Beranda / Young Adult / DERSIK / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab DERSIK: Bab 51 - Bab 60

198 Bab

Chapter 51

Fia berjalan tak tentu arah, dia hanya mengikuti kakinya yang membawanya entah ke mana. Dia terus berjalan hingga sampailah dia di perpustakaan. Di pikirannya sekarang adalah ketenangan, dia sangat membutuhkan ketenangan untuk menenangkan dirinya.Dengan langkah pelan Fia berjalan memasuki ruang perpustakaan. Saat langkahnya memasuki perpustakaan dia hanya di sambut dengan kesunyian dan bau buku-buku lama yang ada di dalam. Dengan langkah lebar dia berjalan memasuki perpustakaan. Pandangannya tak ingin berhenti, dengan sorot mata tajam dia menatap ke sekelilingnya saat merasakan sesuatu hal yang aneh di ruangan itu.Fia menatap sekelilingnya dengan waspada dan tajam. Dia merasa terganggu akhir-akhir ini, bagaimana tidak di mana pun dia berada pasti ada sesuatu hal yang aneh yang mengikutinya kecuali rumahnya. Dia merasa aman jika di rumahnya, hanya rumahnya yang membuatnya terasa aman.Fia memasang raut wajah waspada saat merasakan hawa mencengkeram di sana. Mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-10
Baca selengkapnya

Chapter 52

Dengan tatapan mata kesal dan permusuhan Fia menatap ke arah sosok tadi. Ada aura permusuhan yang keluar dari tubuhnya.“Lu kan yang ngunci pintu sama ngeberantakin semua buku-bukunya?” kata Fia dengan raut wajah kesal.“Biang kerok lu, gak seneng liat gue tenang sehari atau gimana? Iri lu sama kehidupan gue? Kalau iri bilang gak usah ngusik hidup orang. Udah jelek ganggu pula” kata Fia mengeluarkan unek-uneknya selama ini. Dia sangat kesal dengan para hantu yang mengusik hidupnya akhir-akhir ini.Fia mengatur nafasnya untuk meredakan rasa kesalnya tapi belum juga dia tenang, sosok tadi sudah terbang ke arahnya. Berniat untuk menerjang tubuh Fia.“Wah main-main sama gue” kata Fia dengan raut wajah menahan geram.Saat sang sosok menerjang tubuhnya lagi dengan sigap Fia menarik rambut sang sosok yang mengakibatkan kepala sang sosok tadi terpisah dengan tubuhnya.“Nah, lepaskan nih kepala dari tempatnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-10
Baca selengkapnya

Chapter 53

Sesampainya di kantin, dengan lesu Fia duduk di salah satu bangku dan menunggu sosok Arif datang. Saat ini Arif sedang memesan makanan untuk dirinya sendiri.Tak berselang lama Arif datang dengan makanan di tangannya.“Nih” ucap Arif sambil menyerahkan roti dan susu kotak untuk Fia.Fia menatap ke arah makanan tadi dengan raut wajah heran dan bertanya.“Bukannya gue tadi bilang masih kenyang? Kenapa lu beliin juga?” kata Fia dengan raut wajah heran.“Udah makan aja, cuma roti satu. Kalau enggak, ambil aja yang ada di sana, pilih sendiri. Gue ngerasa gak enak kalau makan sendirian” kata Arif sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.“Jangan nyesel kalau gue habisin duit lu” kata Fia dengan tenang dan mulai meminum susu yang di belikan oleh Arif.Arif yang mendengar perkataan Fia tadi hanya membalas dengan senyum senang setelah itu memakan makanannya. Mereka mulai sibuk dengan dunianya
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-11
Baca selengkapnya

Chapter 54

Sudah hampir satu bulan setelah UTS kemarin dan sebentar lagi mereka akan melaksakan kegiatan luar sekolah yaitu kemah. Banyak Siswa yang semangat dan menunggu dengan antusias.Fia yang mendengar kabar itu hanya merespons dengan malas. Baginya kegiatan luar sekolah tak semenyenangkan itu. Jika dia di suruh memilih antara kegiatan di luar sekolah atau tinggal di rumah, dia akan mantap memilih tinggal di rumah.Dia sangat malas dan tak ingin pergi berkemah. Kemarin adalah hari pembagian kelompok dan dia kebagian berkelompok dengan Yara dan Disa, satu kelompok berisikan 6-7 orang siswa/i. Sasa berbeda kelompok dengan Fia dan itu berhasil membuat Sasa mendumel tak suka sepanjang hari. Sedangkan Yuan satu kelompok dengan Alvin dan Irvan.Hubungan antara Fia dan Yara sedikit ada perkembangan semenjak kejadian di tangga kemarin. Yara dan Disa mulai mendekatkan diri ke Fia tapi Fia respons dengan secukupnya. Walau pun dia membalas perbuatan Yara dan Disa dengan tak pedu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-13
Baca selengkapnya

Chapter 55

Malam harinya Fia dengan malas beres-beres keperluannya untuk kemah besok pagi. Saat dia sedang sibuk dengan barang-barangnya, dengan sengaja ada seseorang mengagetkannya.“Kakak!” panggil Fiko sambil menepuk pundak Fia.‘Tuk' Fia memukul kepala Fiko dengan senter yang ada di tangannya.“Aduh sakit kak!” kata Fiko sambil mengelus kepalannya yang terkena pukul oleh Fia.“Lu juga sih dek, suruh siapa ngagetin gue?” kata Fia dengan nada suara sedikit kesal tapi rasa kesalnya lenyap saat melihat raut wajah kesakitan sang adik.“Mana yang sakit?” tanya Fia dengan penuh kasih sayang.“Ini” kata Fiko yang mulai manja dengan Fia.“Lain kali jangan ngagetin kakak, ya kalau itu benda-benda yang empuk kalau kakak bawa pisau? Mati lu di tangan kakak” kata Fia sambil mengelus rambut Fiko dengan penuh kasih sayang.“Mana mungkin kakak bunuh Fiko? Palingan jug
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-14
Baca selengkapnya

Chapter 56

Esok harinya lebih tepatnya pukul 12.01 siang, Fia sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya. Dia ke sekolahnya di antar oleh Fiko adiknya menggunakan sepeda motor.Awalnya Fia ingin berangkat di antar oleh ayahnya tapi Fiko yang memaksa ingin mengantar kakaknya dan di sinilah mereka sekarang di depan gerbang sekolah Fia.“Kak nanti kalau pulang bawa oleh-oleh ya?” kata Fiko dengan senyum konyol.“Lu kira gue rekreasi apa gimana? Tapi gak apa-apa entar gue bawa ‘in tanah kuburan kalau lu mau” kata Fia dengan raut wajah santai.“Boleh tuh, lumayan bisa buat syarat biar kaya. Kalau bisa tali pocong sekalian kak” kata Fiko dengan santai sambil menatap kakaknya dengan senyum manisnya.“Mau gue cekek lu dek?” kata Fia dengan kesal.“Ampun kak” kata Fiko dengan senyum dan tangan yang berpose pice.“Dasar” kata Fia dengan helaan nafas lelah.“Gu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-14
Baca selengkapnya

Chapter 57

Di sinilah mereka sekarang, di tempat yang akan menjadi terselenggara kegiatan kemah. Dengan perlahan Fia turun dari truk dan menunggu di bawah truk untuk mengambil tas punggungnya.Satu regu Fia juga tak beda jauh dari Fia, mereka sedang menunggu di bawah truk. Fia dan Sasa beda truk sebab itu dia merasa akan benar-benar merasa sendiri selama terselenggaranya acara.Dia terus berdiam diri dengan pikiran entah ke mana hingga tak sadar bahwa tasnya sudah keluar dari truk sendari tadi.“Fia, tasmu udah di bawah” kata salah satu regunya panggil saja Lida.“Ah, makasih udah ngingetin” kata Fia setelah bangun dari pikirannya.“Iya, yang lain lagi pada beli makanan kamu gak beli?” tanya Lida basa-basi.“Enggak, kalau mau beli makanan beli aja” kata Fia dengan senyum sekilas.“Em... aku boleh titip tas mereka? Tasnya ada di bawah pohon itu” kata Lida sambil menunjuk ke arah tas yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-17
Baca selengkapnya

Chapter 58

20 menit telah berlalu dan akhirnya perjuangan mereka tak sia-sia. Tenda yang mereka bangun akhirnya jadi dengan cukup bagus jika tak di terpa oleh angin kencang.“Regu lu udah buat tenda?” tanya salah satu kakak pembina mengontrol regu mereka.“Udah tapi gak tau layak apa enggak buat di huni” kata sang kakak pembina regu Fia dengan raut wajah bingung dan menatap ke arah tenda mereka.“Ye, elu aja kagak mau bantu ‘in” kata salah satu anggota regu dengan nada suara sewot.“Ya ‘kan ini latihan buat kalian. Latihan kekompakan” kata sang kakak pembina tak terima di salahkan.“Udah jangan berantem, Shel sekarang kamu bantu ‘in mereka buat tenda” kata sang kakak pembina yang tadi dengan bijak.“Tanahnya keras, besinya gak bisa tertanam terlalu dalam” kata Fia mengangkat suara.“Masa? Regu yang lain gak ada keluhan kayak gitu” kata sang pemb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-17
Baca selengkapnya

Chapter 59

Waktu terus berlalu dan sore pun tiba, regu Fia yang baru saja selesai mendirikan tenda pun di suruh untuk ke mes untuk melaksakan makan sore.Dengan langkah santai mereka berjalan ke arah mes tanpa membawa apa pun dan saat mereka baru saja sampai kening mereka di buat mengerut saat melihat beberapa regu pramuka di depan mereka.“Mereka dapet alat makan di mana?” tanya Liza dengan nada suara heran.“Entah” balas Lulu sambil mengangkat bahu tak tahu.“Coba tanya” kata Lida sambil menatap ke arah teman-temannya. Setelah mengatakan itu Lida mulai berjalan mendekati salah satu siswi yang tak jauh dari mereka.“Perasaan gue gak enak” ucap Putri sambil menatap ke sekelilingnya.“Permisi aku boleh tanya? Kamu dapat alat makan di mana ya?” tanya Lida dengan nada suara ramah.“Bukannya di suruh buat bawa alat makan dari rumah?” ujar siswi tadi kembali bertanya.&ldq
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-18
Baca selengkapnya

Chapter 60

Malam harinya mereka sudah berkumpul di tengah-tengah lapangan, dengan api unggun di tengah. Mereka mengelilingi api unggun, di tanah lapang itu tidak ada pencahayaan. Cahaya hanya datang dari api unggun dan sinar bulan.Tadi sore regu Fia jadi makan tapi dengan peralatan makan sederhana. Berpiringkan dengan daun pisang dan sendok yang masih lokal yaitu tangan mereka sendiri. Awalnya ada beberapa orang yang tak mau tapi apalah daya dari pada tak makan bukan.Setelah makan sore tadi ada beberapa siswa yang di panggil untuk mengikuti pelatihan upacara api unggun. Siswa yang menjadi petugas di pilih secara acak. Di regu mereka di pilih dua orang yaitu Disa dan Yara.Sebentar lagi upacara pengucapan Dasa Dharma pramuka dan Tri Satya pramuka. Para siswa di suruh untuk berjongkok dengan posisi siap mengucapkan sumpah.Awalnya kegiatan pada malam itu berjalan dengan lancar hingga ada kejadian tak terduga terjadi. Tiba-tiba api unggun yang ada di tengah-tegah mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-11-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status