkeliling sebentar di sekeliling Mes. Saat Fia berjalan menuju pintu Mes yang sudah tertutup dengan rapat, ada sepasang mata yang menatapnya heran.‘Mau ke mana dia malam-malam’ batin orang itu sambil menatap ke arah Fia heran.Fia sebenarnya tahu jika ada yang menatap ke arahnya dengan raut wajah heran tapi dia tak peduli, dia masih dengan tenang berjalan ke arah pintu Mes. Dengan perlahan Fia membuka pintu.Kesan pertama yang Fia dapat saat melihat ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-23
Baca selengkapnya

Chapter 63

Pagi harinya mereka sudah kembali ke tenda dengan raut wajah lelah. Yah, malam tadi mereka tidur tak bisa nyenyak karena hawa dingin dari lantai dan udara malam. Walau sudah di alaskan dengan tikar tetap saja masih terasa dinginnya.Fia saat ini sedang bersantai di dalam tenda. Di dalam tenda juga ada beberapa orang, lebih tepatnya semuanya ada di dalam tenda kecuali Yara dan Disa. Entah kemana mereka berdua pergi.Mereka sedang berbincang-bincang tentang banyak hal, sesekali Fia juga ikut menjawab jika ada yang bertanya kepadanya.“Gue perhati ‘in akhir-akhir ini lu gak lagi sama si Yara dan Disa ya” ujar Lulu dengan raut wajah penasaran. Sedangkan yang di tatap masih sibuk dengan ponselnya.“Woy! Jawab oi, jangan diem-diem baek. Di tunggu ‘in juga jawabannya” kata Putri sambil menepuk lengan Fia dengan kesal.“Apa?” tanya Fia dengan santai sambil menatap ke arah mereka dengan raut wajah heran.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-30
Baca selengkapnya

Chapter 64

Jam menunjukan pukul 08.02 pagi, saat ini regu Fia masih bersantai bersama dengan regu laki-laki tadi. Ada yang tiduran dan ada yang duduk sambil menikmati suasana alam yang masih asri. ‘Bener-bener terjebak dengan situasi yang sangat membosankan’ batin Fia sambil memejamkan matanya dengan raut wajah tenang. “Jam berapa sekarang?” tanya Liza dengan nada suara bosan. “Jam 8 lebih 2 menit” balas Lida sambil melihat ke dalam ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang. “Bosen” gumang Lulu dengan mata yang masih tertutup. “Hai semua” sapa Disa dengan senyum manisnya dan duduk di samping Putri dan di susul oleh Yara. “Hm” balas Putri seadanya. “Lu pada kenapa?” tanya Yara dengan nada suara  heran. “Bosen” balas Liza tanpa minat. “Main gimana?” ucap Yara membuat beberapa pasang mata menatap ke arahnya. “Main apa?” tanya Disa dengan heran. “TOD” balas Yara dengan alis naik dan turun. “Boleh
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-01
Baca selengkapnya

Chapter 65

“Punya mantan banyak bukan sebuah aip” kata Fia dengan tenang dan memasang wajah datarnya. Mendengar ucapan Fia barusan membuat mereka menatap ke arahnya dengan raut wajah tak percaya. Sedangkan Lida membenarkan ucapan Fia tadi dengan senyum senang.“Gila, gue hampir tertampar dengan kenyataan” kata Liza dengan raut wajah terkejut saat mengetahui arti dari kata ‘jangan pernah menilai orang dari kovernya’.“Lanjut-lanjut” kata Lulu dengan semangat. Mendengar ucapan Lulu membuat mereka sadar dan kembali dari rasa terkejut. Mereka kembali melanjutkan permainan yang sempat tertunda tadi dengan raut wajah sedikit terkejut.“Disa” kata Yara saat melihat ujung botol berhenti di Disa.“Emm, Truth juga deh” kata Disa dengan senyum manisnya.“Mantan terakhir lu siapa?” tanya Yara dengan enteng.“Dari tadi bahasnya manta mulu” kata Disa protes.&ldquo
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-01
Baca selengkapnya

Chapter 66

Di sinilah mereka sekarang, di tengah lapangan dengan tubuh tegap. Mereka sedang berbaris dengan rapi sebelum acara di laksanakan.Menurut jadwal hari ini lebih tepatnya jam 10 mereka melaksanakan kegiatan jelajah alam. Seperti kegiatan kemah lainnya, nanti mereka akan di tunjuk ke pos-pos dan menjawab pertanyaan dari sang penjaga pos atau di beri tantangan oleh penjaga pos. Kalau mereka berhasil mereka akan mendapatkan tanda tangan sebagai bukti dan arahan ke pos selanjutnya. Itulah kegiatan yang membuat beberapa siswa semangat. Apalagi ada hadiah yang menunggu.Beberapa menit kemudian, akhirnya satu persatu regu berjalan menuju ke pos satu. Regu Fia sendiri mendapat antrean paling belakang karena ada kendala sedikit tadi. Biasalah siswa yang terlalu teladan, di suruh pakai sepatuh malah memakai sandal. Saat di tanyai alasannya mereka menjawab dengan alasan malas mengikat tali sepatu. Akhirnya ada perdebatan di antara teman seregunya dengan kakak pembina. Fia bertamba
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-05
Baca selengkapnya

Chapter 67

Mereka terus berjalan menaiki jalan menanjak dengan tawa yang menghiasi. Terkadang mereka juga saling menakuti dengan cerita-cerita mistis yang mereka buat-buat sendiri. Mereka terus berjalan hingga salah satu di antara mereka menghentikan langkah dan berhasil membuat satu regu itu berhenti dan menatap ke arah temannya dengan raut wajah heran.“Kenapa lu?” tanya Putri dengan sewot karena langkahnya terhenti.“Tadi gue denger suara langkah kaki dari arah sana” kata Liza sambil menunjuk ke arah hutan lebat.“Gak usah ngacok deh lu, di sini sepi” kata Lulu dengan raut wajah sedikit takut.“Bener, suaranya kayak langkah kaki di seret” kata Liza dengan yakin dan raut wajah serius. Teman-temannya yang melihat itu mulai merasa was-was dan takut.“Lanjut aja lah, bentar lagi mungkin sampai di pos ke-2” kata Yara dengan tangan yang sudah memeluk lengah Disa erat.“Ayo lanj
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-11
Baca selengkapnya

Chapter 68

Di perjalanan menuju pos ke-3 regu Fia cukup hening, mungkin mereka sudah mulai lelah dan letih. Langkah yang tadinya semangat menjadi tak minat.“Duh capek juga ya?” kata Lulu dengan nada suara lelah.“Capek karena jalannya naik terus” kata Disa menimpali. Jujur saja jalan menanjak lebih melelahkan dari pada jalan datar, apalagi jalan yang mereka lalui masih berbatu.“Mau istirahat” kata Liza dengan lesu.“Ayo semangat, sebentar lagi sampai” kata Lida menyemati teman-temannya, walau pun dia juga merasa letih. Mereka terus berjalan, walau dengan lesu dan ogah.Sebenarnya posisi setiap pos sudah di perhitungkan, mereka berjalan menuju ke pos satu dengan pos yang lain seperti memutari pegunungan. Jadi saat mereka sampai di pos ke-5 maka tak jauh dari pos ke-5 adalah tempat berkemahnya.Di lain sisi, wajah Fia sudah cukup pucat. Dia membutuhkan istirahat dan minum untuk memulihkan tenaganya, tapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-11
Baca selengkapnya

Chapter 69

Saat ini mereka sudah baris di belakang garis start. Aba-aba sudah di dengar dengan ragu-ragu Fia meniup balon di tangannya. Fia terus meniup balon itu tapi masih kalah cepat dengan regu yang lainnya.“Fia ayo semangat” kata Lida dengan raut wajah menyemangati.“Ayo Fi buruan” kata Liza dengan raut wajah gereget.“Segini?” tanya Fia sambil menyodorkan balonnya ke arah teman seregunya. Terlihat balon itu masih terlihat cukup kecil, nafas Fia semakin pendek.“Kurang Fia, ayo tiup lagi” kata Putri dengan nada suara kesal.Mendengar perkataan Putri barusan Fia hanya bisa diam dan kembali meniup balon tadi. Anggap saja Fia cupu karena tak bisa mengutarakan keinginannya.“Udah, gue capek” kata Fia saat baru meniup balon tadi beberapa saat karena dadanya mulai terasa sakit.“Masih kecil itu, tiup lagi!” kata Liza dengan nada suara kesal saat mendengar perkataan Fia.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-11
Baca selengkapnya

Chapter 70

Mendengar penjelasan dari sang kakak pembina membuat raut wajah mereka menjadi panik dan cemas.“Ini masih bisa di tangani kalian tenang saja” kata seseorang yang baru saja sampai, sepertinya dia tenaga kesehatan.“Yang akan ganti ‘in dia siapa? Lomba akan segera di mulai” kata sang kakak pembina dengan datar.“Biar gue aja” kata Lulu dan mulai bangkit dari duduknya dan berlari ke arah teman seregunya berada.Lomba pun di mulai, seperti kejadian tadi bukanlah sesuatu hal yang bisa mengganggu.Di lain sisi.Tubuh Fia mulai di dudukkan dan punggungnya di senderkan di kaki sang tenaga kesehatan. Posisi kaki tadi sebagai penyanggah dan kepala Fia sedikit di dongakkan. Dengan perlahan sang tenaga kesehatan mulai memberi instruksi untuk Fia untuk mengendalikan sesak yang ada di dadanya. Dia di suruh untuk mengambil nafas secara perlahan.“Kamu kendalikan emosimu, jangan berpikir negatif. Tenan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status