หน้าหลัก / Romansa / AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia) / บทที่ 91 - บทที่ 100

บททั้งหมดของ AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia): บทที่ 91 - บทที่ 100

183

[S2] 7. SEGITU SAYANGNYA GUE SAMA LO, YA?

“Len, lo kenapa? Kesambet apa?” tanya seorang perempuan dari seberang telepon. Elaine langsung tersentak, dia membelalakan matanya. Sejurus kemudian dia melihat nama yang tertera pada layar ponselnya.Grace.“Halo, Len?” panggil Grace bingung, karena dia tak mendapatkan sahutan dari sahabatnya.Elaine buru-buru menempelkan benda pipih itu pada telinganya. “Sorry, Grace, gue kira Tirta,” sesal Elaine.“Kenapa lagi? Lo lagi berantem sama dia?” tanya Grace.Jujur saja Grace sudah jenuh jika harus mendengar cerita sahabatnya yang selalu bertengkar dengan tunangannya itu. Tapi … kalau dibiarkan dia tidak tega. Apalagi dia tahu betul Elaine terpaksa melakukan hubungan ini. Jadi Grace tak mungkin meninggalkan Elaine, walau sebenarnya dia sudah sangat kesal.“Ya begitulah,” jawab Elaine sambil menghela napas berat.“Kenapa? Masalah apalagi? Dia masih terlalu posesif dan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-16
อ่านเพิ่มเติม

[S2] 8. PROMISE

Bosan. Seharusnya Darell tadi menolak acara makan malam ini. Ya, sekarang dia sedang bersama kedua orang tua dan juga kakaknya. Mereka sedang menghadiri jamuan makan malam bersama rekan bisnis sang ayah. Sejujurnya, Darell tidak terlalu tertarik dengan hal-hal seperti ini.Di sela-sela obrolan ringan antara kedua keluarga itu, Darell mencoba melirik ponselnya. Sudah beberapa jam dia tidak memainkan benda pipih itu. Waw, ternyata sudah banyak sekali pesan yang masuk. Tapi dari sekian banyak pesan, dia mencoba melihat pesan dari Elaine. Ternyata gadis itu tidak membaca pesannya sama sekali.Darell merasa sedikit kesal. Kemudian dia melihat ada beberapa belas pesan di grup tiga sekawannya; Darell, Valen, dan Kale. Dia langsung membaca pesan tersebut. Seketiak dia mendekatkan diri pada ibunya.“Ma, aku harus pergi.”Ibunya itu mengerutkan kening dan sedikit mendekat pada sang anak. “Ada apa?” tanyanya.“Sesuatu yang mendes
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-17
อ่านเพิ่มเติม

[S2] 9. SELAMAT PAGI, LEN

Sinar matahari menerobos jendela kamar. Elaine mengerang dan merasakan silau pada matanya. Dia mencoba merentangkan tangan dan kakinya, kemudian mengucek sebelah matanya. Ah, kenapa kepalanya masih terasa sangat pusing? Oh iya, Elaine ingat semalam dia mabuk padahal cuman meneguk dua gelas wiski. Sungguh noob sekali Elaine ini. Kemudian kedua mata gadis itu mulai terbuka secara perlahan. Namun tiba-tiba dua terperanjat sampai terlonjak dan beralih dengan posisi duduk. “Gue di mana?” gumamnya. Kamar ini bukanlah kamar kosnya, dan kamar ini bukan juga kamar apartemen Grace. Elaine masih mencoba memindai tempat itu dan mengingat kejadian semalam. Tapi dia tak ingat apa pun. Dan tempat siapa ini? Apa semalam Elaine di culik seorang om-om? Elaine langsung mengecek pakaiannya sendiri. Kemudian dia menghela napas lega ketika mendapati pakaiannya masih sama, utuh, dan tak ada yang berubah sedikit pun. “Terus ini di mana?” tanya Elaine. Kemudian dia me
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-18
อ่านเพิ่มเติม

[S2] 10. INI HIDUP GUE!

“Len! Kenapa bengong terus? Itu dipanggil Mas Alvaro,” panggil Celine. Dia menyikut tangan Elaine, karena gadis itu sedari tadi diam saja ketika atasannya itu memanggilnya.“Eh?” Elaine langsung terperanjat, kemudian dia menoleh ke arah Alvaro. Laki-laki itu menatap Elaine dengan tangan yang bersilang di depan dadanya. “Iya, Mas? Maaf.” Gadis itu langsung beranjak dan menghampiri atasannya.“Ikut, saya!” perintah Varo. Tak ingin membuat atasannya itu marah, Elaine langsung mengikutinya.Mereka menuju sebuah ruangan kecil, kemudian Alvaro meminta Elaine duduk di hadapannya.“Kamu lagi mikirin apa? Kenapa akhir-akhir ini kamu selalu hilang fokus. Padahal di awal bekerja, kamu itu anak baru yang memiliki vibes positive yang tinggi. Tapi kenapa sekarang baru beberapa bulan, semangat kamu udah nggak seperti dulu,” ungkap Alvaro. Ternyata dia ingin berbicara empat mata dengan Elaine.Gadis itu h
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-20
อ่านเพิ่มเติม

[S2] 11. JANGAN BAIK SAMA GUE

Elaine berjalan dengan langkah gontai. Mood-nya pagi ini benar-benar ambyar. Pasalnya tadi pagi Risa –ibu Tirta- menghubunginya. Wanita itu menanyakan tentang kondisi Elaine dan Tirta yang sedang tidak baik-baik saja.‘Dasar pasti ngadu sama emaknya! Sejak kapan jadi pengadu gitu, sih?’ Tanpa sadar Elaine berdecih. Lalu dia memasakn wajah yang masam dan menyilangkan tangannya di dada.“Pagi-pagi udah badmood. Gimana mau kerja dengan baik?”Seseorang mengangetkan Elaine, buru-buru dia menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya Elaine ketika melihat sosok laki-laki dengan berbalut jas rapi sedang berdiri di belakangnya.“Eh?”Mampus. Kenapa harus bertemu dengan Darell sepagi ini? Elaine mendesah, kacau sudah Rabu paginya ini.“Di depan atasan, kamu berani mendesah seperti itu? Sudah tidak tahan bekerja di sini?” sinis Darell.Elaine langsung membulatkan mata dan mengatupkan bibirnya. Di
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-21
อ่านเพิ่มเติม

[S2] 12. PERMINTAAN MAAF

“Tirta? Kok …?” Elaine terkejut ketika mendapari Tirta ada di hadapannya sekarang. Wait … ini bukan mimpi atau delusi, kan? “Kebetulan aku ada di Jakarta. Jadi aku mampir ke sini, dan mungkin malam ini aku menginap di sini aja, ya?” ucap Tirta. Karena dia sudah tak sungkan lagi dengan Elaine, laki-laki itu mencopot alas kakinya, dan langsung masuk ke kamar Elaine. “Kok kamu ada di sini, sih?” tanya Elaine. Dia yakin kalau sekarang dia sedang tidak berdelusi. Laki-laki yang baru saja melewatinya itu memang Tirta. “Kenapa? Kamu nggak senang?” tanya Tirta, melirik sinis ke arah Gladys. Gladys menutup pintu kosannya. Khawatir terjadi sebuah perang dan membuat heboh seisi kosan. “Bu-bukan gitu. Tapi Surabaya-Jakarta itu jauh, loh. Kok kamu bisa ada di sini? Kamu segaja ke sini? Dan … kenapa kamu nggak bilang?” cerca Elaine. Dia langsung menghampiri Tirta. Laki-laki itu menyimpan ranselnya dan langsung duduk lesehan, di atas karpet b
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-21
อ่านเพิ่มเติม

[S2] 13. BENEFIT YANG TAK SEBANDING

Panas. Menjengkelkan. Ah, kenapa juga Darell harus sampai datang ke sini dan melihat momen manis mereka berdua? Tapi kalau malam ini dia tidak datang menemui Elaine dan Tirta, dia akan kehilangan momennya.“Ah, sial! Gue nggak bisa menunggu lama lagi!”Darell langsung bangkit dari kursinya. Langkahnya kini menuntunnya mendekati tempat Tirta dan Elaine berada.“Wah, ada yang lagi malam mingguan, ya?” Nada sinis terdengar dari pertanyaan yang diajukan Darell.“Eh, salah ini masih Jum’at, jadi malam Sabtuan.” Darell buru-buru meralat ucapannya.Kini laki-laki itu berdiri tepat di samping Elaine dan Tirta. Dia melirik ke arah Elaine, gadis itu hanya diam, tidak bergerak sama sekali. Bahka
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-22
อ่านเพิ่มเติม

[S2] 14. SATU SAMA

Darell hanya bisa bergeming, perasaannya kini tidak enak. Dia merasa bersalah pada Elaine. Harusnya dia menahan sedikit egonya. Harusnya dia tidak mengganggu mereka berdua. Harusnya dia tak mengungkit masalah pekerjaannya. Dan lihat, kini Elaine malah terluka akibat keegoisannya.‘Bodoh!’Darell memaki dirinya sendiri. Apalagi ketika tahu Elaine berbohong pada Tirta. Tapi jika dipikir ulang, semua ini bukan hanya kesalahannya saja. Tirtalah yang membuat Elaine marah dan pergi meninggalkan mereka.“Cih! Jaga mulut lo, Tir,” hardik Darell. Kalau saja Tirta tak menyinggung bagaimana hubungan Darell dan Elaine dulu, mungkin tidak akan seperti ini.Iya, Darell akui, dulu dia hanya bermain-main dengan wanita, tak terkecuali Elaine. Tapi setelah tahu bagaimana rasanya ditinggal secara tiba-tiba oleh Elaine, dia sadar. Elaine itu adalah perempuan yang mampu menghilangkan rasa sedihnya, yang sudah berakar bertahun-tahun. Bahkan mantan pacar
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-23
อ่านเพิ่มเติม

[S2] 15. PEMAKSA

Elaine membeku di tempat. Kenapa ada laki-laki itu di sini? Apa dia membuntuti Elaine? Dan … kenapa wajahnya lebam?“Kenapa lo ada di sini?” tanya Elaine.“Karena gue mau minta maaf sama lo,” ucap laki-laki itu.Elaine menggeleng. “Maksudnya, kenapa lo bisa tahu gue bakal ke sini? Apa lo ngebuntutin gue?” Dia meralat pertanyaannya.“Feeling. Lo nggak akan mungkin balik ke kosan lo. Dan pasti tujuan lo cuman ke apartemen Grace. Jadi gue ke sini,” jawabnya.Gadis itu menghela napasnya. “Mending lo balik, Rell,” titah Elaine halus. Baru saja dia terhibur dan sedikit melupakan yang baru saja dia alami. Tapi sekarang malah harus bertemu dengan si sumber masalah.“Nggak, sebelum kita ngobrol.” Darell membantah perintah Elaine.“Apa yang mau diobrolin? Udahlah, wasting time banget. Mending gue istirahat, gue capek.” Elaine berusaha untuk tidak menggubr
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-25
อ่านเพิ่มเติม

[S2] 16. CLOSE FRIEND

“Tante, lihat aku udah bisa gambar dong.”Seorang anak perempuan yang besok akan genap berumur tiga tahun menghampiri Elaine. Dia membawa buku gambar dan memperlihatkan hasil gambarannya.“Wah, Ariel pinter, ya.” Elaine mengelus puncak kepala anak itu. Kemudian dia melihat hasil gambar anak tersebut. “Ini siapa aja?” tanya Elaine. Lalu dia mengangkat Ariel dan memangkunya.“Ini, aku, Mamah, Nenek, Kakek, sama Tante Elaine,” ucap Ariel sambil menunjuk setiap gambarnya.Elaine hanya tersenyum. Gadis yang sedang dipangku oleh Elaine adalah Ariella, dia anak dari Elsa dengan Rio. Setelah satu tahun pernikahan mereka, tiba-tiba saja Rio meninggalkan kakaknya. Keluarga Rio pun seolah lepas tangan dan tak ingin tahu dengan masalah anaknya.Akhirnya Elsa merawat Ariella sendiran, tanpa sosok Rio di sampingnya. Tapi Lena dan Robby tetap menemani anak sulungnya itu. Maka sangat wajar, jika Ariella tak menggamba
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2021-08-27
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
89101112
...
19
DMCA.com Protection Status