“Dia yang menciderai pernikahan kita, Bay. Aku berusaha untuk keluarga, tapi dia?” Ajisaka berjalan ke arah kaca yang menampilkan pemandangan elok gedung berbaris di kota megapolitan itu. “Aku mengerti, Ji. Lebih baik, selain membujuk Rara, kamu juga mengintimidasi Sabrina. Sebab kalau tidak, bukan tidak mungkin, usaha mendekati Rara sia-sia.” Bayu menepuk pundak Ajisaka. “Pak, saya butuh tanda tangan Bapak segera.” Ajisaka dan Bayu kompak menoleh. Sejak kapan Rara ada di sana? Ajisaka mengusap wajah dengan kasar. “Oh, iya.” Bayu berjalan meninggalkan meja untuk membubuhkan tanda tangan ke dokumen yang Rara bawa. “Ra, kalian bicara sebentar di sini. Aku akan keluar. Masalah tidak baik berlarut-larut, jangan menduga-duga.” Rara akan menolak, namun Bayu sudah berbalik dan keluar dari ruangan, mengunci pintunya dan membawa kunci ruangan tersebut.
Read more