Beranda / Fantasi / Zurvive / III. Separated

Share

III. Separated

Penulis: Zero
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-12 11:13:25

11 juni 2014

03 : 15 wib

Tengah kota Sidoarjo, Jawa Timur

POV : Angga

Setelah 20 menit kami melewati jalanan yang kondisi nya bagaikan tempat jagal manusia, kami berdua pun akhirnya sampai di basecamp, berletak di sebuah perumahan yang cukup luas, di pinggiran Sidoarjo kota. Cukup sepi ternyata, hanya beberapa zombi terlihat berkeliaran di sekitar. Jelas saja, memang perumahan selalu identik dengan suasana sepi, karena kurang nya sosialisasi, terlebih lagi, rata-rata dihuni oleh pendatang luar kota yang merantau.

Kami berhenti di depan halaman basecamp, berpagar besi dengan cat oranye, terlihat kokoh sehingga zombi tak bisa menembus. Kami melihat dari luar, rumah itu terlihat sepi, apa mungkin teman-teman berada di dalam? Dengan mengendap-endap, kami mencoba memanggil teman-teman kami yang ada di dalam.

"Fik, ini Angga ama Arul..!! Cepet keluar..", teriak ku lirih.

"Eh... Yang keras dong..", ujar Arul.

"Lu mau di keroyok zombi apa gimana..?", Sahut ku.

"Ya gak bakal denger lah, sepi gini.. emang lu yakin semua nya ada di sini..?? motor-motor nya aja gak ada..", ujar Arul.

"Gue udah sms mereka satu-satu, gue suruh ngumpul di sini.. mungkin ngumpet di dalem..", ujar ku.

"Nah tuh Fiki keluar...", sahut Arul melihat Fiki mulai membuka pintu depan.

Terlihat Fiki keluar, namun tidak ada tanda teman-teman kami di dalam. Fiki, seorang petugas medis yang berdinas di RSUD Dr. Soetomo, rumah nya lah yang paling dekat dengan basecamp, sehingga dapat sampai ke lokasi terlebih dahulu. Basecamp ini pun juga milik saudara nya yang pindah rumah ke Surabaya. Karena tak terpakai, sehingga grup kami lah yang merawat.

Ya, grup yang kami namakan 'NTC', grup yang kami dirikan dengan dasar ketidak-sengajaan ini sudah berjalan semenjak kami kelas 3 SMK, hingga sekarang. Cukup banyak kegiatan sosial yang kami lakukan, seperti kegiatan ramadhan, kerja bakti, dan berbagi dengan yang kurang mampu. Semua kami lakukan, agar berguna di mata masyarakat, dan tidak dipandang sebagai kumpulan bujang gak jelas.

Kami pun masuk, dan menutup pintu rapat-rapat, mencoba untuk sesunyi mungkin. Di dalam, kami bercerita tentang apa yang terjadi. Dengan muka sedikit sedih, Fiki bercerita tentang kejadian yang menimpa nya. Ayah dan ibu nya sedang ada tugas dinas di luar pulau, mereka adalah spesialis kesehatan, entah mereka baik-baik saja atau tidak. Mereka berdua meninggalkan Fiki dan kedua adik nya di rumah. Namun, seiring waktu berlangsung nya 'outbreak' ini, kedua adik nya pun terinfeksi. Dan dengan berat hati, Fiki pun mengurung kedua adik nya di dalam rumah, lalu pergi menuju basecamp.

"Gak ada yang ke sini, cuma gue aja yang langsung ke sini.. itupun...", ujar Fiki dengan sedikit sedih.

“sabar Fik, kita semua juga kehilangan di sini,.. dan, bersedih juga gak bakal bikin mereka balik hidup lagi.. oh iya, yang lain mana..?? apa gak ada yang bales..??”, tanya ku.

“bukan nya sinyal lagi error, iya kalo sms lu masuk semua ke hp mereka...”, ujar Arul

“bener juga... Apa kita tunggu dulu di sini... atau lebih baik, kita menyusun rencana agar bisa ke tempat evakuasi..”, ujar ku.

"tempat evakuasi nya ada dimana aja..?", Tanya Arul.

"tadi sih di tv sempet di kasih tahu.. semua nya di surabaya.. yang paling deket dari sini, kata nya terminal joyoboyo..", jelas ku.

"Oh yang deket ama sungai gede itu..", sahut Arul.

“lalu temen-temen yang lain..?? gimana kalo mereka beneran ke sini.. kasihan mereka juga..”, ujar Fiki.

“kalo gtu, kita nunggu 1 jam lagi, sambil siap-siap senjata yang ada, buat ke sana..”, ujar ku.

"apa piring termasuk senjata..?", Ujar arul sambil angkat telunjuk.

"Iya terserah, yang penting bisa bunuh orang.. maaf, zombi maksud ku..", sahut ku.

"............", Arul angkat telunjuk lagi.

"Iya.. gelas ama panci juga bisa..", sahut ku.

"Oy, gue udah nulis pesan di kertas, barangkali temen-temen nanti ke sini kalo kita udah pergi..", ujar Fiki sambil menunjukkan kertas berisi pesan.

"KAMI UDHA GAK DI SINI, LANGSUNG AJA KE TEMPAT EVAKUSASI.. DAN TOLONG PESAN NYA JANGAN DI BUANG, BIRA TEMEN YANG LAIN BISA BACA, THX N GOOD LUCK..", aku dan arul membaca bersama.

"Lu gak ngetik, gak nulis, tetep aja typo.. tangan lu ada masalah?..", tambah ku.

"Sorry..", sahut Fiki.

"Ya udah, tempel aja di pintu depan, atau di gerbang biar kelihatan..", ujar Arul.

"Jangan... Entar kalo yang baca zombi nya, bisa ngikutin kita nanti ke surabaya..", ujar Fiki.

"Hmmmmmmzzzzzzz...", Sahut ku.

Satu jam lebih kami menunggu, dan tidak ada satu pun teman kami datang, kami juga khawatir terjadi sesuatu dengan mereka. Tak ingin membuang waktu lagi, kami bertiga pun menyiapkan semua nya, dan memasukkan ke motor yang ku bawa bersama Arul. Arul bagian menyetir, sedangkan aku dan Fiki berusaha menjaga agar zombi tidak mendekati kendaraan kami. Piring-piring, gelas-gelas kaca, apapun benda keras yang bisa di lempar untuk membunuh mereka sudah kami siapkan, dan pisau kami simpan untuk melindungi diri nanti nya. Dan juga pistol pemberian pak warto.

Kami mulai berangkat menuju titik evakuasi di terminal joyoboyo, terminal yang letak nya cukup dekat dengan posisi kami saat ini. Area Surabaya pusat dan selatan, terpisah oleh sungai Brantas, yang mengalir dari barat, hingga ke muara di ujung timur. Dan terminal Joyoboyo, berdekatan dengan salah satu jembatan penyebrangan sungai Brantas, dan salah satu akses utama menuju surabaya pusat.

Saat kami melewati daerah perbatasan kota, kami sempat bertabrakan dengan seorang pengendara motor yang tak sengaja menyenggol kendaraan kami. Setelah kami menolong nya, rupanya dia tidak asing bagi kami.

"Mif, dari mana aja lu? Dapet sms dari gue gak?", tanya ku.

"Iya gue dapet sms dari lu, cuma gue mau pulang dulu bro! Keluarga gue masih di rumah! Gue habis dari surabaya, terus ada yang kacau di kota, akhir nya gue putusin buat pulang...", ujar nya dengan sedikit shock.

“maaf mif.. tapi kayak nya keluarga lu kecil kemungkinan buat selamat, karena sidoarjo udah hampir gak ada yang tersisa..", ujar Fiki.

“lu jangan bilang yang enggak-enggak, bangsat... gue ke surabaya cuman bentar tadi.. gak mungkin sidoarjo udah ancur..”, sahut Mifta ingin memukul Fiki.

"Mif sabar.. memang bener apa yang Fiki bilang.. kami semua.. juga kehilangan keluarga masing-masing... Jadi tolong, jangan berbuat nekat buat nyelametin keluarga lu..", ujar ku.

"...................", Mifta tertunduk menangis.

"Kita punya rencana buat nyelametin diri mif, kalau lu mau ikut, ayo..", ujar Fiki.

"Kalau memang lu niat nolong keluarga lu, silahkan.. tapi saran ku sih-.....", sahutku terpotong.

“Oy..!! sorry kalo gue ngerusak acara reuni nya... tapi kayak nya, kita harus cepet pergi.. mereka udah mulai ngumpul gara-gara KALIAN TERIAK..!!”, ujar Arul.

"Nah, lu sendiri teriak..!!", Sahut Fiki.

"Sekalian...!!", Balas Arul.

“Mif, lu ikut apa nggak..??!”, ujar ku.

“cepetan naik mif, keburu di gigit entar..", sahut Fiki.

“.............", Tanpa bicara mifta naik ke motor.

Setelah dia sedikit tenang, Mifta akhir nya ikut dengan kami menuju tempat evakuasi. Perjalanan pun kami lanjutkan, dengan menghindari dan menyerang mereka yang mencoba merobohkan motor kami. Terlihat orang yang masih hidup, melarikan diri dari kejaran yang terinfeksi, dan terlihat juga yang sengaja mengorbankan teman nya, hanya demi keselamatannya sendiri.

Sekitar 40 menit, akhir nya kami telah sampai di jembatan sungai menuju terminal Joyoboyo. Kami pun terkejut atas apa yang kami lihat di tempat itu. Jembatan yang cukup besar nan kokoh, hanya tersisa rangka nya saja, hampir seluruh jalanan aspal dan pinggiran runtuh, atau mungkin terlihat seperti sengaja di runtuhkan.

"Gimana nih..??", sahut Mifta.

"Lihat itu, ada beberapa tank di sana, mungkin militer menghancurkan jembatan, agar infeksi gak makin menyebar...", Ujar ku.

"Masuk akal jga.... Apa semua jembatan juga di hancurkan ya..?", Sahut Fiki.

"trus, gimana nih...??", tanya Mifta.

"Ya nyebrang lah.. Tuh masih bisa lewat di rangka besi nya tuh..", ujar Arul.

"Bener si Arul Mif,.. Gak ada pilihan lain... Kita coba gantian...", ujar Fiki.

"ya, asal cepet... Tuh yang di belakang udah nungguin buat makan kita...", tambah ku.

Kami pun terpaksa turun, menyeberang dengan mengikuti rangka jembatan satu per satu, kami juga tak ingin terjatuh ke bawah, di sungai yang cukup deras aliran nya. Setelah beberapa menit, giliran ku yang paling terakhir. Saat aku berada di tengah-tengah, tiba-tiba rangka pun putus tak kuat menahan beban, dan aku pun jatuh, tenggelam ke sungai yang dingin pagi itu.

“WOYY... ANGGAA..!!”, teriak Mifta.

“gimana nih... kita turun ke sana buat nyari atau gimana..”, ujar Fiki.

“arus nya terlalu deras... dan ini masih gelap.. kita mungkin akan sulit buat nyari si angga..”, ujar Arul.

“trus kita tinggalin Angga, hanyut di sini..??!”, ujar Mifta.

“kita gak punya pilihan lain mif, kita bisa cari tubuh nya nanti kalau ini semua sudah selesai.. moga aja masih hidup...", Ujar Fiki.

“bener kata fiki... Kita cari bantuan dulu di tempat evakuasi, siapa tahu ada yang bisa bantu..", tambah Arul.

"Ya udah, kita ke terminal dulu... manggil bantuan..", sahut Mifta.

"Kalaupun Angga masih bisa hidup, dia pasti cari cara untuk nyusul kita.. aku yakin..", ujar Fiki.

Terdengar samar-samar teriakan mereka bertiga, lalu menghilang. Aku berpikir, 'apa aku akan selamat..?'. Keluarga ku masih menanti di rumah, menanti harapan yang ku berikan untuk mereka. Entahlah, aku juga ragu apa mereka masih di dalam rumah atau...

Tapi, Aku minta maaf.....

Catatan penulis : Terima kasih telah membaca sampai chapter ini, maaf bila ada kata-kata yang typo, kurang berkenan, sadis, atau tidak pantas, semua hanya untuk menambah suasana. Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf bila ada nama tempat, tokoh, karakter, dan benda yang sama. Selamat membaca.........

Bab terkait

  • Zurvive   IV. 'It' Did

    11 juni 201404 : 27 wibTerminal Joyoboyo, Surabaya POV : Penulis (Narator) Fiki, Arul, dan Mifta melanjutkan perjalanan, dan masuk ke dalam terminal Joyoboyo, untuk mencari bantuan agar bisa menolong teman mereka Angga yang tenggelam di sungai berantas.Mereka tercengang akan pemandangan di dalam area tempat evakuasi. Semua telah di hancurkan, potongan tubuh dan organ dalam manusia berserakan, darah pun berceceran, dan juga banyak sekali bekas cakaran yang cukup besar. Mereka sempat menduga ada sesuatu lain yang menghancurkan tempat tersebut. Terlihat juga banyak sekali bekas tembakan di mana-mana, mungkin para penjaga di sini, berusaha untuk mempertahankan tempat ini dari sesuatu, namun gagal. "Ini....", Ujar Fiki terlihat shock. "Terlihat penjagaan nya cukup banyak, tapi... Hancur, berubah jadi kayak tempat jagal.. banyak potongan mayat di sini..", tambah Mifta. "Oy.. pergi yuk.. serem di sini..", sahut Arul. "Pergi kemana, kita baru nyampe.. gimana sih lu, cemen..", sahut Mi

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-12
  • Zurvive   V. Before.....

    9 Juni 201407 : 30 WIBSumenep Kota, MaduraPOV : Ardian"kamu hati-hati di sana... Telfon kalau sudah sampai dan kalau ada apa-apa...", ujar ku."iya sayang... Udah aku berangkat dulu, assalamuallaikum...", ujar Nindi."wa allaikumsalam... semoga kamu bisa jaga diri di sana..", sahut ku."entah kenapa firasat ku gak enak...", gumam ku dalam hati.Nama ku, Ardianto. Seorang yatim piatu, yang sedang merantau, di pulau madura, tepat nya di kabupaten sumenep. Hanya memiliki kehidupan biasa, dan sederhana. Aku di lahirkan di Surabaya, atau bisa di bilang, di buang oleh kedua orang tua ku. Lalu singkat cerita, sebuah panti asuhan mengambilku dan merawat ku saat aku berusia 7 tahun, lepas dari kerasnya hidup jalanan bersama para pengemis dan gelandangan. Hingga aku berusia 17 tahun, dan lulus sekolah. Aku telah banyak mengenal tentang dunia luar dari internet dan ilmu yang aku pelajari lewat buku. Aku suka sekali membaca, apalagi jika berhubungan dengan sebuah ilmu pengetahuan. Karena kebo

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Zurvive   VI. Suspicious Suspect (part 1)

    11 juni 201406 : 38 wibBalai kota madya, Surabaya"Pak, laporan... Ada mobil jeep milik koloni kita mendekat..", ujar seorang tentara."Kalau begitu periksa, jika bukan manusia, langsung lenyapkan..", perintah sang komandan."Tapi lihat terlebih dahulu, siapkan perlindungan jika benar manusia..", lanjut sang komandan."Siap pak...!!", sahut tentara tersebut."Kita tidak ingin memakan lebih banyak korban di insiden ini... gara-gara teroris terkutuk itu...", gumam sang komandan."Perhatian..!! Untuk mobil yang berhenti di sana, cepat masuk ke dalam..!! Tunjukkan jika kalian masih manusia..!!", ujar seorang tentara di dekat pagar kantor kota madya menggunakan pengeras suara."Mif.. cepetan masukin mobil nya..", ujar Arul."Emang mereka mau apa..? Kita kan bener manusia..", ujar Mifta."Jika bukan, kami akan menembak pada hitungan ke tiga..... Satu,.. dua,...", lanjut tentara tersebut.TIIIIIINNNN..!!! TIIIIINNNNN....!! TIIIIIIINNNNNNNNN....!!!!!"Tunggu..!!! Kami manusia.. tolong buka g

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • Zurvive   VII. Suspicious Suspect (part 2)

    11 Juni 201408 : 37 wibBalai kota madya, Surabaya POV : Penulis (Narator) KLOONTAANNGGGG...!!! "Suara apa itu..? Ada yang menguping kita..!! Cari dia..!!", ujar Hariyanto. "Sial.........", Ujar arul sambil bersembunyi di belakang tumpukan drum. "Tidak ada siapa-siapa pak.. mungkin dia sudah kabur..", ujar wartawan. "Bodoh!!.. bagaimana kalau penguping itu mendengar semua nya.. cepat cari!!", ujar Hariyanto. "Akan saya cari kembali pak, mungkin dia tidak jauh...", sahut wartawan. "Urus semua ini..!! Aku tidak ingin ada masalah..", ujar Hariyanto sambil kembali ke kerumunan orang. "Kayak nya aman deh... Gue harus beritahu yang lain soal ini..", gumam Arul sembari keluar

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • Zurvive   VIII. Truth of trusts (part 1)

    11 juni 201411:25 WibPerjalanan udara menuju Stadion GBK, JakartaPOV : FikiAku Fiki, di sini lah aku, berada di dalam helikopter yang tengah mengudara menuju kota jakarta. Ini kali kedua nya aku ke jakarta untuk keperluan medis. Sebelum nya, aku telah di percaya oleh para dosen ku, untuk menjadi bagian sebuah penelitian vaksin waktu itu, dan sekarang mereka memanggil ku lagi, terutama juga, untuk kejadian saat ini.Tak lebih dari 24 jam, hampir seluruh kota-kota besar di pulau jawa hancur, aku melihat dari dalam helikopter, semua begitu kacau di bawah sana. Siapa sangka, bahwa air yang di konsumsi beberapa pelanggan PDAM, telah di campur oleh senjata virus. Aku bersyukur tidak terkena dampak nya, tapi, adik-adik ku...Dari rekaman Arul itu, cukup jelas bahwa militer sampai senekat itu untuk mendapat keuntungan sendiri. Bahkan mengorbankan masyarakat yang tidak bersalah. Na

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • Zurvive   IX. Truth of trusts (part 2)

    11 Juni 201418 : 30 WibStadion GBK, Jakarta POV : fiki "Mu...tasi?? Jadi, semua yang telah kusuntikkan ke para pengungsi....???", ujar kiki. "Ya.... itu serum untuk membuat sebuah monster,.. siapapun dia, di sini, telah merencanakan sesuatu yang sangat buruk... dia ingin merubah semua orang ini, menjadi senjata biologis....", sahut ku. "Ya allah.... gak mungkin...", ujar kiki mulai menangis. "Saat aku dan teman-teman di surabaya kemarin... kami sempat di serang semacam, monster... aku mengira kalau makhluk itu adalah hasil eksperimen, dan di gunakan untuk menjadi senjata biologis... mungkin, cairan syndrome ini, adalah senjata biologis itu, dan dapat merubah seseorang berbentuk seperti monster....", jelas ku. "Jahat sekali mereka... lihat orang-orang ini... bahkan ada anak kecil... mereka semua pupus harapan,

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23
  • Zurvive   X. Truth of Trusts (part 3)

    11 Juni 201423 : 40 WibStadion GBK, JakartaPOV : FikiJam hampir menunjukkan jam 12 malam, aku dan kiki berencana kabur di tengah malam, saat penjagaan mulai berkurang. Setelah kabur dari sini, kami akan segera menuju ke surabaya, ke laboratorium milik teman ku. Setelah aku melakukan uji coba antivirus, akan ku jadikan sampel darah ku sebagai salah satu bukti kuat. Mungkin bisa ku publikasikan lewat internet, tentang apa yang terjadi di sini.Kami berdua telah berada di sisi timur stadion, di salah satu pintu keluar yang di jaga hanya 2 polisi. Sudah sekitar 30 menit kami berada di sini, mengamati 2 polisi tersebut. Ketika mereka terlihat mengantuk, aku alihkan perhatian mereka, dengan langsung melempar sesuatu ke arah tumpukan tong yang ada di dekat mereka."KELONTANGG.....!!!!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • Zurvive   XI. Fall a part (part 1)

    11 Juni 201412.30 WibPerbatasan sampang dan bangkalan, Madura.POV : ArdiantoKami berada di sebuah cafe kosong di kota sampang, sebelum mencapai bangkalan. Melepas lelah sembari mencari makanan sisa di cafe ini. Cukup besar cafe ini, bertuliskan NAWA di depan, terlihat dari bekas keramaian nya, dan juga bercak darah dimana-mana, seperti nya banyak pengunjung yang terinfeksi saat pandemi berlangsung."Gue pernah ke sini... kayak nya...", ujar aldo."Sihh..... sok gaul lu...", sahut rendi."Kasihan mereka yang di sini malam kemarin.... gak punya kesempatan kabur...", ujar ku."Lihat... banyak lubang di dinding, ada perlawanan juga...", ujar aldo."GUBRAAAKKKKK.....!!!

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01

Bab terbaru

  • Zurvive   XII. Fall a part (part 2)

    12 Juni 201410.18 Wib Pasar Tanah Merah, Bangkalan - Madura POV : Ardianto "Gimana tangan lu...?", ujar ku. "Agak nyeri ama perih di luka nya.. cuman masih bisa buat gerak...", ujar aldo. ".......kenapa gak sekalian lu bunuh gue...? Lu udah tau kan resiko nya...", tambah aldo. "..Lu pikir gampang.. ngebunuh orang, yang udah gue anggep saudara... lu tetap gue selametin, gimana pun cara nya... kita cari cara nya..", sahut ku. "Gue, nyesel soal rendi... gue bingung harus apa, gue bener-bener nyesel...", ujar aldo. "Gak usah nyesel... udah wajar... manusia bakal nekat kalau udah di kondisi terdesak kayak gitu... gue mungkin juga bakal ngelakuin hal yang sama... kita cuman harus belajar mengendalikan emosi...", ujar ku. "Yang

  • Zurvive   XI. Fall a part (part 1)

    11 Juni 201412.30 WibPerbatasan sampang dan bangkalan, Madura.POV : ArdiantoKami berada di sebuah cafe kosong di kota sampang, sebelum mencapai bangkalan. Melepas lelah sembari mencari makanan sisa di cafe ini. Cukup besar cafe ini, bertuliskan NAWA di depan, terlihat dari bekas keramaian nya, dan juga bercak darah dimana-mana, seperti nya banyak pengunjung yang terinfeksi saat pandemi berlangsung."Gue pernah ke sini... kayak nya...", ujar aldo."Sihh..... sok gaul lu...", sahut rendi."Kasihan mereka yang di sini malam kemarin.... gak punya kesempatan kabur...", ujar ku."Lihat... banyak lubang di dinding, ada perlawanan juga...", ujar aldo."GUBRAAAKKKKK.....!!!

  • Zurvive   X. Truth of Trusts (part 3)

    11 Juni 201423 : 40 WibStadion GBK, JakartaPOV : FikiJam hampir menunjukkan jam 12 malam, aku dan kiki berencana kabur di tengah malam, saat penjagaan mulai berkurang. Setelah kabur dari sini, kami akan segera menuju ke surabaya, ke laboratorium milik teman ku. Setelah aku melakukan uji coba antivirus, akan ku jadikan sampel darah ku sebagai salah satu bukti kuat. Mungkin bisa ku publikasikan lewat internet, tentang apa yang terjadi di sini.Kami berdua telah berada di sisi timur stadion, di salah satu pintu keluar yang di jaga hanya 2 polisi. Sudah sekitar 30 menit kami berada di sini, mengamati 2 polisi tersebut. Ketika mereka terlihat mengantuk, aku alihkan perhatian mereka, dengan langsung melempar sesuatu ke arah tumpukan tong yang ada di dekat mereka."KELONTANGG.....!!!!"

  • Zurvive   IX. Truth of trusts (part 2)

    11 Juni 201418 : 30 WibStadion GBK, Jakarta POV : fiki "Mu...tasi?? Jadi, semua yang telah kusuntikkan ke para pengungsi....???", ujar kiki. "Ya.... itu serum untuk membuat sebuah monster,.. siapapun dia, di sini, telah merencanakan sesuatu yang sangat buruk... dia ingin merubah semua orang ini, menjadi senjata biologis....", sahut ku. "Ya allah.... gak mungkin...", ujar kiki mulai menangis. "Saat aku dan teman-teman di surabaya kemarin... kami sempat di serang semacam, monster... aku mengira kalau makhluk itu adalah hasil eksperimen, dan di gunakan untuk menjadi senjata biologis... mungkin, cairan syndrome ini, adalah senjata biologis itu, dan dapat merubah seseorang berbentuk seperti monster....", jelas ku. "Jahat sekali mereka... lihat orang-orang ini... bahkan ada anak kecil... mereka semua pupus harapan,

  • Zurvive   VIII. Truth of trusts (part 1)

    11 juni 201411:25 WibPerjalanan udara menuju Stadion GBK, JakartaPOV : FikiAku Fiki, di sini lah aku, berada di dalam helikopter yang tengah mengudara menuju kota jakarta. Ini kali kedua nya aku ke jakarta untuk keperluan medis. Sebelum nya, aku telah di percaya oleh para dosen ku, untuk menjadi bagian sebuah penelitian vaksin waktu itu, dan sekarang mereka memanggil ku lagi, terutama juga, untuk kejadian saat ini.Tak lebih dari 24 jam, hampir seluruh kota-kota besar di pulau jawa hancur, aku melihat dari dalam helikopter, semua begitu kacau di bawah sana. Siapa sangka, bahwa air yang di konsumsi beberapa pelanggan PDAM, telah di campur oleh senjata virus. Aku bersyukur tidak terkena dampak nya, tapi, adik-adik ku...Dari rekaman Arul itu, cukup jelas bahwa militer sampai senekat itu untuk mendapat keuntungan sendiri. Bahkan mengorbankan masyarakat yang tidak bersalah. Na

  • Zurvive   VII. Suspicious Suspect (part 2)

    11 Juni 201408 : 37 wibBalai kota madya, Surabaya POV : Penulis (Narator) KLOONTAANNGGGG...!!! "Suara apa itu..? Ada yang menguping kita..!! Cari dia..!!", ujar Hariyanto. "Sial.........", Ujar arul sambil bersembunyi di belakang tumpukan drum. "Tidak ada siapa-siapa pak.. mungkin dia sudah kabur..", ujar wartawan. "Bodoh!!.. bagaimana kalau penguping itu mendengar semua nya.. cepat cari!!", ujar Hariyanto. "Akan saya cari kembali pak, mungkin dia tidak jauh...", sahut wartawan. "Urus semua ini..!! Aku tidak ingin ada masalah..", ujar Hariyanto sambil kembali ke kerumunan orang. "Kayak nya aman deh... Gue harus beritahu yang lain soal ini..", gumam Arul sembari keluar

  • Zurvive   VI. Suspicious Suspect (part 1)

    11 juni 201406 : 38 wibBalai kota madya, Surabaya"Pak, laporan... Ada mobil jeep milik koloni kita mendekat..", ujar seorang tentara."Kalau begitu periksa, jika bukan manusia, langsung lenyapkan..", perintah sang komandan."Tapi lihat terlebih dahulu, siapkan perlindungan jika benar manusia..", lanjut sang komandan."Siap pak...!!", sahut tentara tersebut."Kita tidak ingin memakan lebih banyak korban di insiden ini... gara-gara teroris terkutuk itu...", gumam sang komandan."Perhatian..!! Untuk mobil yang berhenti di sana, cepat masuk ke dalam..!! Tunjukkan jika kalian masih manusia..!!", ujar seorang tentara di dekat pagar kantor kota madya menggunakan pengeras suara."Mif.. cepetan masukin mobil nya..", ujar Arul."Emang mereka mau apa..? Kita kan bener manusia..", ujar Mifta."Jika bukan, kami akan menembak pada hitungan ke tiga..... Satu,.. dua,...", lanjut tentara tersebut.TIIIIIINNNN..!!! TIIIIINNNNN....!! TIIIIIIINNNNNNNNN....!!!!!"Tunggu..!!! Kami manusia.. tolong buka g

  • Zurvive   V. Before.....

    9 Juni 201407 : 30 WIBSumenep Kota, MaduraPOV : Ardian"kamu hati-hati di sana... Telfon kalau sudah sampai dan kalau ada apa-apa...", ujar ku."iya sayang... Udah aku berangkat dulu, assalamuallaikum...", ujar Nindi."wa allaikumsalam... semoga kamu bisa jaga diri di sana..", sahut ku."entah kenapa firasat ku gak enak...", gumam ku dalam hati.Nama ku, Ardianto. Seorang yatim piatu, yang sedang merantau, di pulau madura, tepat nya di kabupaten sumenep. Hanya memiliki kehidupan biasa, dan sederhana. Aku di lahirkan di Surabaya, atau bisa di bilang, di buang oleh kedua orang tua ku. Lalu singkat cerita, sebuah panti asuhan mengambilku dan merawat ku saat aku berusia 7 tahun, lepas dari kerasnya hidup jalanan bersama para pengemis dan gelandangan. Hingga aku berusia 17 tahun, dan lulus sekolah. Aku telah banyak mengenal tentang dunia luar dari internet dan ilmu yang aku pelajari lewat buku. Aku suka sekali membaca, apalagi jika berhubungan dengan sebuah ilmu pengetahuan. Karena kebo

  • Zurvive   IV. 'It' Did

    11 juni 201404 : 27 wibTerminal Joyoboyo, Surabaya POV : Penulis (Narator) Fiki, Arul, dan Mifta melanjutkan perjalanan, dan masuk ke dalam terminal Joyoboyo, untuk mencari bantuan agar bisa menolong teman mereka Angga yang tenggelam di sungai berantas.Mereka tercengang akan pemandangan di dalam area tempat evakuasi. Semua telah di hancurkan, potongan tubuh dan organ dalam manusia berserakan, darah pun berceceran, dan juga banyak sekali bekas cakaran yang cukup besar. Mereka sempat menduga ada sesuatu lain yang menghancurkan tempat tersebut. Terlihat juga banyak sekali bekas tembakan di mana-mana, mungkin para penjaga di sini, berusaha untuk mempertahankan tempat ini dari sesuatu, namun gagal. "Ini....", Ujar Fiki terlihat shock. "Terlihat penjagaan nya cukup banyak, tapi... Hancur, berubah jadi kayak tempat jagal.. banyak potongan mayat di sini..", tambah Mifta. "Oy.. pergi yuk.. serem di sini..", sahut Arul. "Pergi kemana, kita baru nyampe.. gimana sih lu, cemen..", sahut Mi

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status