"Kak Jack, Kak Diko," sapa Yogi dengan ceria. "Eh Yogi," jawab Diko.Jack mengangguk, menandakan salamnya.Fiona agak terkejut, lalu menoleh ke remaja itu. Mereka saling kenal?Diko menjelaskan, "Keluarga Saputra, Kusanda, Pangestu termasuk keluarga lama di Kota Liha, makanya kami saling kenal."Fiona mengangguk paham. Ternyata perkumpulan anak-anak keluarga kaya, pantas saja berani mengebut di parkiran dengan mobil mewah.Melihat ekspresi Fiona, Yogi sepertinya teringat insiden di parkiran dan buru-buru ingin menghentikan pikiran buruknya, suaranya terdengar merajuk,"Kakak."Panggilan kakak itu membuat semua orang di sana terdiam.Cintya yang terus terlihat seperti orang tak terlihat di pinggiran suasana, tidak terima dirinya diabaikan.Dia melangkah kecil ke depan, mendekatkan diri ke Jack, sehingga tampak seperti saat Jack menggendongnya.Dia mendongak, menatap Jack dengan penuh perasaan dan tersenyum penuh kemenangan.“Kemarin baru saja keluar dari rumah sakit, Jack khawatir aku
Sosok Jack yang tinggi berdiri dengan santai di tepi pantai, ekspresinya terlihat acuh tak acuh.Dari sudut pandang yang tak terlihat oleh Kakek Hardi, matanya tertuju pada Fiona, sedikit mengejek dan penuh ketidakpercayaan.Jack tidak berniat menjelekkan kemampuan melukis Fiona. Dirinya jarang sekali melihatnya melukis saat di vila.Jack tak ingin menghancurkan antusias Kakek Hardi.Fiona memang bisa melukis dan bersekolah di sekolah seni terbaik di Kota Liha.Namun menurut Jack, itu sama sekali bukan sebuah bakat atau keunggulan.Dia memasuki sekolah itu bukan karena kemampuannya, melainkan berkat uang yang dikeluarkan Jack.Namun, Fiona memang pandai menari, bahkan berhasil mengejutkan Jack baru saja.Namun, melukis dan menari jelas berbeda.Fiona, bukanlah seorang pelukis!Jack meyakinkan dirinya dalam hati.Tatapan Fiona bertemu dengan Jack.Jack menyipitkan matanya, terlihat sinar penuh cemoohan, seolah sedang menantikan bagaimana Fiona mempertahankan karakter pelukisnya.Tatapan
Saat itu, dia sudah berselingkuh dengan pria lain?!Mendengar ucapan Kakek Hardi, Fiona merasa sedikit bingung. Dengan kepekaannya, dia menyadari ada sesuatu yang aneh.Apa yang sedang dilakukan Kakek Hardi?Beliau mau menjodohkan dirinya dengan Jack?Membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik. Fiona pun mencari alasan untuk pamit dan segera pergi.Lagipula, masih ada urusan yang ingin dia selesaikan dengan Susan!“Kakek Hardi, masih ada urusan lain yang harus kuselesaikan. Maaf mengganggu waktumu, aku pamit dulu ya,” ujar Jack dengan sopan setelah Fiona meninggalkan tempat itu.Kakek Hardi tertawa, melambaikan tangannya seolah menyuruhnya untuk segera mengejar Fiona. “Anak muda memang sebaiknya bermain dan bersenang-senang. Nggak seperti diriku yang sudah tua, ingin ikut bermain saja rasanya sudah nggak sanggup.”Jack mengangguk sopan dan berpamitan dengan Kakek Hardi, lalu meninggalkan pantai.Di salah satu koridor, Jack mempercepat langkahnya untuk mengejar Fiona. Dia menahan pe
Yogi menarik lengan Jack dengan kuat, lalu melepaskan pergelangan tangan Fiona dari genggamannya.Jack tampak terpana, tidak berusaha melawan Yogi, malah mengendurkan cengeramannya.Yogi segera menarik Fiona ke belakangnya, berdiri di antara mereka dan melindungi Fiona.Mengganggu?Padahal Fiona yang memukulnya duluan, siapa yang sebenarnya diganggu?Dan lagi, memangnya ini termasuk mengganggu?Bagaimana dengan dulu saat Fiona berbaring di bawahnya, saat dia mencintainya dengan sepenuh hati dan terkadang kekuatannya lebih besar. Apakah itu dianggap mengganggu juga?Ketika Fiona mencakar punggungnya sampai berbekas, apakah itu juga mengganggu?Sekarang, Fiona diam saja dan dengan wajah tampak menderita, bersembunyi di balik Yogi, apa maksudnya?Apakah mereka berdua sudah punya hubungan spesial juga?Untuk pertama kalinya, Jack menyadari bahwa ternyata Fiona cukup pandai berakting sebagai perempuan lemah yang tampak tertindas dan terluka.Bersembunyi di belakang Yogi dengan ekspresi sepe
Meskipun jasnya basah kuyup, warnanya yang gelap masih cukup menutupi dengan baik.“Uhuk … uhuk … “ Fiona tersedak air kolam, wajahnya memerah dan terus batuk dengan keras.Yogi terus-menerus menepuk punggung Fiona, membantu mengeluarkan air dari hidungnya yang tertelan.“Aku bawa kakak ke kamar saja, kakak bisa langsung mandi air hangat dan ganti baju,” ujar Yogi setelah melihat Fiona mulai sedikit tenang.“Iya … “ Setelah tersedak air, Fiona batuk hebat dan suaranya sedikit serak.Pelayan yang tadi menariknya juga sudah berenang ke tepi kolam renang, membungkuk berulang kali sambil meminta maaf, “Maaf … maaf … aku nggak melihat jalan, aku … aku akan ganti biaya gaunnya.”Pelayan itu tak tahu kalau pergelangan tangan Fiona terluka.“Aku mohon jangan laporkan, kalau nggak aku akan dimarahi pimpinan … “ lanjut pelayan itu dengan cemas, dia terus membungkuk minta maaf.Fiona menggenggam erat jas pria yang menutupi tubuhnya. Pergelangan tangan yang awalnya tak terlalu parah, kini mulai te
Dengan lengan yang mengait di tangan Jack, Cintya meninggalkan area kolam renang dengan langkah ringan dan senyuman lebar. Dia tampak sangat senang.Gosip pun menyebar dengan cepat.Begitu sampai di telinga Keluarga Pangestu, nama Fiona sebagai seorang penggoda tak mungkin akan diterima masuk ke Keluarga Pangestu.Fiona hanya ditakdirkan menjadi simpanan gelap yang tak layak dilihat publik.*Di lorong menuju kamar, Fiona berjalan berdampingan dengan Yogi.“Terima kasih banyak soal tadi!” Fiona mengucapkan terima kasihnya yang tulus. Sejak mengalami kecelakaan, dirinya jadi takut pada air.Rasa sesak yang muncul ketika jatuh ke kolam sangat menakutkan.Selain itu, dia tak menyangka bahwa Keluarga Pangestu adalah investor utama di tempat ini.“Soal pelayan tadi … “Fiona tidak tahu apa-apa tentang transaksi antara pelayan itu dengan Cintya, hanya mengira ini adalah insiden sial biasa.Dia masih ingin membela pelayan itu.“Pelayan itu pasti harus dipecat,” ujar Yogi menyela, lalu melanju
Jack berjalan pergi dengan marah.Fiona, kamu memang luar biasa!Bisa berhubungan dengan pria lain tanpa rasa malu. Masih bisa menunjukkan sikap angkuh di depan dirinya, tetapi malah memanjat ke ranjang pria lain di belakang!Apa Fiona tak bisa hidup tanpa pria?Jack merasa frustasi dan merenggangkan kerah bajunya.Dengan langkah cepat, dia melangkah pergi dan saat tiba di tikungan, dia bertabrakan dengan seorang wanita seksi yang ebrpakaian menggoda.Wanita itu terkejut dan dalam hati mengutuk siapa yang tidak melihat jalan?Baru saja hendak membentak, melihat wajah pria di depannya, wajahnya langsung memerah.Dia baru saja melihat Jack di tepi kolam renang dan mengenali identitasnya sebagai direktur Grup Boganda, hanya saja tadi ada wanita lain di sampingnya.Direktur Grup Boganda jauh lebih baik dibandingkan dengan pria-pria lain di vila.“Aduh maaf, aku nggak melihat jalan dan menabrakmu!” ucap wanita itu dengan nada manja.Tatapannya menyusuri wajah Jack hingga ke lehernya, meliha
“Hm,” jawab Diko sambil mengangguk tanpa reaksi berlebihan, dia tidak terpancing dengan gaya Cintya.Mereka berdua memang tidak begitu akrab satu sama lain.Dalam keheningan, mereka berjalan berdampingan, menyusuri karpet tebal di lorong yang meredam suara langkah kaki. Suasana menjadi agak canggung.Diko yang pertama memecah keheningan.“Bagaimana kondisi tubuhmu sekarang? Kamu terlihat agak lemas dan ada sedikit keringat di dahimu. Sebaiknya kamu banyak istirahat dan memperhatikan asupan nutrisi hingga benar-benar pulih.”Meski tidak terlalu suka dengan Cintya, Diko tahu jelas bahwa Cintya adalah kekasih kesayangan Jack.Jika terjadi sesuatu pada Cintya, Jack pasti akan menyalahkannya sebagai kepala rumah sakit.Pada akhirnya, dirinya yang harus bekerja lembur.Jack memang selalu begitu, terutama saat menyangkut wanita yang disayangi. Tak pernah masuk akal dan selalu memanjakan tanpa batas.Dia hanya berharap Cintya bisa lebih bijak, tidak terus-menerus melemahkan tubuhnya sendiri.S