Home / Young Adult / DERSIK / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of DERSIK: Chapter 91 - Chapter 100

198 Chapters

Chapter 91

Fia masih menatap ke arah batu tadi dengan raut wajah heran. Dengan gerakan pelan dia mulai berjalan ke arah batu tadi. Saat langkahnya semakin dekat, tiba-tiba ada suara yang mengejutkannya dan membuat langkahnya terhenti di tempat.“Apa yang kau lakukan di sini?” ucap orang tadi dengan nada suara datar. Dengan refleks Fia menatap ke arah sumber suara.“Anda siapa?” tanya Fia dengan heran. Di depannya sekarang ada seorang kakek tua dengan janggut putih cukup panjang serta tongkat kayu yang menompa tubuhnya.“Seharusnya saya yang bertanya, kamu siapa dan bagaimana bisa sampai ke sini?” tanya sang kakek dengan raut wajah datar dan sedikit ke tidak sukaan.“Saya Fia, saya juga tidak tahu apa yang membuat saya sampai di sini yang saya ingat terakhir kali hanya batu di sana” ucap Fia dengan raut wajah bingung sambil menunjuk ke arah batu tadi.“Ceritamu cukup mengejutkan” ucap sang kakek yang
last updateLast Updated : 2022-02-13
Read more

Chapter 92

“Dasar ceroboh” ucap Cadramaya dengan raut wajah datar.“Maaf” kata Fia dengan lirih.“Ck, cobalah untuk sedikit waspada” nasihat dari Candramaya sambil berjalan ke arah batu besar tadi.“Aku tak mungkin terus menerus melindungimu Fia” lanjutnya dengan raut wajah serius.“Aku benar-benar, meminta maaf” ucap Fia penuh sesal.“Lupakan” kata Candramaya dan mulai konsentrasi. Dengan lancar dia membacakan mantra yang cukup asing di telinga Fia  mantra itu menggunakan bahasa Jawa kuno, jadi cukup sulit jika tak paham akan bahasa Jawa kuno.Setelah mengucapkan mantra tadi Candramaya mulai meletakkan tangannya di atas batu dengan mata terpejam.Beberapa saat kemudian Candramaya membuka matanya dan menatap ke arah Fia.“Letakkan tanganmu di atas Batu dan ucapkan mantra yang aku bisikkan secara perlahan dan benar” ucap Candramaya dengan serius.
last updateLast Updated : 2022-03-03
Read more

Chapter 93

Dengan sorot mata bingung Fia menatap ke arah Yuan.“Gue gak tahu kalau leher gue luka dan bukan gue pelakunya” ucap Fia dengan raut wajah serius.Mendengar ucapan Fia barusan membuat Yuan menatap tak percaya ke arah Fia, tapi semuanya pupus saat Yuan melihat raut wajah serius yang Fia tampilkan.“Ck, iya gue percaya” ucap Yuan dengan raut wajah lelah.“Sakit?” tanya Yuan sambil menyentuh luka Fia tadi.“Tadi enggak, sekarang iya” balas Fia sambil menatap ke arah Yuan dengan raut wajah menahan perih.“mau gue obatin?” tanya Yuan dengan sorot mata sedikit khawatir.“Gak usah, entar juga sembuh sendiri” ucap Fia dengan santai.Mendengar jawaban yang di berikan oleh Fia membuat Yuan menatap ke arahnya dengan sorot mata sedikit marah? Atau kesal? Entah lah, yang pasti raut wajah Yuan tak sedap untuk di pandang.“Serah lu” balas Yuan dengan ma
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

Chapter 94

Jam istirahat ke-dua sudah berbunyi dan di sinilah Fia sekarang, di dalam perpustakaan yang lama. Perpustakaan di sekolahnya ada 2, yang satu di gedung depan dengan segala keluasan dan fasilitas sedangkan perpustakaan yang satunya ada di gedung belakang dengan luas lebih kecil dari perpustakaan utama. Di perpustakaan lama hanya ada buku paket dan buku materi tak ada novel atau komik. Di perpustakaan lama juga tak ada penjaga, hanya ada tukang bersih-bersih yang akan datang tiga hari sekali.Saat ini Fia sudah berada di depan pintu perpustakaan. Dengan langkah pelan Fia mulai berjalan masuk. Saat memasuki perpustakaan kesan pertamanya hanya ruangan sepi dan sunyi.Melihat itu Fia hanya memasang wajah bahagia, dalam benaknya inilah suasa yang dia impikan selama ini. Dengan langkah pelan Fia menyusuri setiap rak-rak buku.Saat hendak berjalan ke arah rak yang lainnya, tiba-tiba pandangannya terfokus ke arah sebuah buku. Buku itu cukup menarik perhatiannya. Dengan g
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

Chapter 95

Pulang sekolah Fia memutuskan untuk pulang sendiri, walau dia sudah di paksa oleh Yuan untuk ikut dengannya tapi Fia menolak karena dia tahu Yuan sedang sibuk saat ini.“Firasat gue gak enak” gumam Fia dengan perasaan sedikit tak enak.Dia masih terus berjalan dengan langkah tenang. Entah kenapa dia merasa tak enak dan rasanya ingin lari sekencang-kencangnya.Fia terus berjalan hingga dirinya sampai di sebuah tanah kosong yang luas. Sebentar, tanah kosong? Sejak kapan lingkungan rumahnya ada tanah kosong? Lingkungan di rumahnya sudah di penuhi oleh rumah-rumah dan bangunan. Sedangkan di depannya ada tanah kosong yang cukup luas. Dengan perasaan sedikit cemas Fia menatap ke sekelilingnya.“Gimana bisa gue sampai sini?” tanya Fia pada dirinya sendiri. Fia masih menatap ke sekelilingnya hingga dia merasakan aura yang sedikit mengancam. Dengan perasaan sedikit waswas Fia menatap ke sekeliling, hingga pandangannya tertuju ke arah rumput
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

Chapter 96

Fia terus berjalan ke arah rumahnya berada. Hingga ada mobil yang berhenti di dekatnya.“Fia?” ucap seseorang sambil menatap ke arah Fia dengan raut wajah heran.“Paman!” Kata Fia dengan nada suara semangat dan berjalan ke arah mobil pamannya itu.“Sedang apa kua di sini Fia?” tanya pamannya dengan raut wajah heran.“Itu paman apa namanya...” ucap Fia sambil menatap ke sekelilingnya dengan raut wajah bingung.“Cepat naik, akan paman antar ke rumah” ucap Pamannya dengan raut wajah datar.“Siap” ucap Fia dengan semangat dan mulai berlari ke sisi mobil. Dari dalam mobil sang paman memperhatikan gerak-gerik Fia.“Dasar” ucap paman Fia saat melihat tingkah ceroboh keponakannya itu, dengan cukup keras perut Fia menghantam bagian depan mobil. Sambil menggelengkan pelan kepalannya sang paman tersenyum geli saat membayangkan raut wajah kesal Fia.Ceklek
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

Chapter 97

Pagi harinya Fia berjalan menuju ke arah ruang makan dengan langkah pelan. Semua keluarganya sudah berkumpul di meja makan, bahkan Ayahnya sudah pulang dari luar kota. “Selamat pagi semuanya” ucap Fia menyapa semua keluarganya. “Pagi” balas semua keluarganya secara bersamaan. Fia mulai menuangkan air putih yang ada di atas meja dengan raut wajah tenang. Ayahnya yang sibuk dengan koran di tangan dan sang Bunda yang sedang sibuk menyiapkan makanan sedangkan adiknya sibuk memerhatikan gerak-gerik keluarganya. Biasanya di hari minggu keluarga Fia menghabiskannya dengan berkumpul bersama di ruang keluarga sambil bertukar pikiran atau jalan-jalan keluar bersama. “Kalian ada tugas?” tanya Ayah mereka sambil menatap ke arah anak-anaknya dengan raut wajah bertanya. “Tidak ayah” balas Fiko sambil menatap ke arah ayahnya. “Kamu kak?” tanya ayahnya sambil menatap ke arah Fia dengan raut wajah heran. “Ada beberapa” balas Fia dengan tenang sambil duduk di bangkunya. “Sayang sekali, padahal
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

Chapter 98

Beberapa menit kemudian tugas sekolah Fia sudah selesai dan jam menunjukkan pukul 08.47 pagi.“Akhirnya selesai” ucap Fia dengan senyum senang. Dengan gerakan tenang Fia menutup buku dan menatanya di atas meja. Fia meminum air putihnya hingga habis dan melupakan rotinya. Dia mulai berjalan keluar kamar dengan gelas kosong di tangannya. Dengan langkah tenang Fia berjalan menuruni anak tangga, sesampainya di bawah dia bisa melihat keluarganya yang sedang duduk santai di ruang keluarga.“Sudah selesai?” tanya Bundanya dengan datar.“Udah Bun” balas Fia dengan raut wajah bingung, dia bingung kenapa sang Bunda datar kepadanya.“Makan setelah itu siap-siap” ucap Bundanya tanpa bisa di bantah.“Iya Bunda” balas Fia dengan lesu. “Lain kali jangan lewatkan jam makan” kata Bunda Fia dengan nada suara serius dan menatap ke arah Fia dengan datar.“Iya
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

Chapter 99

Malam harinya Fia sedang melamun di atas kasur, memikirkan kejadian tadi pagi di taman. Dalam benaknya, siapakah sosok tadi? Kenapa berencana mencelakai adiknya?Dengan langkah pelan Fia mulai bangkit dan berjalan ke arah balkon kamar.Dengan sorot mata yang menatap lurus ke depan, Fia berdiri dengan tenang.Fia terus menatap ke depan hingga ada sesuatu yang mengganggunya.Punggung atasnya terasa panas dan dingin secara bergantian. Dengan mata waspada Fia menatap ke sekelilingnya dan pandangannya terhenti di ujung jalan. Dengan fokus Fia menatap ke arah sana dan sedetik kemudian raut wajah terkejut hinggap di wajahnya.“Sosok itu?” gumam Fia sambil menatap ke arah sosok tadi dengan raut wajah terkejut. Di sana terlihat sosok wanita dengan aura tubuh sedikit berwarna merah, sama seperti sosok tadi pagi.Dengan fokus, Fia terus menatap ke arah sosok tadi, ingin melihat secara jelas wajahnya. Tapi saat sosok itu berjalan semakin mende
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more

Chapter 100

Malam semakin gelap dan kegiatan lalu lintas kegiatan manusia semakin sedikit. Semua manusia mulai terlelap dalam mimpinya setelah melaksanakan siang yang menyibukkan.Berbeda di sebuah kamar, terlihat mata dengan bulu mata yang mulai terbuka sedikit demi sedikit. Dengan perlahan Fia mulai bangkit dari tidurnya dan duduk di ranjang dengan wajah bantalnya. Dengan mata yang sayup-sayup terbuka dia menatap ke sekelilingnya dengan raut wajah kosong.Fia terus menatap ke sekelilingnya dan mulai bangkit dari tempat tidurnya untuk mengambil bukunya. Sudah menjadi kebiasaan bagi Fia di tengah malam tiba-tiba terbangun dari tidurnya tanpa ada sebab yang pasti.Dengan fokus Fia membaca buku yang ada di tangannya dengan raut wajah tenang. Fia terus membaca bukunya hingga telinganya tanpa sengaja menangkap suara benda jatuh di kamar mandi. Dengan raut wajah malas Fia menatap ke arah kamar mandi dan dapat dia lihat sekelebat bayangan hitam keluar dari sana. Fia yang melihat
last updateLast Updated : 2022-03-21
Read more
PREV
1
...
89101112
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status