Dalam detik-detik yang berdetak begitu lambat, seolah-olah slow motion mode on dalam sebuah adegan film, aku mendelik ke arah Kenzy. Sikap yang terlalu berani menurutku, mengingat jarak kami yang terhitung dekat. Well, dia berada di seberang meja. Ummm, bagaimana lagi? Bisa-bisanya dia bercanda seperti itu, ibarat anak panah, tepat tertancap di jantungku. Oh, nooo! Not at all, aku nggak sepatah hati itu, kok. Hanya merasa janggal dan sakit karena didepak dari Life Circle. Life Circle. Galih, Arunika dan aku, sepakat menamai persahabatan kami dengan Circle Life. Segitiga Kehidupan. Wooow, amazing tralala, kan? Kata circle-nya, aku yang mencetuskan sedangkan kata life, Galih dan Arunika yang menambahkan. Tadinya aku mengusulkan Circle Friendship tapi mereka kurang setuju. Menurut mereka, feel-nya kurang kental.
Read more