Share

Chapter. 4.Sisi lain aksa

setelah mengobrol dengan eca tadi, jani jadi negatif thinking deh. masa iya sih orang tua bisa punya segede ini udah gitu nggak ada anak atau istri. sayang nya di rumah majikan nya ini tidak ada foto satu pun untuk jani mengorek informasi.

tanya pak udin juga seperti nya tidak mungkin, pak udin seperti nya sangat menjaga rahasia tuan nya itu.

"ah bodo amat lah. yang penting selama kerja di sini aku nggak nyuri juga" ucapnya jani yang kini tengah berada di kasur tidurnya.

memang hari sudah malam, seperti biasa jani di rumah sebesar ini sendirian sudah begitu kamarnya yang berada di belakang cukup membuat nya waspada.

"kangen ibu, lagi ngapain yah? " mau telfon tapi ke siapa ibu kan nggak punya HP" sedih jani.

memang ibunya tidak punya saudara sama sekali di kampung . tetangga nya pun di kampung lumayan tidak peduli dengan keluarga nya. malang nya nasibnya.

ponsel milik jani pun hanya ponsel biasa. jadul istilahnya hanya tombol dimana-mana. itu pun jani sudah sangat bersyukur, dia masih ada alat buat komunikasi dengan ibu nya.

"apa telfon ujang saja yah. tapi sudah malam juga ibu pasti sudah tidur"

ujang merupakan teman nya di masa sma. setahunya pria itu masih dikampung tidak merantau. dia sibuk ngurusin ladang peninggalan milik bapaknya.

"coba aku SMS saja dulu yah. " pikir jani. jani pun mencoba mengirim pesan singkat ke ujang.

jani:

|| assalamu'alaikum jang,kamu masih di kampung ta? " ||

setelah menunggu hampir enam menit barulah ada balasan dari pria itu.

ujang:

|| wa'alaikumsallam jan, maaf ya tadi HP nya aku silent. masih di kampung.||

|| kenapa memang? ||

jani yang sudah melihat pesan ujang bergegas membalas.

jani :

|| syukurlah. aku kira kamu merantau||

|| begini besok rencana nya aku mau telfon ibu. tapi bingung mau telfon ke siapa. kalo kamu nggak sibuk boleh minta tolong? ||

ujang :

|| oh kamu mau telfon ibu. besok kamu telfon aku saja nanti aku kerumah mu||

jani :

|| Terima kasih jang, iya besok aku kabari lagi ya||

obrolan itu pun berakhir setelah jani di beritahu bahwa besok jam 10.00 ujang baru selesai di ladang. jadi jani bisa berbicara dengan ibunya sepuasnya, mungkin majikan nya belum pulang.

sementara itu di sebuah villa di daerah bandung Aksa, pria itu tengah menginap di villa tersebut. setelah mengurus bisnis teh miliknya di daerah bandung.

memang selain menjadi seorang Jaksa, Aksa juga seorang pebisnis . usaha nya lebih ke sektor pertanian dan perternakan.

lahan kebun nya dimana-mana dengan varietas tanaman yang beragam. ada kopi coklat seluas 100 hektare di daerah semarang , 100 hektare kebun teh di bandung dan masih banyak lagi di daerah lain nya yang di tanami berbagai buah-buahan dan sayuran segar.

belum juga dari sektor perternakan yang dia kelola. ada peternakan sapi dan ikan di daerah bandung juga .

sebelumnya dia sudah cuti dari pekerjaan nya menjadi Jaksa. memang dia tidak lah menangani berbagai macam kasus. hanya kasus perceraian dan kejahatan kriminal tingkat menengah.

saat ini pria itu tengah mengobrol dengan seorang wanita di seberang telefon.

" iya ma, nanti kalo kerjaan Aksa sudah selesai nanti Aksa berkunjung"

"beneran loh ya sa. jangan mangkir aja kamu kalo di suruh datang" ucap seorang wanita yang terdengar jelas di seberang telfon. mama rita namanya.

"lagian Aksa malas yang dibahas nikah mulu"

" ya emang kamu nggak mau nikah apa? nikah itu enak kamu butuh apa-apa ada yang layani. nggak kasian apa tuj sama burung mu sa. heran mama nih" kesal mama rita dari seberang telfon.

yang kaya gini nih yang malas buat dirinya pulang ke rumah orang tuanya. nggak orang tua maupun teman selalu saja menyudutkan nya biar cepat nikah. dirinya aja juga bosan kali kalo di tanya kesendirian, tapi mau gimana lagi jodohnya aja belum muncul.

"udah lah ma orang jodohnya aja belum muncul" ucap Aksa sekenanya.

"loh itu sih kamu yang palah-pilih. itu jesika udah kaya model kamu tolak. jangan gitu lah kasian anak gadis orang sa" ucap mamanya lagi.

"Aksa diam aja loh. dia nya aja yang ngrasa Aksa jahat "

" emang kamu cari yang kaya gimana sih sa? " tanya mamanya.

rita sebagai ibu tentu merasa sangat kesal apa lagi dia ini juga capek cari calon istri buat anaknya semua dia hempaskan begitu saja. giliran ada yang bertahan ternyata sifatnya nggak berubah. ganteng iya kaya iya cari istri aja big zero.

" cari yang montok" jawab Aksa asal.

"terserah kamu lah sa, mama capek. " ucap mama rita akhirnya

"lah apa kabar sama Aksa yang ditanyain kaya gitu mulu? " ucap aksal sebal.

"udah deh mah aku mau lanjut kerja. mama istirahat " ucap Aksa, telefon pun di tutup.

"hah" Aksa menghela nafas bukan perkara yang sulit sebenarnya untuk dirinya mencari istri. banyak wanita yang selalu menghampiri nya bahkan terang-terangan mengoda dirinya. tapi Aksa tetap lah Aksa yang sulit tertarik dengan perempuan.

trauma berat di masa lalu jadi pemicu nya hingga kini. memang terdengar sepele jika di selingkuhi, tapi tidak bagi Aksa dia sangat benci akan sebuah perselingkuhan dan kebohongan.

dia tidak lah menjudge bahwa semua perempuan sama. hanya saja menata hati yang telah hancur berkeping-keping sangat lah sulit. seperti sebuah gelas kaca yang pecah mungkin saja bisa di sambung kembali, namun bekas nya masih akan tetap ada.

begitulah hati Aksa. sekeras apa pun dia mencoba jika hatinya masih memiliki belang sulit baginya untuk memulai hal yang baru. terlebih wanita itu sudah bahagia dengan selingkuhan nya yang sekarang. berbeda dengan dirinya yang masih terjebak dengan retak nya hati.

tapi bagaimana pun dia harus bisa melangkah maju . dia tidak mungkin terus-terusan seperti ini.

"semangat sa banyak perempuan di luaran sana " ucap Aksa menyemangati dirinya.

pria itu pun melangkahkan kakinya kembali menuju ke dalam. melanjutkan sisa pekerjaan yang belum dia cek akhir-akhir ini. banyak pekerjaan yang menumpuk akibat terkendala nya waktu.

seperti nya dia sudah harus mencari asisten agar bisa membantunya dalam bekerja, agar tidak memakan waktu banyak.

"akhirnya selesai juga. tidur ah. " ucap Aksa setelah merapikan semua pekerjaan dan mematikan laptopnya.

Aksa pun menarik selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya.

udara di villa ini cukup membuatnya kedinginan. hawa dingin di malam hari lebih dingin dari paginya.

"ah kapan gue punya istri enak kali kalo dingin gini" ucap Aksa. dasar bujang tua akhirnya sadar juga, tenang Aksa nanti othor carikan jodoh wkwk

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status