Home / Fantasi / Zurvive / I. Outbreak

Share

Zurvive
Zurvive
Author: Zero

I. Outbreak

Author: Zero
last update Last Updated: 2021-05-14 12:15:02

10 juni 2014

06 : 30 wib

Sidoarjo, Jawa Timur

POV : Angga

KRIINNGGG...!!!!!!! KRRIIIIIINNGGGGG.....!!!!!!!!!

Bunyi alarm hp ku, memecah keheningan dan lelapnya tidurku. 'masih malam', pikirku saat aku masih mengantuk, setelah begadang cuman untuk menyelesaikan misi sebuah game online. Dan, aku Angga, 21 tahun, aku tinggal di Sidoarjo, jawa timur. Gak ada yang spesial, cuma seorang yang suka masak dan gamer biasa. Mungkin bisa jadi, aku cuman sesosok 'NPC' aja di bumi ini.

"Mas, bangun!! Cepet mandi, sarapan!!", teriak adik angkat ku, yang langsung membuka kelopak mataku yang masih merekat.

"Iya iya, aku udah bangun.. Bentar", jawab ku.

"Udah setengah 7 ini.. Ntar telat lho..", ujar adik angkat ku.

Dia namanya Ayu, 19 tahun, Salah satu dari 5 saudara angkat ku. Meninggal nya ibu ku setahun yang lalu, membuat ayah ku menikah lagi dengan seorang janda, dan telah berjalan hingga sekarang. Di rumah, kami tinggal berlima. Ibu angkat ku, bu Yuli, membawa 2 anak nya ke rumah ku, yaitu Ayu dan Fajar, yang hanya ada aku dan ayah saja sebelum nya. Yah setidak nya, kesedihan karna almarhumah ibu ku telah cukup memudar dari benak ayah, karena ada yang merawat dan menghibur nya kini, selain aku.

Jam telah menunjukkan pukul 7:15 pagi, setelah mandi dan sarapan sejenak, aku bergegas untuk pergi bekerja di daerah Sidoarjo kota. Aku menjadi karyawan di sebuah instansi jasa servis elektronik, dan sudah hampir 2 tahun aku bekerja di tempat ini. Namun, aku berencana untuk membuat usaha sendiri saja di rumah. Karena lama-lama gak enak juga ikut orang. Juga, gaji yang sedikit gak sesuai dengan perkembangan jaman.

Saat di perjalanan menuju kantor tempat ku bekerja, sempat ku lirik selembar halaman depan koran hari ini yang di bawa oleh mas-mas di pinggiran jalan. "Kejadian aneh di rumah sakit", tulisan headline dengan font besar dan berwarna merah yang membuatku penasaran. Namun karena aku hampir telat, aku lupakan dan mulai memacu sepeda motor bebek ku menuju kantor.

Ku jalani pekerjaanku, yang seperti biasa, dan beruntung nya tidak ada pekerjaan yang terlalu berat. Hingga langit senja pun tak terasa menyambut. Aku bersiap untuk segera pulang, dan melanjutkan misi game online, karena hadiah nya yang lumayan.

Saat di perjalanan pulang, banyak sekali mobil militer dan polisi yang lalu lalang, 'halah, pejabat..', gumamku. Aku yang cukup lelah dan enggan memikirkan lebih lanjut, langsung memacu motor ku segesit mungkin, menghindari kawal-kawalan mobil tersebut. Setelah sampai, aku langsung masuk, karena memang aku lelah, dan ingin segera mandi.

"....rentetan kejadian aneh sedang terjadi di rumah sakit Dr. Soetomo Surabaya, dimana banyak pasien dewasa bahkan anak-anak, yang telah dirawat inap beberapa hari setelah mengalami gejala sakit demam, kini mengalami kejang-kejang dan muntah-muntah tanpa sebab yang jelas, Untuk saat ini, semua korban masih dalam penanganan medis lebih lanjut.. para dokter dan tim ahli mulai meneliti, tentang gejala para pasien ini.. beberapa pihak keluarga pasien histeris akan musibah yang di alami anggota keluarga nya...", suara pembawa berita secara live dari salah satu televisi swasta bergema di ruang tamu.

"Ada apa ya..?", heran bu Yuli.

"Assalamuallaikum..", ucapku saat membuka pintu.

"Wa allaikumsalam..", jawab semua yang melihatku.

"Bawa apa itu mas??", tanya Ayu.

"Ini gorengan di tempat langganan ku, mumpung belum tutup, mampir beli.. Taruh di piring, ada banyak tuh..", ujar ku memberikan plastik berisi cemilan.

"Itu kata nya RSUD Sidoarjo juga ada yang kena... Hampir sama semua gejala nya.. Cuman gak sebanyak di Soetomo", ujar ayah ku.

"Iya.. anak nya pak jum belakang rumah juga sama gejala nya, di bawa ke RSUD Sidoarjo..", tambah bu Yuli.

"Ya bisa jadi ketularan penyakit... Memang sekarang musim nya lagi gak enak..", ujar ayah ku.

Aku yang cukup lelah, tak begitu menghiraukan obrolan mereka, dan berlalu masuk ke dalam untuk mandi.

Setelah makan malam, dan melihat TV bersama keluarga, ku lanjutkan ngobrol dan main game dengan adik ku Ayu, sementara Fajar sibuk belajar karena ada ujian sekolah, hingga malam pun semakin larut, dan waktunya untuk tidur.

Beberapa jam kemudian, terdengar suara bergemuruh dari atas langit, seperti nya helikopter, yang cukup banyak terdengar. 'Berisik', pikir ku di saat aku sedikit terbangun dari lelap. Malam-malam gini apa ada latihan militer?

"Mas, bangun, mass,.. cepat, ini ada berita...!", teriak Ayu di depan pintu kamar ku.

"Duhh... Ada apa sih.. Masih malem ini..", sahut ku.

"Cepet bangun... Ada rame-rame ini lho..", ujar Ayu.

"Iya iya iya....", Sahut ku sembari bangun dari ranjang.

Aku yang penasaran langsung menuju ruang tamu. Kulirik jam dinding, hampir menunjukkan pukul 12 tengah malam. Sekilas terdengar teriakan dari luar rumah, juga ledakan kecil. 'Malam-malam siapa yang bakar petasan?', gumamku.

".....di himbau kepada para warga, agar tetap berada di dalam rumah, sampai menunggu pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah, dan di mohon untuk mengunci pagar, pintu, dan jendela anda...", ujar pembawa berita di televisi.

"ada apa...?", tanyaku heran.

"Gak tau... Di luar banyak yang teriak, tadi aku lagi dengerin radio, berita nya semua sama kayak di tv ini..", ujar Ayu.

"Yu... Telfon mbak mu coba... Di rumah nya aman atau enggak.. ya Allah..", ujar bu Yuli panik.

"Ini sejak kapan yu..? Kamu masih lihat tv kan dari tadi..", ujar ayah ku.

"Aku mau keluar.. Lihat ada ap-.....", Suara ku terhenti karena terkejut mendengar beberapa ledakan.

DOOOORRRR...!!! DOORRRR...!!!!

Aku yang tengah membuka pintu depan, terkejut mendengar suara senapan api dari luar rumah. Aku dan anggota keluarga yang lain bergegas keluar rumah untuk melihat keadaan. Tak berselang lama, aku melihat tetangga ku, pak Warto dan keluarga nya berada di dekat halaman kami. Beliau adalah seorang polisi dari satuan reskrim sidoarjo kota. Sebelum nya, ku lihat beliau menembak sesuatu di kejauhan yang gelap, entah apa yang menjadi target nya.

"Ada apa pak..? Kok rame-rame..?", tanya ayah ku saat keluar rumah.

"Banyak orang jadi gila dan saling menggigit pak.. Alvin anak ku sempat tergigit tadi, sekarang mengalami pendarahan dan pingsan...", jawab pak warto yang tampak kebingungan.

"Saling menggigit..??", tanya ku heran.

"Mulai jam 11 tadi, ada yang teriak di belakang sana, di dekat pos ronda... Pas saya mau periksa, ternyata ada 3 orang asing yang masuk ke kampung, lalu mulai menggigit orang-orang yang sedang jaga malam..",ujar pak Warto.

Dari kejauhan, kami pun melihat seseorang sedang di kerumuni, di cabik-cabik, seperti hewan buas yang mendapat mangsa. Ayu yang melihat, berteriak ketakutan, dan semua berlari masuk ke dalam rumah ku termasuk pak Warto dan keluarga nya. Aku pun sempat terdiam melihat kejadian itu, hingga ayah meneriaki ku lalu menarik tangan ku untuk segera ikut masuk.

Tidak mungkin hal ini terjadi di kehidupan nyata, ini hanya terjadi di film yang selalu ku lihat bersama teman-teman', pikir ku. Tapi, aku tidak sedang bermimpi saat ini, benar kan? Sempat ku cubit tangan ku, dan hanya sakit yang terasa.

Keluargaku dan keluarga pak warto bersembunyi di rumahku, sembari memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Televisi kami nyalakan untuk mengetahui kondisi lebih lanjut.

"...saat ini pemerintah setempat masih berupaya menemukan penyebab musibah aneh ini.. Banyak kota-kota besar di pulau jawa yang serentak terkena dampak nya,.. Kapolda jatim menyebutkan bahwa, dugaan sementara saat ini adalah tercemar nya air PDAM di kota-kota besar, sehingga menyebabkan orang yang meminum nya menjadi keracunan dan kehilangan kesadaran mereka.. Masih belum ada konfirmasi dari pihak PDAM, terkait tudingan ini... Kepolisian dan militer saling membantu bertindak mengamankan mereka yang dalam tanda kutip adalah 'zombi' ini, dan menolong sebanyak mungkin orang-orang yang belum terinfeksi.. Sementara itu, para ahli medis dan ahli virus mulai mengidentifikasi sampel darah dari mayat yang terinfeksi, untuk mengetahui virus apa yang mewabah saat ini.. Beberapa orang sempat mengaitkan kejadian ini dengan Ebola yang sedang mewabah di afrika saat ini.. Pemerintah kota Surabaya telah menyiapkan titik-titik evakuasi, untuk selanjut nya para korban yang selamat, akan di pindahkan ke ibukota jakarta yang di sinyalir adalah kota teraman saat ini.. Adapun titik evakuasi di surabaya antara lain grand city mall, kota madya, tugu pahlawan, mall ciputra world, terminal joyoboyo, dan pakuwon trade center... Hanya itu saja yang dapat kami informasikan untuk saat ini, sementara di mohon untuk berada di dalam rumah, kunci semua jendela dan pintu, dan persenjatai diri anda masing-masing.. bila ada anggota keluarga atau teman atau siapapun yang terluka, di ingatkan untuk saling waspada, karena mereka yang terinfeksi, akan sangat membahayakan.. Sekian yang dapat kami laporkan... Kabar selanjut nya akan kami sampaikan satu jam mendatang...", sebuah berita dari pembawa acara di tv lokal yang terlihat panik.

"Zombi..?!!", tanya semua orang heran.

"Apa maksud nya...?! .", ujar ayah ku.

"Kemarin banyak kejadian di beberapa rumah sakit dan puskesmas di sini kan.. Mungkin semua berasal dari situ pak..", sahut pak Warto.

"Alvin tadi tergigit, ini sekarang darahnya masih keluar dari tangan..", sahut istri pak Warto, bu Nimah.

"Bentar bu, saya ambilkan kotak P3K dulu.. biar di tutup dulu luka nya..", sahut ibu Yuli.

"Kayak nya, kita di serang....", ujar ku.

"Apa maksud kamu angga..??", tanya pak Warto.

"Ya pak.... Kita sedang di serang.... Oleh teroris..", ujar ku bernada dingin.

Aku menjelaskan, bahwa beberapa bulan lalu, ada berita heboh tentang kelompok teroris di timur tengah, yang akan menggunakan senjata biologis untuk menyerang negara manapun. Namun beberapa minggu kemudian, artikel tentang berita tersebut tiba-tiba hilang di internet, seakan di hapus. Ada sesuatu yang mencurigakan tentang hal tersebut.

Mereka di ruang tamu, saling berdebat akan hal ini. Setelah menjelaskan hal tersebut, aku beralih ke kamar ku sendiri. Aku masih sedikit mengantuk, berharap cepat bangun. Mimpi buruk ini begitu nyata. Ini semua tidak seru, seperti di film zombi yang aku sukai.

Di tengah otak ku yang masih kacau, aku coba mencari handphone ku, dan mengirim pesan ke semua teman-teman ku, bertanya tentang keadaan.

Malam pun semakin larut. Teriakan, ledakan masih terdengar di luar sana, entah seperti apa keadaan nya. Kami tetap bertahan di dalam rumah, berharap bantuan akan datang. Mungkin, pihak militer akan melakukan penyisiran terhadap para korban yang selamat.

Jam menunjukkan pukul 1 malam, pintu dan jendela kami tutup rapat, agar mereka tak dapat masuk. Tak ada lampu, dan tak ada kegaduhan, kami tidak ingin apapun yang ada di luar mendekat dan masuk ke dalam.

Teriakan manusia semakin berkurang, hanya suara geraman para zombi ini yang sedang kelaparan. Ya, zombi, musibah yang cukup menggelikan bukan? Namun, ini benar-benar sangat tidak lucu...

Related chapters

  • Zurvive   II. Escape

    11 juni 201401 : 20 wibSidoarjo, Jawa Timur POV : Angga Sudah lewat dini hari, kami semua masih bertahan di dalam rumah. Semua mata terlihat kosong, seperti tidak memiliki harapan. Ada yang cemas dan berdoa tak henti-henti, ada juga yang menelfon semua nomor di kontak hp, mencoba meminta bantuan, namun tak satupun membalas. Dari luar terdengar banyak sekali suara geraman dari 'mereka' yang lapar. Mungkin tak ada lagi manusia hidup yang tersisa di luar sana. Kesempatan untuk hidup memang kecil, bila di hadapkan dengan kejadian ini. Ya, sama seperti film yang sering ku lihat. Jadi seperti ini lah rasanya, seperti ini lah kekacauan nya. Semua menggunakan segala cara untuk tetap hidup, meski harus mengorbankan teman atau keluarga, menjadikan mereka umpan atau santapan zombi. Dan ini benar-benar tidak lucu, tidak seru seperti di film. Darah berceceran, organ tubuh dan isi perut bagaikan hidangan lezat mereka. Penyebaran yang sangat cepat, membuat jumlah mereka bertambah banyak.Ibu Yul

    Last Updated : 2021-05-17
  • Zurvive   III. Separated

    11 juni 201403 : 15 wibTengah kota Sidoarjo, Jawa Timur POV : Angga Setelah 20 menit kami melewati jalanan yang kondisi nya bagaikan tempat jagal manusia, kami berdua pun akhirnya sampai di basecamp, berletak di sebuah perumahan yang cukup luas, di pinggiran Sidoarjo kota. Cukup sepi ternyata, hanya beberapa zombi terlihat berkeliaran di sekitar. Jelas saja, memang perumahan selalu identik dengan suasana sepi, karena kurang nya sosialisasi, terlebih lagi, rata-rata dihuni oleh pendatang luar kota yang merantau.Kami berhenti di depan halaman basecamp, berpagar besi dengan cat oranye, terlihat kokoh sehingga zombi tak bisa menembus. Kami melihat dari luar, rumah itu terlihat sepi, apa mungkin teman-teman berada di dalam? Dengan mengendap-endap, kami mencoba memanggil teman-teman kami yang ada di dalam. "Fik, ini Angga ama Arul..!! Cepet keluar..", teriak ku lirih. "Eh... Yang keras dong..", ujar Arul. "Lu mau di keroyok zombi apa gimana..?", Sahut ku. "Ya gak bakal denger lah, s

    Last Updated : 2021-06-12
  • Zurvive   IV. 'It' Did

    11 juni 201404 : 27 wibTerminal Joyoboyo, Surabaya POV : Penulis (Narator) Fiki, Arul, dan Mifta melanjutkan perjalanan, dan masuk ke dalam terminal Joyoboyo, untuk mencari bantuan agar bisa menolong teman mereka Angga yang tenggelam di sungai berantas.Mereka tercengang akan pemandangan di dalam area tempat evakuasi. Semua telah di hancurkan, potongan tubuh dan organ dalam manusia berserakan, darah pun berceceran, dan juga banyak sekali bekas cakaran yang cukup besar. Mereka sempat menduga ada sesuatu lain yang menghancurkan tempat tersebut. Terlihat juga banyak sekali bekas tembakan di mana-mana, mungkin para penjaga di sini, berusaha untuk mempertahankan tempat ini dari sesuatu, namun gagal. "Ini....", Ujar Fiki terlihat shock. "Terlihat penjagaan nya cukup banyak, tapi... Hancur, berubah jadi kayak tempat jagal.. banyak potongan mayat di sini..", tambah Mifta. "Oy.. pergi yuk.. serem di sini..", sahut Arul. "Pergi kemana, kita baru nyampe.. gimana sih lu, cemen..", sahut Mi

    Last Updated : 2021-06-12
  • Zurvive   V. Before.....

    9 Juni 201407 : 30 WIBSumenep Kota, MaduraPOV : Ardian"kamu hati-hati di sana... Telfon kalau sudah sampai dan kalau ada apa-apa...", ujar ku."iya sayang... Udah aku berangkat dulu, assalamuallaikum...", ujar Nindi."wa allaikumsalam... semoga kamu bisa jaga diri di sana..", sahut ku."entah kenapa firasat ku gak enak...", gumam ku dalam hati.Nama ku, Ardianto. Seorang yatim piatu, yang sedang merantau, di pulau madura, tepat nya di kabupaten sumenep. Hanya memiliki kehidupan biasa, dan sederhana. Aku di lahirkan di Surabaya, atau bisa di bilang, di buang oleh kedua orang tua ku. Lalu singkat cerita, sebuah panti asuhan mengambilku dan merawat ku saat aku berusia 7 tahun, lepas dari kerasnya hidup jalanan bersama para pengemis dan gelandangan. Hingga aku berusia 17 tahun, dan lulus sekolah. Aku telah banyak mengenal tentang dunia luar dari internet dan ilmu yang aku pelajari lewat buku. Aku suka sekali membaca, apalagi jika berhubungan dengan sebuah ilmu pengetahuan. Karena kebo

    Last Updated : 2021-08-18
  • Zurvive   VI. Suspicious Suspect (part 1)

    11 juni 201406 : 38 wibBalai kota madya, Surabaya"Pak, laporan... Ada mobil jeep milik koloni kita mendekat..", ujar seorang tentara."Kalau begitu periksa, jika bukan manusia, langsung lenyapkan..", perintah sang komandan."Tapi lihat terlebih dahulu, siapkan perlindungan jika benar manusia..", lanjut sang komandan."Siap pak...!!", sahut tentara tersebut."Kita tidak ingin memakan lebih banyak korban di insiden ini... gara-gara teroris terkutuk itu...", gumam sang komandan."Perhatian..!! Untuk mobil yang berhenti di sana, cepat masuk ke dalam..!! Tunjukkan jika kalian masih manusia..!!", ujar seorang tentara di dekat pagar kantor kota madya menggunakan pengeras suara."Mif.. cepetan masukin mobil nya..", ujar Arul."Emang mereka mau apa..? Kita kan bener manusia..", ujar Mifta."Jika bukan, kami akan menembak pada hitungan ke tiga..... Satu,.. dua,...", lanjut tentara tersebut.TIIIIIINNNN..!!! TIIIIINNNNN....!! TIIIIIIINNNNNNNNN....!!!!!"Tunggu..!!! Kami manusia.. tolong buka g

    Last Updated : 2021-08-19
  • Zurvive   VII. Suspicious Suspect (part 2)

    11 Juni 201408 : 37 wibBalai kota madya, Surabaya POV : Penulis (Narator) KLOONTAANNGGGG...!!! "Suara apa itu..? Ada yang menguping kita..!! Cari dia..!!", ujar Hariyanto. "Sial.........", Ujar arul sambil bersembunyi di belakang tumpukan drum. "Tidak ada siapa-siapa pak.. mungkin dia sudah kabur..", ujar wartawan. "Bodoh!!.. bagaimana kalau penguping itu mendengar semua nya.. cepat cari!!", ujar Hariyanto. "Akan saya cari kembali pak, mungkin dia tidak jauh...", sahut wartawan. "Urus semua ini..!! Aku tidak ingin ada masalah..", ujar Hariyanto sambil kembali ke kerumunan orang. "Kayak nya aman deh... Gue harus beritahu yang lain soal ini..", gumam Arul sembari keluar

    Last Updated : 2021-08-19
  • Zurvive   VIII. Truth of trusts (part 1)

    11 juni 201411:25 WibPerjalanan udara menuju Stadion GBK, JakartaPOV : FikiAku Fiki, di sini lah aku, berada di dalam helikopter yang tengah mengudara menuju kota jakarta. Ini kali kedua nya aku ke jakarta untuk keperluan medis. Sebelum nya, aku telah di percaya oleh para dosen ku, untuk menjadi bagian sebuah penelitian vaksin waktu itu, dan sekarang mereka memanggil ku lagi, terutama juga, untuk kejadian saat ini.Tak lebih dari 24 jam, hampir seluruh kota-kota besar di pulau jawa hancur, aku melihat dari dalam helikopter, semua begitu kacau di bawah sana. Siapa sangka, bahwa air yang di konsumsi beberapa pelanggan PDAM, telah di campur oleh senjata virus. Aku bersyukur tidak terkena dampak nya, tapi, adik-adik ku...Dari rekaman Arul itu, cukup jelas bahwa militer sampai senekat itu untuk mendapat keuntungan sendiri. Bahkan mengorbankan masyarakat yang tidak bersalah. Na

    Last Updated : 2021-08-20
  • Zurvive   IX. Truth of trusts (part 2)

    11 Juni 201418 : 30 WibStadion GBK, Jakarta POV : fiki "Mu...tasi?? Jadi, semua yang telah kusuntikkan ke para pengungsi....???", ujar kiki. "Ya.... itu serum untuk membuat sebuah monster,.. siapapun dia, di sini, telah merencanakan sesuatu yang sangat buruk... dia ingin merubah semua orang ini, menjadi senjata biologis....", sahut ku. "Ya allah.... gak mungkin...", ujar kiki mulai menangis. "Saat aku dan teman-teman di surabaya kemarin... kami sempat di serang semacam, monster... aku mengira kalau makhluk itu adalah hasil eksperimen, dan di gunakan untuk menjadi senjata biologis... mungkin, cairan syndrome ini, adalah senjata biologis itu, dan dapat merubah seseorang berbentuk seperti monster....", jelas ku. "Jahat sekali mereka... lihat orang-orang ini... bahkan ada anak kecil... mereka semua pupus harapan,

    Last Updated : 2021-08-23

Latest chapter

  • Zurvive   XII. Fall a part (part 2)

    12 Juni 201410.18 Wib Pasar Tanah Merah, Bangkalan - Madura POV : Ardianto "Gimana tangan lu...?", ujar ku. "Agak nyeri ama perih di luka nya.. cuman masih bisa buat gerak...", ujar aldo. ".......kenapa gak sekalian lu bunuh gue...? Lu udah tau kan resiko nya...", tambah aldo. "..Lu pikir gampang.. ngebunuh orang, yang udah gue anggep saudara... lu tetap gue selametin, gimana pun cara nya... kita cari cara nya..", sahut ku. "Gue, nyesel soal rendi... gue bingung harus apa, gue bener-bener nyesel...", ujar aldo. "Gak usah nyesel... udah wajar... manusia bakal nekat kalau udah di kondisi terdesak kayak gitu... gue mungkin juga bakal ngelakuin hal yang sama... kita cuman harus belajar mengendalikan emosi...", ujar ku. "Yang

  • Zurvive   XI. Fall a part (part 1)

    11 Juni 201412.30 WibPerbatasan sampang dan bangkalan, Madura.POV : ArdiantoKami berada di sebuah cafe kosong di kota sampang, sebelum mencapai bangkalan. Melepas lelah sembari mencari makanan sisa di cafe ini. Cukup besar cafe ini, bertuliskan NAWA di depan, terlihat dari bekas keramaian nya, dan juga bercak darah dimana-mana, seperti nya banyak pengunjung yang terinfeksi saat pandemi berlangsung."Gue pernah ke sini... kayak nya...", ujar aldo."Sihh..... sok gaul lu...", sahut rendi."Kasihan mereka yang di sini malam kemarin.... gak punya kesempatan kabur...", ujar ku."Lihat... banyak lubang di dinding, ada perlawanan juga...", ujar aldo."GUBRAAAKKKKK.....!!!

  • Zurvive   X. Truth of Trusts (part 3)

    11 Juni 201423 : 40 WibStadion GBK, JakartaPOV : FikiJam hampir menunjukkan jam 12 malam, aku dan kiki berencana kabur di tengah malam, saat penjagaan mulai berkurang. Setelah kabur dari sini, kami akan segera menuju ke surabaya, ke laboratorium milik teman ku. Setelah aku melakukan uji coba antivirus, akan ku jadikan sampel darah ku sebagai salah satu bukti kuat. Mungkin bisa ku publikasikan lewat internet, tentang apa yang terjadi di sini.Kami berdua telah berada di sisi timur stadion, di salah satu pintu keluar yang di jaga hanya 2 polisi. Sudah sekitar 30 menit kami berada di sini, mengamati 2 polisi tersebut. Ketika mereka terlihat mengantuk, aku alihkan perhatian mereka, dengan langsung melempar sesuatu ke arah tumpukan tong yang ada di dekat mereka."KELONTANGG.....!!!!"

  • Zurvive   IX. Truth of trusts (part 2)

    11 Juni 201418 : 30 WibStadion GBK, Jakarta POV : fiki "Mu...tasi?? Jadi, semua yang telah kusuntikkan ke para pengungsi....???", ujar kiki. "Ya.... itu serum untuk membuat sebuah monster,.. siapapun dia, di sini, telah merencanakan sesuatu yang sangat buruk... dia ingin merubah semua orang ini, menjadi senjata biologis....", sahut ku. "Ya allah.... gak mungkin...", ujar kiki mulai menangis. "Saat aku dan teman-teman di surabaya kemarin... kami sempat di serang semacam, monster... aku mengira kalau makhluk itu adalah hasil eksperimen, dan di gunakan untuk menjadi senjata biologis... mungkin, cairan syndrome ini, adalah senjata biologis itu, dan dapat merubah seseorang berbentuk seperti monster....", jelas ku. "Jahat sekali mereka... lihat orang-orang ini... bahkan ada anak kecil... mereka semua pupus harapan,

  • Zurvive   VIII. Truth of trusts (part 1)

    11 juni 201411:25 WibPerjalanan udara menuju Stadion GBK, JakartaPOV : FikiAku Fiki, di sini lah aku, berada di dalam helikopter yang tengah mengudara menuju kota jakarta. Ini kali kedua nya aku ke jakarta untuk keperluan medis. Sebelum nya, aku telah di percaya oleh para dosen ku, untuk menjadi bagian sebuah penelitian vaksin waktu itu, dan sekarang mereka memanggil ku lagi, terutama juga, untuk kejadian saat ini.Tak lebih dari 24 jam, hampir seluruh kota-kota besar di pulau jawa hancur, aku melihat dari dalam helikopter, semua begitu kacau di bawah sana. Siapa sangka, bahwa air yang di konsumsi beberapa pelanggan PDAM, telah di campur oleh senjata virus. Aku bersyukur tidak terkena dampak nya, tapi, adik-adik ku...Dari rekaman Arul itu, cukup jelas bahwa militer sampai senekat itu untuk mendapat keuntungan sendiri. Bahkan mengorbankan masyarakat yang tidak bersalah. Na

  • Zurvive   VII. Suspicious Suspect (part 2)

    11 Juni 201408 : 37 wibBalai kota madya, Surabaya POV : Penulis (Narator) KLOONTAANNGGGG...!!! "Suara apa itu..? Ada yang menguping kita..!! Cari dia..!!", ujar Hariyanto. "Sial.........", Ujar arul sambil bersembunyi di belakang tumpukan drum. "Tidak ada siapa-siapa pak.. mungkin dia sudah kabur..", ujar wartawan. "Bodoh!!.. bagaimana kalau penguping itu mendengar semua nya.. cepat cari!!", ujar Hariyanto. "Akan saya cari kembali pak, mungkin dia tidak jauh...", sahut wartawan. "Urus semua ini..!! Aku tidak ingin ada masalah..", ujar Hariyanto sambil kembali ke kerumunan orang. "Kayak nya aman deh... Gue harus beritahu yang lain soal ini..", gumam Arul sembari keluar

  • Zurvive   VI. Suspicious Suspect (part 1)

    11 juni 201406 : 38 wibBalai kota madya, Surabaya"Pak, laporan... Ada mobil jeep milik koloni kita mendekat..", ujar seorang tentara."Kalau begitu periksa, jika bukan manusia, langsung lenyapkan..", perintah sang komandan."Tapi lihat terlebih dahulu, siapkan perlindungan jika benar manusia..", lanjut sang komandan."Siap pak...!!", sahut tentara tersebut."Kita tidak ingin memakan lebih banyak korban di insiden ini... gara-gara teroris terkutuk itu...", gumam sang komandan."Perhatian..!! Untuk mobil yang berhenti di sana, cepat masuk ke dalam..!! Tunjukkan jika kalian masih manusia..!!", ujar seorang tentara di dekat pagar kantor kota madya menggunakan pengeras suara."Mif.. cepetan masukin mobil nya..", ujar Arul."Emang mereka mau apa..? Kita kan bener manusia..", ujar Mifta."Jika bukan, kami akan menembak pada hitungan ke tiga..... Satu,.. dua,...", lanjut tentara tersebut.TIIIIIINNNN..!!! TIIIIINNNNN....!! TIIIIIIINNNNNNNNN....!!!!!"Tunggu..!!! Kami manusia.. tolong buka g

  • Zurvive   V. Before.....

    9 Juni 201407 : 30 WIBSumenep Kota, MaduraPOV : Ardian"kamu hati-hati di sana... Telfon kalau sudah sampai dan kalau ada apa-apa...", ujar ku."iya sayang... Udah aku berangkat dulu, assalamuallaikum...", ujar Nindi."wa allaikumsalam... semoga kamu bisa jaga diri di sana..", sahut ku."entah kenapa firasat ku gak enak...", gumam ku dalam hati.Nama ku, Ardianto. Seorang yatim piatu, yang sedang merantau, di pulau madura, tepat nya di kabupaten sumenep. Hanya memiliki kehidupan biasa, dan sederhana. Aku di lahirkan di Surabaya, atau bisa di bilang, di buang oleh kedua orang tua ku. Lalu singkat cerita, sebuah panti asuhan mengambilku dan merawat ku saat aku berusia 7 tahun, lepas dari kerasnya hidup jalanan bersama para pengemis dan gelandangan. Hingga aku berusia 17 tahun, dan lulus sekolah. Aku telah banyak mengenal tentang dunia luar dari internet dan ilmu yang aku pelajari lewat buku. Aku suka sekali membaca, apalagi jika berhubungan dengan sebuah ilmu pengetahuan. Karena kebo

  • Zurvive   IV. 'It' Did

    11 juni 201404 : 27 wibTerminal Joyoboyo, Surabaya POV : Penulis (Narator) Fiki, Arul, dan Mifta melanjutkan perjalanan, dan masuk ke dalam terminal Joyoboyo, untuk mencari bantuan agar bisa menolong teman mereka Angga yang tenggelam di sungai berantas.Mereka tercengang akan pemandangan di dalam area tempat evakuasi. Semua telah di hancurkan, potongan tubuh dan organ dalam manusia berserakan, darah pun berceceran, dan juga banyak sekali bekas cakaran yang cukup besar. Mereka sempat menduga ada sesuatu lain yang menghancurkan tempat tersebut. Terlihat juga banyak sekali bekas tembakan di mana-mana, mungkin para penjaga di sini, berusaha untuk mempertahankan tempat ini dari sesuatu, namun gagal. "Ini....", Ujar Fiki terlihat shock. "Terlihat penjagaan nya cukup banyak, tapi... Hancur, berubah jadi kayak tempat jagal.. banyak potongan mayat di sini..", tambah Mifta. "Oy.. pergi yuk.. serem di sini..", sahut Arul. "Pergi kemana, kita baru nyampe.. gimana sih lu, cemen..", sahut Mi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status