"Prove it!" seru Leona menantangku dengan mata melotot. Aku sudah tak bisa lagi menahan amarahku yang sudah di ubun-ubun, Aku menghentakkan kemejaku yang dia tarik sehingga terlepas."Aku bisa buktikan," teriakku marah. Leona memicingkan matanya seakan meragukanku, dia menantangku dengan melipat tangannya, menunggu pembuktianku. Aku mengalihkan pandanganku ke segala arah, berpikir cepat apa yang aku bisa lakukan, lalu aku melihat Anna.Aku segera menariknya, meletakkan telapak tanganku di tengkuknya dan menundukan wajahku, memaksakan ciumanku, dia mendorongku segera, memberontak ingin melepaskan dirinya dari dekapanku, tapi aku menariknya lebih dekat, memposisikan dia agar aku bisa merasakan bibirnya lebih lekat lagi, dan aku merasakan sesuatu yang berbeda, di luar bayanganku, bibirnya begitu memabukan. Aku seperti terkena racun karena kini bibirnya menghipnotisku, aku mau lebih, bukan karena pemaksaan, tapi aku ingin benar-benar merasakan dia seutuhnya. Mata Anna lama-l
Read more