CYRUS POV
Ku pijat kepala ku yang terasa begitu berat hingga rasanya ingin ku copot dan di letakkan di salah satu meja di dalam kamar ku ini. Bahkan rasanya semakin menjadi ketika Reyden terus mengoceh tentang keinginan ku. Jika tahu akan berakhir seperti ini, aku memilih untuk tidak memberitahunya dan langsung saja bertindak.
"Dengar, keinginan mu ini tidak mungkin aku setujui. Meskipun kau melakukannya di belakang ku, maka akan ku gagalkan bagaimana pun caranya"
"Rayden, dengar. Ini bukan permintaan dimana kau harus membunuh salah satu pendeta di kerajaan ini, atau permintaan untuk membakar seisi kota. Aku hanya meminta kepada mu untuk membatalkan penobatan ku, katakan saja kepada para pendeta itu kalau keadaan ku sedang tidak stabil karena di bawah pengaruh alkohol. Bukankah itu cara terbaik untuk membatalkan penobatan?"
Gelengan kepalanya membuat ku semakin kesal. "Itu berbohong namanya. Bukankah kita di ajari pendidikan yang sama, dimana sebuah dosa karena berbohong kepada pemuka agama tentang hal seperti ini. Tidak aku tidak mau, aku tidak mau membuat kerajaan ini hancur hanya karena keegoisan mu"
"Ke egoisan ku?" aku bangkit dari duduk dan berdiri di hadapannya. "Bagaimana bisa kau mengatakan itu, hah? Justru kau yang egois. Aku sudah bilang dari awal kalau aku tidak mau menjadi Emperor, tapi kenapa kau masih menyiapkan semua itu? Sekarang kau atau aku yang egois?"
"Aku.. Aku bukan egois tapi ini keharusan. Sebagai sahabat, aku senang akhirnya kau mendapatkan posisi ini, makanya aku menyiapkan segalanya seorang diri. Seharusnya kau berterimakasih kepadaku"
"Sudahlah, tidak ada gunanya berdebat dengan mu" aku melangkah ke arah pintu.
"Kau mau kemana?"
"Kalau kau tidak mau membantu ku maka biar aku sendiri yang menemui pemuka agama itu" tepat saat aku membuka pintu, tiba-tiba saja Rayden memeluk ku dari belakang. "Hei, apa yang kau lakukan?!"
"Aku tidak akan membiarkan mu pergi"
Pelukannya begitu erat hingga sulit sekali melepaskan tangannya dari tubuh ku. "Hei, lepaskan. Lepaskan aku!"
"Tidak! Tidak akan ku lakukan!"
"Hei, Rayden! Lepaskan aku, lepas.." mataku bertemu dengan mata pelayan wanita yang kini berdiri tak jauh dari ku dengan dua gelas teh hangat yang telah ku pesan sebelumnya.
Tatapannya... Tatapannya seakan telah melihat sesuatu yang tidak seharusnya ia lihat. Matanya membulat dengan mulut terbuka, bahkan tangannya terlihat sedikit bergetar seraya membelalakkan matanya menatapku.
"S-s-saya.. Ma-maafkan saya" dia pergi begitu saja sebelum aku sempat mencegahnya.
Raydan sialan! Kenapa ia harus memelukku saat pintu terbuka? Tapi bukan berarti aku menerima pelukannya saat pintu tertutup.
"Ah, lepaskan!" dengan kuat aku mendorongnya menjauh. "Baiklah, baiklah! Aku tidak akan pergi untuk membatalkan penobatan ku. Setidaknya tidak sekarang" ke rapihkan pakaianku. "Dasar bodoh" gumamku setelah melihat senyuman penuh kebanggaan di wajahnya.
"Aku jamin, kau tidak akan menyesali keputusan mu hari ini"
Begitu malas melihat wajahnya yang berbinar itu, aku memutuskan untuk pergi meninggalkannya.
"Mau kemana?" tanyanya sembari mengikuti ku.
"Aku mau ke taman seorang diri" ku balikkan tubuh ku. "Kau jangan mengikuti ku atau ku bunuh kau" langkahnya berhenti mendengar ancaman ku kepadanya dan ku kembali berjalan menuju tempat yang jauh darinya untuk sekarang ini. Aku yakin akan ada rumor aneh jika pelayan tadi melihat kami terus bersama hari ini, meskipun sebenarnya bukan hal yang mengusik jika melihat panglima kepercayaan bersama tuannya selama seharian, tapi mengingat kejadian yang baru saja terjadi.. Rasanya ingin aku membunuh Rayden.
Langkah ku kian mencepat ketika terlihat segerombolan para pelayan yang menatap ku sebelum mereka membungkukkan tubuhnya.
"Emperor Cyrus" sapa mereka yang tidak ku balas karena langkah ku yang semakin cepat, bahkan rasanya seperti sedang berlari kecil.
Merasa sudah sendirian saat ini, ku hentikan langkah kaki ku dan memilih duduk di salah satu pohon besar tak jauh dari castle.
Anginnya begitu sejuk karena memasuki musim dingin. Kicauan burung terdengar seperti nyanyian selamat tidur untuk ku yang merasa begitu lelah hari ini. Setelah 5 tahun berpetualang di luar sana, tidak pernah sedikitpun aku merasa begitu lelah, tapi hari ini aku merasa begitu kelelahan hanya karena memikirkan penobatan yang tidak ku inginkan itu.
Ku rebahkan tubuh ku diatas rumput seraya menatap dedaunan yang bergerak tertiup angin.
Rasanya begitu sulit dengan menjadi seorang duke, sedangkan sekarang aku sudah menjadi the emperor. Huft, aku tidak menginginkannya, sekalipun tidak pernah terpikir untuk mengambil posisi itu.
Ku pejamkan mataku dengan kesunyian yang begitu ku rindukan di sekitarku. Selama ini hanya ada suara tangisan, pedang dan teriakan orang yang kesakitan yang ada di sekitar ku. Keheningan ini jarang ku dapatkan meski aku duduk seorang diri di tendaku.
Sebaiknya aku tidur sejenak sebelum Raydan menemukan ku di sini dan memberikanku semua dokumen yang harus aku tanda tangani.
*******
"Apa dia baik-baik saja? Tidak ada yang terluka?"
"Tidak ada sama sekali, hanya efek obat tidur yang menyebabkan emperor masih belum sadar sampai sekarang"
"Asap yang mengelilingi emperor adalah obat tidur?"
"Benar Rayden, itu adalah obat tidur. Terlihat jelas di tulisan pada botol yang kau temukan"
Astaga, kenapa berisik sekali?! Apa yang mereka bicarakan dan siapa mereka?!
Mataku berusaha untuk terbuka meski rasanya begitu berat, bahkan kepala ku begitu pusing seperti aku sudah lama tertidur.
"The emperor?"
Ku lirik Rayden yang melihatku dengan mata membulat dan ekspresi yang begitu terkejut.
Tunggu dulu.. Aku tidur di taman, tapi kenapa.. Kenapa aku berakhir di kamarku sendiri?
"Syukurlah emperor sudah sadar kembali"
"Siapa kau?" tanyaku sembari bangkit dari tidur ku dan menyandarkan tubuhku.
"Saya dokter di castle ini" jawab pria dengan pakaian begitu rapih dan membawa tas besar di tangannya.
"Kenapa ada dokter di kamarku?"
"Apa emperor tidak mengingat apapun?" tanya Rayden.
"Hal terakhir yang aku ingat adalah berbaring di taman, tapi sekarang aku berakhir di sini?"
"Saat emperor tertidur ada asap datang dari balik semak-semak ke arah emperor. Seorang pelayan wanita melihat seseorang mencoba melukai emperor dengan sebuah belati, tapi syukurlah wanita itu berhasil menggagalkannya"
"Tunggu dulu" aku menatap Rayden dengan bingung. "Orang asing berhasil masuk ke dalam castle dengan penjagaan ketat? Apa yang para penjaga lakukan di luar sana?!"
Semua merasa terkejut atas bentakan ku kepada mereka.
"Sedang ada pertukaran shift antara penjaga malam dengan penjaga siang" jawab Rayden.
"Rayden, itu bukan alasan! Jika kau menggunakan alasan seperti itu maka semua penjahat di dunia ini akan dengan mudah keluar masuk ke dalam castle ini, kau mengerti?!"
"Hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, emperor. Aku yang akan memastikan semua itu"
Ku pijat kepala ku yang masih terasa berat. "Panggilkan pelayan yang sudah menyelamatkann ku. Bawa wanita itu ke ruang kerja ku dan siapkan beberapa koin emas untuknya"
"Tapi saya sarankan untuk hari ini the emperor jangan bekerja dulu"
Ku gelengkan kepala ku. "Aku harus bekerja meski keadaan tidak dalam kondisi baik" aku bangkit dari duduk ku dan berjalan menuju ruangan berpakaian. "Pastikan tidak ada yang tahu masalah ini, beri mereka semua uang sebanyak yang mereka mau asalkan mulut mereka di tutup rapat-rapat. Dan jika ada warga yang tahu masalah ini, maka akan ku bunuh semua pelayan dan pegawai di dalam istana" ku buka ruangan pakaian pribadi. "Kau tahu sifat ku Rayden, aku tidak pernah berbohong dalam berucap" ku tutup kembali pintu itu setelah masuk ke dalamnya.
Sebuah hal yang memalukan jika masyarakat tahu kalau castle bisa di tembus dengan mudah oleh orang asing, dan hal yang lebih memalukan lagi jika mereka tahu emperor yang baru dapat dengan mudah di serang bahkan hingga tidak sadarkan diri. Hal itu seperti menggambarkan bahwa ketidak mampuan diriku.
*******
Setelah berganti pakaian ke yang lebih nyaman, aku kembali bergulat dengan dokumen-dokumen penting yang di tinggalkan ayah kepada ku. Dokumen kerja sama, dokumen keluhan rakyat dan yang lebih membuatku pusing adalah undangan minum teh dari berbagai kerajaan dan para pejabat tinggi.
Hanya alasan mereka mengundangku untuk minum teh, ketika aku tiba di tempat mereka, sepanjang hari hanya membicarakan kerja sama antar kerajaan atau sekedar menjodohkan anak perempuan mereka kepadaku.
Sungguh menyebalkan..
Tok tok tok
"Ada apa?" jawab ku dengan malas.
"Saya Rayden bersama pelayan wanita yang saya ceritakan"
"Masuklah"
Pintu kebuka lebar, langkah kaki terdengar semakin mendekat ke arah ku, tapi pandangan ku masih pada dokumen-dokumen yang tengah ku baca. Hingga akhirnya aku melihat bayangan Rayden yang sudah berdiri di depan mejaku.
"Pergilah Rayden, tinggalkan kami"
"Baik the emperor" bayangan Rayden di gantikan oleh bayangan berambut panjang.
Dentuman pintu tertutup membuka pembicaraan diantara aku dan pelayan wanita itu.
"Sebelumnya terimakasih karena sudah menyelamatkan ku, tapi aku harus memperingatkan mu agar berita ini tidak tersebar hingga di luar castle" ujarku tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya dan masih fokus pada dokumen-dokumen di hadapan ku. "Sebagai hadiah telah menyelamatkan ku, maka ku beri kau pekerjaan tetap di castle ini. Tidak akan ada yang bisa memecat mu dari castle selama kau tidak mencuri atau merusak barang-barang di dalam castle. Gaji mu akan bertambah 20% tapi sembunyikan hal ini dari para pelayan yang lain karena hanya kau pelayan yang gajinya di tambah sebesar itu" ku letakkan dokumen yang sudah ku tulis sebelumnya, di ujung meja agar dia bisa dengan mudah meraih dokumen tersebut.
"Tanda tangan diatas kertas itu, jika ada hal yang kurang menyenangkan terjadi di dalam castle ini segera beritahu Rayden karena dia akan membantu mu" tak lama dokumen itu di serahkan kepada ku. "Apa ada pertanyaan?"
Hanya ada keheningan diantara kami. Sebelum aku memintanya keluar dari ruangan ku, secara mengejutkan pertanyaannya memecah keheningan itu.
"Bagaimana keadaan mu sekarang?"
Nafasku berhenti sejenak, gerakan tangan ku seketika menjadi kaku, mataku terbelalak dan waktu seakan berhenti berputar.
Suara yang selama ini ku coba untuk melupakannya, kini kembali terdengar jelas di telingaku. Sosok yang ku coba hapus dalam ingatan ku.. Kini ia berdiri di hadapan ku dengan senyuman yang tidak ingin lagi ku lihat seumur hidupku.
"Sudah cukup lama, lord Cyrus"
To Be Continued
CYRUS POV "Kau masih hidup?" tanyaku seraya bangkit dari duduk dengan tatapan penuh kebencian ke arahnya. "Selama kau hidup, bagaimana aku bisa mati? Kau adalah jiwaku" Sebuah senyuman kecut ku tunjukkan kepadanya. "Jiwa mu yang telah kau bunuh dengan tangan mu sendiri Cyrus yang kau kenal sudah mati, maka seharusnya kau juga mati bersamanya" Dia tidak membalas perkataan ku, hanya senyuman tanpa rasa malu sedikitpun. "Pergilah, aku tidak ingin melihat mu di sini" Tidak merasa tersinggung karena telah mengusirnya, ia malah pergi dengan suka rela dan sempat-sempatnya ia tersenyum penuh kebahagiaan di hadapan ku. Untuk memastikan kalau ini bukan khayalan kepalaku, dengan perasaan penuh amarah ku raih dokumen yang sudah di tandatangani olehnya. Dan benar saja, namanya tercantum di bawah tanda tangannya. "Argh!" ku lempar kertas itu agar namanya menjauh dari diriku. Kenapa ia harus kembali? Ken
CYRUS POV"Kau begitu lihai dalam melakukannya. Sudah berapa lama kau melatih keahlian mu ini?" tanyaku yang berada di atasnya dengan pandangan lurus ke sepasang mata coklat yang kini menatap ku ketakutan. "Kenapa Saphire? Kau menatapku dengan ketakutan seperti itu. Apa kau berpikir aku akan mencoba membunuh mu?""Maafkan saya the emperor, saya sama sekali tidak bermaksud seperti itu. M-mereka meminta saya melakukannya""Siapa?""Segerombolan orang dengan pakaian mewah. Mereka menyebut diri mereka sebagai pembela negeri sebrang"Rasanya aku pernah mendengarnya. Dimana kira-kira aku mendengar nama kelompok itu?"Tolong lepaskan saya the emperor, tolong" dari matanya keluar air mata yang memohon kepada ku agar mau melepas ikatan tangan dan kakinya."Kenapa aku harus melepaskan mu?" ku dekatkan belati yang ku bawa ke wajahnya. "Aku lebih senang menghabisi mu dan mendengar mu memohon ampun kepada ku"Air mata
CYRUS POVTok tok tok"Masuk" jawab ku dingin karena aku sudah tahu siapa orang di balik pintu itu."Emperor memanggil saya?"Aku menatapnya tajam. "Wah Valerie, wah. Jika aku tidak mengenal mu maka aku tidak akan segera mengetahui niat busuk mu masuk kedalam castle ini" wanita yang ku benci itu menatap ku dengan bingung. "Kau tidak perlu berpura-pura bingung seperti itu Valerie, kini aku tahu segalanya""Sebenarnya apa yang-"Ku cengkram rahangnya hingga wajahnya seketika memerah menahan sakit."Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan saat fajar tadi? Katakan kepadaku, untuk apa kau bersembunyi-sembunyi menemui orang dari luar castle? Bahkan dengan lancangnya kau membiarkan orang itu masuk ke taman di castle ku ini dan berbicara dengannya dari balik pohon besar tempat aku di serang kemarin""A-apa yang emperor katakan? Aku tidak melakukan apapun" ujarnya.Cengkraman ku yang semakin erat membuat wa
VALERIE POV Hari dimana penobatan terjadi adalah hal yang cukup menegangkan bagiku. Jika kau tanya mengapa, maka jawabannya karena aku kembali muncul di hadapan mantan kekasih ku setelah 5 tahun berlalu, atau lebih tepatnya.. Setelah aku menghancurkan hatinya. Ku langkahkan kaki melewati gerbang yang terbuka lebar di saat kerumunan orang masuk begitu saja tanpa pengawasan ketat. Rasanya aku ingin mempercepat langkah ku, tapi tidak mungkin dengan banyaknya orang yang melewati gerbang bersamaku. Mataku masih tidak dapat lepas dari sosok pria tinggi bertubuh besar dengan rompi kulitnya dan celana berwarna senada dengan kaus yang ia kenakan -putih-. Sejak awal aku mendengar percakapannya dengan seseorang dari balik kegelapan, dari sana aku memiliki firasat bahwa dia akan membawa nasib buruk pada emperor yang baru. Hingga akhirnya kami berhenti melangkah dengan jarak 2 meter di antara kami. Apa maunya? Kenapa dia mencob
CYRUS POVDengan cepat ku lahap kue terenak yang pernah ku makan, tapi sangat disayangkan karena aku harus segera pergi dari toko kue bibi Selene.FLASHBACK"Aku melihat kakak di kedai mengerikan malam itu dan-""Mau apa kau kesana?" anak sekecil dia untuk apa datang ke kedai semacam itu? Apa dia tidak tahu kalau isinya orang jahat semua?"Dengarkan aku dulu. Aku kesana untuk mengirimkan pesanan pemilik kedai, bahkan aku tidak masuk ke dalam kedai. Kami bertemu di tepi jalan""Tapi tetap saja, jika kau melihatku masuk kesana berarti kau ada di luar rumah pada larut malam seperti itu? Kau ini seorang wanita, jadi jangan sembarangan pergi di tengah malam" omel ku membuatnya mengeluarkan ekspresi kesal."Jadi kakak mau mengomeli ku atau mendengar ucapanku? Pilihlah salah satu. Jika kakak mau mengomeli ku lebih baik aku pergi untuk mengantarkan pesanan lainnya, tapi kalau mau mendengarkan perk
CYRUS POVTiada kusangka, dia sungguh tangguh. Kekuatannya bagaikan 1000 prajurit. Apa mungkin dia mantan prajurit di negara lain?"Hei, bagaimana kau bisa setangguh ini? Apa kau mantan prajurit istana?" tanyaku kepada pria di sampingku dengan wajah penuh memar bahkan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar akibat pukulan ku."Aku tidak memiliki kewajiban untuk menjawabnya""Sombong sekali" geram ku sembari melirik sinis ke arahnya. "Jika aku tidak menahan diri maka kau sudah ku bunuh sekarang juga""Akan lebih baik jika aku mati sekarang daripada harus di perintah orang sepertimu""Ish pria tua ini" dengan cepat aku duduk di perutnya dan ku raih pisau yang tadi sempat terlempar dari tanganku. "Aku akan mengabulkan permintaan terakhir mu"Ku ayukan pisau itu dan..******Huft, apa aku semakin tua atau memang dia begitu kuat? Demi tuhan, ku rasakan sakit di sekujur tubuh ku akibat pukulan yang dia berikan
CYRUS POVAstaga, kenapa berat sekali tugas seorang emperor? Selama ini aku menganggap ringan tugas emperor karena hanya duduk di depan meja dengan dokumen dan bersenang-senang di setiap pesta.Tapi ini sebuah kesalahan besar...Aku terjebak di acara salah satu gubernur yang mengurusi bagian ekonomi negara. Dia menyambutku dengan senyuman lebar di wajahnya. Pakaiannya yang berwarna hijau terlihat mewah dengan benang emas di tiap tepi pakaian yang ia kenakan.Bahkan istrinya memakai gaun mewah yang di rancang khusus oleh satu designer ternama di negeri ini, jangan tanya kenapa aku bisa mengetahuinya. Warna hijau senada dengan pakaian suaminya, di tunjang semakin indah dengan rambut hitam yang di gulung hingga menjulang ke atas."Perkenalkan emperor. Dia satu-satunya anak perempuan ku" seorang gadis cantik berumur sekitar 25 tahun berdiri di hadapanku dengan ekspresi centilnya."Salam sejahtera untuk emperor" ujarnya.K
CYRUS POV Setelah ia membuka maskernya.. Wajah Valerie dapat ku lihat dengan jelas. Dia ada disini? Seharusnya dia sudah tidak bekerja sejak pukul 7 malam. Apa dia melakukan pekerjaan tambahan di luar castle? Seorang pelayan castle tidak boleh memiliki pekerjaan lain karena dapat terjadi kebocoran informasi dari dalam castle. Aku hendak menghampirinya, sebelum seorang pria bertubuh tinggi dan kekar berjalan mendekat ke arahnya. Wajahnya cukup tampan meski ia mengenakan pakaian biasa. Rambutnya yang berwarna hitam sedikit panjang dan lebat. Ku putuskan untuk melangkah mundur melihat mereka berbicara dengan ekspresi serius meski suara mereka tidak terdengar sedikitpun. Bukan karena jarak ku yang cukup jauh dari mereka, tapi karena mereka berbicara dengan berbisik. Belum sempat aku membalikkan tubuhku, tiba-tiba Valerie meninggikan suaranya dan itu membuat pria dihadapannya menunjukan ekspresi sedikit marah. "Seharu
VALERIE POVDengan bantuan Cyrus dan Rayden, kami semua berhasil tiba di rumah dengan selamat. Perlahan tubuh Alessio direbahkan di atas tempat tidur. Rasa sakitnya pasti sudah berkurang akibat obat yang diberikan Alexa. Wajahnya kini tidak terlalu pucat, dan keringat dingin perlahan mulai berkurang. "Obat ini harus di minum dua jam sekali. Dan obat oles ini, sebisa mungkin di gunakan saat obat yang sebelumnya telah kering." Dua botol dengan cairan hijau diletakkan di atas laci. Yang membedakan hanya tekstur cair dan kental dari masing-masing botol. "Terimakasih," ujarku yang menemukan bahwa sejak tadi Alexa masih menatap Alessio dengan sedih. "Sebaiknya kita kembali." ujar Cyrus yang mencoba mengajak Alexa keluar dari kamar ku. "Tidak bisakah, aku disini malam ini?" pertanyaannya membuat semua orang sedikit terkejut. Bagaimana bisa seorang gadis tinggal bersama pria yang sudah menikah? Terlebih mereka hanya sebatas teman. Apa yang akan dibicarakan semua orang yang mengetahuinya?
Valerie POVSinar senja yang menyinari mereka, menambah keindahan dan keromantisan ketika mereka saling menatap. Ku sadari posisi ku saat ini. Siapa aku di dalam kehidupannya? Hanya seorang wanita yang pernah menyakiti hatinya begitu dalam, hingga ia harus menjauhkan diri dari semua orang.Sampai saat ini, aku masih menyesali hal tersebut. Tapi saat ini, hati ku yang sakit melihatnya."Mau sampai kapan kau menatap mereka?" suara Alessio dari sampingku. Sejak kapan ia berdiri disana?"Kau tidak punya pekerjaan? Enak sekali jadi dirimu, bisa bersantai saat yang lain sibuk memasak untuk makan malam." ia berlalu pergi melewati ku.Dengan cepat aku berjalan di sampingnya. Tak terima dengan apa yang baru saja ia katakan. "Bersantai? Aku bekerja sejak pagi, tapi kau yang datang di waktu yang tidak tepat. Jadi kau hanya melihat ku yang sedang beristirahat, bukan yang sedang bekerja." Tiba-tiba ia berhenti dan menoleh ke arahku. "Sejak kapan kau bicara panjang seperti ini?" Aku seperti s
CYRUS POV"Apa kau ingin melakukan hal buruk di wilayah ku?" Tawanya membuatku semakin kesal dan bingung. "Hal buruk? Bukankah aku adalah penyelamat di negeri ini? Bagaimana bisa kau ..." Ia menghela nafas. "Ini sudah musim semi. Banyak bunga yang baru terbentuk dengan warna yang indah. Dan aku rasa, kau adalah bunga itu." Entah karena terlalu banyak alkohol yang ku minum, atau memang ia berbicara omong kosong. Aku tidak dapat mengerti yang ia katakan. "Terserah kau saja, tapi ingat. Jangan lakukan hal yang tidak baik di dalam castle. Mungkin bagi mu, itu hanyalah tempat tinggal, tapi bagiku, castle layaknya kuil. Harus tetap suci dan bersih dari tindakan tidak pantas.""Ya, mari kita jaga wilayah masing-masing."Minuman keras ia teguk tanpa ragu. Bibirnya menyunggingkan senyuman yang membuat siapapun yang melihatnya, akan merasa curiga kepadanya. Niat hati ku datang kemari untuk menghilangkan seluruh perasaan resah dan beban yang ku rasakan sejak beberapa terakhir, tapi dengan b
CYRUS POVTidak ku sangka, Alessio memang serendah itu. Bagaimana mungkin ia mengkhianati Valerie disaat seperti ini. Dia adalah suaminya, Valerie yang baru sembuh membutuhkan dukungannya, tapi dia malah bersama wanita lain. "Menjijikkan.""Apa ada yang salah?" Aku tersadar setelah mendengar suara Rayden. Kertas di tanganku sudah tidak berbentuk akibat kepalan kuat yang ku lakukan sejak tadi. "Apa sesuatu yang buruk tertulis disana? Emperor terlihat kesal." "Tidak." ku rapihkan kembali sebisanya. "Tidak ada apa-apa." Rayden hanya mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut. "Rayden," aku sempat ragu untuk mengatakannya. "Apa ... Kau dengar kabar dari Valerie?" "Kabar apa yang ingin emperor dengar darinya?" "Maksudku, ini sudah tiga hari sejak ia sakit. Menurutku, dia sudah baik-baik saja hingga dapat membantahku saat di rumah bibi, lalu kenapa ia tidak masuk bekerja?" "Aku bukan pengasuhnya, jadi cukup sulit untuk menjawab pertanyaan emperor." Aku tau dia hanya bercanda, tapi mat
CYRUS POV "Apa yang kalian lakukan?!" Valerie keluar rumah dengan penuh amarah. "Apa kalian tau bibi sedang sakit saat ini!" Ku masukkan kembali pedang ke tempatnya. "Justru itu aku ingin melihatnya! Kenapa tidak ada satupun dari kalian yang mengerti?!" "Kami bukan tidak mengerti" Alessio berdiri diantara aku dan Valerie. "Kami sedang melindungi emperor di negeri ini dari penyakit mematikan" "Bibi adalah keluargaku" "Dan Bibi adalah penyelamatku" tungkas Alessio. "Bibi bukan hanya keluarga mu, tapi dia keluarga semua orang di sekitar sini. Banyak orang memohon untuk bisa menjenguk tapi kami menolaknya, lalu untuk apa kami membiarkan emperor masuk ke dalam? Bagaimana jika daya tahan tubuh emperor lemah hingga menyebabkan kematian? Apa emperor kami adalah seseorang yang sangat tidak bertanggung jawab?" Setelah keributan panjang, akhirnya kuping dan otak ku kembali bekerja. Aku mendengarkan semua ucapan Alessio. "Kami akan melaporkan perkembangan kesehatan dari bibi Selena, tapi em
CYRUS POVKedua mataku terbuka dengan jantung yang berdegup kencang, dan keringat yang membahasi seluruh tubuhku.Sebisa mungkin aku mengatur nafas dengan menyandarkan tubuhku di kursi yang sedang ku duduki. "Astaga" kepalaku mulai terasa berat meski keringat perlahan mengering akibat hembusan angin dari jendela yang terbuka. Tok tok tok"Masuk" jawabku seraya menopang kepala dengan kedua tangan. "Emperor.." "Ada apa?" tanyaku tanpa menoleh."Ini tentang virus yang menyebar di kota" dengan cepat aku menatap Rayden yang kini berdiri di hadapanku. "Penyebarannya begitu cepat hingga 89% warga sudah terkena virus tersebut. Bahkan.. Kurang lebih 150 jiwa meninggal dunia" "Meninggal?" dengan perasaan bingung, aku bangkit dari duduk. "Aku tidak mendengar kabar itu. Jumlah yang tidak sedikit untuk ditutupi" "Bukan ditutupi, tapi banyak yang tidak membicarakannya dan memilih fokus pada yang masih hidup" Rayden meletakkan laporan keluhan dari beberapa perdana menteri. "Beberapa menteri sud
CYRUS POVAku berjalan menuju dapur setelah kembali dari taman."Siapkan makanan manis untuk ku dalam 15 menit dan bawa ke ruangan kerja ku" "Baik" jawab para pelayan secara bersamaan.Langkah kaki membawaku pergi menjauh menuju ruang kerja, tapi hanya tinggal beberapa langkah dari ruangan, aku memutar arah menuju perpustakaan yang jaraknya berlawanan arah. "Tidak bisakah kita beristirahat sejenak dari agenda jalan-jalan ini?" Ku berbalik menatap pria tukang mengeluh ini. "Jika kau merasa lelah mengikuti ku, mungkin lebih baik jika kau kembali ke keluarga mu" "Bukan begitu maksud ku. Emperor sudah berkeliling castle ini tiga kali. Bahkan emperor sudah pergi ke dapur 4 kali untuk mengganti setiap menu yang sebelumnya dipesan"Ku letakkan kedua tanganku di pinggang. "Mereka tidak ada masalah dengan itu, lalu kenapa kau merasa keberatan?" "Emperor, mengertilah. Wajah mereka terlihat bingung dan.. Apa emperor tidak melihat meja mereka? Hidangan untuk menu sebelumnya sudah hampir jadi
VALERIE POV Ketika mataku terbuka.. "Cyrus?" suaraku hampir tidak ada. Seperti orang berbisik, tapi sama sekali tidak terdengar dengan jarak yang cukup jauh. "Kau akan baik-baik saja. Dokter bilang virus yang sedang terjadi, berhasil menyerang mu. Dia sudah memberikan resep obat, kau harus menghabiskannya" Aku terdiam. Merasakan rasa ngilu yang menjalar ke seluruh tubuhku dengan cepat. "Kau harus pergi" lirihku dengan mata yang terasa berat, seperti orang mengantuk. Dia tersenyum lebar. "Kau takut kalau aku tertular? Tubuhku ini sudah begitu kebal dengan hal seperti itu" tawa kecil terdengar cukup jelas di telingaku. "Kau istirahatlah. Baru saja aku memberi mu obat" Tangan yang menyentuh puncak kepalaku terasa begitu hangat dan menenangkan. Ingin kedua mataku tetap terbuka, tapi rasa kantuk ini sudah di luar kendali ku. Alhasil, hanya gelap yang terakhir aku ingat. ******Apa aku tidur cukup lama? Suara burung terdengar begitu jelas. Rasanya seperti mereka bernyanyi di telingak
AUTHOR POV"Valerie, tolong berikan camilan ini ke ruangan emperor sebelum kau pulang" ujar kepala pelayan seraya memberikan satu troli berisikan biskuit, teh hangat dan beberapa kue kering lainnya. Sudah 3 kali mengetuk pintu, tidak ada sedikitpun jawaban dari emperor. Valerie memutuskan untuk masuk ke dalam. Dari balik pintu ia melihat Cyrus yang melamun hingga tidak sadar akan jendela yang terbuka akibat angin yang behembus kencang."Saya datang untuk memberikan camilan malam" Valerie meletakkan troli camilan itu di samping meja, tapi Cyrus masih tidak sadar akan kehadirannya. Khawatir sang emperor merasa kedinginan, Valerie menutup kedua jendela dan menguncinya. "Haruskah aku berpamitan kepadanya? Dia seperti sedang berada di dunianya sendiri"Meski berniat untuk langsung pergi, tapi Valerie yang memiliki sikap 'tidak enak' akhirnya memutuskan untuk berpamitan. "Emperor?"Tiba-tiba salah satu jendela kembali terbuka hanya dengan satu hentakan angin kencang diluar. Dan itu cuk