Home / Romansa / My ThesShit (Indonesian) / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of My ThesShit (Indonesian): Chapter 1 - Chapter 10

98 Chapters

Prolog

Tahun terakhir di kampus...Akhirnya Felicia kembali demi menyelesaikan kuliahnya. Setelah cuti satu semester alias setengah tahun untuk yang kedua kalinya karena harus mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk membayar tunggakan semesternya. Mahasiswi tua?Mahasiswi abadi? Si mahasiswi bodoh?Felicia sering mendengar bisikan itu disekitarnya. Apalagi ketika dosen menyebutkan namanya saat absen paling pertama, padahal abjad namanya bukan dari A. Membuat semua orang tau dia lebih tua dari angkatan itu. Malu? Tidak. Gengsi? Tidak. Toh mereka tidak akan membayarkan tunggakan semesternya. Demi menyelesaikan kuliahnya dan mendapat gelar, Felicia mengesampingkan semua hinaan itu. Baginya tidak terlalu penting, toh semua itu tidak benar. Apalagi soal mahasiswi bodoh, mereka tidak tau saja IPKnya diatas 3,5. Yang sebenarnya bisa menutup mulut-mulut nyinyir itu.
Read more

1

Felicia memperhatikan gedung kampusnya yang memiliki empat lantai ditambah satu gedung lagi khusus laboratorium dan penelitian. Ini adalah salah satu kampus swasta jurusan farmasi di Ibukota. Setelah cuti untuk kedua kalinya, Felicia akhirnya bisa membayar tunggakan untuk melanjutkan semester akhirnya. Walau di akhir semester ini ia masih harus mengambil beberapa mata kuliah yang belum sempat ia ambil dulu. Padahal selama tidak cuti gadis itu selalu mengambil mata kuliah yang banyak demi mencicil agar saat cuti nanti tidak terlalu banyak ketinggalan. Nyatanya tetap masih ada mata kuliah yang harus Felicia ambil di semester delapan ini. Selain sidang seminar proposal, penelitian dan skripsi. Harusnya saat semester akhir memang lebih santai, eh gak deh. Sibuk juga cuma sibuk karena penelitian dan skripsi aja. Harusnya udah gak disibukkan dengan mengambil mata kuliah. Mungkin agak keteteran nanti apalagi Felicia juga
Read more

2

"Tuh kan bener." Gumam Felicia pelan saat melihat papan tulis didepannya yang sudah siap menulis kelompok-kelompok untuk membuat proposal wirausaha yang berkaitan dengam bidang farmasi. Beberapa mahasiswa sudah menulis nama disana. Karena hanya proposal biasa tanpa di realisasikan, setiap kelompok hanya boleh berisi dua orang mahasiswa. Katanya sih biar semuanya kerja jadi gak ada tuh yang terima jadi atau asal bayar printannya.Felicia menelan ludahnya sendiri, memperhatikan sekitarnya yang hampir semuanya sudah mengisi nama di papan tulis. Sekilas ia melihat Jayden meliriknya tapi tak ia gubris. Masa iya hampir semua mata kuliah yang ia ambil semenjak selesai cuti pertama kali harus selalu berhubungan dengan pria itu. Ya walaupun Jayden mahasiswa, tapi dia termasuk mahasiswa yang rajin. Tapi dia suka ngejar target banget jadi suka bikin Felicia merasa diburu-buru. Padahal Felicia tipe mahasiswi yang suka ngumpulin tugas ngepas ke deadline.&n
Read more

3

Felicia melirik jam tangannya kemudian menghela nafas menyadari ini sudah tiga puluh menit ia menunggu didepan ruangan Bu Dinda yang berada di lantai dua laboratorium, dekat lab farmakologi. Karena bidang dosen itu memang tentang farmakologi. Beberapa mahasiswa lain yang tengah melakukan penelitian melewatinya dengan membawa berbagai alat dan hewan penelitian. Ada yang membawa organ- organ hewan, alat-alat dari gelas kaca mau pun sebuah baki berisi hewan penelitian yang masih hidup. Tentu baunya gak karuan. Felicia sampai mual. Padahal di lantai satu tidak terlalu tercium baunya tapi disini... astaga."Eh, Felicia ya?" Tanya dosen berkacamata dengan tubuh tinggi semampai itu. Dosen muda itu pun tersenyum pada Felicia yang duduk di kursi panjang depan lab farmakologi. Gadis itu langsung bangun dan menyalaminya." Maaf ya tadi makan siang dulu," ucapnya yang kemudian masuk ke ruangannya setelah membuka pintu dengan kunci yang dipegangnya lebih dahulu." Ayo
Read more

4

Usai bekerja di cafe, Felicia kembali ke rumahnya dengan menggunakan bus transjakarta yang kebetulan haltenya tak jauh dari lokasi cafe Matching Point. Cafe tempatnya bekerja setiap selesai jam kuliah. Felicia langsung masuk ke dalam bus yang membawanya menuju rumahnya. Lumayan jauh memang dari halte bus ke rumahnya, sekitar dua ratus meter. Tapi transportasi ini adalah yang termurah. Sehingga ia bisa irit ongkos.Sekitar 30 menit kemudian, Felicia sampai di halte bus terdekat dengan rumahnya. Ia pun turun dari sana dan keluar setelah tap kartu di pintu otomatis. Langkah kaki jenjangnya dengan santai berjalan menyusuri jalan besar lalu masuk ke sebuah gang. Tak jauh dari jalan masuk gang, di sebelah kanan terdapat gerbang kecil yang didalamnya sebuah bangunan kecil berdiri disana. Dengan dikelilingi pagar tanaman lalu beberapa pohon di sekelilingnya, seperti mengasingkan rumah itu dari keramaian. Walaupun rumah tetangga mereka cukup dekat, han
Read more

5

"Lah? Jayden? Lo ngapain disini?" tanya Felicia dengan alis tertaut. Ia baru saja akan selesai shift kerja tapi tiba- tiba rekannya meminta tolong untuk melayani pelanggan yang baru datang karena dia sedang melayani pelanggan lain. Siang itu kafe memang cukup ramai. Apalagi di weekend seperti ini. "Mau ngajak lo makan siang. Sini sini," Jayden malah menepuk- nepuk kursi kosong disampingnya.Felicia memutar bola matanya dengan malas, "gue serius. Gue mau balik nih mau ke kampus." "Ngapain? Kan sabtu sekarang." Jayden mengingat- ingat hari apa sekarang. Iya sabtu. Ia tak salah ingat. Tapi memang sih sabtu pun kampus tetap ramai. Ada beberapa mata kuliah dan beberapa praktikum yang membludak jadwalnya jika di weekday." Ke perpus. Ngerjain tugas proposal sama nyari materi penelitian," balas Felicia ogah- ogahan. "Yaudah yuk bareng gue." "Trus lo gak jadi pesen apa- apa
Read more

6

"Lah? Jayden? Lo ngapain di sini?" tanya Felicia dengan alis tertaut. Ia baru saja akan selesai shift kerja tapi tiba- tiba rekannya meminta tolong untuk melayani pelanggan yang baru datang karena dia sedang melayani pelanggan lain. Siang itu kafe memang cukup ramai. Apalagi di weekend seperti ini."Mau ngajak lo makan siang. Sini sini," Jayden malah menepuk- nepuk kursi kosong disampingnya.
Read more

7

Felicia merenggangkan tangannya begitu selesai menyalin materi ke laptopnya dan beberapa yang belum ia rangkum, ia foto dengan ponselnya. Agar tidak perlu bolak- balik ke perpustakaan lagi. Apalagi kesempatannya ke perpustakaan dengan banyak waktu hanya di weekend. Gadis itu pun melirik pekerjaan Jayden yang sedang merangkum jurnal- jurnal yang telah pria itu prin."Udah selesai?" tanya Felicia sambil menutup laptopnya.
Read more

8

Felicia baru akan masuk kelas manajemen Farmasi ketika melihat sosok Jayden yang tengah berkumpul dengan para mahasiswi dan beberapa mahasiswa di belakang asik mengobrolkan sesuatu yang tak ia mengerti. Pria itu memang sangat mudah bergaul dengan siapa saja. Tidak seperti dirinya yang lebih sering menarik diri dibanding mencoba berbaur. Felicia hanya lelah berpura- pura jika mereka menyukainya sebagai teman mengobrol. Padahal mereka suka membicarakannya dari belakang. Tentu ia tau dan memiliki telinga yang masih bekerja dengan baik. Meski hanya bisikan, tapi ia sering mendengar orang- orang yang membicarakannya. Terutama soal perkuliahannya.
Read more

9

Felicia melirik ponselnya yang bergetar di saku seragam kerjanya. Ternyata ia sudah dimasukkan ke grup penelitian oleh Jayden. Tampak ada beberapa anggota lain dalam grup selain Jayden dan Harumi, yang Felicia tebak adalah kelompok proyek pembuatan ekstrak. Karena untuk bagian kelompok Felicia adalah khusus farmakologinya. Agar tugas dan skripsinya tidak terlalu banyak yang dibahas. Juga untuk pengerjaan bisa lebih singkat dan cepat jika dikerjakan banyak orang. Lagipula katanya untuk ekstrak akan dibuat dalam jangka waktu satu bulan lagi. Sementara seminar proposal masih sekitar tiga bulan lagi. Jadi sambil menunggu seminar proposal, ia dan yang lain bisa membuat ekstraknya dulu. Setelah seminar proposal selesai, bisa dilanjut ke uji farmakologinya. Mungkin
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status