"Angkat tangan!" Di tengah padatnya pusat Kota Moskow, di atas hamparan tanah rata dan di bawah langit ke-7. Pria antah-berantah, tak tahu kapan dan darimana ia muncul, tiba-tiba menodongkan benda hitam berisi timah panas, atau sebut saja pistol. Dorrr. Suara tembakan terdengar nyaring, memporak-porandakan semua umat. Mereka yang tampak seperti tentara semut dari ketinggian 3000 kaki, berhamburan kesana-kemari. "Aaa … tolong … tolong …." "Ibu …." "Ayah …." Hanya sekali tembakan ke atas sana, para manusia tersebut sudah tak kalap. Tiada seorang pun yang tidak melarikan diri, terkecuali seseorang di balik kamar telepon umum. Di luarnya orang-orang sibuk menyelamatkan jiwa dan raga, tapi ia malah bercanda-tawa bersama suara di seberang sana. "Iya … iya, di depan mataku sedang ada peperangan, Bu," katanya, sambil menghitung setiap detik yang ia habiskan. "Tentu saja ramai, Bu. Suaramu sampai terdengar tidak jelas." 57 … 58 … 59. "Sudah yah, Bu. Koinku hanya cukup untuk satu men
Last Updated : 2020-11-14 Read more