Home / Fantasi / Zurvive / IV. 'It' Did

Share

IV. 'It' Did

Author: Zero
last update Last Updated: 2021-06-12 11:47:14

11 juni 2014

04 : 27 wib

Terminal Joyoboyo, Surabaya

POV : Penulis (Narator)

Fiki, Arul, dan Mifta melanjutkan perjalanan, dan masuk ke dalam terminal Joyoboyo, untuk mencari bantuan agar bisa menolong teman mereka Angga yang tenggelam di sungai berantas.

Mereka tercengang akan pemandangan di dalam area tempat evakuasi. Semua telah di hancurkan, potongan tubuh dan organ dalam manusia berserakan, darah pun berceceran, dan juga banyak sekali bekas cakaran yang cukup besar. Mereka sempat menduga ada sesuatu lain yang menghancurkan tempat tersebut. Terlihat juga banyak sekali bekas tembakan di mana-mana, mungkin para penjaga di sini, berusaha untuk mempertahankan tempat ini dari sesuatu, namun gagal.

"Ini....", Ujar Fiki terlihat shock.

"Terlihat penjagaan nya cukup banyak, tapi... Hancur, berubah jadi kayak tempat jagal.. banyak potongan mayat di sini..", tambah Mifta.

"Oy.. pergi yuk.. serem di sini..", sahut Arul.

"Pergi kemana, kita baru nyampe.. gimana sih lu, cemen..", sahut Mifta.

"ya emang lu mau nyari apa di sini...?! gk ada yang hidup juga... Coba lu tanya ke satpam di pojokan situ,... tapi lu ambil dulu otak nya di bawah nya tuh, tercecer, biar dia bisa mikir omongan lu...!", sahut Arul.

"kok lu nyolot anjing...?!", teriak Mifta.

"hoy... Hoy... Udah! Percuma kalian berantem, simpan tenaga kalian, biar kalian gak mati di sini...", sahut Fiki.

"Coba lihat di sana, tenda besar itu mungkin pusat nya... Siapa tau kita bisa dapet info tentang tempat evakuasi lain nya..", tambah Fiki sambil menghampiri tenda yang terlihat cukup besar di tengah-tengah terminal.

"gue minta maaf... Bener kata Fiki...", ujar Mifta sambil mengajak Arul bersalaman.

"Ya, gue juga.... Kita cek aja tempat ini... semoga aja ada senjata di dalem atau apa gitu.....", Ujar Arul.

"Cuman, bener juga yang lu bilang, serem di sini......", Sahut Mifta sambil memegang tangan Arul.

"cemen....", gumam Arul.

Di dalam tenda terlihat sepi, tidak ada aktivitas kehidupan. Fiki melihat-lihat berkas dan dokumen yang berserakan, yang mungkin bisa di jadikan petunjuk tujuan mereka selanjut nya. Mifta dan Arul pun juga melihat-lihat sekitar tenda, berharap ada sesuatu yang bisa di jadikan senjata.

Terlihat ada sebuah dokumen yang menyita perhatian fiki. Seperti sebuah dokumen rahasia. Tanpa buang waktu, dokumen tersebut diambil dan disimpan oleh nya, untuk diteliti lebih lanjut nanti nya. Setelah itu, fiki mencari info yang lain, dan menemukan sesuatu.

"Oy bro.. coba liat ini.. di sini tertulis, 'Semua penduduk yang telah di netralisir, akan di bawa ke tempat evakuasi pusat, di kantor kota madya surabaya, untuk selanjut nya di pindahkan melalui jalur udara, menuju jakarta dan di ungsikan kembali ke pulau-pulau yang masih negatif virus.'...", ujar Fiki membaca selembar kertas tertempel di dinding.

"Bentar... Kenapa gak langsung ke pulau nya... Kok harus ke jakarta dulu..", tanya Mifta.

"Mungkin, di data lagi di sana.. atau di tes lagi, kan memang harus benar-benar steril di pulau tersebut... Pemerintah juga gak mau ambil resiko, kalau-kalau ada virus yang lolos dari pengecekan..", ujar Fiki.

"Jadi tujuan kita selanjut nya kemana nih..", ujar Mifta.

"Oy... Gue nemu rompi anti peluru, lumayan buat perlindungan kita nih.. ada jeep juga di luar, jeep nya tentara coy, kuat dan masih bisa jalan.. udah coba gue starter tadi... cuman gue gak nemu senjata api..", sahut Arul.

"Kayak nya kita harus ke kantor kota madya Mif.. itu tiket kita.. di sana pusat nya.. yah sebelum kita ketinggalan pesawat..", ujar Fiki.

"Lalu.... Angga dan orang-orang di sidoarjo gimana..", ujar Mifta sedikit murung.

"Yang penting kita selamat dulu mif.. percuma juga kita mati sia-sia di sini... Kita bisa mengurus mereka nanti..", ujar Fiki.

"....baiklah.. kita ke kota madya dulu.. siapa tahu di sana bisa dapat sesuatu.. ayo bantu arul..", ujar Mifta sembari keluar tenda bersama Fiki.

Mereka sepakat untuk berencana pergi ke kantor kota madya surabaya, yang letak nya tidak begitu jauh dari tempat mereka.

Semua bersiap-siap, Arul pun sudah menyalakan jeep yang baru saja dia temukan, Fiki dan Mifta masih mencari beberapa barang di dalam tenda yang bisa di jadikan senjata. Namun tiba-tiba....

"Oy rul, sini, biar gue yang nyetir..", ujar Mifta.

"Apa..?", Sahut Arul.

"Sini biar gue yang nyetir...", Ujar Mifta.

"sorry,.. gue gak paham omongan lu... Bukan nya lu nyetir nya gak beres.. tadi aja lu kan yang nabrak motor gue..", ujar Arul.

"Lah kan tadi gue keburu-buru.. gue lebih pengalaman nyupir daripada lu.. gue pernah nyopir truk pengangkut es..", ujar Mifta.

"Bodo amat.. truk es aja bangga... Biar gue yang nyetir, gue dah sering nyetir ke luar kota, lebih pengalaman dari lu... jadi biar lu istirahat di belakang..", ujar Arul.

"Mulai lagi kalian.... Dah, gue ke tenda dulu

, nyari-nyari barang...", ujar Fiki.

"@$?!#@$.....", Mifta dan Arul berdebat.

"Yah, gak di dengerin deh gue..", ujar Fiki berlalu masuk ke dalam tenda.

"Eh gini-gini gue udah punya sim A, gue murni ngurus sendiri.. lu kan sim nembak..", ujar Arul.

"Nembak kepala lu.. gue juga mur-.... Eh, itu siapa di belakang lu... Kayak nya cewek..", ujar Mifta.

"Halah.. udah gak usah ngalihin pembicaraan, yang jelas gue yang nyetir..", ujar Arul.

"Lihat ke belakang bego... Tuh..", ujar Mifta sambil memutar badan Arul.

"Itu ap-....", Arul menatap sesosok makhluk di kejauhan.

RAAAAAGGGGGGHHHHHHHH.......!!!!!!!!!!!

"ahhhh..!!! Cepet setir mobil nya..", ujar Arul memberikan kunci nya.

"Bentar-bentar..", sahut Mifta sembari menyalakan mobil.

"Oy mana si Fiki... FIK..!! AYO..!!", Teriak Arul.

RRAAAAAAAGGHHHH....!!!!!!

"ayo di starter Mif, tuh cewek makin deket...", Ujar Arul.

"Lu pikir gue lagi ngapain.. Main kelereng!?..", sahut Mifta.

"Tuh cewek udah deket mif-...", kaget Arul.

DOOORR..!! DOORR..!!! DOOORRR...!!!

"Fik... Darimana lu dapet handgun..?", Tanya Arul.

"Ada di dalem.... Itu apaan..?!?", Ujar fiki.

"gak tau.... Tapi, Kayak nya suara kita tadi menarik perhatian mereka... Mereka mulai masuk ke dalam terminal..", ujar Arul.

"Breeenngg!!... Yok kita jalan..! Siapin semua nya..!", ujar Mifta.

"Udah, bacot... Jalan..!!!", Teriak Arul.

Mereka bertiga pun berhasil menghindari makhluk yang mulai berkumpul mendekati mereka.

Mereka keluar dari terminal Joyoboyo, menuju kantor kota madya Surabaya. Jalan menuju tengah kota, semakin di penuhi oleh mereka yang terinfeksi. Tidak ingin mengambil resiko, Mifta mencari jalan lain yang lebih aman.

"Gila banyak banget.. gue harus muter lumayan jauh nih..", ujar Mifta.

"Eh menurut mu tadi apaan Fik.. kayak nya udah bukan manusia lagi deh..", ujar Arul.

"Emmhh... Gue gak begitu pasti itu apa.. mungkin monster...", ujar Fiki.

"Monster..? Lu yang bener aja di sini ada monster...", Sahut Mifta.

"Terus lu pikir apaan.. cewek emosian yang kuku nya salah perawatan? Lu gk liat kuku nya kayak pisau gitu...", Sahut Arul.

"Kayak nya, itu mungkin salah satu hasil eksperimen, yang sengaja di lepas di tengah kota,.. mungkin juga itu yang udah bikin terminal jadi kayak gitu...", ujar Fiki.

"Sengaja di lepas..? Jadi, kita kayak percobaan gitu...?", Tanya Arul.

"Belum pasti Rul.. yang terpenting, kita ke kota madya dulu, siapa tau ada sesuatu yang bisa kita dapetin di sana..", ujar Fiki.

"Tadi dokumen nya mengatakan, akan di pindah ke pulau yang negatif virus.. apa mungkin pulau seribu itu paling ya..", ujar Mifta.

"Udah fokus jalan aja lu... Nabrak, gak ada yang nolongin entar..", sahut Arul.

"Berisik..", sahut Mifta.

Pagi pun menjelang, mentari perlahan menerangi sela-sela jalanan, mulai terlihat ruas-ruas jalan yang berdarah. Arul, Mifta, dan Fiki semakin mendekati lokasi pusat evakuasi berada. Semakin mendekat, semakin penuh pula zombi yang berkumpul, demi mendapat daging dan darah yang segar para pengungsi. Semakin terdengar juga suara tembakan beruntun, tanda pertahanan manusia.

"Jalanan udah di blokir ama mereka nih.. lu puter mif, cari jalan aman..", ujar Arul.

"Mau cari kemana lagi, ini udah muter dua kali... Apa nekat aja, terobos..", ujar Mifta.

"Ya gak masalah, cari sela-sela yang agak aman... Biar mobil nya gak kebalik kalo lu nerobos mayat-mayat nya..", ujar Arul.

"Entahlah rul.. gue punya firasat buruk di sini...", Ujar Fiki.

"Simpen firasat mu dulu fik... Kita TEROBOOSSS..!!!!", teriak Mifta sambil menambah laju mobil.

"Oyyy..!! Udah gila lu ya..!!!", Sahut Arul.

"Aaaahhhhh....!!!", Teriak Fiki.

Sementara itu, di pagar pertahanan kantor Kota Madya.....

"Pak, laporan... Ada mobil jeep milik koloni kita mendekat..", ujar salah satu personil militer di tempat pengungsian.

"Kalau begitu periksa, jika bukan manusia, langsung lenyapkan..", perintah seseorang yang terlihat seperti pimpinan pasukan.

"Tapi lihat terlebih dahulu, siapkan perlindungan jika benar manusia..", tambah pimpinan tersebut.

"Siap pak...!!", jawab tentara tersebut.

"Kita gak ingin ada lagi korban di insiden ini... Teroris terkutuk..", guman pemimpin pasukan.

Related chapters

  • Zurvive   V. Before.....

    9 Juni 201407 : 30 WIBSumenep Kota, MaduraPOV : Ardian"kamu hati-hati di sana... Telfon kalau sudah sampai dan kalau ada apa-apa...", ujar ku."iya sayang... Udah aku berangkat dulu, assalamuallaikum...", ujar Nindi."wa allaikumsalam... semoga kamu bisa jaga diri di sana..", sahut ku."entah kenapa firasat ku gak enak...", gumam ku dalam hati.Nama ku, Ardianto. Seorang yatim piatu, yang sedang merantau, di pulau madura, tepat nya di kabupaten sumenep. Hanya memiliki kehidupan biasa, dan sederhana. Aku di lahirkan di Surabaya, atau bisa di bilang, di buang oleh kedua orang tua ku. Lalu singkat cerita, sebuah panti asuhan mengambilku dan merawat ku saat aku berusia 7 tahun, lepas dari kerasnya hidup jalanan bersama para pengemis dan gelandangan. Hingga aku berusia 17 tahun, dan lulus sekolah. Aku telah banyak mengenal tentang dunia luar dari internet dan ilmu yang aku pelajari lewat buku. Aku suka sekali membaca, apalagi jika berhubungan dengan sebuah ilmu pengetahuan. Karena kebo

    Last Updated : 2021-08-18
  • Zurvive   VI. Suspicious Suspect (part 1)

    11 juni 201406 : 38 wibBalai kota madya, Surabaya"Pak, laporan... Ada mobil jeep milik koloni kita mendekat..", ujar seorang tentara."Kalau begitu periksa, jika bukan manusia, langsung lenyapkan..", perintah sang komandan."Tapi lihat terlebih dahulu, siapkan perlindungan jika benar manusia..", lanjut sang komandan."Siap pak...!!", sahut tentara tersebut."Kita tidak ingin memakan lebih banyak korban di insiden ini... gara-gara teroris terkutuk itu...", gumam sang komandan."Perhatian..!! Untuk mobil yang berhenti di sana, cepat masuk ke dalam..!! Tunjukkan jika kalian masih manusia..!!", ujar seorang tentara di dekat pagar kantor kota madya menggunakan pengeras suara."Mif.. cepetan masukin mobil nya..", ujar Arul."Emang mereka mau apa..? Kita kan bener manusia..", ujar Mifta."Jika bukan, kami akan menembak pada hitungan ke tiga..... Satu,.. dua,...", lanjut tentara tersebut.TIIIIIINNNN..!!! TIIIIINNNNN....!! TIIIIIIINNNNNNNNN....!!!!!"Tunggu..!!! Kami manusia.. tolong buka g

    Last Updated : 2021-08-19
  • Zurvive   VII. Suspicious Suspect (part 2)

    11 Juni 201408 : 37 wibBalai kota madya, Surabaya POV : Penulis (Narator) KLOONTAANNGGGG...!!! "Suara apa itu..? Ada yang menguping kita..!! Cari dia..!!", ujar Hariyanto. "Sial.........", Ujar arul sambil bersembunyi di belakang tumpukan drum. "Tidak ada siapa-siapa pak.. mungkin dia sudah kabur..", ujar wartawan. "Bodoh!!.. bagaimana kalau penguping itu mendengar semua nya.. cepat cari!!", ujar Hariyanto. "Akan saya cari kembali pak, mungkin dia tidak jauh...", sahut wartawan. "Urus semua ini..!! Aku tidak ingin ada masalah..", ujar Hariyanto sambil kembali ke kerumunan orang. "Kayak nya aman deh... Gue harus beritahu yang lain soal ini..", gumam Arul sembari keluar

    Last Updated : 2021-08-19
  • Zurvive   VIII. Truth of trusts (part 1)

    11 juni 201411:25 WibPerjalanan udara menuju Stadion GBK, JakartaPOV : FikiAku Fiki, di sini lah aku, berada di dalam helikopter yang tengah mengudara menuju kota jakarta. Ini kali kedua nya aku ke jakarta untuk keperluan medis. Sebelum nya, aku telah di percaya oleh para dosen ku, untuk menjadi bagian sebuah penelitian vaksin waktu itu, dan sekarang mereka memanggil ku lagi, terutama juga, untuk kejadian saat ini.Tak lebih dari 24 jam, hampir seluruh kota-kota besar di pulau jawa hancur, aku melihat dari dalam helikopter, semua begitu kacau di bawah sana. Siapa sangka, bahwa air yang di konsumsi beberapa pelanggan PDAM, telah di campur oleh senjata virus. Aku bersyukur tidak terkena dampak nya, tapi, adik-adik ku...Dari rekaman Arul itu, cukup jelas bahwa militer sampai senekat itu untuk mendapat keuntungan sendiri. Bahkan mengorbankan masyarakat yang tidak bersalah. Na

    Last Updated : 2021-08-20
  • Zurvive   IX. Truth of trusts (part 2)

    11 Juni 201418 : 30 WibStadion GBK, Jakarta POV : fiki "Mu...tasi?? Jadi, semua yang telah kusuntikkan ke para pengungsi....???", ujar kiki. "Ya.... itu serum untuk membuat sebuah monster,.. siapapun dia, di sini, telah merencanakan sesuatu yang sangat buruk... dia ingin merubah semua orang ini, menjadi senjata biologis....", sahut ku. "Ya allah.... gak mungkin...", ujar kiki mulai menangis. "Saat aku dan teman-teman di surabaya kemarin... kami sempat di serang semacam, monster... aku mengira kalau makhluk itu adalah hasil eksperimen, dan di gunakan untuk menjadi senjata biologis... mungkin, cairan syndrome ini, adalah senjata biologis itu, dan dapat merubah seseorang berbentuk seperti monster....", jelas ku. "Jahat sekali mereka... lihat orang-orang ini... bahkan ada anak kecil... mereka semua pupus harapan,

    Last Updated : 2021-08-23
  • Zurvive   X. Truth of Trusts (part 3)

    11 Juni 201423 : 40 WibStadion GBK, JakartaPOV : FikiJam hampir menunjukkan jam 12 malam, aku dan kiki berencana kabur di tengah malam, saat penjagaan mulai berkurang. Setelah kabur dari sini, kami akan segera menuju ke surabaya, ke laboratorium milik teman ku. Setelah aku melakukan uji coba antivirus, akan ku jadikan sampel darah ku sebagai salah satu bukti kuat. Mungkin bisa ku publikasikan lewat internet, tentang apa yang terjadi di sini.Kami berdua telah berada di sisi timur stadion, di salah satu pintu keluar yang di jaga hanya 2 polisi. Sudah sekitar 30 menit kami berada di sini, mengamati 2 polisi tersebut. Ketika mereka terlihat mengantuk, aku alihkan perhatian mereka, dengan langsung melempar sesuatu ke arah tumpukan tong yang ada di dekat mereka."KELONTANGG.....!!!!"

    Last Updated : 2021-08-26
  • Zurvive   XI. Fall a part (part 1)

    11 Juni 201412.30 WibPerbatasan sampang dan bangkalan, Madura.POV : ArdiantoKami berada di sebuah cafe kosong di kota sampang, sebelum mencapai bangkalan. Melepas lelah sembari mencari makanan sisa di cafe ini. Cukup besar cafe ini, bertuliskan NAWA di depan, terlihat dari bekas keramaian nya, dan juga bercak darah dimana-mana, seperti nya banyak pengunjung yang terinfeksi saat pandemi berlangsung."Gue pernah ke sini... kayak nya...", ujar aldo."Sihh..... sok gaul lu...", sahut rendi."Kasihan mereka yang di sini malam kemarin.... gak punya kesempatan kabur...", ujar ku."Lihat... banyak lubang di dinding, ada perlawanan juga...", ujar aldo."GUBRAAAKKKKK.....!!!

    Last Updated : 2021-10-01
  • Zurvive   XII. Fall a part (part 2)

    12 Juni 201410.18 Wib Pasar Tanah Merah, Bangkalan - Madura POV : Ardianto "Gimana tangan lu...?", ujar ku. "Agak nyeri ama perih di luka nya.. cuman masih bisa buat gerak...", ujar aldo. ".......kenapa gak sekalian lu bunuh gue...? Lu udah tau kan resiko nya...", tambah aldo. "..Lu pikir gampang.. ngebunuh orang, yang udah gue anggep saudara... lu tetap gue selametin, gimana pun cara nya... kita cari cara nya..", sahut ku. "Gue, nyesel soal rendi... gue bingung harus apa, gue bener-bener nyesel...", ujar aldo. "Gak usah nyesel... udah wajar... manusia bakal nekat kalau udah di kondisi terdesak kayak gitu... gue mungkin juga bakal ngelakuin hal yang sama... kita cuman harus belajar mengendalikan emosi...", ujar ku. "Yang

    Last Updated : 2021-11-11

Latest chapter

  • Zurvive   XII. Fall a part (part 2)

    12 Juni 201410.18 Wib Pasar Tanah Merah, Bangkalan - Madura POV : Ardianto "Gimana tangan lu...?", ujar ku. "Agak nyeri ama perih di luka nya.. cuman masih bisa buat gerak...", ujar aldo. ".......kenapa gak sekalian lu bunuh gue...? Lu udah tau kan resiko nya...", tambah aldo. "..Lu pikir gampang.. ngebunuh orang, yang udah gue anggep saudara... lu tetap gue selametin, gimana pun cara nya... kita cari cara nya..", sahut ku. "Gue, nyesel soal rendi... gue bingung harus apa, gue bener-bener nyesel...", ujar aldo. "Gak usah nyesel... udah wajar... manusia bakal nekat kalau udah di kondisi terdesak kayak gitu... gue mungkin juga bakal ngelakuin hal yang sama... kita cuman harus belajar mengendalikan emosi...", ujar ku. "Yang

  • Zurvive   XI. Fall a part (part 1)

    11 Juni 201412.30 WibPerbatasan sampang dan bangkalan, Madura.POV : ArdiantoKami berada di sebuah cafe kosong di kota sampang, sebelum mencapai bangkalan. Melepas lelah sembari mencari makanan sisa di cafe ini. Cukup besar cafe ini, bertuliskan NAWA di depan, terlihat dari bekas keramaian nya, dan juga bercak darah dimana-mana, seperti nya banyak pengunjung yang terinfeksi saat pandemi berlangsung."Gue pernah ke sini... kayak nya...", ujar aldo."Sihh..... sok gaul lu...", sahut rendi."Kasihan mereka yang di sini malam kemarin.... gak punya kesempatan kabur...", ujar ku."Lihat... banyak lubang di dinding, ada perlawanan juga...", ujar aldo."GUBRAAAKKKKK.....!!!

  • Zurvive   X. Truth of Trusts (part 3)

    11 Juni 201423 : 40 WibStadion GBK, JakartaPOV : FikiJam hampir menunjukkan jam 12 malam, aku dan kiki berencana kabur di tengah malam, saat penjagaan mulai berkurang. Setelah kabur dari sini, kami akan segera menuju ke surabaya, ke laboratorium milik teman ku. Setelah aku melakukan uji coba antivirus, akan ku jadikan sampel darah ku sebagai salah satu bukti kuat. Mungkin bisa ku publikasikan lewat internet, tentang apa yang terjadi di sini.Kami berdua telah berada di sisi timur stadion, di salah satu pintu keluar yang di jaga hanya 2 polisi. Sudah sekitar 30 menit kami berada di sini, mengamati 2 polisi tersebut. Ketika mereka terlihat mengantuk, aku alihkan perhatian mereka, dengan langsung melempar sesuatu ke arah tumpukan tong yang ada di dekat mereka."KELONTANGG.....!!!!"

  • Zurvive   IX. Truth of trusts (part 2)

    11 Juni 201418 : 30 WibStadion GBK, Jakarta POV : fiki "Mu...tasi?? Jadi, semua yang telah kusuntikkan ke para pengungsi....???", ujar kiki. "Ya.... itu serum untuk membuat sebuah monster,.. siapapun dia, di sini, telah merencanakan sesuatu yang sangat buruk... dia ingin merubah semua orang ini, menjadi senjata biologis....", sahut ku. "Ya allah.... gak mungkin...", ujar kiki mulai menangis. "Saat aku dan teman-teman di surabaya kemarin... kami sempat di serang semacam, monster... aku mengira kalau makhluk itu adalah hasil eksperimen, dan di gunakan untuk menjadi senjata biologis... mungkin, cairan syndrome ini, adalah senjata biologis itu, dan dapat merubah seseorang berbentuk seperti monster....", jelas ku. "Jahat sekali mereka... lihat orang-orang ini... bahkan ada anak kecil... mereka semua pupus harapan,

  • Zurvive   VIII. Truth of trusts (part 1)

    11 juni 201411:25 WibPerjalanan udara menuju Stadion GBK, JakartaPOV : FikiAku Fiki, di sini lah aku, berada di dalam helikopter yang tengah mengudara menuju kota jakarta. Ini kali kedua nya aku ke jakarta untuk keperluan medis. Sebelum nya, aku telah di percaya oleh para dosen ku, untuk menjadi bagian sebuah penelitian vaksin waktu itu, dan sekarang mereka memanggil ku lagi, terutama juga, untuk kejadian saat ini.Tak lebih dari 24 jam, hampir seluruh kota-kota besar di pulau jawa hancur, aku melihat dari dalam helikopter, semua begitu kacau di bawah sana. Siapa sangka, bahwa air yang di konsumsi beberapa pelanggan PDAM, telah di campur oleh senjata virus. Aku bersyukur tidak terkena dampak nya, tapi, adik-adik ku...Dari rekaman Arul itu, cukup jelas bahwa militer sampai senekat itu untuk mendapat keuntungan sendiri. Bahkan mengorbankan masyarakat yang tidak bersalah. Na

  • Zurvive   VII. Suspicious Suspect (part 2)

    11 Juni 201408 : 37 wibBalai kota madya, Surabaya POV : Penulis (Narator) KLOONTAANNGGGG...!!! "Suara apa itu..? Ada yang menguping kita..!! Cari dia..!!", ujar Hariyanto. "Sial.........", Ujar arul sambil bersembunyi di belakang tumpukan drum. "Tidak ada siapa-siapa pak.. mungkin dia sudah kabur..", ujar wartawan. "Bodoh!!.. bagaimana kalau penguping itu mendengar semua nya.. cepat cari!!", ujar Hariyanto. "Akan saya cari kembali pak, mungkin dia tidak jauh...", sahut wartawan. "Urus semua ini..!! Aku tidak ingin ada masalah..", ujar Hariyanto sambil kembali ke kerumunan orang. "Kayak nya aman deh... Gue harus beritahu yang lain soal ini..", gumam Arul sembari keluar

  • Zurvive   VI. Suspicious Suspect (part 1)

    11 juni 201406 : 38 wibBalai kota madya, Surabaya"Pak, laporan... Ada mobil jeep milik koloni kita mendekat..", ujar seorang tentara."Kalau begitu periksa, jika bukan manusia, langsung lenyapkan..", perintah sang komandan."Tapi lihat terlebih dahulu, siapkan perlindungan jika benar manusia..", lanjut sang komandan."Siap pak...!!", sahut tentara tersebut."Kita tidak ingin memakan lebih banyak korban di insiden ini... gara-gara teroris terkutuk itu...", gumam sang komandan."Perhatian..!! Untuk mobil yang berhenti di sana, cepat masuk ke dalam..!! Tunjukkan jika kalian masih manusia..!!", ujar seorang tentara di dekat pagar kantor kota madya menggunakan pengeras suara."Mif.. cepetan masukin mobil nya..", ujar Arul."Emang mereka mau apa..? Kita kan bener manusia..", ujar Mifta."Jika bukan, kami akan menembak pada hitungan ke tiga..... Satu,.. dua,...", lanjut tentara tersebut.TIIIIIINNNN..!!! TIIIIINNNNN....!! TIIIIIIINNNNNNNNN....!!!!!"Tunggu..!!! Kami manusia.. tolong buka g

  • Zurvive   V. Before.....

    9 Juni 201407 : 30 WIBSumenep Kota, MaduraPOV : Ardian"kamu hati-hati di sana... Telfon kalau sudah sampai dan kalau ada apa-apa...", ujar ku."iya sayang... Udah aku berangkat dulu, assalamuallaikum...", ujar Nindi."wa allaikumsalam... semoga kamu bisa jaga diri di sana..", sahut ku."entah kenapa firasat ku gak enak...", gumam ku dalam hati.Nama ku, Ardianto. Seorang yatim piatu, yang sedang merantau, di pulau madura, tepat nya di kabupaten sumenep. Hanya memiliki kehidupan biasa, dan sederhana. Aku di lahirkan di Surabaya, atau bisa di bilang, di buang oleh kedua orang tua ku. Lalu singkat cerita, sebuah panti asuhan mengambilku dan merawat ku saat aku berusia 7 tahun, lepas dari kerasnya hidup jalanan bersama para pengemis dan gelandangan. Hingga aku berusia 17 tahun, dan lulus sekolah. Aku telah banyak mengenal tentang dunia luar dari internet dan ilmu yang aku pelajari lewat buku. Aku suka sekali membaca, apalagi jika berhubungan dengan sebuah ilmu pengetahuan. Karena kebo

  • Zurvive   IV. 'It' Did

    11 juni 201404 : 27 wibTerminal Joyoboyo, Surabaya POV : Penulis (Narator) Fiki, Arul, dan Mifta melanjutkan perjalanan, dan masuk ke dalam terminal Joyoboyo, untuk mencari bantuan agar bisa menolong teman mereka Angga yang tenggelam di sungai berantas.Mereka tercengang akan pemandangan di dalam area tempat evakuasi. Semua telah di hancurkan, potongan tubuh dan organ dalam manusia berserakan, darah pun berceceran, dan juga banyak sekali bekas cakaran yang cukup besar. Mereka sempat menduga ada sesuatu lain yang menghancurkan tempat tersebut. Terlihat juga banyak sekali bekas tembakan di mana-mana, mungkin para penjaga di sini, berusaha untuk mempertahankan tempat ini dari sesuatu, namun gagal. "Ini....", Ujar Fiki terlihat shock. "Terlihat penjagaan nya cukup banyak, tapi... Hancur, berubah jadi kayak tempat jagal.. banyak potongan mayat di sini..", tambah Mifta. "Oy.. pergi yuk.. serem di sini..", sahut Arul. "Pergi kemana, kita baru nyampe.. gimana sih lu, cemen..", sahut Mi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status