Beranda / Young Adult / DERSIK / Bab 41 - Bab 50

Semua Bab DERSIK: Bab 41 - Bab 50

198 Bab

Chapter 41

Bel berbunyi, menandakan jam pertama telah usai.“Kumpulkan jawaban kalian di atas meja saya dan kalian boleh keluar dari kelas” kata pak Ridwan dengan nada suara serius.Mendengar perkataan pak Ridwan barusan, beberapa siswa/i mulai berjalan ke arah meja depan dan meletakkan jawaban mereka dengan rapi dan tertib.Fia berjalan keluar dari kelas dengan raut wajah puas. Dia cukup merasa puas saat mengerjakan soal-soal tadi. Fia sangat yakin dengan jawabannya, kalau pun salah dia yakin tak akan lebih dari dua.“Serasa di eksekusi gue” kata Sasa saat keluar dari kelas.“Biasa aja kali” kata Alvin dengan raut wajah malas.“Soalnya juga gak terlalu sulit” kata Fia dengan tenang sambil memasukkan alat tulisnya di kantung seragam.“Itu mah buat elu Fi” kata Sasa dengan raut wajah kesal.“Seharusnya sih iya, kalau elu belajar dengan benar” kata Yuan membenarkan kata
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-27
Baca selengkapnya

Chapter 42

Sudah cukup lama Fia menunggu di sana sendirian hingga membuatnya merasa bosan. Di dalam kebosanannya tanpa sadar matanya bertatapan dengan seseorang.“Huh..” helaan nafas berat yang keluar dari Fia.‘Anggap gak ada’ batin Fia sambil mengalihkan pandangan.Orang yang tadi bertatapan dengan Fia merasa sedikit sedih saat melihat respons yang di beri oleh Fia. Dengan langkah berat dia terus berjalan hingga melewati tubuh Fia.Fia hanya diam dan menganggap mereka tak ada. Saat mereka akan memasuki kantin tanpa di ketahui mereka berpapasan dengan Yuan, Alvin dan Sasa.Yuan yang menyadari kehadiran mereka hanya menatap sekilas setelah itu berjalan dengan tenang ke arah Fia. Sedangkan Alvin dan Sasa hanya diam tanpa menatap ke arah mereka.“Di gangguin sama mereka?” tanya Yuan saat sampai di dekat Fia sambil memberikan pesanan Fia tadi.“Enggak” balas Fia sambil menerima pesanannya.&lsq
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-29
Baca selengkapnya

Chapter 43

Jam kedua sudah di mulai dan semua Siswa/i sedang fokus ke dalam soal.Fia memasang raut wajah tenang dan tangannya sibuk menulis jawaban di kertas jawaban. Waktu terus berlalu dan Fia sudah menyelesaikan semua pertanyaan. Dengan gerakan tenang dia menata semua kertas pertanyaan dan jawaban dengan rapi di atas meja, setelah itu dia menatap ke sekelilingnya dan ternyata baru dia yang sudah selesai mengerjakan soal. Dengan lesu Fia menaruh kepalanya di atas lipatan tangan, dia memutuskan untuk tidur terlebih dahulu dari pada bingung ingin melakukan apa.Waktu terus berlalu dan para Siswa/i masih fokus ke soal ujian. Fia yang ingin tidur pun tak bisa, mungkin karena suasana yang terasa tegang. Saat Fia ingin menutup matanya tiba-tiba...‘Brak!’Jendela kelas di bagian belakang mengeluarkan suara seperti di banting oleh seseorang. Para Siswa/i yang tadinya sibuk dengan soal di hadapan mereka mulai tak fokus dan mencari sumber suara. Fia yang mende
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-01
Baca selengkapnya

Chapter 44

Fia menunggu teman-temannya dengan tenang. Dia fokus ke dalam dunianya sendiri. Dengan earphone di telinga di temani oleh musik dan minuman kesukaannya membuat waktu berlalu dengan indah. Sudah terlalu dalam dia terhanyut dalam dunianya hingga tak sadar bahwa kantin mulai ramai. Dia sudah mengabari teman-temannya di mana lokasinya sekarang, jadi dia tak perlu memedulikan teman-temannya yang sibuk mencarinya di seluruh sekolah.Fia masih fokus ke dalam dunianya, bahkan saat ada seseorang duduk di depannya dia masih tak menyadarinya.Sedangkan orang tadi sibuk memandangi wajah Fia. Dia menatap wajah Fia seperti itu adalah objek paling bagus di hadapannya.Fia yang menyadari tatapan seseorang mulai mencari siapa orang yang sedang menatapnya.“Ngapain lu di sini?” tanya Fia dengan raut wajah heran.“Mau makan” balas Arif dengan raut wajah lesu.“Oh” balas Fia tanpa memedulikan lawan bicaranya dan kembali sibuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-02
Baca selengkapnya

Chapter 45

Sepulangnya sekolah Fia berjalan sendirian di sepanjang trotoar. Tadi dia sudah di tawari Yuan tapi dia menolak, berhubung Yuan sedang buru-buru jadi dia menitipkan Fia kepada Alvin. Saat Alvin akan mengantarkan Fia pulang tiba-tiba Arif datang dan berniat untuk mengantarkan Fia tapi tak di setujui oleh Alvin dan akhirnya terjadi pertengkaran di antara mereka dan itu di manfaatkan Fia untuk kabur.Fia berjalan dengan langkah pelan sambil menikmati suasa tenang di sekitarnya. Itu sangat membantunya untuk memulihkan tenaganya, serasa bebannya di angkat dalam sekejap.Fia terus berjalan hingga ada sesuatu yang membuat kakinya berhenti melangkah. Tak jauh dari tempatnya berhenti ada satu sosok yang berdiri dengan darah di sekujur tubuhnya serta nafas yang tak beraturan.Fia menatap sosok tadi dengan raut wajah tanpa ekspresi dan perasaan malas. Hanya beberapa detik Fia menghentikan langkahnya setelah itu dia kembali melangkahkan kakinya tanpa memedulikan sosok tadi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-02
Baca selengkapnya

Chapter 46

Sudah hari ketiga mereka melakukan UTS dan selama itu belum ada gangguan dari penunggu gedung. Mungkin mereka sudah mulai terbiasa dengan kehadiran para Siswa/i di sekitar sana.Saat ini mereka sudah memasuki jam ke dua dan jam kedua ini berhasil menguras tenaga mereka. Fia yang biasanya santai dalam mengerjakan soal, hari ini dia cukup terlihat pusing.‘Ini alasan gue gak suka mapel Matematika, di suruh nulis rumus yang gak bisa di hitung’ batin Sasa dengan frustrasi.Bukan hanya Sasa yang kualahan tapi rata-rata penghuni kelas memperlihatkan raut wajah yang sama.Waktu terus berlalu dan sebentar lagi jam ke dua selesai tapi belum ada tanda-tanda dari siswa yang sudah selesai. Mereka masih fokus ke soal dan menulis jawaban dengan raut wajah tegang.Di tengah-tengah keheningan gedung belakang tiba-tiba ada suara benda jatuh yang membuat beberapa siswa/i terkejut.‘Bruk!’“Apa itu?!” kata salah satu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-04
Baca selengkapnya

Chapter 47

Yuan yang melihat itu dengan gerakan cepat melepaskan tangan Fia dari genggaman orang tadi. Yuan menatap orang tadi dengan sorot mata tajam dan tak bersahabat. Orang tadi menatap tak suka ke arah Yuan dan mata yang secara perlahan memerah seperti orang kerasukan. “Ayo” kata Yuan sambil menarik tangan Fia. “Dia kerasukan?” tanya Fia sambil menatap orang tadi berada, di sana sudah ada beberapa guru dan siswa yang memegangi orang tadi. “Hm” balas Yuan dengan tenang. “Kenapa tiba-tiba ada kerasukan masal?” tanya Fia dengan raut wajah heran. “Coba gunain kelebihan elu” kata Yuan dengan santai. “Boleh?” tanya Fia dengan raut wajah tak percaya. “Coba dulu” balas Yuan dengan raut wajah tenang sambil melepaskan tangan Fia dari genggamannya. Mendengar perkataan Yuan tadi dengan perlahan Fia berjalan ke arah tembok terdekat dan mulai menyentuhnya. Dengan perlahan Fia mulai menutup matanya dan bayangan kejadian demi kejadia
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-05
Baca selengkapnya

Chapter 48

Waktu terus berlalu dan hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan UTS. Banyak Siswa/i yang menantikan hari ini tiba, saat ini mereka sedang bersantai-santai di depan ruangan. Mungkin karena efek hari terakhir sebab itu mereka bawa santai tak seperti suasana saat UTS pertama kali yang terasa tegang.Hari ini hanya ada satu mapel yang di ujikan. Waktu UTS terasa sangat cepat, banyak Siswa/i yang sudah selesai dan keluar dari kelas dengan raut wajah lega dan bahagia. Seperti beban hidup mereka telah terangkat.Saat ini Fia sedang duduk santai di bangku panjang dekat kantin. Dia sedang menunggu Yuan yang sedang ke toilet. Fia mengisi waktunya dengan mendengarkan musik dari earpohe miliknya.Saat sedang menikmati dunianya sendiri tanpa dia sadari matanya menangkap dua sosok orang yang tampak familier.“Mereka mau ke mana?” gumang Fia sambil menatap ke arah dua sosok tadi dengan heran.‘Fia’ panggil sosok Yilo dengan raut
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-10
Baca selengkapnya

Chapter 49

Disa yang menyaksikan kejadian itu dari atas menatap tak percaya ke arah Yara dan Fia. “Yara, Fia!” kata Disa dengan panik. “Ck!” decak kesal Fia saat merasakan sakit di tubuhnya terutama kakinya yang terasa seperti keseleo. Fia memasang raut wajah menahan sakit dan berusaha untuk duduk walau terasa sakit di sekujur tubuhnya dia tetap memaksa untuk duduk. Yara menatap tak percaya ke arah Fia, dengan raut wajah khawatir Yara menatap ke arah Fia yang sedang menahan sakit. Saat dia ingin bertanya tentang kondisi Fia, tiba-tiba ada suara seseorang yang menghentikan suaranya. “Fia!” panggil seseorang dari arah belakang Yara. Dengan langkah khawatir orang tadi berlari ke arah Fia. “Dasar cewek bodoh! Kalau mau tiduran jangan di tangga” kata Arif dengan raut wajah panik. “Diem lu, sakit semua badan gue” kata Fia dengan raut wajah kesakitan. “Encok tuh pasti” kata Arif dengan raut wajah kesal. “Bantuin gue berdiri!” kat
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-10
Baca selengkapnya

Chapter 50

Setelah kejadian kemarin sekarang hidup Fia semakin tak tenang. Karena dia mendapat tatapan tajam dan tak suka dari beberapa penghuni gedung sekolah. Dari tatapannya bisa Fia ambil kesimpulan. Bahwa mereka menggagap kehadirannya sebagai pengganggu. Yah, kurang lebih seperti itu. Bagaimana tidak, kemarin seharusnya dia sadar bahwa kehadiran mereka di tolak oleh penghuni gedung. Itulah alasan kenapa kemarin Disa dan Yara di ganggu waktu dilantai tiga, lebih tepatnya para penghuni lantai tiga mengusir mereka dari sana dan alasan kenapa Yara jatuh juga karena mereka. Itu sebagai peringatan dari mereka untuk Yara dan Disa.Saat ini Fia sedang bersantai ria di dalam kelas. Di sampingnya sudah ada Sasa yang sibuk dengan ponselnya. Saat ini kelas sedang kosong, biasalah setelah melaksanakan UTS para Siswa/i di beri waktu satu hari untuk mengistirahatkan otaknya.Fia tidur dengan lengan sebagai bantalannya. Saat sedang sibuk tanpa dia sadar telinganya menangkap pembicaraan sese
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status