Home / Romansa / My ThesShit (Indonesian) / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of My ThesShit (Indonesian): Chapter 61 - Chapter 70

98 Chapters

61

Seperti acara wisuda pada umumnya. Sebuah gedung besar di pusat kota menjadi tempat langganan kampus Jayden untuk melaksanakan prosesi wisuda.  Aula tempat wisuda berlangsung pun sangat luas dan dihadiri ribuan mahasiswa termasuk dari jurusan-jurusan non Farmasi. Acara itu begitu megah dengan dimulai pembukaan dan pentas seni yang kampus Jayden miliki. Juga penampilan band-band ternama. Tapi puncaknya adalah ketika satu persatu nama wisudawan wisudawati disebutkan. Jayden mendengarkan dengan seksama hingga namanya disebut. Bahkan hingga nama dari jurusan Farmasi disebut tidak ada nama Felicia. Ia pun semakin dibuat heran. "Kemana Felicia?" Bahkan hingga acara berakhir dan seluruh peserta wisuda bubar dan sibuk berfoto di pelataran gedung, Jayden
Read more

62

Menepati janjinya, Jayden kuliah dengan sangat tekun. Jauh lebih rajin dibanding saat kuliah S1 dulu. Tujuannya hanyalah ingin mendapatkan nilai bagus saat lulus nanti ditambah pertemuan dengan Felicia yang sudah ia bayangkan membuat pria itu jauh lebih bersemangat.  Setelah kuliah teori selama enam bulan dan pelaksanaan ujian seperti kuliah biasanya. Jayden pun akhirnya melakukan praktek lapangan. Biasanya setiap bulan tempat praktek akan berpindah. Rumah sakit, apotek dan perusahaan Farmasi. Sampai akhirnya tempat praktikum lapangan terakhirnya, membuat Jayden menyunggingkan senyumannya.  PT. Agra Lestari, Jogjakarta. Ansel yang menyadari keanehan teman praktikum lapangannya itu meski mereka tidak satu kelas dulu saat teori Apoteker merasa
Read more

63

"Ngapain lo?" tanya Ansel saat melihat Jayden sibuk mengotak atik ponselnya sejak mereka masuk ke kamar. Jayden mendesah pelan. "Lo pasti tahu nomor Felicia yang baru kan? Ngaku lo?" tanya Jayden yang berusaha mencari info soal Felicia namun hasilnya nihil. Felicia kan sudah mengganti nomornya sejak pesan terakhir yang dia kirimkan dulu. Ia juga tidak tahu bersama siapa Felicia bekerja di perusahaannya yang sekarang. "Gue gak tau. Lagian besok juga lo ketemu sama dia. Besok kan kita mulai PKPA-nya." "Apa sih? Kalian ngomongin Felicia?" tanya Johan yang tidak tahu banyak soal yang terjadi di antara Jayden, Ansel dan Felicia. Karena ia dan Bina memang baru mengenal mereka dan sebelumnya mereka kuliah S1 Farmasi di kampus yang berbeda dari Jayden dan Ansel. 
Read more

64

Saat pulang, Jayden benar-benar sudah tidak bersemangat. Ia pun memilih berbaring di ranjangnya sembari menatap ke langit-langit kamar. Johan dan Ansel yang baru saja membeli makanan di luar sampai bingung melihat Jayden berbaring dengan wajah kesal. "Kenapa lo?" tanya Ansel yang sebenarnya tidak mau peduli apalagi sejak Jayden tiba-tiba pergi. "Menurut lo, Felicia gampang buka hati lagi gak sih?" tanya Jayden tiba-tiba. Ansel mengerutkan keningnya lalu duduk di kursi dekat ranjang mereka. "Gak sih menurut gue. Apalagi saat dia fokus dalam satu hal, cinta-cintaan mungkin urusan ke sekian buat dia. Makanya gue sempet kaget waktu dia nerima lo." Jayden tersenyum miring. "Itu karena pesona gue le
Read more

65

"Gue gak mimpi kan?" tanya Felicia sembari mencubit lengan Tere yang sudah mengernyit menahan sakit.Tere langsung menabok tangan Felicia sampai cubitan gadis itu lepas dari lengan berlemaknya. "Cubit tangan lo sendiri apa."Felicia hanya tersenyum geli. "Lupa, Re. Lagian itu." Ia menunjuk Jayden yang berjalan ke arahnya dengan senyum yang tidak dapat Felicia artikan."Hai, sayang. Udah lama kita gak ketemu ya?" tanya Jayden sembari menyandarkan punggungnya ke dinding dan menatap Felicia dengan alis yang dinaik-naikkan."L-lo kok di sini?" tanya Felicia yang terlihat gugup. "Ngapain lo di sini?"Tere yang berada di antara Felicia dan Jayden pun memilih diam."Jodoh gak kemana ya, Fel. Kita malah ketemu lagi tanpa gue mencari lo. Sepertinya Tuhan baik banget sama gue," ucap Jayden masih dengan senyum misteriusnya.Felicia menggenggam erat nampan yang dipega
Read more

66

Tak lama, Jayden membawa Felicia ke salah satu restoran di Jalan Malioboro. Mereka pun memilih tempat di luar ruangan agar bisa menikmati udara malam Jogjakarta.  Setelah memesan makanannya, Felicia dan Jayden banyak diam. Meski sejak Felicia naik ke motor yang Jayden pinjam dari Ibu pemilik kontrakan tempatnya tinggal sampai sekarang tetap diam. Seakan enggan mengajak Jayden berbicara seperti dulu. "Maaf," ucap Jayden sembari menatap Felicia dengan serius. "Maaf untuk?" tanya Felicia yang menatap balik Jayden. "Bikin lo salah paham." Felicia mengerutkan keningnya. Jantungnya berdegup tidak karuan saat menatap Jayden sedekat ini, seperti dulu saat mereka masih sering bersama. 
Read more

67

Tidak terasa sudah empat minggu Jayden dan teman-temannya melakukan PKPA di PT. Agra Lestari. Dan selama itu pula Jayden selalu menemui Felicia saat makan siang bahkan hingga sore sampai malam. Seakan mereka sedang menebus pertemuan mereka yang sempat terhambat hampir satu tahun lamanya. Mereka saling melepas rasa rindu yang tidak ada habisnya. Bahkan setelah ini, Felicia dan Jayden harus kembali menjalankan hubungan jarak jauh selagi Jayden menyelesaikan laporan dan ujian-ujiannya sembari menunggu upacara sumpah apotekernya. Setidaknya mereka harus menahan rindu lagi selama dua bulan. "Jadi, tiga hari lagi lo balik ke Jakarta?" tanya Felicia dengan mata berkaca-kaca. Jayden langsung menarik gadis itu ke dalam pelukannya. "Iya. Kenapa? Kangen ya?" Felicia mencebikkan bibirnya dengan kesal. "Udah tahu pake nan
Read more

68

Malamnya Jayden dan Felicia sudah berada di dalam kamar. Mereka pun hanya bersandar di ranjang sembari menonton TV. Mereka sama-sama berada di dalam selimut demi mencari kehangatan. Jayden menoleh ke Felicia yang tampak mengantuk. Rasanya ia tidak ingin pergi lagi dari gadis ini. Tapi mereka malah harus menjalani hubungan jarak jauh yang sebenarnya, karena hubungan mereka sudah membaik. Kesalah pahaman yang memisahkan mereka telah terselesaikan meski jarak masih tetap ada. "Nanti lo bakal kangen sama gue gak?" tanyanya membuat Felicia menoleh ke arahnya. "Iyalah! Menurut lo aja. Masa gue gak kangen?" Felicia memicingkan matanya. "Atau lo yang gak kangen ya sama gue? Lo kan udah terbiasa tanpa gue." "Lo yang harus terbiasa tanpa gue. Kita kan nanti bakal jauh," ucap Jayden dengan senyum kecilnya.
Read more

69

"Diem aja lo kayak ayam tiren," ledek Ansel yang melihat Jayden menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong. Berbeda sekali dengan saat pertama pria itu menuju Yogyakarta, senyumnya yang tidak pernah lepas karena ingin segera bertemu Felicia. "Gue kok ngerasa jauh banget sama Felicia ya," ucap Jayden tanpa menatap ke arah Ansel. "Lebay lo kayak ABG labil," cibir Ansel lagi tapi tidak Jayden tanggapi. Pria yang duduk tepat di depan Ansel itu terlihat seperti memiliki dunianya sendiri. "Jayden kenapa?" bisik Kayla yang duduk di samping Ansel. Karena biasanya Jayden banyak bicara. Tapi kali ini pria itu lebih banyak diam. "Galau dia baru LDR-an lagi," ucap Ansel yang tidak terlalu ambil pusing. 
Read more

70

Sampai jam tiga dini hari, keadaan Jayden tidak menunjukkan peningkatan. Melisa dan Jordan tampak frustasi melihat keadaan anak mereka yang begitu memilukan. Bahkan Gladys yang juga menemani Om dan Tantenya itu terus menangis di samping Jayden. Mereka merasa sangat kehilangan."Kita harus segera membawanya ke Singapore. Di sana Jayden bisa mendapat penanganan yang lebih baik lagi," ucap Glen yang lebih bisa mengontrol emosinya. Karena ia memang sudah sering mengalami hal seperti ini, melihat keluarga pasien yang menangis pilu
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status