Home / CEO / Ojol Menantu CEO / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Ojol Menantu CEO: Chapter 201 - Chapter 210

345 Chapters

Luka

“Ati-ati ditolak.” Dia mengerutkan kening. “Tidak ada sejarah Devan di tolak.” Dia terlalu percaya diri. “Aku mau mandi, pakai minyak wangi, bobok biar mimpiin dia.” Sudah gila …. “Stupid!” Dia meninggalkanku yang masih betah berdiri di balkon. POV SHASHA “Aku pulang.” Aku masuk ke dalam rumah hanya ada mama. Sedang papa, sudah pasti tidak akan pulang mala mini. Kakak tiriku Elsa penyebabnya. Dia selalu tidak membiarkan papa pulang. Sebenarnya, sebelumnya baik-baik saja. Aku masih ingat, Kak Elsa adalah kakak yang baik.Jarak usia kami enam tahun. Saat dulu, kakak SMP kelas satu, aku baru masuk SD. Dia selalu ada untukku. Namun, entah kenapa saat mulai menginjak kuliah dia jadi jahat banget. Tepatnya, saat mengetahui bahwa kami bukan saudara kandung. Bahkan dengan mama, dia sduah tidak sayang lagi. “M
Read more

Mau Menungguku?

Tidak sudi aku mengenalnya kembali. mama boleh saja mempertahankannya. Tapi tidak denganku. Aku akan melawannya, hingga dia sadar kesalahannya. Papa dulu sangat baik, dia mencintai kami. Tapi sekarang? Bahkan dia selalu ingkar janji. Aku muak dengannya. Kalau boleh didunia ini menukar darah, aku tidak mengijinkan darahnya mengalir di tubuhku.***Meyyis*** POV SHASHA Pagi ini, aku sudah rapi lebih dini, berharap tidak bertemu dengan papa. Aku benar-benar tidak memaafkannya. Sampai kapan pun tidak akan. Yang menyakiti hati mama, berarti menyakitiku. “Sayang, kamu sudah rapi?” Mama yang masih menghangatkan air untuk membuat kopi, bertanya padaku saat melewati depan dapur. Aku hanya menoleh, di ruang makan ada lelaki yang paling tidak ingin aku temui. Dia melipat koran paginya dan bangkit mencegat langkahku. “Tidak merindukan papa?” Dia merentangkan tangannya. Tidak sudi aku disentuh olehnya. A
Read more

Kamu Bukan Mahadewa

“Ada di perpus. Insiden kecil terjadi di sana.” Aku tersenyum, entah untuk alasan apa. Lelaki ini kini menatapku curiga, dengan sejuta tanya tersirat di matanya. Semoga Devan tidak bilang jika aku bersamanya. Aku tidak tahu, kenapa ada rasa takut jika Davin mengetahui alasan aku menghilang kemanrin. Padahal, Davin bukan siapa pun bagiku, kecuali seseorang yang menguasai pikiran batinku saat ini.    ***Meyyis***   POV SHASHA   Kami sudah selesai memakan bubur ayam itu. Sebenarnya, aku pingin membayar, tapi dia buru-buru menyelonongkan uang kea bang penjual.   “Tunggu aku, ya?” Davin tersenyum dan pergi dari taman itu. Dia terlihat sedikit tergesa-gesa meninggalkan taman itu. Aku tersenyum, lebih baik memainkan ponsel dari pada suntuk. Tidak berapa lama, ada yang datang. Aku mengira dia Davin. Namun setelah diteliti, dia adalah Devan.   “Ngapain kamu?” Aku berbalik, bermaksud
Read more

Apa Yang Kamu Tertawakan?

“Pagi.” Aku membelalakkan mata, Devan kirim pesan padaku? Dari mana juga dia tahu nomor ponselku? Aku tidak membalas.                                                                                     “Kenapa hanya dibaca? Masih ngambek? Pasti baru bangun tidur, ya? Kelihatan dari sini.” Ini orang sotoy banget. Demi Tuhan, dia memang akar masalah dari masalah apa pun. selalu membuat aku jadi pingin, ihhhh. POV SHASHAAku masuk ke kales, dan kali ini sudah terlambat sekitar tiga menit. Guru killer,
Read more

Rani Kepo

“Apa yang kamu tertawakan?” ucap dia. “Tidak ada, apakah kalian ….” “Apa maksudmu? Yang ada dia menyusahkanku. Nggak bisa menata buku, alhasil aku semua dan dia? Dia hanya ngomel mirip burung ciblek.” Davin tertawa lagi. Aku baru melihat dia tertawa begitu. Terlihat sangat tampan. POV SHASHA Aku melihat Davin ikut tertawa. Kata teman-teman, dia sangat jarang tertawa. Tapi kenapa sangat mudah membuatnya tertawa. Plis dong, jangan buat aku kegeeran seperti ini. Apakah aku termasuk orang yang special untuknya?  Entahlah, yang pasti aku merasakan hal yang berbeda jika bersamanya. Tapi, tentu saja tidak berani untuk muluk-muluk sampai menginginkannya. Biarkan saja, rasa ini hanya mengendap.  Karena aku takut, saat dia tahu aku menyukainya, akan ada yang berubah. “Kenapa memandangku begitu? Ada yang aneh? Di makan jangan hanya
Read more

Jatuh Cinta

“Tapi, Sha, kamu kenapa sangat baik, sih? Orang macam dia itu tidak pantas dikasih hati.” Aku hanya tersenyum melihat dia begitu. ***Meyyis*** POV DEVAN Tidak tahu kenapa? Dari sekian banyak cewek, aku hanya menginginkan Shasha. Padahal dia jelas-jelas cewek super jutek. Tapi, setiap kali dia marah, aku malah merasa senang. Hatiku berkata, marahnya memang karena peduli. “Lo kesambet? Sejak kapan jadi melo begitu.” Zefan mendekatiku. Zefan adalah sahabat kami. Sebenarnya, awalnya papa dan papanya Zefan yang bersahabat. Tapi menurun ke kami. “Fan, kalau lo pingin terus deket sama cewek itu, pingin ngelindungi dia, tapi lo jugtru senang kalau dia jutek gitu, artinya kenapa?” Zefan malah tertawa mendengar penuturanku. Sialan dia. Aku ngomong serius malah dianggap bercanda. “Lo mau mati, ngetawain gue?” Zefan memeper
Read more

Ada Apa?

“Heh, bukankah kamu ke UKS? Kenapa masih nongkrong di sini?” Zefan ngapain? Ganggu lamunan gue saja. “Gue lagi melihat pemandangan indah, kalau di UKS terus, malah tambah sakit.” Zefan kebingungan. Dia melihat kanan kiri, mungkin dia bertanya-tanya, apakah pemandangan indah itu? Bodo amat! Dia mengacaukannya. Shasha sudah pergi. Ck, dasar! Aku mengikuti  Langkah dia. Dia mau ke perpus? Ngapain? Sepertinya memang aku tidak salah memilihnya. Dia gadis yang pekerja keras dan sangat peduli dengan membaca. Itu artinya, dia gadis yang pintar. Aku masuk menyelinap di belakangnya. Dia mengambil sebuah buku  yang menurutku sangat bagus. Ilmu Alam? Dia menyukai itu. “Ehem! Ada tugas dari guru?” Dia menoleh. Ya Tuhan, matanya sangat tajam melebihi silet. Boleh nggak mata indah itu sedikit teduh untukku? Aku tersenyum kepadanya. Jangankan membalas, dia malah pergi meninggalkanku. Ya Tuha
Read more

Bad Mood

Mencari arah sumber suara. Shasha? Kenapa dia? Sepertinya aku kenal melodi itu? Melodi music klasik? Tapi apa, ya? Melodi ini sangat sedih dan menyayat hati. Apa sebenarnya yang terjadi dengan dia?  aku seperti ingin ikut masuk dalam kehidupannya. Rasa sakit ini, aku ingin ikut merasakannya, jika ternyata memang benar ungkapan hatinya. Dia menangis? Aku ingin memeluk dan menenangkannya. Tapi … nanti dia malah tambah bad mood lihat aku. ***Meyyis*** POV SHASHA Aku sangat tidak mood hari ini untuk sekolah. Lebih baik ke ruang baca saja. Di sana, bis abaca atau tidur. Saat jam pulang, bisa ikutan pulang. Kenapa selalu ada Devan? Bikin tambah kacau saja. Cowok satu itu selalu membuatku kesal. Aku sudah melihat dia dari jauh, pasti akan mendekatiku.“Ehem! Ada tugas dari guru?” Sok tahu. Aku tidak menanggapi. Hanya menatapnya saja. Bisakah dia mengartikan tatapanku? Kenapa masih saja berada di d
Read more

Cepat Pulang

POV DEVAN Aku tahu emosi Shasha sangat tidak menentu. Dia menggesek biolanya sangat keras sehingga dawainya sampai putus. Kalau gadis lain, mungkin akan menjerit karena jemarinya terluka. Tapi tidak dengan Shasha. Dia hanya meringis sedikit. Aku akan mendekatinya, tapi terlambat. Davin sudah mendekat terlebih dahulu. Sukurlah, lebih baik aku pergi saja. “Hati-hati!” Davin memegang tangannya dan memasukkannya ke mulut. Dadaku semakin bergejolak. Apakah aku cemburu? Tapi Davin memang akrab dengan Shasha dari pertama kali dia datang. Selakanya, Davin belum pernah akrab dengan wanita mana pun. Apakah dia jatuh cinta dengan Shasha? Kalau iya, apakah aku dan dia memang memiliki selera yang sama? Sepertinya, perlu melakukan wawancara kecil. Aku ke belakang sekolah saja. Sepertinya, aliran sungai yang airnya mulai keruh itu, cukup membuatku tenang sejenak. Bayangan Davin dan Shasha terus saja tidak mau lepas dari pik
Read more

Kembar Identik

“Ma, bagaimana papa?” tanyaku. “Sudah lebih baik. Papa mengalami serangan jantung mendadak.” Aku mengerutkan kening. Papa tidak pernah mengeluh apa pun, selain itu dia menerapkan gaya hidup sehat. Pasti ada yang tidak beres. ***Meyyis*** POV Davin Aku mencari Shasha kemana-mana tapi tidak ketemu. Bahkan kata teman satu kelasnya, dia tidak masuk kelas seharian ini. Biasanya, Shasha lebih suka ngadem di perpus sambil baca buku. Ke perpus, tidak ada. Kemana sebenarnya dia. Saat melewati ruang musik, pintu terbuka sedikit. Siapa yang ceroboh membuka ruang musik? Aku membukanya. Membelalakan mata, ketika menyadari ada Shasha yang terluka karena dawai biola. Sebenarnya kenapa bisa terluka? Dawai biola jarang melukai pemakainya. “Hati-hati!” Aku panik. Langsung memasukkan jari yang terluka ke mulut tanpa persetujuannya. Tapi, ini sangat berbahaya, jik
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
35
DMCA.com Protection Status