Home / Fantasi / Zurvive / VII. Suspicious Suspect (part 2)

Share

VII. Suspicious Suspect (part 2)

Author: Zero
last update Last Updated: 2021-08-19 19:19:23

11 Juni 2014

08 : 37 wib

Balai kota madya, Surabaya

POV : Penulis (Narator)

KLOONTAANNGGGG...!!!

"Suara apa itu..? Ada yang menguping kita..!! Cari dia..!!", ujar Hariyanto.

"Sial.........", Ujar arul sambil bersembunyi di belakang tumpukan drum.

"Tidak ada siapa-siapa pak.. mungkin dia sudah kabur..", ujar wartawan.

"Bodoh!!.. bagaimana kalau penguping itu mendengar semua nya.. cepat cari!!", ujar Hariyanto.

"Akan saya cari kembali pak, mungkin dia tidak jauh...", sahut wartawan.

"Urus semua ini..!! Aku tidak ingin ada masalah..", ujar Hariyanto sambil kembali ke kerumunan orang.

"Kayak nya aman deh... Gue harus beritahu yang lain soal ini..", gumam Arul sembari keluar mengendap-endap, kembali ke kerumunan pengungsi.

Arul pun telah kembali ke kawan-kawan nya. Dan setelah dia menjelaskan, apa yang baru saja dia lakukan, dia pun menunjukkan video yang baru saja dia rekam. Mereka sontak kaget dengan pembicaraan orang di dalam video tersebut.

"Ini.... Lu beneran ini Rul..?", Ujar Mifta.

"Ya beneran lah, barusan gue rekam... tuh.. orang nya tuh.. lu lihat kan, dia yang di foto-foto ama orang-orang tuh..", ujar Arul sambil menunjuk pak Hariyanto yang tengah menjelaskan sesuatu pada awak media.

"kayak nya, gue pernah liat dia di tv... dia kan salah satu staff di kementrian pertahanan, lupa apa jabatan nya... Jadi.. dia orang yang bikin semua kejadian ini...??", Ujar Fiki.

"Entahlah Fik... Cuman dari video ini, bisa di pastikan kalau ini semua... Sudah di rencanakan..", ujar Arul.

"Bedebah!!... Kalo orang biasa, udah gue hajar habis-habisan tuh...", umpat Ali.

"sabar bro, ada waktu nya nanti... Kayak nya video ini... Bisa kita sebarin bro... Supaya jadi bukti... Buat melawan orang itu...", ujar Radit.

"Jangan dulu... Bukti ini belum kuat.. kalau kita publikasikan sekarang, bisa-bisa kita yang kalah... kita selidiki dulu kasus ini... Begitu kita punya cukup bukti, bahkan saksi... Kita bisa melawan dia...", Ujar Fiki.

"Yah bener.. bukti pertama ini sudah kita genggam, selanjut nya apa..? Kita ikuti mereka atau gimana..", ujar Mifta.

"kita gak semudah itu ngikuti dia, Orang itu memiliki pasukan militer... kayak nya dia berpangkat cukup ting-...", ucapan Fiki terhenti.

"Pengungsi nomor 3578... Ada di sini pengungsi nomor 3578..? Arfiki Zamdhiran..??", Teriak seorang petugas di dekat mereka.

"kayak nya gue di panggil... Saya pak..!! Di sini pak...!!", Sahut Fiki.

"Saudara Arfiki..?", tanya petugas tersebut.

"saya sendiri pak, gak sama saudara...", ujar Fiki.

"jangan melawak... Ikut saya sebentar.. ada yang ingin bertemu dan di bicarakan..", ujar petugas.

"oh iya pak... mari saya antar", sahut Fiki.

"Sudah saya bilang.. jangan melawak!!", ujar petugas kesal.

Sekitar 30 menit berlalu, Fiki kembali bertemu teman-teman dan mengatakan, bahwa dia di evakuasi ke jakarta terlebih dahulu, karena ada seseorang yang ingin bertemu dia di sana.

"Gimana Fik..? Habis ngapain lu tadi..?", ujar Radit.

"Maaf temen-temen, gue harus ke jakarta duluan... Kata nya ada seseorang yang ingin bertemu ama gue...", Ujar Fiki.

"Oh.. tapi lu balik lagi ke sini kan..?", Ujar Mifta.

"Bego... Lah kan kita semua di evakuasi ke jakarta.. jelas-jelas kita nanti juga ke sana.. otak lu gak beres gara-gara nabrak gue semalem ya....", Sahut Arul.

"gue kan nanya, lu gak usah nyolot napa... Yang di tanya siapa, yang jawab siapa...", Sahut Mifta.

"Hehehe... Bener kata Arul Mif.. kita semua di evakuasi ke sana pake helikopter.. tapi gue berangkat duluan, ada sesuatu yang penting... Gue tunggu kalian di sana..", ujar Fiki.

"Yah.. hati-hati Fik.. semoga selamat sampai tujuan... lu kasih kita kabar kalau bisa..", ujar Ali.

"Makasih... Gue tinggal dulu ya..", ujar Fiki sambil pergi.

"Terus giliran kita kapan...", Ujar Mifta.

"Sini ikut gue... Mending lu makan dulu... Kayak nya lu mulai lapar..", ujar Arul.

"Eh lu tau gak... Gue dulu waktu kecil, kalo laper, biasa nya makan orang...", sahut Mifta.

"Hahahaha...", Tawa Ali dan Radit.

Fiki pun berangkat terlebih dahulu, bersama para ilmuwan dalam satu helikopter. Beberapa menit telah berlalu, mereka berempat pun masih berbincang-bincang, sambil menunggu giliran di panggil untuk evakuasi. Namun, saat mereka sedang mengobrol, suara sirine darurat berbunyi.....

“Di mohon untuk tetap tenang, jangan ada yang panik, saat ini ada sesuatu yang ingin mendekat....kami ulangi, jangan panik..!!”, ujar seorang tentara lewat pengeras suara.

BRRAAAAAAKKKKKKK..........!!!!!!!!!!

AAAAAAAAAAAAAAAA....!!!!!!

Semua orang panik seketika, setelah  mendengar gerbang utama di terobos oleh sesosok makhluk tinggi besar, menyerupai sosok manusia, namun memiliki ekor dan cakar yang panjang. Arul dan teman-teman nya, pergi mencoba untuk bersembunyi dari makhluk yang mulai membunuh dan memakan satu persatu pengungsi tersebut. Juga nampak terlihat beberapa makhluk lagi dari arah gerbang yang lain.

Saat semua orang panik, Arul dan teman-teman nya masuk ke dalam tenda besar, tenda utama di tempat evakuasi tersebut. Mereka mencari dan mencari beberapa benda yang bisa di gunakan untuk melindungi diri, yang tentu saja senjata api. 

Setelah beberapa menit, mereka berhasil menemukan tempat penyimpanan senjata api. Semakin ramai terdengar jeritan dan auman dari luar, namun yang mereka pedulikan hanyalah persiapan mereka agar bisa kabur dari tempat itu. Setelah mereka mengambil beberapa senjata, pelindung, amunisi yang lebih, dan bekal konsumsi di sana, mereka pun menuju ke tempat bagian kendaraan.

"Wooow....... Ada banyak banget mobil tempur nya...", Ujar Mifta.

"Norak lu... Maka nya lihat tivi... Turing aja sih lu...", Sahut Arul.

"Gue kagum pak... Bukan nya norak..", sahut Mifta.

"Udah-udah... Cepetan, kita gak punya banyak waktu buat bercanda... naik yang mana nih..", ujar Ali.

"Yang itu aja, cukup kuat kayak nya..", ujar Radit.

"Pilihan pintar lu Dit... Kendaraan lapis baja ini nama nya humvee...", ujar Arul.

Mereka pun keluar dengan mengendarai sebuah humvee milik tentara. Namun, mereka harus keluar melewati gerbang utama, dan melalui para makhluk tersebut.

Setelah mereka melewati halaman kota madya, tidak ada kehidupan yang tersisa, sama seperti tempat evakuasi yang sebelum nya. Zombi, zombi, dan monster yang terlihat. Saat akan mendekati gerbang, mereka di hadang puluhan zombi dan beberapa monster. Dan mereka pun memulai serangan pertahanan diri.

"Gila... Gue kira pistol tuh ringan... Berat juga...", Ujar Ali.

"Ya lumayan Li... monster nya di belakang.. tembak.. tembak..!!", Ujar Arul.

DOORR...DOORRR..DORRRRR..!!!!

DOOORRR...DOORRR...DOOORRRRR..!!

"Wow... Awas Dit... Lu bisa kepental ke belakang kalo gak lu pegang kuat senjata nya...", Ujar Arul.

"Untung gue milih pistol...", Ujar Ali.

"Mif.. nyetir yang bener.. jangan sampe nubruk...", Ujar Radit.

"Bacot lu...!! Di pikir gue main GTA apa...", Umpat Mifta.

RAAAAAAARRRGGHHHHH.....!!

Mereka berusaha menembak makhluk tersebut, berharap bisa melumpuhkan. Namun tidak, peluru tersebut hanya menghambat saja, tidak melukai. Kulit makhluk tersebut seperti baja, bahkan tak setetes darah pun keluar dari luka tembakan. Lalu Ali pun melihat ada sebuah tong bertuliskan bahan bakar, yang akan di lewati oleh monster tersebut. Dan dia pun menembak tong tersebut.

BOOOOOOOMMMMMM....!!!!!

Makhluk tersebut pun terpental cukup jauh ke belakang, dan tak lagi memburu mereka. Dan dengan keberuntungan, mereka selamat keluar dari tempat evakuasi, yang sudah mulai hancur, seperti joyoboyo.

"Syukurlah.... Kita selamat.. tadi hampir aja.. di belakang kita persis..", ujar Arul.

"Bagus Li... Untung lu sigap..", ujar Radit.

"ah biasa aja.... Gue pernah main Counter Strike soal nya...", Ujar Ali.

"... sombong...", umpat Arul.

“Jadi, ini mau kemana?”, tanya Radit.

“Gak tau...gue masih bingung”, jawab Mifta.

“Lu gimana sih.. ya jelas kita ke jakarta lah... Mau kemana lagi..", ujar Arul.

“heh... Lu habis hirup lem fox..? Jakarta lu pikir deket, kayak dari sini ke sidoarjo..? Lagian kita gak tahu dimana tempat evakuasi nya di sana...", Ujar Mifta.

"Lu ngomong santai dikit napa..? Lagian lu mau kemana lagi coba, semua korban di terbangin ke jakarta... Dan Jakarta tempat terakhir untuk selanjut nya di ungsikan ke pulau yang netral virus...", Sahut Arul.

"bener, Kita bisa cari tempat nya begitu sampai di sana Mif...", Sahut Radit.

"Nanti kita coba hubungi Fiki.. siapa tau dia bisa kita hubungi, buat ngasih tahu tempat nya...", Ujar Arul.

“Ya udah lah kalau gitu... Kita mampir dulu ke minimarket, ama pom bensin... Perjalanan kita lintas provinsi...", Ujar Mifta.

"Oke.. gue juga butuh shampoo.. Kepala gue gatel kena darah...", ujar Radit.

"Gue juga butuh snack, buat di jalan nanti.... Daripada gue harus makan orang...", ujar Ali.

"Astaga... gue bawa beban mental... Moga aja gue kuat nyetir...", Gumam Mifta.

"Perjalanan ini.... Terasa sangat, menyedihkan...", Ujar Arul sambil bernyanyi.

"Diem lu kampret..!!", Sahut Mifta.

Perjalanan mereka, masih jauh, jauh menuju tempat teraman di pulau tersebut. Setelah Angga menghilang, Fiki pun juga tak bersama mereka. Namun, mereka tetap saling bahu membahu, saling menyelamatkan, saling berbagi luka, untuk saling hidup. Dan mereka, juga berniat menyelidiki apa yang sebenar nya terjadi. Video tersebut adalah harapan mereka, berharap agar semua orang di luar sana, tidak mengalami kejadian ini, berharap semua ini cuma mimpi...

Related chapters

  • Zurvive   VIII. Truth of trusts (part 1)

    11 juni 201411:25 WibPerjalanan udara menuju Stadion GBK, JakartaPOV : FikiAku Fiki, di sini lah aku, berada di dalam helikopter yang tengah mengudara menuju kota jakarta. Ini kali kedua nya aku ke jakarta untuk keperluan medis. Sebelum nya, aku telah di percaya oleh para dosen ku, untuk menjadi bagian sebuah penelitian vaksin waktu itu, dan sekarang mereka memanggil ku lagi, terutama juga, untuk kejadian saat ini.Tak lebih dari 24 jam, hampir seluruh kota-kota besar di pulau jawa hancur, aku melihat dari dalam helikopter, semua begitu kacau di bawah sana. Siapa sangka, bahwa air yang di konsumsi beberapa pelanggan PDAM, telah di campur oleh senjata virus. Aku bersyukur tidak terkena dampak nya, tapi, adik-adik ku...Dari rekaman Arul itu, cukup jelas bahwa militer sampai senekat itu untuk mendapat keuntungan sendiri. Bahkan mengorbankan masyarakat yang tidak bersalah. Na

    Last Updated : 2021-08-20
  • Zurvive   IX. Truth of trusts (part 2)

    11 Juni 201418 : 30 WibStadion GBK, Jakarta POV : fiki "Mu...tasi?? Jadi, semua yang telah kusuntikkan ke para pengungsi....???", ujar kiki. "Ya.... itu serum untuk membuat sebuah monster,.. siapapun dia, di sini, telah merencanakan sesuatu yang sangat buruk... dia ingin merubah semua orang ini, menjadi senjata biologis....", sahut ku. "Ya allah.... gak mungkin...", ujar kiki mulai menangis. "Saat aku dan teman-teman di surabaya kemarin... kami sempat di serang semacam, monster... aku mengira kalau makhluk itu adalah hasil eksperimen, dan di gunakan untuk menjadi senjata biologis... mungkin, cairan syndrome ini, adalah senjata biologis itu, dan dapat merubah seseorang berbentuk seperti monster....", jelas ku. "Jahat sekali mereka... lihat orang-orang ini... bahkan ada anak kecil... mereka semua pupus harapan,

    Last Updated : 2021-08-23
  • Zurvive   X. Truth of Trusts (part 3)

    11 Juni 201423 : 40 WibStadion GBK, JakartaPOV : FikiJam hampir menunjukkan jam 12 malam, aku dan kiki berencana kabur di tengah malam, saat penjagaan mulai berkurang. Setelah kabur dari sini, kami akan segera menuju ke surabaya, ke laboratorium milik teman ku. Setelah aku melakukan uji coba antivirus, akan ku jadikan sampel darah ku sebagai salah satu bukti kuat. Mungkin bisa ku publikasikan lewat internet, tentang apa yang terjadi di sini.Kami berdua telah berada di sisi timur stadion, di salah satu pintu keluar yang di jaga hanya 2 polisi. Sudah sekitar 30 menit kami berada di sini, mengamati 2 polisi tersebut. Ketika mereka terlihat mengantuk, aku alihkan perhatian mereka, dengan langsung melempar sesuatu ke arah tumpukan tong yang ada di dekat mereka."KELONTANGG.....!!!!"

    Last Updated : 2021-08-26
  • Zurvive   XI. Fall a part (part 1)

    11 Juni 201412.30 WibPerbatasan sampang dan bangkalan, Madura.POV : ArdiantoKami berada di sebuah cafe kosong di kota sampang, sebelum mencapai bangkalan. Melepas lelah sembari mencari makanan sisa di cafe ini. Cukup besar cafe ini, bertuliskan NAWA di depan, terlihat dari bekas keramaian nya, dan juga bercak darah dimana-mana, seperti nya banyak pengunjung yang terinfeksi saat pandemi berlangsung."Gue pernah ke sini... kayak nya...", ujar aldo."Sihh..... sok gaul lu...", sahut rendi."Kasihan mereka yang di sini malam kemarin.... gak punya kesempatan kabur...", ujar ku."Lihat... banyak lubang di dinding, ada perlawanan juga...", ujar aldo."GUBRAAAKKKKK.....!!!

    Last Updated : 2021-10-01
  • Zurvive   XII. Fall a part (part 2)

    12 Juni 201410.18 Wib Pasar Tanah Merah, Bangkalan - Madura POV : Ardianto "Gimana tangan lu...?", ujar ku. "Agak nyeri ama perih di luka nya.. cuman masih bisa buat gerak...", ujar aldo. ".......kenapa gak sekalian lu bunuh gue...? Lu udah tau kan resiko nya...", tambah aldo. "..Lu pikir gampang.. ngebunuh orang, yang udah gue anggep saudara... lu tetap gue selametin, gimana pun cara nya... kita cari cara nya..", sahut ku. "Gue, nyesel soal rendi... gue bingung harus apa, gue bener-bener nyesel...", ujar aldo. "Gak usah nyesel... udah wajar... manusia bakal nekat kalau udah di kondisi terdesak kayak gitu... gue mungkin juga bakal ngelakuin hal yang sama... kita cuman harus belajar mengendalikan emosi...", ujar ku. "Yang

    Last Updated : 2021-11-11
  • Zurvive   I. Outbreak

    10 juni 201406 : 30 wibSidoarjo, Jawa Timur POV : Angga KRIINNGGG...!!!!!!! KRRIIIIIINNGGGGG.....!!!!!!!!!Bunyi alarm hp ku, memecah keheningan dan lelapnya tidurku. 'masih malam', pikirku saat aku masih mengantuk, setelah begadang cuman untuk menyelesaikan misi sebuah game online. Dan, aku Angga, 21 tahun, aku tinggal di Sidoarjo, jawa timur. Gak ada yang spesial, cuma seorang yang suka masak dan gamer biasa. Mungkin bisa jadi, aku cuman sesosok 'NPC' aja di bumi ini."Mas, bangun!! Cepet mandi, sarapan!!", teriak adik angkat ku, yang langsung membuka kelopak mataku yang masih merekat."Iya iya, aku udah bangun.. Bentar", jawab ku. "Udah setengah 7 ini.. Ntar telat lho..", ujar adik angkat ku. Dia namanya Ayu, 19 tahun, Salah satu dari 5 saudara angkat ku. Meninggal nya ibu ku setahun yang lalu, membuat ayah ku menikah lagi dengan seorang janda, dan telah berjalan hingga sekarang. Di rumah, kami tinggal berlima. Ibu angkat ku, bu Yuli, membawa 2 anak nya ke rumah ku, yaitu Ayu

    Last Updated : 2021-05-14
  • Zurvive   II. Escape

    11 juni 201401 : 20 wibSidoarjo, Jawa Timur POV : Angga Sudah lewat dini hari, kami semua masih bertahan di dalam rumah. Semua mata terlihat kosong, seperti tidak memiliki harapan. Ada yang cemas dan berdoa tak henti-henti, ada juga yang menelfon semua nomor di kontak hp, mencoba meminta bantuan, namun tak satupun membalas. Dari luar terdengar banyak sekali suara geraman dari 'mereka' yang lapar. Mungkin tak ada lagi manusia hidup yang tersisa di luar sana. Kesempatan untuk hidup memang kecil, bila di hadapkan dengan kejadian ini. Ya, sama seperti film yang sering ku lihat. Jadi seperti ini lah rasanya, seperti ini lah kekacauan nya. Semua menggunakan segala cara untuk tetap hidup, meski harus mengorbankan teman atau keluarga, menjadikan mereka umpan atau santapan zombi. Dan ini benar-benar tidak lucu, tidak seru seperti di film. Darah berceceran, organ tubuh dan isi perut bagaikan hidangan lezat mereka. Penyebaran yang sangat cepat, membuat jumlah mereka bertambah banyak.Ibu Yul

    Last Updated : 2021-05-17
  • Zurvive   III. Separated

    11 juni 201403 : 15 wibTengah kota Sidoarjo, Jawa Timur POV : Angga Setelah 20 menit kami melewati jalanan yang kondisi nya bagaikan tempat jagal manusia, kami berdua pun akhirnya sampai di basecamp, berletak di sebuah perumahan yang cukup luas, di pinggiran Sidoarjo kota. Cukup sepi ternyata, hanya beberapa zombi terlihat berkeliaran di sekitar. Jelas saja, memang perumahan selalu identik dengan suasana sepi, karena kurang nya sosialisasi, terlebih lagi, rata-rata dihuni oleh pendatang luar kota yang merantau.Kami berhenti di depan halaman basecamp, berpagar besi dengan cat oranye, terlihat kokoh sehingga zombi tak bisa menembus. Kami melihat dari luar, rumah itu terlihat sepi, apa mungkin teman-teman berada di dalam? Dengan mengendap-endap, kami mencoba memanggil teman-teman kami yang ada di dalam. "Fik, ini Angga ama Arul..!! Cepet keluar..", teriak ku lirih. "Eh... Yang keras dong..", ujar Arul. "Lu mau di keroyok zombi apa gimana..?", Sahut ku. "Ya gak bakal denger lah, s

    Last Updated : 2021-06-12

Latest chapter

  • Zurvive   XII. Fall a part (part 2)

    12 Juni 201410.18 Wib Pasar Tanah Merah, Bangkalan - Madura POV : Ardianto "Gimana tangan lu...?", ujar ku. "Agak nyeri ama perih di luka nya.. cuman masih bisa buat gerak...", ujar aldo. ".......kenapa gak sekalian lu bunuh gue...? Lu udah tau kan resiko nya...", tambah aldo. "..Lu pikir gampang.. ngebunuh orang, yang udah gue anggep saudara... lu tetap gue selametin, gimana pun cara nya... kita cari cara nya..", sahut ku. "Gue, nyesel soal rendi... gue bingung harus apa, gue bener-bener nyesel...", ujar aldo. "Gak usah nyesel... udah wajar... manusia bakal nekat kalau udah di kondisi terdesak kayak gitu... gue mungkin juga bakal ngelakuin hal yang sama... kita cuman harus belajar mengendalikan emosi...", ujar ku. "Yang

  • Zurvive   XI. Fall a part (part 1)

    11 Juni 201412.30 WibPerbatasan sampang dan bangkalan, Madura.POV : ArdiantoKami berada di sebuah cafe kosong di kota sampang, sebelum mencapai bangkalan. Melepas lelah sembari mencari makanan sisa di cafe ini. Cukup besar cafe ini, bertuliskan NAWA di depan, terlihat dari bekas keramaian nya, dan juga bercak darah dimana-mana, seperti nya banyak pengunjung yang terinfeksi saat pandemi berlangsung."Gue pernah ke sini... kayak nya...", ujar aldo."Sihh..... sok gaul lu...", sahut rendi."Kasihan mereka yang di sini malam kemarin.... gak punya kesempatan kabur...", ujar ku."Lihat... banyak lubang di dinding, ada perlawanan juga...", ujar aldo."GUBRAAAKKKKK.....!!!

  • Zurvive   X. Truth of Trusts (part 3)

    11 Juni 201423 : 40 WibStadion GBK, JakartaPOV : FikiJam hampir menunjukkan jam 12 malam, aku dan kiki berencana kabur di tengah malam, saat penjagaan mulai berkurang. Setelah kabur dari sini, kami akan segera menuju ke surabaya, ke laboratorium milik teman ku. Setelah aku melakukan uji coba antivirus, akan ku jadikan sampel darah ku sebagai salah satu bukti kuat. Mungkin bisa ku publikasikan lewat internet, tentang apa yang terjadi di sini.Kami berdua telah berada di sisi timur stadion, di salah satu pintu keluar yang di jaga hanya 2 polisi. Sudah sekitar 30 menit kami berada di sini, mengamati 2 polisi tersebut. Ketika mereka terlihat mengantuk, aku alihkan perhatian mereka, dengan langsung melempar sesuatu ke arah tumpukan tong yang ada di dekat mereka."KELONTANGG.....!!!!"

  • Zurvive   IX. Truth of trusts (part 2)

    11 Juni 201418 : 30 WibStadion GBK, Jakarta POV : fiki "Mu...tasi?? Jadi, semua yang telah kusuntikkan ke para pengungsi....???", ujar kiki. "Ya.... itu serum untuk membuat sebuah monster,.. siapapun dia, di sini, telah merencanakan sesuatu yang sangat buruk... dia ingin merubah semua orang ini, menjadi senjata biologis....", sahut ku. "Ya allah.... gak mungkin...", ujar kiki mulai menangis. "Saat aku dan teman-teman di surabaya kemarin... kami sempat di serang semacam, monster... aku mengira kalau makhluk itu adalah hasil eksperimen, dan di gunakan untuk menjadi senjata biologis... mungkin, cairan syndrome ini, adalah senjata biologis itu, dan dapat merubah seseorang berbentuk seperti monster....", jelas ku. "Jahat sekali mereka... lihat orang-orang ini... bahkan ada anak kecil... mereka semua pupus harapan,

  • Zurvive   VIII. Truth of trusts (part 1)

    11 juni 201411:25 WibPerjalanan udara menuju Stadion GBK, JakartaPOV : FikiAku Fiki, di sini lah aku, berada di dalam helikopter yang tengah mengudara menuju kota jakarta. Ini kali kedua nya aku ke jakarta untuk keperluan medis. Sebelum nya, aku telah di percaya oleh para dosen ku, untuk menjadi bagian sebuah penelitian vaksin waktu itu, dan sekarang mereka memanggil ku lagi, terutama juga, untuk kejadian saat ini.Tak lebih dari 24 jam, hampir seluruh kota-kota besar di pulau jawa hancur, aku melihat dari dalam helikopter, semua begitu kacau di bawah sana. Siapa sangka, bahwa air yang di konsumsi beberapa pelanggan PDAM, telah di campur oleh senjata virus. Aku bersyukur tidak terkena dampak nya, tapi, adik-adik ku...Dari rekaman Arul itu, cukup jelas bahwa militer sampai senekat itu untuk mendapat keuntungan sendiri. Bahkan mengorbankan masyarakat yang tidak bersalah. Na

  • Zurvive   VII. Suspicious Suspect (part 2)

    11 Juni 201408 : 37 wibBalai kota madya, Surabaya POV : Penulis (Narator) KLOONTAANNGGGG...!!! "Suara apa itu..? Ada yang menguping kita..!! Cari dia..!!", ujar Hariyanto. "Sial.........", Ujar arul sambil bersembunyi di belakang tumpukan drum. "Tidak ada siapa-siapa pak.. mungkin dia sudah kabur..", ujar wartawan. "Bodoh!!.. bagaimana kalau penguping itu mendengar semua nya.. cepat cari!!", ujar Hariyanto. "Akan saya cari kembali pak, mungkin dia tidak jauh...", sahut wartawan. "Urus semua ini..!! Aku tidak ingin ada masalah..", ujar Hariyanto sambil kembali ke kerumunan orang. "Kayak nya aman deh... Gue harus beritahu yang lain soal ini..", gumam Arul sembari keluar

  • Zurvive   VI. Suspicious Suspect (part 1)

    11 juni 201406 : 38 wibBalai kota madya, Surabaya"Pak, laporan... Ada mobil jeep milik koloni kita mendekat..", ujar seorang tentara."Kalau begitu periksa, jika bukan manusia, langsung lenyapkan..", perintah sang komandan."Tapi lihat terlebih dahulu, siapkan perlindungan jika benar manusia..", lanjut sang komandan."Siap pak...!!", sahut tentara tersebut."Kita tidak ingin memakan lebih banyak korban di insiden ini... gara-gara teroris terkutuk itu...", gumam sang komandan."Perhatian..!! Untuk mobil yang berhenti di sana, cepat masuk ke dalam..!! Tunjukkan jika kalian masih manusia..!!", ujar seorang tentara di dekat pagar kantor kota madya menggunakan pengeras suara."Mif.. cepetan masukin mobil nya..", ujar Arul."Emang mereka mau apa..? Kita kan bener manusia..", ujar Mifta."Jika bukan, kami akan menembak pada hitungan ke tiga..... Satu,.. dua,...", lanjut tentara tersebut.TIIIIIINNNN..!!! TIIIIINNNNN....!! TIIIIIIINNNNNNNNN....!!!!!"Tunggu..!!! Kami manusia.. tolong buka g

  • Zurvive   V. Before.....

    9 Juni 201407 : 30 WIBSumenep Kota, MaduraPOV : Ardian"kamu hati-hati di sana... Telfon kalau sudah sampai dan kalau ada apa-apa...", ujar ku."iya sayang... Udah aku berangkat dulu, assalamuallaikum...", ujar Nindi."wa allaikumsalam... semoga kamu bisa jaga diri di sana..", sahut ku."entah kenapa firasat ku gak enak...", gumam ku dalam hati.Nama ku, Ardianto. Seorang yatim piatu, yang sedang merantau, di pulau madura, tepat nya di kabupaten sumenep. Hanya memiliki kehidupan biasa, dan sederhana. Aku di lahirkan di Surabaya, atau bisa di bilang, di buang oleh kedua orang tua ku. Lalu singkat cerita, sebuah panti asuhan mengambilku dan merawat ku saat aku berusia 7 tahun, lepas dari kerasnya hidup jalanan bersama para pengemis dan gelandangan. Hingga aku berusia 17 tahun, dan lulus sekolah. Aku telah banyak mengenal tentang dunia luar dari internet dan ilmu yang aku pelajari lewat buku. Aku suka sekali membaca, apalagi jika berhubungan dengan sebuah ilmu pengetahuan. Karena kebo

  • Zurvive   IV. 'It' Did

    11 juni 201404 : 27 wibTerminal Joyoboyo, Surabaya POV : Penulis (Narator) Fiki, Arul, dan Mifta melanjutkan perjalanan, dan masuk ke dalam terminal Joyoboyo, untuk mencari bantuan agar bisa menolong teman mereka Angga yang tenggelam di sungai berantas.Mereka tercengang akan pemandangan di dalam area tempat evakuasi. Semua telah di hancurkan, potongan tubuh dan organ dalam manusia berserakan, darah pun berceceran, dan juga banyak sekali bekas cakaran yang cukup besar. Mereka sempat menduga ada sesuatu lain yang menghancurkan tempat tersebut. Terlihat juga banyak sekali bekas tembakan di mana-mana, mungkin para penjaga di sini, berusaha untuk mempertahankan tempat ini dari sesuatu, namun gagal. "Ini....", Ujar Fiki terlihat shock. "Terlihat penjagaan nya cukup banyak, tapi... Hancur, berubah jadi kayak tempat jagal.. banyak potongan mayat di sini..", tambah Mifta. "Oy.. pergi yuk.. serem di sini..", sahut Arul. "Pergi kemana, kita baru nyampe.. gimana sih lu, cemen..", sahut Mi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status