"Kenapa kamu menghindar, tadi kamu menciumku duluan, kamu bilang bibirku berbahaya, lalu menciumku mesra." Dia menyentuh pipiku dengan lembut, lalu menunduk, dengan jantung berdebar kencang, aku segera menghindari apapun yang mau dia coba lakukan. Ciuman hari ini adalah kesalahan, baik saat ada Leona, maupun di kantornya, aku harus bisa melawannya, dia tidak bisa seenaknya menciumku. Matanya yang gelap menatapku dengan penuh emosi, napasnya yang hangat memburu mengenai wajahku, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya sehingga aku terlempar ke atas tempat tidur, lalu dia berjalan cepat meninggalkanku sendirian di kamar dengan penuh amarah.Setelah terhempas di kasur begitu saja, entah kenapa aku langsung merasa bersalah. Suara di kepalaku tiba-tiba menyalahkan diriku, mengapa aku mengecewakannya? Wajahnya tadi begitu marah, bagaimana kalau dia jadi marah denganku? Aku termenung sesaat, lalu berpikir, memangnya kenapa kalau dia marah? pikiranku seperti terkena racun. Sudah sepantasn
Read more