All Chapters of AFTER THE HEARTBREAK (Indonesia): Chapter 101 - Chapter 110

183 Chapters

[S2] 17. MY MOOD BOOSTER

Elaine memandang layar komputer dengan tatapan kosong. Entah kenapa otaknya ini tak henti memikirkan foto yang diperlihatkan Elsa dua hari lalu. Elsa memberikan sebuah screnshoot dari status Tirta yang dia publish untuk teman dekatnya di akun Onstagram. Pada postingan itu terlihat seorang perempuan bersurai panjang sedang duduk membelakangi kamera. Kemudian pada foto tersebut Tirta membubuhkan tulisan ‘My Mood booster’ dan di akhiri dengan emoticon love. Sempat Elaine bertanya pada Tirta, tapi tentu dia tidak bertanya tentang postingan itu. Dia hanya bertanya apa kesibukan Tirta dan kenapa laki-laki itu sudah tidak suka update story di Onstagram. Tapi Tirta membalas dengan ketus. Karena malas berdebat, akhirnya Elaine mengalah. Tanpa sadar gadis itu menghela napas kasar di mejanya. Saat itu Alvaro sedang melewati meja kerja Elaine, dan mendengar helaan napas keputus asaan. “Kenapa, Len? Kerjaan dari saya berat?” tanya Alvaro dingin. “Eh?” Sont
Read more

[S2] 18. PESAN YANG TAK DIBALAS

Darell baru saja turun dari mobil dan langsung melangkahkan kakinya menuju lobi gedung perusahaannya. Namun kedua matanya itu langsung menangkap objek yang seketika membuat hatinya terusik. Dia melihat Elaine sedang berduaan dengan seorang laki-laki, dan Darell tak mengenali laki-laki itu. Segera Darell menghampiri mereka berdua. Urusannya dengan Tirta saja belum selesai, dan dia tak ingin menambah daftar urusannya dengan laki-laki lain. “Kamu!” seru Darell. Sontak Elaine dan laki-laki berbadan jangkung, yang terlihat lebih tua beberapa tahun dari Darell menoleh. Karena Darell tidak tahu siapa nama laki-laki itu. Dia langsung melirik ke arah id card yang menggantung di depan dadanya. Ah, ternyata manajer bagian promosi. Berarti laki-laki itu adalah atasan Elaine. “Kamu di cari Pak Sena di ruangannya,” imbuhnya. Tentu saja yang baru diucapkan Darell adalah sebuah kebohongan. Yang penting laki-laki itu harus segera menjauh dari Elaine. “
Read more

[S2] 19. PREPARE

Terdengar suara bel yang menggema di stasiun Bandung. Kemudian disusul dengan pengumuman kedatangan kereta api dari Surabaya yang baru saja tiba di kota Bandung.Mendengar pengumuman tersebut, Elaine langsung beranjak dari kursi. Dia langsung menuju pintu exit penumpang kereta api. Saat ini dia sedang menunggu kedatangan Tirta. Rencananya hari ini dan besok, mereka akan survei untuk kebutuhan acara pernikahan mereka nanti.Tak lama kemudian Tirta datang dengan menggendong sebuah ransel dan membawa jinjingan pada tangan kanannya. Elaine langsung menyambut Tirta dengan senyuman.“Sini biar aku yang bawa,” ucap Elaine. Tapi Tirta tak memberikan jinjingannya itu. Dia malah merangkul Elaine dan mengajaknya untuk segera keluar dari stasiun.Mendapatkan perlakuan seperti itu Elaine sedikit lega. Setidaknya Tirta tidak berlaku ketus sekarang. Memang benar, dia hanya berprasangka buruk saja pada laki-laki itu. Ketika dia membuang jauh-jauh pikiran nega
Read more

[S2] 20. EGOIS

“Maaf, aku nggak sengaja, Tir. Tadi ada telfon masuk, jadi aku coba angkat. Khawatirnya penting,” sesal Elaine.Saat ini Elaine dan Tirta sedang dalam perjalanan pulang. Setelah fitting baju pesta, mereka langsung menuju vendor katering. Namun, karena mood Tirta terlihat sangat kacau, jadi mereka di sana hanya sebentar.  Padahal Elaine ingin memastikan beberapa item lagi di sana.“Tir, jangan marah. Maaf banget,” ucap Elaine lagi. Tirta bergeming dia hanya fokus pada kemudinya.Elaine menghela napas. ‘Kenapa, sih? Lagian tukang galon doang? Kenapa harus jadi marah kayak gini?’ batin Elaine.“Ck! Aku nggak suka, ya, kamu pegang-pegang handphone-ku. Walau kita emang udah tunangan, tapi itu privasi.” Tirta akhirnya membuka mulutnya.Elaine mengerutkan keningnya. Sebentar? Apa dia tidak salah dengar? Privasi? Hey, dulu saja Tirta selalu ikut campur urusan Elaine. Dia sering sekali mengecek pesan dala
Read more

[S2] 21. TIGA BULAN

Elaine mencoba untuk melepaskan pelukan Tirta. Tapi laki-laki itu malah mempererat pelukannya. “Maaf.” Satu kata itu terucap dari bibir Tirta. Kemudian dia mengusap kepala Elaine pelan, penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Sedangkan Elaine masih membenamkan wajahnya di pelukan Tirta. Air matanya terus membanjiri pipinya, dan pasti sudah membasahi kemeja Tirta. Gadis itu terisak di dekapan orang yang baru saja membuat hatinya sakit. “Maaf, aku kelepasan. Aku nggak bermaksud,” ucapnya lagi. Tidak bermaksud? Tapi ini sudah dua kali, dan Elaine sudah kadung kecewa pada Tirta. “Mungkin akhir-akhir ini aku lagi stress, jadi aku nggak bisa buat kontrol emosi aku sendiri,” imbuhnya.  Elaine tak menimpal, lidahnya kini terasa kelu, tak sanggup untuk berkata apa pun. Sudahlah, lagi pula Elaine juga terlalu capek untuk melayani tunangannya ini. Jadi akhirnya dia hanya mengangguk dan mencoba untuk memakluminya. Tirta melepaskan p
Read more

[S2] 22. MENGUNDANG PERHATIAN

“Padahal nggak usah diantar pulang begini. Gue jadi ngerepotin, kan.”Mobil Erempat milik Alvaro baru saja terparkir di depan kos-kosan milik Elaine. Seharian ini mereka menghabiskan waktu mengunjungi outlet-outlet Auraku yang tersebar di mall-mall di Jakarta. Memang sebulan sekali, divisi promosi dan marketing selalu survei ke sana. Dan untuk kesempatan kali ini, Elaine yang menemani Alvaro kunjungan.“Sekalian. Masa gue ninggalin lo gitu aja. Btw, gimana sama cowok lo? Udah baikan?” tanya Alvaro.Elaine mengangguk. Sebenarnya dibilang baikan sih, udah. Tapi perasaan Elaine masih sedikit janggal. Sehari sebelum mereka pulang ke tanah rantau, mereka berdua sempat bertengkar. Memang keesokan harinya kondisi mereka kembali seperti biasa. Namun, bagaimanapun dia masih tetap kesal pada Tirta.“Serius? Tapi ekspresi lo seolah bilang nggak baik-baik aja,” ungkap Alvaro.“Iya, serius, kok. Kemarin ketemu juga kita
Read more

[S2] 23. PENGAKUAN

Ternyata masih sama seperti dulu. Kamar Elaine di dominasi dengan warna biru muda. Darell kini duduk sembari memperhatikan setiap detail kamar Elaine. Dan saat kedua matanya menangkap sebuah objek berupa foto Elaine bersama dengan Tirta. Seketika hatinya langsung kesal. “Cih!” decihnya dan langsung mengalihkan pandangan. “Gue nggak ada apa-apa. Cuman air bening, kalau mau minum silakan, nggak juga gak masalah,” ucap Elaine ketus. Karena hatinya terasa panas, dia langsung menyambar air dalam gelas. Meminumnya sampai bener-benar kosong. Tak peduli jika Elaine menatap dirinya dengan tatapan aneh. “Len, dengerin gue,” ucap Darell, sesaat dia sudah menghabiskan air dalam gelas. Dia menatap wajah Elaine yang terlihat kesal dengan kehadiran Darell di hadapannya. “Mending lo batalin pernikahan lo sama Tirta.” Benar-benar to the point dan tidak berbasa-basi. Elaine mendengus dan memalingkan wajahnya. Lagi-lagi kalimat itu yang dia dengar. “Dari
Read more

[S2] 24. AKAL-AKALAN

Kenapa Darell bisa berbicara seperti itu? Memangnya dia tahu kehidupan Tirta di sana, sampai-sampai bisa mengatakan Tirta selingkuh? Elaine mendesah, kemudian menggelengkan kepalanya. “Rell, dari pada lo ngomong ngaco kayak gitu, mending lo balik,” ucap Elaine masih mencoba sabar. “Ngaco? Gue nggak ngaco, Len. Lo nggak tahu, kan, dia di sana gimana? Lo juga nggak tahu kalau dia selingkuh, kan?” tanya Darell sambil menatap Elaine. Perkataannya itu dia ucapkan dengan penuh penegasan. Gadis itu mengepalkan tangan dan mengigit bibir bawahnya. Kesal. Sepertinya dia sudah tak bisa menahan sabarnya. Ia langsung menatap Darell dengan tatapan yang menusuk. “Lo tahu apa, hah? Emangnya lo tahu dia di sana gimana? Yang tahu dia itu gue, bukan lo!” sentak Elaine. Gadis itu kemudian beranjak, dan membukakan pintu kamar kosnya. “Silakan sekarang lo balik dari sini!” titah Elaine. Jadi Darell diusir? Seorang Darell Satria Bumantara diusir oleh seorang perempu
Read more

[S2] 25. RENCANA KYLA

Darell baru saja mendapatkan pesan dari Kai. Perempuan itu memberikan informasi mengenai tanggal pernikahan Elaine.“Dua bulan kurang,” gumamnya. “Gimana caranya gue buat yakinin Elaine?” Darell bertanya pada dirinya sendiri.Beberapa hari lalu dia menghubungi Kyla. Ternyata perempuanitu sudah gila, dia bahkan rela untuk dijadikan yang kedua oleh Tirta. Memangnya apa, sih, yang dimiliki oleh Tirta? Bukannya Darell sombong, tapi jika dibandingkan dengan dirinya Tirta bukanlah siapa-siapa.Ponsel Darell berbunyi, dia melirik ke arah gawai itu. Hasyakyla. Nama itu tertera pada layar ponselnya. Darell menautkan alisnya. Ada apa perempuan itu menelfonnya malam-malam?Meraih gawai yang disimpan di atas nakas. Lalu Darell langsung mengangkat panggilan itu.“Hai,” sapa Kyla dari seberang sana.Dengan malas Darell hanya membalas sapaan perempuan itu dengan sebuah dehaman kecil.“Gimana? Udah bisa bikin
Read more

[S2] 26. MEMANFAATKAN JABATAN

Ponsel Tirta berdering, dia berdecak kesal. Pasti Elaine. Kenapa perempuan itu semakin hari semakin menyebalkan? Tirta langsung meraih benda pipih yang dia simpan di atas nakas. Seketika dia membulatkan matanya, saat mengetahui siapa yang meneleponnya.“Mama?” gumamnya. Tirta menjilat bibirnya yang tiba-tiba terasa kering.Laki-laki itu menghembuskan napas kasar. Untung saja Kyla sedang berada di kamar mandi. Mungkin akan aman jika dia mengangkat panggilan dari ibunya. Tak menunggu lama, Tirta langsung menggeser ikon ponsel berwarna hijau pada layarnya.“Halo, Ma?” sapa Tirta pada ibunya.“Halo, Tirta,” timpal Risa dari seberang sana.“Tirta, kayaknya waterheater-nya eror, deh.”Baru saja beberapa detik Tirta mengangkat panggilannya. Tiba-tiba Kyla sudah keluar dari kamar mandi. Laki-laki itu tersentak. Dia langsung menempelkan telunjuknya pada bibir. Memberikan kode agar Kyla diam.Pere
Read more
PREV
1
...
910111213
...
19
DMCA.com Protection Status