Semua Bab Pengantin Tuan Haidar: Bab 391 - Bab 400

606 Bab

Bab 390. Sisi Lain Bidadari Mesum

"Kenapa mereka begitu lama membereskan para cecunguk itu?" Andin sudah gemas melihat para pengawalnya yang begitu lama menumbangkan musuh."Sepertinya mereka membawa pasukan yang lebih kuat, Nyonya," sahut pengawal yang masih tersisa satu orang di dalam mobil majikannya."Ini tidak bisa dibiarkan!" Andin hendak membuka pintu mobil, tapi sang suami melarangnya."Jangan keluar! Itu sangat berbahaya," cegah Haidar pada Andin. "Kamu tenang saja, para pengawal kita, orang-orang terpilih, mereka bukan orang sembarangan. Kita tunggu lima menit lagi," ucap Haidar sembari menatap tajam ke arah para pengawalnya yang sedang bertarung."Baiklah." Andin mengurungkan niatnya untuk membantu para pengawalnya.'Sepertinya ada yang aku nggak tahu dari bidadari mesumku, Dia terlihat begitu santai, seolah-olah tahu kalau akan terjadi pertempuran.' Haidar berbicara dalam hatinya.Benar saja, tidak sampai lima menit para pengawal tampan itu sudah berhasil membaba
Baca selengkapnya

Bab 391. Akibat Jarang Dihukum

"Aku juga minta maaf, bukan maksud untuk meremehkanmu, tapi aku nggak mau kamu kepikiran yang akan membuat penyakitmu kambuh lagi." Andin menatap manik mata berwarna coklat itu.Keadaan suaminya yang membuat ia bertindak sendiri tanpa campur tangan sang suami. Dengan para pengawal yang hebat, ia bisa mengatasi semuanya.Haidar mengerutkan dahinya, 'Maksudnya apa? Penyakitku?' Haidar bertanya-tanya dalam hatinya. "Bee, aku nggak sakit," jawab Haidar dengan tegas."Iya, aku percaya," sahut Andin sambil membelai wajah sang suami. "Orang sakit nggak mungkin 'kan mau makan piring," gumam Andin pelan sambil membenarkan posisi duduknya."Kamu ini ya, senang sekali meledekku." Haidar menggelitiki pinggang sang istri yang membuat wanita cantik itu tertawa terbahak-bahak."Ampun, Boo!" ucap Andin di sela tawanya."Nggak ada kata ampun," sahut Haidar yang terus saja menggelitik Andin. "Begini nih kalau istri jarang dihukum.""Ampun!" Saat Andin
Baca selengkapnya

Bab 392. Lanjutkan Aksimu!

"Jangan dihubungi lagi!" cegah Andin saat sang suami hendak menelpon kembali asistennya."Kenapa?" Kedua alis laki-laki itu bertaut, "Sekarang dia sudah mempunyai keluarga. Aku khawatir mereka mengincar kelemahan kami," ucap Haidar dengan pelan."Aku lupa," sahut Andin, "Cepat hubungi lagi!" titahnya yang mulai khawatir dengan keselamatan keluarga baru Baron.Haidar kembali menghubungi asistennya. Walau tidak ada jawaban, ia terus berusaha untuk kembali menghubunginya.Baron baru tersadar kalau ponselnya sejak tadi berdering terus. Ia menghentikan gerakannya, lalu meraih ponsel yang tergeletak di kasur empuk itu.Laki-laki yang sedang bercinta itu menerima panggilan tanpa menarik terlebih dahulu senjata keperkasaannya dari medan tempur."Halo, Tuan," sapa Baron ketika sambungan teleponnya terhubung."Ardi telah kembali. Kamu harus berhati-hati, lindungi keluargamu!" titah Haidar dengan serius."Baik, Tuan," jawab Baron.
Baca selengkapnya

Bab 393. Lakukan Sekarang! ( Khusus 21+)

Tari mengangguk pelan, ia malu kalau harus mengatakan ingin kembali melanjutkan pertempurannya.Baron mengelap daerah sensitif sang istri yang sudah basah dengan tisu. Kemudian ia membuka lebar-lebar kaki istrinya.Dibenamkannya wajahnya yang dipenuhi rambut halus di sekitar rahangnya yang membuat Tari tertawa geli saat brewok sang suami menggasak ladangnya yang gundul."Geli, Bang," ucap Tari sembari memegangi rambut suaminya, berusaha menjauhkan wajah brewok sang suami dari daerah sensitifnya yang gundul.Baron mendongakkan wajahnya menatap wajah sang istri yang sudah memerah. "Geli, tapi nikmat 'kan?" tanya Baron sembari tersenyum.Tari mengangguk pelan, ia tersipu malu. "Apa Abang nggak jijik?" tanya Tari dengan pelan yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Baron."Ini sangat nikmat," jawab laki-laki yang mempunyai brewok tipis itu. Lalu, kembali ia menjilati lahan gundul itu yang membuat si empunya tidak bisa menahan mulutnya untuk tid
Baca selengkapnya

Bab 394. Puncak Kenikmatan ( khusus 21+ )

Baron menghentikan aksinya saat Tari sudah mencapai puncak kenikmatan. Ia menatap tubuh istrinya yang sudah banjir keringat. Pendingin ruangan di kamarnya tidak bisa mendinginkan gejolak kenikmatan di dalam tubuhnya.Laki-laki itu mengusap lahan gundul sang istri yang sudah sangat basah dengan telapak tangannya. Kemudian, Baron bangun dan segera memasukkan senjatanya yang sudah berdiri tegak, dan siap untuk bertempur.Di masukkannya perlahan ke dalam lubang kenikmatan itu yang membuat sang istri mendesah sambil menengadahkan wajahnya saat senjata tumpul itu masuk dengan sempurna.Keperkasaan sang suami yang begitu besar dan panjang terasa penuh di dalam lubang kenikmatannya.Walau ia sudah pernah melahirkan, tapi lubang kenikmatannya masih terasa kencang karena ia sering melatih otot panggulnya.Ia tidak mau mengecewakan suaminya yang tidak bisa menikmati keperawanannya akibat pergaulan bebas di waktu remaja.Baron menggerakkan pinggulnya ma
Baca selengkapnya

Bab 395. Lakukan Terus ( khusus 21+)

Setelah mencapai puncak kenikmatan, Baron terkapar di samping sang istri yang sedang mengatur napasnya."Sayang, terima kasih atas semua kenikmatan yang telah kamu berikan pada saya." Baron memiringkan tubuhnya menghadap sang istri. Menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantiknya. "Apa kamu menikmatinya?"Pertanyaan konyol yang membuat Tari tersipu malu. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan."Aku sangat menyukainya," ucap Tari sedikit tidak jelas karena ia mengucapkannya sambil menutup rapat wajahnya yang memerah."Kamu bilang apa? Saya tidak mendengarnya." Baron tersenyum sambil menyingkirkan telapak tangan dari wajah sang istri. "Ucapkan sekali lagi!""Aku sangat menyukai permainanmu. Kamu benar-benar tangguh," ucap Tari sembari memejamkan matanya.Baron tersenyum senang mendengar ucapan sang istri. Tanpa ragu-ragu ia langsung melumat bibir ranum istrinya.Tari yang sedang memejamkan mata terkejut dengan serangan da
Baca selengkapnya

Bab 396. Lagi Dan Lagi ( khusus 21+ )

Tari mengangkat kepalanya. Ia duduk di atas tubuh sang suami sambil memasukkan senjata keramat yang begitu besar ke dalam lubang keramatnya."Aaa ...." Tari menengadahkan wajahnya saat senjata itu sudah menusuknya dengan sempurna. Terasa penuh di dalam sana.Ia menggerakkan pinggulnya naik turun dengan pelan karena masih terasa perih akibat permainan yang baru saja ia lakukan."Lebih cepat, Sayang!" titah suaminya yang bangun dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran tempat tidur tanpa melepas sang istri dari penyatuannya.Tari mengikuti arahan sang suami, ia menggerakkan pinggulnya dengan cepat dengan gaya yang berbeda. Keduanya memejamkan mata mengeluarkan desahan-desahan manja. Baron memainkan puncak bukit sang istri yang sudah mengeras. Tari semakin kencang melakukannya saat Baron memilinnya dan sesekali menghisapnya sambil meremas benda kenyal itu."Baron ...." Tari semakin menggila menggerakkan pinggulnya.Baron meremas bemp
Baca selengkapnya

Bab 397. Obok-obok

"Kenapa, Sayang?" Baron bangun dan terduduk, lalu menyingkirkan tangan istrinya yang menutupi lahan gundul itu."Abang mau ngapain? Malu tahu." Tari berusaha menutupnya kembali, tapi tenaga sang suami lebih besar, ia tidak bisa melawannya."Kenapa malu? Tadi 'kan udah saya obok-obok pakai lidah saya," ucap Baron sambil tertawa pelan.Laki-laki perkasa itu mendapat pukulan dari sang istri di bahunya. "Nggak usah diingetin, aku nggak hilang ingatan," ucapnya sembari memonyongkan bibir yang membuat laki-laki itu tidak bisa menahan tawanya karena gemas dengan sang istri.Baron melihat lahan gundul sang istri yang memerah dan terlihat sangat besar di bagian bibir yang memanjang ke bawah itu. 'Kenapa bisa seperti ini? Apa saat melakukannya dia juga kesakitan? Tapi saya lihat dia begitu menikmatinya,' Baron bertanya-tanya dalam hatinya sambil memandang lahan garapannya yang membengkak.'Dia mau ngapain? Apa dia mau melakukannya lagi? Ini aja
Baca selengkapnya

Bab 398. Mandi Bersama

Baron mendekat, lalu membopong sang istri dan membawanya ke kamar mandi."Bang, turunkan aku di situ, aku pengin pipis dulu," pinta Tari sambil menunjuk kloset duduk.Baron pun menurunkan sang istri di sana dan tidak meninggalkan wanita cantik itu, ia terus menggengam jemari lentik istrinya."Abang ke sana aja! Aku malu," usir Tari dengan pelan."Jangan malu! Ayo silakan kalau mau buang air kecil!"Baron tetap bersikeras tidak mau pergi dan terus menggenggam jemari sang istri karena takut istrinya terjatuh.'Ya elah nih laki, perhatian sih perhatian, masa mau pipis aja ditungguin, mana bisa keluar,' gerutu Tari dalam hatinya.Ia pun terpaksa mengizinkan sang suami untuk tetap menemaninya buang air kecil. "Abang ... perih ...," ucap Tari sambil meringis.Tari meremas dengan erat jemari sang suami saat membuang air kecilnya."Sayang." Baron berjongkok di depan sang istri yang sedang meringis, "Kamu kenapa?"Laki-lak
Baca selengkapnya

Bab 399. Sama Gilanya

Tari berteriak saat tangan kiri Baron memilin bukit kembarnya, sementara tangan kanannya merayap masuk ke dalam lubang keramat milik istrinya."Kenapa, Sayang? Apa kamu nggak mau melanjutkannya?" tanya Baron yang seketika menghentikan aksinya saat mendengar teriakan sang istri."Ini nikmat," ucapnya, "Lanjutkan! Kenapa berhenti? Kamu harus tanggung jawab sudah membangkitkan birahiku lagi," ucapnya sambil membalikkan badan.Seringai nakal terlihat jelas di wajah Baron, ia langsung membungkam mulut istrinya dengan bibir tipisnya. Kedua tangannya beraksi untuk memberikan sentuhan-sentuhan kenikmatan yang disukai sang istri. Pertempuran itu terjadi lagi di bawah pancuran shower. Rasa perih yang dirasakannya seolah sembuh ketika tangan suaminya menari-nari di lubang keramatnya.Baron dan Tari melakukannya sambil berdiri di bawah pancuran air yang membuat keduanya semakin gila. Ini adalah pertempuran terpanas yang dilakukan pengantin baru itu.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3839404142
...
61
DMCA.com Protection Status