"Ibu aku pamit pulang dulu"kata seorang gadis sambil berjalan keluar dari toko yang memberinya kehidupan baginya karena dari dia berkerja di toko ini gadis itu bisa makan dan bersekolah.
"Iya hati-hati di jalan,langsung pulang ya jangan kelayapan kemana-mana" kata ibu pemilik toko itu.Yah,pemilik toko itu sudah menganggap gadis itu seperti anaknya sendiri.
"Iya-iya,gak kelayapan kok langsung pulang"kata gadis itu sambil tersenyum manis.
"Ibu suruh dimas nganterin kamu ya? Ibu takut ada apa-apa dijalan"
"Gak usah bu kasihan bang dimas nanti kecapekan,aku bisa jaga diri kok"
"Yakin gak mau? Udah malem ini kalau terjadi apa-apa sama kamu ibu juga yang khawatir"
"Keyra yakin kok bu,ibu tenang aja percaya sama keyra,keyra pamit ya bu"kata gadis yang ternyata bernama keyra.
"Ya udah,hati-hati dijalan ya,kalau sudah sampai kabarin ibu"
"Iya,keyra pulang dulu,ibu jangan lupa istirahat”kata keyra dan berjalan menjauh dari toko.
Keyra tinggal dikontrakan yang cukup jauh dari tempatnya berkerja,saat ini dia sedang berjalan kaki menuju kotrakan.Biasanya dia naik bus tapi karna sekarang sudah jam 10.02 malam jadi dia harus jalan kaki menuju kontrakannya karena tidak mungkin jam segini masih ada angkutan umum lewat bukan.
Keyra mengambil jalan pintas agar cepat sampai di kotrakan dan tidur.Jalan pintasnya itu melewati lorong gelap.Saat memasuki lorong itu tidak ada hal-hal aneh yang dialami keyra tapi saat dia sampai di pertengahan lorong ada suara yang meminta pertolongan.
<Keyla POV>
Hay,nama gue keyra saputri bisa dipanggil keyra atau putri.Gue tinggal di sebuah kontrakan sendiri.Sebenarnya dulu gue gak tinggal sendiri,dulu gue tinggal bersama nenek tapi sekarang nenek udah meninggal beberapa bulan yang lalu jadi gue harus tinggal sendiri dikontrakan.
Sekarang ini gue duduk dibangku Smk kelas 12 semester akhir.Gue gak sabar buat cepet lulus biar bisa dapat perkerjaan yang lebih baik dari sekarang.Bukannya gue gak bersyukur dengan pekerjaan yang sekarang tapi siapa sih yang gak mau mendapatkan perkerjaan yang lebih baik? Pasti semua orang maukan?.
Saat ini gue sedang berjalan pulang sendiri,tadi sudah ditawari bu asri pemilik toko buat dianterin sampe kontrakan sama anaknya tapi gue gak enak ngerepotin bu asri terus.
Gue ngambil jalan pintas biar cepat sampai dikontrakan.Kalau udah sampai di kontrakan gue bisa langsung tidur biar gak ngantuk di kelas.
Waktu gue memasuki lorong gak ada hal yang aneh dan gue berjalan biasa tapi saat gue berarda di pertengahan lorong ada suara meminta tolong.
"T-tolong"
"Siapa di sana?"kata gue sambil melihat keadaan sekitar dengan waspada.
Beberapa saat gue diam tapi gak ada yang menyahuti ucapan gue jadi gue putusin lanjut jalan tanpa menghiraukan suara tadi.Tapi barus jalan tiga langkah suara itu terdengar lagi.
"Tt-tolong a-ku"
"Dari mana suara itu?"kata gue dan mencari suara itu.
"Akhh,t-tolong s-siapa pun tt-tolong aku”dari nadanya terdengar dia sedang kesakitan? Apa yang terjadi dengan orang itu? Gue putusin buat ngikutin arah suara tadi.
Gue berjalan dengan hati-hati karena disini sangat minim cahaya.Waktu kaki gue mau berbelok untuk cari asal suara tadi,gue buat terkejut dengan apa yang ada di depan sana.Di....di depan sekarang terjadi pembunuhan, korbannya sudah tak berdaya dan berlumuran darah.
Glek!
Dengan kasar gue menelah salvir karena merasa gugup.Gue berjalan mundur karena rasa takut tapi baru beberapa langkah tanpa sadar kaki ini menginjak kaleng bekas dan mengakibatkan sang pelaku pembunuhan melihat ke arah gue.
"Heh ada orang ternyata,hehe"apa dia gila bisa-bisanya tertawa pada saat seperti ini?.
"K-kau apakan dia?!"kataku sambil melihat pisau yang dia pegang.
"Dia mengangguku makanya aku buat dia bungkam"katanya sambil menatapku dengan wajah kecewa?.
"Apa dengan cara kau bunuh dia?"
"Terus dengan cara apa kalau tak membunuhnya?"tanyanya dengan memiringkan kepalanya.
'Apa gue harus menelfon polisi?'batinku dan tanpa berfikir sekali lagi gue mengambil ponsel di saku.
"Kau ingin apa dengan ponsel itu? Apa kau akan menelfon polisi?"tanyanya sambil memiringkan kepalanya lagi dan setelah itu tersenyum sinis kearahku.Dia benar-benar gila,itulah yang ada di pikirkan gue.
Gue putuskan untuk lari menjauhinya.Sekuat tenaga gue lari api dia masih mengejar di belakang sambil menodongkan pisaunya.Gue putusin buuat nelfon bang dimas anak bu asri pemilik toko.Tapi telfonnya gak diangkat,sekali lagi gue coba telfon tapi tak diangkat juga.Sekali lagi gue telfon dengan perasaan harap-harap cemas.Beberapa saat kemudian panggilanku di angkat tapi karena terlalu fokus dengan ponsel ditangan tanpa gue sadari ternyata didepan adalah jalan buntu.Gue nabrak tembok dan tersungkur,ponsel yang gue pegang tadi gak tahu kemana.Waktu gue bangun orang tadi udah di depanku.
'Apa gue harus ngeluarin tenaga buat bebas dari nih orang?'
'Gak ada cara lain,kalau mau selamat ya lawan'
Gue mulai cari sesuatu buat dijadiin alat dan gue lihat ada balok kayu yang tak jauh dari tempat gue berdiri.Tanpa berpikir dua kali gue ambil balok kayu tadi dan memasang sikap siaga.
"Mau bermain eh? Kalau kau mau mari bermain denganku dengan senang hati gue layani"katanya dan tersenyum kepadaku. Senyumnya itu sanggatlah bodoh.
Setelah mengatakan itu dia maju dan menyerangku dengan pisau yang dia pegang.Tapi sampai saat ini belum ada luka di tubuh gue.
Bhuk
Satu pukulan berhasil gue layangi ke dia.Dia terlihat marah dan mulai menyerang dengan membabi buta.
"Sial"gumangku karna dia berhasil melukai tangan kiriku,ini sungguh sakit.
Dia menyerang lagi dan berhasil mengenai bahu kananku,tapi tak ku hiraukan dalam pikiranku sekarang hanya cara mengalahkan dia dan pulang.
Dia menyerangku lagi dan lagi tapi bisa kuhindari tapi tanpa di sadari dia sudah didepanku dan aku merasa sakit diperut saat kulihat ternyata pisau yang dia pegang sudah tertancam di perutku,ini sakit sekali.
Bruk!
Gue terjatuh di atas aspal dengan darah di area perut dan kepala ini terasa pusing.
'Apakah ini akhirnya?'
'Apakah sampai di sini jalan hidup gue?'batinku sambil menatap langit malam.
Dan pandangan yang mulai mengelap.
~~~~♤♤♤♤~~~~
Di waktu dan tempat yang berbeda ,lebih tepatnya disalah satu rumah sakit terkenal dijakarta.Terlihat seorang gadis cantik yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Beberapa detik kemudian tangan gadis itu bergerak pertanda bahwa sebentar lagi gadis itu bangun dari tidurnya.Perlahan tapi pasti mata gadis itu mulai terbuka dan menatap sekelilingnya.
“Gue di mana? Sakit banget nih kepala”gumang seorang gadis sambil mencoba bangun dari tidurnya.
“Gue masih hidup?”katanya sambil melihat ke sekelilingnya.
“Akhh!”kata gadis itu sambil memegang kepalanya yang terasa sakit secara tiba-tiba.
Beberapa saat kemudian rasa sakit yang dia alami mengurang sedikit demi sedikit.
“Ini? Bagaimana mungkin!”kata gadis itu dengan raut wajah terkejut.
“Bagaimana mungkin ini gak masuk di akal.Gue pasti lagi mimpi ya gue pasti lagi mimpi”katanya dengan raut wajah tak percaya.
Plak!
Dengan tiba-tiba gadis tadi menampar dirinya sendiri dengan cukup keras.
“Sakit”katanya dengan lirih dan mengelus pipinya yang ia tampar tadi.
“Ini gak mimpi? Tapi bagaimana mungkin ini gak masuk di akal!”katanya dengan nada panik.
“Gue gak mungkin berpindah jiwa”katanya dengan lirih sambil menatap ke arah lantai dengan tatapan kosong.
Ya dia keyra,lebih tepatnya jiwa milik keyra tapi tubuh bukan miliknya.Jiwa keyra masuk ke dalam tubuh seorang gadis yang memiliki sikap berbanding balik darinya.Gadis manja dan suka membully,dia benci watak seperti itu.
Gadis itu biasa dipanggil fely,fely bisa masuk rumah sakit karena kecelakaan yang menimpanya di saat pulang dari jalan-jalan bersama sahabat-sahabatnya. Mobil yang dia kendarai menabrak pohon.
'Kalau gue ditubuh gadis ini terus gimana sama tubuh gue yang asli? Masa iya jiwa nih cewek ke tubuh gue? Amit-amit kalau iya atau tubuh gue di nyatakan meninggal makanya gue pindah tubuh?’
Keyra melihat tangan yang masih dipasang selang setelah itu dia melihat sekeliling ruangan,guna mencari seseorang dari keluarga gadis ini.Tapi nihil tak ada seorang pun dia temukan tapi samar-samar dia mendengar pembicaraan seseorang di depan ruang inapnya.
"Bara?"kata seorang cowok setelah menerima telfon di depan ruang inap yang ditempati keyra.
"Baru nongol lu bar?"tanyanya kepada cowok yang ada di depannya.
"Hm"
"Kemana aja lu? Adeknya masuk rumah sakit bukanya ngejagain,eh! malah keluyuran gak jelas"
"Ada urusan yang lebih penting dari pada njagain dia"
"Urusan apa lu? Kayak orang sibuk aja.Palingan juga ngumpul sama geng abal-abal lu"kata satria dengan menatap bara sinis.
"Emang adik lu gak sepenting itu ya buat lu?"lanjut satria dengan datar.
"Seharusnya dia bersyukur gue dateng,kalau gak karna di paksa nyokap gak bakal gue kesini"
"Kalau gak iklas kenapa kesini bego!"
"Dan gue kasih tau sama elu,ada saatnya lu bakal nyesel sama sikap lu yang sekarang sama si fely dan pada saat itu gue adalah orang pertama yang bakal tertawa ngelihat lu terpuruk"
"Dan itu gak pernah akan terjadi sama gue"kata bara dan pergi dari hadapan satria.
"Cih,liat aja nanti bara mahendra"kata satria dan masuk ke dalam ruang inap yang ditempati keyra atau bisa dipanggil fely.
"Kenapa ribut-ribut sih diluar?"kata keyra kepada dirinya sendiri sambil menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang rumah sakit.
Ceklek
"Eh buju buset!"kata satria kaget karna melihat fely yang sudah sadar.
Keyra mencari ingatan tentang cowok yang ada di depannya ini dan menurut ingatan yang dia dapat dia adalah sepupunya yang bernama satria Mahaputra.
"Udah bangun lu? Kapan sadarnya? Aelah kenapa kagak manggil gue tadi kalau udah sadar? Terus lu duduk sendiri fel? Ada yang sakit kagak gue panggilin dokter ya? Ap-"
"Berisik"potong kayra karena kepalanya terasa pusing mendengar suara satria yang tak ada hentinya.
"Ye maap atuh"
Keyra sedang berfikir apa dia harus bertingkah seperti fely atau keyra? Setelah itu dia putuskan buat berbicara sesuai dengan kepribadiannya.Toh ini jiwanya susah baginya untuk meniru gaya fely.
"Aelah kenapa lu diem ogeb? Jawab gue, gue buka patung"
"Berisik lu sakit nih pala gue dengar suara elu"
"Ye sorry,gue telfon nyokap lu dulu mau ngabarin lu udah sadar"
"Hm"jawab fely dan satria mulai menelfon mamanya fely.
"Halo tan"
"......."
"Ini tan fely udah sadar"
"........"
"Iya tan masa gak percaya sama satria,satria gak boong sumpah"
"........"
"Ya udah aku tunggu tan"kata satria dan menutup pangillannya.
"Nyokap lu lagi dijalan"kata satria sambil mendekati fely.
"Hm"
"Mau apa biar gue ambilin"
"Air"
"Nih"kata satria sambil menyerahkan air putih.
Beberapa menit kemudian dokter datang untuk memeriksa keadaan fely.
"Gimana dok keadaan sepupu saya?"
"Keadaan pasien sudah mulai membaik untuk sejauh ini tidak ada hal serius akibat kejadian yang dialami pasien"
"Terus kapan saya boleh pulang dok?"tanya fely sambil melihat dokter itu.
"Jika keadaan anda memungkinkan nanti malam kalau tidak besok pagi anda boleh pulang ke rumah"
"Apa tidak boleh siang nanti dok?"tanya fely lagi karena saat dia lihat jam yang ada diruangan jam menunjukan pukul 09.05 pagi.
"Untuk siang nanti belum bisa karena keadaan anda belum memungkinkan untuk pulang karena anda baru bangun"
"Hm"jawab fely seadanya.
"Jika tidak ada hal lain yang ingin ditanyakan saya permisi keluar"
"Silahkan dok terimakasih"
"Iya sama-sama"jawab dokter itu sambil menganggukan kepala.
Selang beberapa detik saat dokter itu keluar seorang wanita memasuki ruang inap fely.
"Gimana sat keadaan fely sekarang?"tanya wanita tadi sambil menghampiri fely.
"Kata dokter tadi fely udah membaik tan.Nanti malam kalau gak besok pagi fely udah boleh pulang"jawab satria.
"Ya udah kalau gitu"kata wanita tadi yang ternyata mamanya fely.
"Emm,dek bentar lagi mama ada meeting sama clayen mama tingal gak papa ya?"
"Hm"
"Ya udah mama pergi dulu ya? Satria kamu jaga fely ya kalau ada apa-apa bilang aja sama tente"
"Iya tan"kata satria dan mamanya fely pun pergi dari ruang inap fely.
"Nyokap lu sibuk banget keknya,masak dari pagi gue mulu yang jagain elu"kata satria dengan wajah cemberut.
Yang keluarga fely memang sibuk dengan urusan masing masing.Seperti ibunya tadi dia seorang disainer di butik ternama dan ayah fely merupakan CEO di perusahaan besar.Sebab itu fely menjadi pribadi yang buruk karena dia tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya dan walau pun dia punya kakak laki-laki tapi sifat kakak laki-lakinya sangat dingin dan cuek kepadanya.
"Kalau gak iklas pergi aja"kata fely dengan menatap satria sinis.
"Ye,bukannya gitu maksud gue,lu kan baru sadar ya temenin sebentar ke apa kek,masa kesini cuma izin pergi lagi,ckckck"kata satria setelah itu geleng-geleng kepala.
"Brisik gue mau tidur"kata fely sambil merebahkan tubuhnya dan tidur.
"Terus gue sendirian gitu,aelah"kata satria sambil menatap fely.
Malam harinya fely bersiap-siap untuk pulang dari rumah sakit sesuai dengan ucapan dokter tadi.Fely pulang diantar oleh satria sepupunya karena mama dan papanya fely masih sibuk dengan pekerjannya dan untuk abangnya fely tidak bisa menjeput fely dari rumah sakit karena ada urusan yang penting."Udah gak ada barang yang ketinggalan kan fel?"tanya satria sambil melihat tas bawaannya."Ck,itu kan tas yang bawa elu mana gue tahu"kata fely dengan nada sinis."Iya juga ya,ya udah yuk pulang"kata satria sambil menganggukkan kepala setelah itu menuju kearah fely untuk membantunya berjalan."Gue bisa sendiri,gak perlu lu bantu"kata fely dengan nada sinis."Iya-iya sensi amat lu"kata satria sambil mengangkat kedua tangannya."Cepet jalan"kata fely setelah sampai di pintu."Iya fel"kata satria dan menyusul fely.Butuh 16 menit bagi mereka untuk sampai di rumah fely.Sesampainya mereka dirumah yang ditempati fely.Rumah itu terlihat sa
Sesampainya fely dikelas dia langsung menuju ke bangku yang biasa dia duduki dengan sahabatnya.Tiba di bangku fely langsung tidur di lipatan tangannya.Selang beberapa menit kelas yang sepi mulai ramai dengan murid-murid yang berdatangan,tapi tak menganggu tidur fely sampai...Brak,meja yang di tempati fely untuk tidur di gebrak orang yang membuat fely bangun dan melihat orang-orang yang mengebrak mejanya,fely melihat mereka dengan tatapan sinis."Serem amat tatepan lu fel"kata salah satu dari mereka saat melihat tatapan dari fely."Sans fel,baru juga pulang dari rumah sakit lu,masa mau balik lagi"kata yang lainnya menimpali."Ck,kalau gue masuk rumah sakit lagi juga karna lu bertiga"jawab fely dengan sewot."Bego jangan di pelihara ogeb"kata yang lain sambil menoyor kepala sahabat mereka."Ck"kesal fely dan melanjutkan tidurnya."Kenapa tuh bocah gak kayak biasanya"tanya yang lain."Mana gue tau,coba lu tanyain"
Jam menunjukan pukul 15.02 jam pelajaran sudah selesai para murid sedang bersiap-siap untuk pulang begitupun denga fely,dia sedang mengemasi barangnya."Semua gue pulang dulu ya udah di tunggu adek gue di depan nih.Bye semua!"kata rina dan berlalu pergi."Gue juga,mau bareng gak?"tanya riska ke fely."Gak usah gue dijemput supir"jawab fely sambil melihat ke laci mejanya."Kalau gitu gue pulang dulu-"kata riska terpotong karena melihat syasa yang kesal sendiri."Lu gak pulang sya?"tanya riska sambil natap syasa dengan kerutan."Pulanglah,masa gak pulang"kata syasa dengan sewot."Ya siapa taukan lu gak ada niat buat pulang,mau tidur disini mungkin"kata riska sambil lihat syasa dengan teliti."Ogah! Gue lagi nunggu jemputan nih tapi yang mau njemput gak bales chat dari gue"kata syasa dengan kesal dan sekarang riska paham."Emang siapa yang njempu?"tanya fely sambil ngambil semua bukunya yang ada di laci meja."Emak g
Sudah cukup lama fely mengayuh sepeda yang dia bawa,tapi dari tadi tidak ada makanan yang mengugah seleranya."Ck,gak ada yang lain yak selain batagor,nasi goreng sama nasi padang apa,gue mau bakso~"kata fely sedih sambil tetap mengayuh sepeda yang dia bawa.Sesaat kemudian~"Akhirnya ketemu,bakso aku datang~"kata fely sambil melajukan gayuhan sepedanya."Mang baksonya satu porsi paket komplit sama minumnya es teh ya,makan sini mang"kata fely dengan semangat sambil duduk dibangku yang sudah disediain si penjual."Siap neng,tunggu sebentar""Woke mang"kata fely dan mengambil ponsel di dalam saku celananya dan membuka game yang baru dia unduh tadi siang.Saat asik-asik main game online miliknya tanpa dia sadari ada seseorang yang duduk didekatnya dan memperhatikan fely dengan serius,tapi tak dihiraukan fely."Neng ini pesanannya"kata amang penjual bakso sambil meletakan pesanan milik fely."Wah,makasih mang"kata fely dengan semangat dan m
Paginya fely sudah siap dengan seragamnya.Fely berjalan menuju cermin dan melihat pantulan dirinya yang ada di cermin untuk memastikan apakah ada yang kurang dengan penampilannya hari ini."Perfect"gumang fely saat melihat pantulan dirinya di cermin.Hari ini ada yang berbeda dengan penampilan fely yang membedakan adalah rambut yang dia kucir kuda dan jaket ditangannya.Fely turun dan berniat ingin sarapan.Sesampainya dimeja makan tanpa menunggu lama fely langsung duduk memakan makan yang sudah ada di meja.Saat sedang asik dengan makanannya fely dikejutkan dengan suara seseorang yaitu satria."Selamat pagi semua satria datang membawa keceriaan!"teriak satria mengelegar.Uhuk..uhuk..uhuk"Woy! Kontrol tuh mulut,gue keselek gegara suara milik elu"kata fely setelah minum air yang ada."Enak aja,suara merdu kek gini kok"kata satria sambil berjalan menuju fely."Hm,sangking merdunya bikin sakit kuping"kata fely
Sesampainya di lapangan yang cukup luas dia memulai hukumannya dengan santai.Fely lari memutari lapangan dengan headphone ditelinganya dan mendengarkan lagu kesukaannya.Baru tiga putaran tapi fely sudah lumayan letih tapi dia tetap berlari agar hukumannya cepat selesai.Tanpa fely sadari ada beberapa pasang mata yang melihatnya berlari mengitari lapangan yang cukup luas itu."Adik lu kenapa disitu bar?"tanya fito sambil melihat fely memutari lapangan."Dihukum bego!"kata viki sambil menoyor kepala sahabatnya itu."Anjir adik lu kalau lagi keringetan tambah cantik bar"kata viki dan di balas dengan tatapan tak bersahabat dari bara."Eh,santuy bos ku biasa aja kali liatin gue,gue tau kok gue ganteng tapi gak perlu sampek dilihatin kek gitu.Suka sama gue nanti lu gue gak mau tanggung jawab""Ot
Pagi harinya,fely sudah siap dengan kaus dan celana joger.Hari ini weeken jadi dia putuskan untuk lari pagi di taman depan kompleks.Fely ke taman dekat kompleks menggunakan sepeda yang perna dia bawa dan ternyata itu sepeda miliknya.Sesampainya fely di taman dia menaruh sepeda yang dia bawa di parkiran yang ada.Setelah merasa aman dengan sepedanya fely memulai pemanasan dan mulai berlari memutari lapangan.Fely berlari kurang lebih 10 menit lamanya.Saat ini dia sedang duduk di pinggir lapangan dan tiba-tiba ada seseorang menyerahkan botol minum kearahnya.
Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk pulang."Ini langsung gue pulangin?"tanya arka sambil sesekali melihat fely dari sepion motor."Enggak balik ke taman,sepeda gue ada di sana!"kata fely cukup kencang karena jalan mulai padat dengan kendaraan."Hm"jawab arka dan melajukan motornya menuju taman yang tadi.Sesampainya fely ditaman dia langsung turun."Thanks buat sepatunya,entar uangnya gue kasih.Lu tunggu aja kabar dari gue"kata fely dan berjalan menuju sepedanya.Sebenarnya arka iklas membelikan fely sepatu tadi.Soal bayar utang hanya sebagai alasannya agar bisa chattan dengan fely.Fely melajukan sepedanya dengan santai sesekali juga dia bersenandung ria.Sesampainya dia di depan rumahnya dikejutkan karena kehadiran bara di depan pintu."Dari mana baru pulang?"tanya bara dengan wajah dinginnya."Joging"jawab fely tanpa melihat ke arah bara."Joging sampek jam sebelah? Lu joging apa tidur di tama
Sudah hampir satu minggu setelah kejadian dimana arka membalas semua perbuatan mereka yang pernah menganggu fely dan sudah bisa di lihat hasilnya sekarang. Keluarga bara yang semakin kacau dan nama baik keluarga bara yang mulai menurun serta saham perusahaan yang mulai berkurang. Sedangkan arka di beri hukuman dengan cara menyita fasilitasnya dan di suruh mencari uang dari jerih payah sendiri. Kondisi mental nataysa semenjak di masukkan ke rumah sakit jiwa semakin menurun.Bahkan terkadang dia menangis dan tertawa sendiri menyesali perbuatannya.Tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur. Arka duduk termenung di kursi kebesaranya. "Ar udahlah jangan kebanyakan ngelamun"kata rendy dengan wajah kasian. "Hm"balas arka dengan singkat. "Gue banyak kenalan cewek.Kalau lu mau bisa gue kenalin sekarang"kata rendy dengan tatapan jenakanya. "Gak makasih,gue lebih milih ngejalanin kayak gini.Biar waktu yang buat gue lupa"kata arka dan bangkit dari duduknya berjalan keluar ruangannya. "Mau k
"Woy!"teriak seseorang dari arah belakang mereka. "Bang dimas!"teriak keyra dengan nada keras. "Lepasin adek gue!"kata dimas masih diam di tempat. Orang tadi menatap tak suka ke arah dimas. "Segampang itu menurut lu?"kata orang tadi dengan senyum remeh. "Gue udah telfon polisi dan sebentar lagi polisi bakal dateng jadi lu mending kabur sekarang atau mau di penjara?"kata dimas dengan nada serius. "Percuma juga kalau gue kabur.Gak apa-apa kalau gue masuk penjara sekarang tapi dengan bayaran nyawa adek lu"kata orang tadi dengan senyum devilnya. "Salah gue apa sama elu?"kata keyra dengan nada pasrah. "Gak tau,intinya gue mau bunuh lu aja"kata orang tadi dengan tenang. "Gue gak mau mati"kata keyra dengan malas. "Gue gak lagi bikin penawaran asal lu tau"kata orang tadi sambil menatap keyra dengan datar. "Oh aja"kata keyra dengan helaan nafas lelah. 'Mereka lagi diskusiin apaan coba?
Sudah hampir tiga hari keyra di rawat di rumah sakit dan sekitar tiga hari pula dia merasa di awasi oleh seseorang.Seperti setiap tindakannya di awasi oleh seseorang yang berarda di dekatnya.Kemarin saat kedatangan ibu asri keyra di ceritakan bahwa sang pelaku belum di tangkap oleh polisi.Keyra yang tak ambil pusing hanya menganggapnya angin lalu.Keyra duduk termenung sendirian di dalam ruang inap.Tadinya ada dimas yang menjaga tetapi dimas mendapatkan panggilan untuk sesegera mungkin ke tempat kerjanya kalau tidak dia di pecat dan dengan berat hati dimas meninggalkan keyra.'Bosen'batin keyra sambil melihat sekeliling dengan tatapan malas."Tumben gak ada hilir mudik para suster"gumangnya dengan nada heran."Jalan-jalan sebentar kayaknya gak apa-apa"kata keyra sambil turun dari atas brangkanya.Keyra berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang entah kenapa terasa aneh baginya."Perasaan gue gak enak,apa gue balik lagi ya?"gumang key
Jasad fely sudah dimakamkan.Banyak orang datang untuk melihat sosok fely untuk terakhir kalinya.Satria sebagai seorang yang dekat dengan fely tak bisa menahan air matanya untuk jatuh.Teman-teman fely pun tak jauh berbeda.Rumah fely masih agak ramai dengan kehadiran sanak saudara keluarga bara.Mereka fokus ke fikiran masing-masing.Tak ada percakapan di antara mereka tapi mereka saling menguatkan satu dengan yang lain.Di markas arjun."Udah dapet semuanya?"tanya arka dengan nada datar.Yah,hari ini dia berniat untuk membalas semuanya.Membalas semua yang menimpa fely.Semua orang yang pernah menyakiti fely akan dia balas berkali-kali lipat dan tentu atas bantuan keluarganya.Saat arka memberitahu bundanya,bunda arka sangat sedih dan murka.Saat itulah arka memanfaatkan situasi dan tanpa berfikir panjang bunda arka mendukung tindakan arka.Ayah arka yang mengetahui itu hanya diam dan bersiaga membantu arka di belakang jika ada sesuatu ya
Di ruangan bernuansa putih terlihat seorang gadis yang sedang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit."S-sakit"kata gadis tadi sambil memegang perutnya saat mencoba untuk bangun."Gue masih hidup?"gumang gadis itu sambil menelusuri seisi ruangan.CeklekSuara pintu di buka.Dengan heran gadis tadi menatap ke arah pintu ruangan."Keyra? Lu udah sadar?"kata orang tadi yang ternyata dimas anak dari bu asri pemilik toko."Bang dimas?"gumang keyra tak percaya dengan apa yang di lihatnya.'Hidup gue mainan ya? Atau yang kemarin-kemarin itu mimpi?'batin keyra dengan perasaan bingung."Bentar abang panggilin dokter dulu!"kata dimas dengan semangat dan berlari keluar ruangan."Atau jangan-jangan ini mimpi?"gumang keyra dan mencubit tangannya."Akhh! Sakit"kata sambil mengelus bekas cubitannya tadi."Ini gak mimpi,apa jangan-jangan yang kemarin-kemarin itu mimpi? Masa iya semua mimpi?"gumang keyra dengan bingung de
Arka berjalan keluar dari ruang IGD dengan penampilan kacau.Teman-teman arka yang melihat itu ikut prihatin.Baru kali ini mereka melihat arka sangat kacau dan mengenaskan di sebabkan oleh seorang gadis. "Yang sabar ar"kata rendy sambil menepuk punggung arka tiga kali. "Udah dapet lokasi si j****g"kata arka menatap didi dengan mata sembabnya. "Hm,gue udah dapet lokasi dia terkini"kata didi dengan nada mantap. "Bagus"kata arka sambil berjalan menuju tempat duduk dan mendudukkan dirinya di sana dengan perasaan kacau. Di dalam ruang IGD masih ada beberapa orang yaitu bara berserta keluarganya dan ardi sedangkan sang polisi sedang menunggu di depan pintu ruang IGD. "Fely sayang,anak mama"kata mama bara sambil mengusap rambut fely dengan air mata mengalir. "Maafin gue dek,gara-gara gue lu jadi kayak gini.Maafin gue"kata bara dengan penuh sesal. Sedangkan ardi masih berdiam diri di tempatnya. 'Anak ku meninggal d
Di dalam mobil polisi ardi hanya bisa menyesali semua tindakannya.Bahkan ia sampai menitihkan air mata. 'Maafkan aku sayang,maafkan aku.Anak kita masuk rumah sakit sebab ayah tak berguna seperti ku.Maafkan aku,gara-gara perbuatan ku anak kita sekarang di ambang kematian.Tolong jangan bawa anak kita dulu sayang ku mohon'batin ardi penuh penyesalan. Beberapa menit kemudian mobil mereka sudah sampai di rumah sakit.Arka keluar dari mobilnya dengan raut wajah datar.Banyak pasang mata yang menatap karena mereka.Lebih tepatnya semua tatapan tadi tertuju pada ardi karena masih memakai pakaian tahanan dan salah satu tangan yang sedang di borgol. "Dimana anak ku?"tanya ardi dengan nada tak sabar. "Di ruang IGD"kata arka datar. Mereka terus berjalan hingga sampai di depan pintu ruang IGD.Tenyata di sana sudah ada keluarga bara yang sedang duduk di kursi tunggu. Awalnya arka tak perduli dan terus berjalan saat dia menengok ke dalam ruang IGD dahin
Arka mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.Entah siapa yang menelfonnya tadi. Beberapa menit kemudian arka sampai di tempat tujuan dengan selamat. Dengan datar arka berjalan ke dalam rumah minimalis yang jauh dari aktivitas manusia. Arka mendudukkan dirinya di kebesaran miliknya dengan pandangan datar. "Cepat"kata arka dengan datar. "Ini berkasnya tuan,menurut hasil lab nona fely dengan tuan ardi atau musuh dari tuan anton memiliki kesamaan 97% yang menandakan nona fely anak kandung dari tuan ardi"jelas anak buah arka dengan kepala menunduk.Sedangkan arka masih fokus membaca semua berkas yang ada di tangannya. Yah,selama ini arka sedang mencari keberadaan keluarga fely. '97% fely berarti anak dari si brengsek itu'batin arka dengan tangan mengepal membuat kertas yang dia baca tadi menjadi lusuh. "Hm,kerja bagus"kata arka sambil bangkit dari duduknya dan meletakan sejumlah uang di atas meja.Setelah itu b
Arka masih duduk di tempatnya dengan pikiran kosong.Saat ini pikirannya sedang tertuju pada kondisi fely. Sudah setengah jam lebih arka menunggu di depan IGD bersama teman-temannya. "Gimana?"tanya arka dengan dingin. "Beres,mereka udah di bawa ke kantor polisi"kata didi dengan tenang. "Terus yang cewek mau lu apain ar?"tanya rendy sambil menatap arka bingung. "Biarin dia bebas dulu untuk saat ini"kata arka dengan seringaiannya. Setelah itu tak ada percakapan di antara mereka.Mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing,entah apa yang menganggu pikiran mereka semua. Beberapa saat kemudian ada suara langkah kaki menuju ke arah mereka. Dengan datar arka menatap ke arah sumber suara tadi. "Maaf dek tante mau tanya,yang di dalam IGD siapa ya?"tanya mama bara dengan raut wajah cemas. "Temen kita tan"jawab didi dengan raut wajah tak suka.Anggota inti arjun sudah tau semua bahwa fely di usir dari rumah sebab itu