Beranda / Young Adult / DERSIK / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab DERSIK: Bab 71 - Bab 80

198 Bab

Chapter 71

Malam harinya, saat ini Fia sedang duduk termenung di dalam mes. Malam ini tak ada kegiatan karena semua kegiatan sudah di selesaikan tadi sore. Besok siang mereka akan pulang ke rumah masing-masing dan besok mereka di bebaskan untuk jalan-jalan di dekat perkemahan.Dengan perasaan lesu Fia melihat ke dalam ponselnya dan Jam menunjukan pukul 19.06, setelah itu dengan gerakan tenang Fia bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari mes sendirian. Karena semua teman regunya sedang keluar dan Fia juga sudah terbiasa dengan kesendirian, jadi dia tak ambil pusing jika dia di tinggal sendirian oleh seseorang. Saat ini Fia berjalan sendirian di tengah gelapnya malam. Bukannya merasa takut akan kegelapan, Fia malah merasa tenang dan nyaman.Fia terus berjalan di jalan setapak yang ada di belakang mes, dengan pencahayaan dari lampu senter ponsel, Fia mulai berjalan mengikuti arus. Fia terus berjalan hingga tanpa sadar pandangannya tertuju ke kebun kosong di samping kirinya, ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-19
Baca selengkapnya

Chapter 72

Lama mereka saling diam akhirnya ada yang memecahkan dinding kecanggungan itu.“Gak patroli?” tanya Fia tanpa menatap ke arah Arif.“Enggak, ini waktunya pembina istirahat” ucap Arif dengan kekehan di akhir kalimat.“Oh” balas Fia sambil menganggukkan kepala paham.Setelah itu kesunyian kembali menerpa mereka tapi hanya untuk beberapa saat.“Menurut lu gue itu orang yang kayak gimana?” tanya Fia dengan nada suara lirih dan sorot mata yang masih menatap ke arah depan dengan tatapan hampa dan kosong.“Lu aneh,” ucap Arif menjawab pertanyaan Fia barusan.Mendengar perkataan Arif barusan membuat Fia menatap ke aranya dengan sekilas dan raut wajah tak suka.“Iya lu aneh, lu cewek teraneh yang pernah gue temui” ucap Arif dengan tenang dengan senyum gelinya.“Sulit bagi gue buat paham tentang sifat lu, kasih gue bocoran kek biar bisa lebih paham tenta
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-19
Baca selengkapnya

Chapter 73

Pagi harinya, saat ini Fia sudah siap-siap dengan jaket yang melekat di tubuh rampingnya. Dengan gerakan tenang Fia keluar dari tenda dan berjalan menuju ke arah tempat Arif menunggu.Beberapa menit kemudian Fia sampai di tempat yang di maksud dan sudah mendapati sosok Arif tak jauh darinya.“Lama?” tanya Fia dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Enggak, baru aja sampai” balas Arif dengan senyum manisnya.“Ayo” ucap Arif dengan senyum manisnya dan menggenggam tangan kanan Fia dengan erat. Fia yang di perlakukan seperti itu hanya diam membisu.“Semoga aja gak telat” ujar Arif dengan bahagia, entah apa yang membuatnya sebahagia ini.“Hm” balas Fia sekenannya. Kepala Fia tak bisa berhenti, dia menatap ke sekelilingnya dengan raut wajah datar sambil menikmati udara dingin yang menerpa wajahnya. Mereka terus berjalan dengan tangan yang terus berpegangan.“Mau denger musik?&rdqu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-19
Baca selengkapnya

Chapter 74

Lama mereka berdiam diri di sana hingga suara dari Arif membuyarkan lamunan mereka.“Udah lumayan siang, mau lanjut jalan atau di sini?” tanya Arif sambil menatap ke arah Fia dengan raut wajah bertanya.“Mau ke mana lagi?” tanya Fia dengan heran.“Ke sana” ujar Arif sambil menunjuk ke arah jalan yang ada di bagian kiri mereka.Fia menatap ke arah yang di tunjuk oleh Arif, dengan heran Fia menatap ke arah Arif.“Di sana ada apa?” tanya Fia dengan heran.“Udah ikut aja” ucap Arif dengan senyum misterius dan mulai menarik tangan Fia untuk mengikuti langkahnya.Sepertinya Arif sangat pandai memanfaatkan keadaan, contohnya seperti saat ini. Dia tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menggenggam tangan Fia walau hanya satu detik.Mereka berjalan dengan langkah tenang dengan senyum manis yang ada di wajah Arif menambah suasana cerah di sekitar mereka.Fia menatap ke sekel
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-19
Baca selengkapnya

Chapter 75

Setelah perdebatan kecil di antara mereka, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali berjalan menurun hingga sampailah mereka di danau kecil. Pandangan Fia terfokus ke arah dua pohon besar yang berdampingan. Kedua pohon itu seperti sebuah gerbang masuk menuju danau, akar-akar yang menjuntai ke tanah menambah kesan tersendiri dari kedua pohon itu.  “Gue kira kalau pagi hari jadi tempat romantis ternyata masih serem” ucap Arif sambil menatap ke arah depan dengan raut wajah lesu.“Gue ikut prihatin” kata Fia sambil menatap wajah lesu Arif dengan senyum geli dan menepuk bahu Arif tiga kali.“Ck, makasih” ucap Arif dengan raut wajah kesal dan menatap Fia sinis.“Lu gak cocok sama ekspresi kayak gitu” ucap Fia dengan tenang dan mulai berjalan menuju kedua pohon beringin tadi. Saat Fia berjalan di tengah-tengah pohon itu entah kenapa dia merasakan angin menerpa wajahnya hingga membuat Fia menutup mata. Angin y
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-19
Baca selengkapnya

Chapter 76

“Butuh senderan?” kata Fia sambil menatap Arif dengan senyum manisnya.Mendengar perkataan Fia barusan membuat Arif menatap ke arah mata Fia lamat-lama untuk mencari rasa kasihan di matanya tapi bukannya rasa kasihan, yang dia dapat malah perasaan tulus. Dengan gerakan pelan Arif mulai menaruh kepalanya di bahu kecil Fia.“Makasih” ucap Aruf sambil menutup matanya saat merasakan nyaman di bahu kecil Fia.“Hm” balas Fia sambil menatap ke arah depan menerawang.“Baru kali ini gue cerita sama orang lain tentang masalah hidup gue” ucap Arif tanpa membuka matanya.“Kenapa?” tanya Fia dengan raut wajah datar dan mata yang masih setia menatap ke arah depan.“Gue takut, akan respons mereka. Banyak orang yang pasti menatap gue kasihan setelah denger cerita gue,” ucap Arif dengan mata yang mulai terbuka dan menatap ke arah depan.“Tapi gue gak lihat rasa kasihan di ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-19
Baca selengkapnya

Chapter 77

Siang harinya mereka sudah bersiap-siap untuk pulang, semua Siswa/i sudah menaiki kendaraan yang akan membawanya ke sekolah.Di sepanjang perjalanan banyak canda tawa yang menghiasi, tapi ada beberapa yang hanya diam sambil menikmati dunianya sendiri, Fia dan Disa contohnya. Fia yang sudah tertidur sedangkan Disa sedang melamun entah memikirkan apa.‘Apa yang gue pikir ‘in’ batin Disa sambil menggelengkan kepalanya cepat untuk menyingkirkan pikirannya tadi. Setelah itu dia mulai menatap ke arah jendela dengan raut wajah datar dan kosong.Di lain sisi.Fia masih tidur dengan nyaman hingga beberapa detik kemudian ada guratan tak nyaman di wajah Fia. Saat ini Fia duduk sendiri di kursi belakang guru, entah ke mana pasangan duduknya.Di alam bawah sadar Fia.“Gue di mana?” gumang Fia saat melihat sekelilingnya.Banyak pohon-pohon yang menjulang tinggi serta ada jalan setapak yang menyuruhnya untuk berjalan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-23
Baca selengkapnya

Chapter 78

Malam harinya di rumah Yara.Di atas kasur terlihat seorang gadis yang sedang tertidur tengkurap dengan mata yang terus menatap ke arah layar laptop. Entah apa yang membuat fokus Yara hingga tak peduli dengan sekitarnya.Yara masih fokus ke laptopnya hingga suara benda jatuh membuyarkan fokusnya.BhukDengan refleks Yara melihat ke arah sumber suara, terlihat kardus sepatu jatuh dari atas lemari. Tanpa ada kecurigaan Yara mulai berjalan ke arah kardus tadi dan berniat untuk mengambilnya.Baru saja dia berjalan beberapa langkah tiba-tiba kakinya terasa di tarik dan membuatnya terjatuh di atas karpet dengan tak elitnya.“Akh!” kaget Yara saat dia terjatuh.Dengan spontan Yara melihat ke arah kolom bawah tidurnya, ada perasaan cemas dan takut tapi semua itu masih kalah dengan perasaan penasarannya.Dengan lebih teliti Yara melihat ke arah bawah tidurnya dan tiba-tiba ada sepasang mata yang melihat ke arahnya dan dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-12-26
Baca selengkapnya

Chapter 79

Jam menunjukkan pukul 23.27 malam, saat ini Fia sedang sibuk membaca sebuah novel di atas kasur. Saat sedang asyik membaca novel tiba-tiba Fia merasakan kehadiran sosok di dekatnya. Aura ini cukup mengganggu dirinya. Dengan langkah pelan Fia mulai mendekatkan dirinya ke arah sumber aura tadi.Sampailah dia di balkon kamar dan matanya masih sibuk menelisik ke sekelilingnya, hingga pergerakannya terhenti di satu titik.Fia menatap ke arah titi tadi dengan raut wajah datar dan tangan mencengkeram pinggiran balkon dengan erat.“Sial” gumang Fia saat sosok tadi menatap ke arahnya. Dengan buru-buru Fia bersembunyi agar tak terlihat oleh sosok tadi. Fia masih bersembunyi di tempatnya dan sesekali melihat ke arah sosok tadi untuk melihat situasi.Beberapa menit kemudian aura dari sosok tadi mulai menjauh dan hilang tertiup dengan angin.“Bagaimana mungkin?” gumang Fia sambil menatap ke arah tempat sosok tadi berarda.Sosok ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya

Chapter 80

Saat ini Fia dan Fiko sedang berjalan-jalan di taman kota, mereka hanya singgah untuk membeli sesuatu. Dan itu pun usulan dari Fiko, Fia yang malas berdebat hanya mengikuti langkah adiknya, mereka sedang membeli sesuatu yang khas dari taman kota ini, apa lagi kalau bukan bolang-baling? Fiko memang penggemar berat makanan itu, setiap di tanya dia selalu menjawab makanannya enak sesuai dengan lidahnya.Menunggu sang adik selesai memakan bolang-balingnya, Fia menyibukkan diri dengan membaca novel.“Minta gak kak?” tanya Fiko sambil menyodorkan bungkusan bolang-baling ke arahnya.“Enggak, makan aja” ucap Fia sambil menatap ke arah Fiko dengan senyum manisnya. Setelah itu Fia mengelus rambut Fiko sekilas dan kembali sibuk ke novelnya.Fiko yang mendengar respons sang kakak hanya diam dan tersenyum sekilas kemudian kembali sibuk dengan makanannya.“Udah kak, mau ke mana lagi?” tanya Fiko sambil membuang sampahnya ke te
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status