“Maaf, aku nggak sengaja, Tir. Tadi ada telfon masuk, jadi aku coba angkat. Khawatirnya penting,” sesal Elaine.Saat ini Elaine dan Tirta sedang dalam perjalanan pulang. Setelah fitting baju pesta, mereka langsung menuju vendor katering. Namun, karena mood Tirta terlihat sangat kacau, jadi mereka di sana hanya sebentar. Padahal Elaine ingin memastikan beberapa item lagi di sana.“Tir, jangan marah. Maaf banget,” ucap Elaine lagi. Tirta bergeming dia hanya fokus pada kemudinya.Elaine menghela napas. ‘Kenapa, sih? Lagian tukang galon doang? Kenapa harus jadi marah kayak gini?’ batin Elaine.“Ck! Aku nggak suka, ya, kamu pegang-pegang handphone-ku. Walau kita emang udah tunangan, tapi itu privasi.” Tirta akhirnya membuka mulutnya.Elaine mengerutkan keningnya. Sebentar? Apa dia tidak salah dengar? Privasi? Hey, dulu saja Tirta selalu ikut campur urusan Elaine. Dia sering sekali mengecek pesan dala
Read more